Ambul Ans

Published on June 2016 | Categories: Types, Presentations | Downloads: 79 | Comments: 0 | Views: 811
of 56
Download PDF   Embed   Report

materi pelatihan operator ambulance rumah sakit

Comments

Content

2013-10-04 10:49:51 / HITS: 1720 / KATEGORI: Berita Umum

STANDAR FISIK, PERLENGKAPAN AMBULANS GAWAT DARURAT
MEDIK

Landasan Hukum :
Kepmekes No. 0152/YanMed/RSKS/1987, tentang Standarisasi Kendaraan Pelayanan Medik.
Kepmenkes No 143/Menkes-kesos/SK/II/2001, tentang Standarisasi Kendaraan Pelayanan
Medik.
Diperlukan standarisasi perlengkapan umum dan medik pada kendaraan ambulans AGDT,
khususnya untuk keseragaman dan peningkatan mutu pelayaan rujukan kegawatdaruratan
medik.
Yang diatur dalam Kepmenkes adalah jenis kendaraan :
1. Ambulans transportasi;
2. Ambulans gawat darurat;
3. Ambulans rumah sakit lapangan;
4. Ambulans pelayanan medik bergerak;
5. Kereta jenazah.
6. Ambulans udara.

Acuan lain :
Surat Ketua IKABI, nomor 005./IKABI/PP/VIII/2002, tanggal 12 Agusutus 2002, perihal :
Spesifikasi AGD 118 Homepage : http://www.ikabi.or.id
Diperlukan rekomendasi komisi trauma IKABI atas ambulans yang dibuat atau di supplay oleh
perusahaan karoseri lokal.
AMBULANS TRANSPORT
Tujuan Penggunaan :
Pengangkutan penderita yang tidak memerlukan perawatan khusus/ tindakan darurat untuk

menyelamatkan nyawa dan diperkirakan tidak akan timbul kegawatan selama dalam perjalanan.
Persyaratan Kendaraan :
Teknis
Kendaraan roda empat atau lebih dengan suspensi lunak
Warna kendaraan : putih (DKI warna hijau lapis )
Tanda pengenal kendaraan : di depan - gawat darurat/ emergency, disamping kanan dan kiri
tertulis : ambulans dan logo : bintang enam biru dan ular tongkat.
Ruang penderita mudah dicapai dari tempat pengemudi
Tempat duduk bagi petugas dan keluarga di ruangan penderita
Dilengkapi sabuk pengaman untuk petugas dan penderita
Ruangan penderita cukup luas untuk sekurang-kurangnya satu tandu
Ruangan penderita berhubungan langsung dengan tempat pengemudi
Gantungan infus terletak sekurangnya 90 sm di atas tempat penderita
Stop kontak khusus 12 V DC di ruang penderita
Lampu ruangan secukupnya/bukan neon, dan lampu sorot yang dapat digerakan
Lemari obat dan peralatan
Penyimpan air bersih 20 liter, wastafel dan penampungan air limbah
Sirine dua nada
Lampu rotator warna merah dan biru, di tengah atas kendaraan
Radio komunikasi dan atau radio genggam di ruang kemudi
Tersedia peta wilayah
Buku petunjuk pemeliharaan semua alat berbahasa Indonesia
Tanda pengenal ambulans transportasi dari bahan pemantul sinar
Kendaraan mudah dibersihkan, lantai landai dan batas dinding dengan lantai tidak menyudut
Dapat membawa inkubator transport
Persyaratan lain sesuai peraturan perundangan yang berlaku
Medis
Tabung oksigen dengan peralatannya
Alat penghisap cairan/lendir 12 Volt DC
Peralatan medis PPGD (tensimeter dengan manset anak-dewasa, dll)
Obat-obatan sederhana, cairan infus secukupnya
Petugas
1 (satu) supir dengan kemampuan BHD (bantuan hidup dasar) dan berkomunikasi
1 (satu) perawat dengan kemampuan PPGD
Tata tertib
Sewaktu menuju tempat penderita boleh menghidupkan sirine dan rotator
Selama mengangkut penderita hanya menggunakan lampu rotator .
Mematuhi semua peraturan lalu lintas
Kecepatan kendaraan maksimum 40 km di jalan biasa, 80 km di jalan bebas hambatan.
Petugas membuat/ mengisi laporan selama perjalanan yang disebut dengan lembar catatan
penderita yang mencakup identitas, waktu dan keadaan penderita setiap 15 menit.
Petugas memakai seragam awak ambulans dengan identitas yang jelas.
AMBULANS GAWAT DARURAT;
Tujuan Penggunaan :
Pertolongan Penderita Gawat Darurat Pra Rumah Sakit
Pengangkutan penderita dawat darurat yang sudah distabilkan dari lokasi kejadian ke tempat
tindakan definitif atau ke Rumah Sakit

Sebagai kendaraan transport rujukan.
Persyaratan :
Teknis Kendaraan
Kendaraan roda empat atau lebih dengan suspensi lunak
Warna kendaraan : kuning muda
Tanda pengenal kendaraan : di depan - gawat darurat/ emergency, disamping kanan dan kiri
tertulis : Ambulans dan logo : Star of Life, bintang enam biru dan ular tongkat.
Menggunakan pengatur udara AC dengan pengendali di ruang pengemudi.
Pintu belakang dapat dibuka ke arah atas.
Ruang penderita tidak dipisahkan dari ruang pengemudi
Tempat duduk petugas di ruang penderita dapat diatur/ dilipat
Dilengkapi sabuk pengaman bagi pengemudi dan pasien
Ruang penderita cukup luas untuk sekurangnya dua tandu. Tandu dapat dilipat.
Ruang penderita cukup tinggi sehingga petugas dapat berdiri tegak untuk melakukan tindakan
Gantungan infus terletak sekurang-kurangnya 90 sm di atas tempat penderita
Stop kontak khusus 12 V DC di ruang penderita
Lampu ruangan secukupnya/ bukan neon dan lampu sorot yang dapat digerakan
Meja yang dapat dilipat
Lemari obat dan peralatan
Tersedia peta wilayah dan detailnya
Penyimpan air bersih 20 liter, wastafel dan penampungan air limbah
Sirine dua nada
Lampu rotator warna merah dan biru
Radio komunikasi dan telepon genggam di ruang kemudi
Buku petunjuk pemeliharaan semua alat berbahasa Indonesia
Peralatan rescue
Lemari obat dan peralatan
Tanda pengenal dari bahan pemantul sinar
Peta wilayah setempat – Jabotabek
Persyaratan lain menurut perundangan yang berlaku
Lemari es/ freezer, atau kotak pendingin.
Medis
Tabung oksigen dengan peralatan bagi 2 orang
Peralatan medis PPGD
Alat resusitasi manual/automatic lengkap bagi dewasa dan anak/ bayi
Suction pump manual dan listrik 12 V DC
Peralatan monitor jantung dan nafas
Alat monitor dan diagnostik
Peralatan defibrilator untuk anak dan dewasa
Minor surgery set
Obat-obatan gawat darurat dan cairan infus secukupnya
Entonok
Kantung mayat
Sarung tangan disposable
Sepatu boot
Petugas
1 (satu) pengemudi berkemampuan PPGD dan berkomunikasi
1 (satu) perawat berkemampuan PPGD
1 (satu) dokter berkemampuan PPGD atau ATLS/ACLS

Tata tertib berkendara
Saat menuju ke tempat penderita boleh menghidupkan sirine dan lampu rotator. Selama
mengangkut penderita hanya lampu rotator yang dihidupkan
Mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku
Kecepatan kendaraan kurang dari 40 km di jalan biasa, 80 km di jalan bebas hambatan.
Petugas membuat/ mengisi laporan selama perjalanan yang disebut dengan lembar catatan
penderita yang mencakup identitas, waktu dan keadaan penderita setiap 15 menit.
Petugas memakai seragam ambulans dengan identitas yang jelas.
AMBULANS RUMAH SAKIT LAPANGAN
Tujuan Penggunaan :
Merupakan gabungan beberapa ambulans gawat darurat dan ambulans pelayanan medik
bergerak.
Sehari-hari berfungsi sebagai ambulans gawat darurat
Persyaratan :
Teknis Kendaraan
Kendaraan roda empat atau lebih dengan suspensi lunak
Warna kendaraan : kuning muda
Tanda pengenal kendaraan : di depan - gawat darurat/ emergency, disamping kanan dan kiri atas
tanda : Ambulans dan logo : Star of Life, bintang enam biru dan ular tongkat.
Kendaraan menggunakan pengatur udara AC dengan pengendali di ruang pengemudi.
Pintu belakang dapat dibuka ke arah atas.
Ruang penderita tidak dipisahkan dari ruang pengemudi
Tempat duduk petugas di ruang penderita dapat diatur/ dilipat
Dilengkapi sabuk pengaman bagi pengemudi dan pasien
Ruang penderita cukup luas untuk sekurangnya dua tandu. Tandu dapat dilipat.
Ruang penderita cukup tinggi sehingga petugas dapat berdiri tegak untuk melakukan tindakan
Gantungan infus terletak sekurang-kurangnya 90 sm di atas tempat penderita
Stop kontak khusus 12 V DC di ruang penderita
Lampu ruangan secukupnya, bukan neon dan lampu sorot yang dapat digerakan
Meja yang dapat dilipat
Lemari obat dan peralatan
Penyimpan air bersih 20 liter, wastafel dan penampungan air limbah
Sirine dua nada
Lampu rotator warna merah dan biru terletak di atap sepertiga depan.
Radio komunikasi dan telepon genggam di ruang kemudi
Buku petunjuk pemeliharaan semua alat berbahasa Indonesia
Peralatan rescue
Lemari obat dan peralatan
Tanda pengenal dari bahan pemantul sinar
Peta wilayah setempat – Jabotabek dan detailnya
Persyaratan lain menurut perundangan yang berlaku
Lemari es/ freezer, atau kotak pendingin.
Medis
Tabung oksigen dengan peralatan bagi 2 orang
Peralatan medis PPGD
Alat resusitasi manual/automatic lengkap bagi dewasa dan anak/ bayi
Suction pump manual dan listrik 12 V DC
Peralatan monitor jantung dan nafas

Alat monitor dan diagnostik
Peralatan defibrilator untuk anak dan dewasa
Minor surgery set
Obat-obatan gawat darurat dan cairan infus secukupnya
Entonok / ..
Kantung mayat
Sarung tangan disposable
Sepatu boot
Petugas
1 (satu) pengemudi berkemampuan PPGD dan berkomunikasi
1 (satu) perawat berkemampuan PPGD BTLS/BCLS
1 (satu) dokter berkemampuan PPGD atau ATLS/ACLS
Tata tertib
Saat menuju ke tempat penderita boleh menghidupkan sirine dan lampu rotator
Selama mengangkut penderita hanya lampu rotator yang dihidupkan
Mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku
Kecepatan kendaraan kurang dari 40 km di jalan biasa, 80 km di jalan bebas hambatan.
Petugas membuat/ mengisi laporan selama perjalanan yang disebut dengan lembar catatan
penderita yang mencakup identitas, waktu dan keadaan penderita setiap 15 menit.
Petugas memakai seragam ambulans dengan identitas yang jelas.
AMBULANS PELAYANAN MEDIK BERGERAK
Tujuan Penggunaan :
Melaksanakan salah satu upaya pelayanan medik di lapangan
Digunakan sebagai ambulans transport. .
Persyaratan
Teknis Kendaraan
Kendaraan roda empat atau lebih dengan suspensi lunak.
Berbentuk kontainer dan berfungsi sebagai poliklinik
Warna kendaraan : kuning muda
Tanda pengenal kendaraan : di depan - gawat darurat/ emergency, disamping kanan dan kiri atas
tanda : Poliklinik dan logo : Star of Life, bintang enam biru dan ular tongkat.
Sirine satu atau dua nada
Lampu rotator warna merah dan biru di atap sepetiga depan
Kendaraan berpengatur udara /AC dengan pengendali di ruang pengemudi.
Ruang kerja cukup luas dan atap tinggi sehingga petugas dapat berdiri untuk melakukan
tindakan dan gantungan infus tinggi sehingga cairan infus dapat menetes dengan lancar.
Meja kerja yang dapat dilipat
Tempat duduk petugas di ruang periksa yang dapat diatur/ dilipat
Dilengkapi sabuk pengaman bagi pengemudi dan penderita
Tempat tidur atau tandu dapat dilipat sekurangnya untuk satu pasien.
Stop kontak khusus 12 V DC di ruang penderita
Generator 220/240 Volt AC dengan peralatannya, dan alih tegangan arus
Lampu ruangan secukupnya, bukan neon dan lampu sorot yang dapat digerakan
Lemari obat dan peralatan
Kapasitas penyimpanan air bersih 20 liter, wastafel dan penampungan air limbah
Radio komunikasi dan telepon genggam di ruang kemudi
Peralatan rescue
Peta wilayah setempat – Jabotabek ,
Persyaratan lain menurut perundangan yang berlaku

Lemari es/ freezer, atau kotak pendingin.
Medis
Tabung oksigen dengan peralatan.
Peralatan medis PPGD (terlampir)
Alat resusitasi manual/automatic lengkap bagi dewasa dan anak/ bayi
Suction pump manual dan listrik 12 V DC
Obat-obatan gawat darurat dan cairan infus secukupnya
Sarung tangan disposable
Sepatu boot
Petugas
1 (satu) pengemudi berkemampuan PPGD dan berkomunikasi
Perawat berkemampuan PPGD dengan jumlah sesuai kebutuhan
Paramedis lain sesuai kebutuhan
Dokter berkemampuan PPGD atau ATLS/ACLS
Tata tertib berkendara
Bila sangat dibutuhkan boleh menghidupkan sirine
Selama berangkat ke tujuan dan pulang, lampu rotator boleh dihidupkan
Mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku
Kecepatan kendaraan kurang dari 40 km di jalan biasa, 80 km di jalan bebas hambatan.
Petugas membuat/ mengisi laporan catatan penderita.
Petugas memakai seragam ambulans dengan identitas yang jelas.
AMBULANS GAWAT DARURAT MEDIK SEPEDA MOTOR
Tujuan Penggunaan :
Pertolongan Penderita Gawat Darurat pra Rumah Sakit, sebagai kendaraan pendahulu.
Persyaratan
Teknis Kendaraan
Kendaraan roda dua, bahan bakar minyak/ bensin
Silinder 100 cc atau lebih
Warna kendaraan : kuning muda – hijau
Tempat duduk dua orang
Sirine satu atau dua nada
Lampu rotator warna biru
Radio komunikasi atau radio genggam
Helmet, jaket dengan identitas dibuat dari bahan pemancar cahaya
Tanda pengenal tertulis gawat darurat/ Emergency dan logo : Star of Life, bintang enam biru dan
ular tongkat.
Medis
Tabung oksigen dengan peralatan.
Alat resusitasi manual/automatic lengkap bagi dewasa dan anak/ bayi
Alat pertolongan luka (terlampir)
Obat-obatan gawat darurat dan cairan infus secukupnya
Sarung tangan disposable
Sepatu boot
Petugas
2 (dua) orang perawat berkemampuan PPGD dan yang mempunyai SIM C sebagai
pengemudi.
Tata tertib berkendara
Bila sangat dibutuhkan boleh menghidupkan sirine

Selama berangkat ke tujuan dan pulang, lampu rotator boleh dihidupkan
Mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku
Kecepatan kendaraan kurang dari 40 km di jalan biasa, 80 km di jalan bebas hambatan.
Petugas membuat/ mengisi laporan catatan penderita.
Petugas memakai seragam ambulans dengan identitas yang jelas.
KERETA JENAZAH.
Tujuan Penggunaan :
Merupakan kendaraan yang digunakan khusus untuk mengangkut jenazah
Persyaratan Kendaraan :
Teknis
Kendaraan roda empat atau lebih dengan suspensi lunak
Warna kendaraan : hitam, di kanan-kiri bertulis : Kereta Jenazah
Dilengkapi sabuk pengaman bagi penumpang
Radio komunikasi dan telepon genggam di ruang kemudi
Lampu ruangan secukupnya, dan lampu sorot yang dapat digerakan
Sirine satu atau dua nada
Lampu rotator warna merah dan biru
Dapat mengangkut sekurangnya satu peti jenazah, dan ada sabuk pengaman peti jenazah.
Ruang jenazah terpisah dari ruang kemudi.
Tempat duduk/ duduk lipat bagi sekurang-kurangnya 4 (empat) orang di samping jenazah.
Penyimpan air bersih 20 liter, wastafel dan penampungan air limbah
Tanda pengenal kereta jenazah dari bahan pemantul sinar
Gantungan karangan bunga di depan, samping kiri dan kanan.
Persyaratan lain menurut perundangan yang berlaku
Petugas
1 (satu) pengemudi yang dapat berkomunikasi
1 (satu) pengawal jenazah atau lebih
Tata tertib berkendara
Sirine hanya digunakan saat bergerak dalam iringan jenazah dan mematuhi peraturan lalau lintas
tentang konvoi
Bila tidak dalam iringan hanya boleh menghidupkan rotator.
Mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku
Kecepatan kendaraan kurang dari 40 km di jalan biasa, 80 km di jalan bebas hambatan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan teori

Berdasarkan teori-teori yang relevan/ digunakan penulis dalam melakukan penelitian sampai ke
tahapan desain, sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan tentang apa yang sedang diteliti.
Berikut adalah landasan-landasan yang digunakan penulis :


Teori penyelamatan

Dimana penulis mempelajari tentang cara penanganan terhadap korban kecelakaan yang terjadi
diarea pantai Anyer provinsi Banten, sehingga dapat menolong jiwa dan keselamatan korban
tersebut.


Teori estetika

Yang mencakupi teori tentang penggabungan antara bentuk-bentuk yang dapat dikembangkan,
warna yang sesuai dengan styling desain, serta material yang sesuai pula sehingga menjadi
sebuah produk yang menarik dan diterima. “ Aesthetics is the branch of philosophy that is
concerned with the analysis of concepts and the solutions of problems that arise when one
contemplates aesthetic objects. Aesthetic objects, in turn, comprise all the objects of aesthetic
experience; thus, it is only after aesthetic experience has been sufficiently characterized that
one is able to delimit the class of aesthetic objects ”. (Sutrisno,1993)



Teori sosiologi

Ilmu yang mempelajari tentang cara manusia melihat suatu benda dalam masyarakat. Aspekaspek psikologis yang tertanam dan tumbuh menjadi sebuah pemikiran sosial dan menjadi suatu
pandangan sosial yang membuat perspektif dalam masyarakat. Serta memperdalam kebiasaankebiasaan dalam masyarakat diarea wilayah pantai seperti pantai Anyer

2.2 Kerangka Berfikir

Pada setiap penyusunan penelitian haruslah berdasarkan pada kerangka berfikir dan pada
penelitian ini penulis medapatkan kerangka berfikir yaitu:
Dengan adanya kendaraan khusus penjaga pantai maka terpenuhilah usaha pertolongan
kecelakaan yang terjadi di area air dan daratan (pantai) Anyer.

2.3 Hipotesis

Dari kerangka berfikir dan rumusan masalah di atas didapatlah sebuah hipotesis yang
berhubungan dengan variabel-variabel penelitian. Hipotesis yang merupakan jawaban sementara
dari rumusan masalah yang diajukan pada bagian macam-macam permasalahan, yaitu :



Terdapat pengaruh yang baik dan keselarasan pada kendaraan khusus patroli pantai
dengan area pantai.Anyer
Terdapat pengaruh yang signifikan antara kendaraan khusus penjaga pantai dengan area
pantai



Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kendaraan khusus patroli pantai
dengan efisiensi waktu tempuh



Terdapat perbedaan yang signifikan antara desain kendaraan khusus penjaga pantai yang
berada diIndonesia dengan kendaraan khusus penjaga pantai luar negri.

2.4. Objek penilitian terhadap ilmu pertolongan
2.4.1 Pertolongan pertama
Pertolongan pertama diatur dalam undang-undang yaitu :





Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI no. 23/Birhub/1972, PMI dapat
menyelengarakan pertolongan pertama maupun meyelenggarakan pendidikan
pertolongan pertama serta dapat mendirikan pos pertolongan pertama.
AD PMI bab II pasal 5-6 dan ART PMI bab II pasal 3
Keputusan MENKES RI no.143/Menkes-kesos/sk/SK/II/2001 tentang standarisasi
kendaraan pelayanan medis.

2.4.2

Definisi

Pertolongan pertama adalah perawatan pertama yang diberikan kepada orang yang mendapat
kecelakaan atau sakit yang tiba-tiba dating sebelum mendapatkan pertolongan dari tenaga
medis, ini berarti :
1. Pertolongan pertama harus diberikan secara cepat walaupun perawatan selanjutnya
tertunda
2. Pertolongan pertama harus tepat sehingga akan meringankan sekit korban bukan
menambah rasa sakit korban.

2.4.3

Dasar-dasar pertolongan pertama

Pertolongan pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan terhadap korban dengan
tujuan mencegah keadaan bertambah buruk sebelum korban mendapatkan perawatan dari tenaga
medis resmi, jadi tindakan pertolongan pertama ini bukanlah tindakan pengobatan
sesungguhnya dari suatu diagnosa penyakit agar si penderita sembuh dari penyakit yang
dialami. Pertolongan pertama biasanya diberikan oleh orang-orang disekitar korban yang
diantaranya akan menghubungi petugas medis terdekat. Pertolongan harus diberikan secara
cepat dan tepat sebab penanganan yang salah akan berakibat buruk seperti cacat tubuh bahkan
kematian.
Namun memasuki pembahasan kea rah penanggulangan atau pengobatan terhadap luka, akan
lebih baik membahas tentang pencegahan terhadap suatu kecelakaan, terutama dalam kegiatan
dialam bebas, selain itu harus digaris bawahi bahwa situasi dalam berkegiatan sering
memerlukan bukan sekedar pengetahuan kita tentang pengobatan, namun lebih kepada
pemahaman kita akan prinsip-prinsip pertolongan terhadap korbannya, sekedar contoh beberapa
peralatan yang disebutkan dalam materi ini kemungkinan tidak selalu ada pada kegiatan, maka
kita dituntut kreatif dan mampu menguasai setiap keadaan.
1. A.

Prinsip Dasar

Adapun prinsip-prinsip dasar dalam menangani suatu keadaan darurat tersebut diantaranya :
1. Pastikan anda bukan menjadi korban berikutnya, seringkali kita lengah atau kurang
berfikir panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan, sebelumnya kita menolong
korban, periksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau masih dalam bahaya
2. Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efisien. Hindarkan sikap
sok pahlawan , pergunakanlah sumber daya yang ada baik alat, manusia maupun sarana
pendukung lainnya. Bila anda bekerja dalam tim, buatlah perencanaan yang matang dan
dipahami oleh seluruh anggota.
3. Biasakan membuat catatan tentang usaha-usaha pertolongan yang teah anda lakukan,
indentitas korban, tempat dan waktu kejadian dan sebagiannya, catatan ini berguna bila
penderita mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain.
1. B.

Prinsip Dasar

Secara umum urutan Pertolongan Pertama pada korban kecelakaan adalah :
1. Jangan panik
Berlakulah cekatan namun tetap tenang, apabila kecelakaan bersifat missal, korban-korban yang
mendapat luka ringan dapat dikerahkan unutk membantu dan pertolongan diutamakan diberikan
kepada korban yang menderita luka yang paling parah tapi masih mungkin untuk diberikan
pertolongan.
1. Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya

Pentingnya menjauhkan dari sumber kecelakaan adalah untuk mencegah terjadinya kecelakaan
ulang yang akan memperberat kondisi korban, keuntungan lainnya adalah penolong dapat
memberikan pertolongan dengan tenang dan dapat lebih mengkonsentrasikan perhatiannya pada
kondisi korban yang ditolongnya, kerugiannya bila dilakukan secara tergesa-gesa yaitu dapat
membahayakan atau memperparahkondisi korbannya.
1. Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban
Bila pernafasan penderita berhenti segeralah kerjakan pernafasan bantuan dengan cara
memberikan nafas buatan dari mulut kemulut kemudian sambil menekan bagian dada tindakan
ini agar dapat memancing kerja jantung agar dapat berdetak kembali.
1. Pendarahan
Pendarahaan yang keluar pembuluh darah besar dapat membawa kematian dalam waktu 3-5
menit, dengan menggunakan saputangan atau kain yang bersih tekan tempat pendarahan kuatkuat kemudian ikatlah saputangan tadi dengan dasi, baju, ikat pinggang, atau apapun benda
yang dapat menahan sapu tangan tersebut agar sapu tangan tersebut dapat tetap menekan lukaluka tersebut, jika lokasi luka memungkinkan, letakkan bagian pendarahaan lebih tinggi dari
bagian tubuh.
1. Perhatikan tanda-tanda shock

Korban-korban ditelengtangkan dengan bagian kepala lebih rendah dari letak anggota tubuh
yang lain. Apabila korban muntah-muntah dalam keadaan setengah sadar, baringkan dengan
posisi terlungkup dengan letak kepala lebih rendah dari bagian tubuh lainnya, cara tersedak
muntahan, darah, atau air dalam paru-parunya, apabila penderita mengalami cidera didada dan
penderita sesak nafas (tapi masih dalam keadaan sadar) letakkan dalam posisi setengah duduk.
1. Jangan memindahkan korban secara terburu-buru
Korban tidak boleh dipindahkan dari tempatnya sebelum dapat dipastikan jenis dan seberapa
parah cidera yang dialami korbannya terkecuali bila tempat kecelakaan tidak memungkinkan
bagi korban didiamkan ditempat tersebut, apabila korban hendak diusung terlebih dahulu
pendarahan harus dihentikan serta tulang-tulang yang patah dibidai, dalam mengusung korban
usahakanlah supaya kepala korban tetap terlindung dan perhatikan jangan sampai saluran
pernafasannya tersumbat oleh kotoran atau muntahan.
1. Segera membawa korban kesentral pengobatan
Setelah dilakukan pertolongan pertama pada korban maka korban dievakuasi kesentral
pengobatan, puskesmasatau rumah sakit, perlu diingat bahwa pertolongan pertama hanyalah
sebagai life savung dang mengurangi kecacatan bukan terapi, serahkan keputusan tindakan
selanjutnya kepada dokter atau tenaga medis yang berkompeten.
2.4.4

Kasus-kasus kecelakaan

Berikut adalah kasus-kasus kecelakaan atau gangguan yang sering terjadi dalam kegiatan di
alam terbuka berikut gejala dan penanganannya :
1. a.

Pingsan (Syncope/collapse)

yaitu hilangnya kesadaran sementara karena otak kekurangan O2, lapar, terlalu banyak
mengeluarkan tenaga, dehidrasi (kekurangan cairan tubuh), hiploglikemia, animea.
Gejala :



Perasaan limbung
Pandangan berkunang-kunang



Telinga berdenging



Napas tidak teratur



Muka pucat



Biji mata melebar



Lemas



Keringat dingin



Mengap berlebihan



Tak respon (beberapa menit)



Denyut nadi lambat

Penanganan :
1. Baringkan korban dalam posisi terlentang
2. Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung
3. Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang menghambat pernafasan
4. Beri udara segar
5. Periksa kemungkinan cedera lain
6. Selimuti korban
7. Korban diistirahatkan beberapa saat
8. Bila tak segera sadar >> periksa nafas dan nadi >> posisi stabil >> rujuk ke instansi
kesehatan.
1. b.

Dehidrasi

yaitu suatu keadaan dimana tubuh mengalami kekurangan cairan. Hal ini terjadi apabila cairan
yang dikeluarkan tubuh melebihi cairan yang masuk. Keluarnya cairan ini biasanya disertai
dengan elektrolit (K, Na, Cl, Ca). Dehidrasi disebabkan karena kurang minum dan disertai

kehilangan cairan/banyak keringat karena udara terlalu panas atau aktivitas yang terlalu
berlebihan.
Gejala dan tanda dehidrasi :
Dehidrasi ringan :



Defisit cairan 5 % dari berat badan
Penderita merasa haus



Denyut nadi lebih dari 90 kali per menit.

Dehidrasi sedang :



Defisit cairan antara 5 – 10 % dari berat badan
Nadi lebih dari 90 kali per menit



Nadi lemah



Sangat haus

Dehidrasi berat :



Defisit cairan lebih dari 10 % dari berat badan
Hipotensi



Mata cekung



Nadi sangan lemah, sampai tak terasa



Kejang-kejang

Penanganan :
1. Mengganti cairan yang hilang dan mengatasi shock
2. Mengganti elektrolit yang lemah
3. Mengenal dan mengatasi komplikasi yang ada
4. Memberantas penyebabnya
5. Rutinlah minum jangan tunggu haus
c. Asma
yaitu penyempitan/gangguan saluran pernafasan.
Gejala :


Sukar bicara tanpa berhenti, untuk menarik nafas



Canned be heard the voice of the additional breath



Otot Bantu nafas terlihat menonjol (dileher)



Irama nafas idak teratur



Terjadi perubahan warna kulit (merah/ pucat/ kebiruan/ sianosis)



Kesadaran menurun (gelisah/meracau)

Penanganan :



Tenangkan korban
Bawalah ke tempat yang luas dan sejuk



Posisikan ½ duduk



Atur nafas



Beri oksigen (bantu) bila perlu

d. Pusing/Vertigo/Nyeri Kepala
yaitu sakit kepala yang disebabkan oleh kelelahan, kelaparan, gangguan kesehatan dan lain-lain.
Gejala :



Kepala terasa nyeri/berdenyut
Kehilangan keseimbangan tubuh



Lemas

Penanganan :
1. Istirahatkan korban
2. Beri minuman hangat
3. Beri obat bila perlu
4. Tangani sesuai penyebab
e. Maag/Mual
yaitu gangguan lambung/saluran pencernaan.
Gejala :



Perut terasa nyeri/mual
Berkeringat dingin



Lemas

Penanganan :
1. 1. Istirahatkan korban dalam posisi duduk ataupun berbaring sesuai kondisi
korban
1. 2. Beri minuman hangat (teh/kopi)
2. 3. Jangan beri makan terlalu cepat
f. Lemah jantung
yaitu nyeri jantung yang disebabkan oleh sirkulasi darah kejantung terganggu atau terdapat
kerusakan pada jantung.
Gejala :



Nyeri di dada
Penderita memegangi dada sebelah kiri bawah dan sedikit membungkuk



Kadang sampai tidak merespon terhadap suara



Denyut nadi tak teraba/lemah



Gangguan nafas



Lemas



Kulit berubah pucat/kebiruan



Keringat berlebihan

Tidak semua nyeri pada dada adalah sakit jantung. Hal itu bisa terjadi karena gangguan
pencernaan, stres, tegang.
Penanganan :
1. Tenangkan korban
2. Istirahatkan
3. Posisi ½ duduk
4. Buka jalan pernafasan dan atur nafas
5. Longgarkan pakaian dan barang yang mengikat pada badan
6. Jangan beri makan/minum terlebih dahulu
7. Jangan biarkan korban sendirian (harus ada orang lain di dekatnya)
1. g.

Histeria

yaitu sikap yang berlebih-lebihan yang dibuat-buat (berteriak, berguling-guling) oleh korban
secara kejiwaan untuk mencari perhatian.
Gejala :



Seolah-olah hilang kesadaran
Sikapnya berlebihan (meraung-raung, berguling-guling di tanah)



Tidak dapat bergerak/berjalan tanpa sebab yang jelas

Penanganan :
1. Tenangkan korban
2. Pisahkan dari keramaian
3. Letakkan di tempat yang tenang
4. Awasi
1. h.

Mimisan

yaitu pecahnya pembuluh darah di dalam lubang hidung karena suhu ekstrim (terlalu
panas/terlalu dingin) /kelelahan/benturan.
Gejala :



Dari lubang hidung keluar darah dan terasa nyeri
Korban sulit bernafas dengan hidung karena lubang hidung tersumbat oleh

darah


Kadang disertai pusing

Penanganan :
1. Bawa korban ke tempat sejuk/nyaman
2. Tenangkan korban
3. Korban diminta menunduk sambil menekan cuping hidung
4. Diminta bernafas lewat mulut
5. Bersihkan hidung luar dari darah
6. Buka setiap 5/10 menit. Jika masih keluar ulangi tindakan Pertolongan
Pertama
1. i.

Kram

yaitu otot yang mengejang/kontraksi berlebihan.

Gejala :



Nyeri pada otot
Kadang disertai bengkak

Penanganan :
1. Istiratkan
2. Posisi nyaman
3. Relaksasi
4. Pijat berlawanan arah dengan kontraksi
1. j.

Memar

yaitu pendarahan yang terjadi di lapisan bawah kulit akibat dari benturan keras.
Gejala :



Warna kebiruan/merah pada kulit
Nyeri jika ditekan



Kadang disertai bengkak

Penanganan :
1. Kompres dingin
2. Balut tekan
3. Tinggikan bagian luka
1. k.

Keseleo

yaitu pergeseran yang terjadi pada persendian biasanya disertai kram.
Gejala :



Bengkak
Nyeri bila ditekan



Kebiruan/merah pada daerah luka



Sendi terkunci



Ada perubahan bentuk pada sendi

Penanganan :
1. Korban diposisikan nyaman
2. Kompres es/dingin

3. Balut tekan dengan ikatan 8 untuk mengurangi pergerakan
4. Tinggikan bagian tubuh yang luka
1. l.

Luka

yaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan secara tiba-tiba karena kekerasan/injury.
Gejala :



Terbukanya kulit
Pendarahan



Rasa nyeri

Penanganan :
1. Bersihkan luka dengan antiseptik (alkohol/boorwater)
2. Tutup luka dengan kasa steril/plester
3. Balut tekan (jika pendarahannya besar)
4. Jika hanya lecet, biarkan terbuka untuk proses pengeringan luka
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menangani luka:
1.
Ketika
memeriksa
luka:
adakah
benda
asing,
bila
o
Keluarkan
tanpa
menyinggung
o Kasa/balut steril (jangan dengan kapas atau kain berbulu)

ada

:
luka

o Evakuasi korban ke pusat kesehatan
1. Bekuan darah: bila sudah ada bekuan darah pada suatu luka ini berarti luka mulai
menutup. Bekuan tidak boleh dibuang, jika luka akan berdarah lagi.
m. Pendarahan
yaitu keluarnya darah dari saluran darah kapan saja, dimana saja, dan waktu apa saja.
Penghentian darah dengan cara :
1.
Tenaga/mekanik,
2. Fisika:



misal

menekan,

mengikat,

menjahit

dll

Bila dikompres dingin akan mengecil dan mengurangi pendarahan
Bila dengan panas akan terjadinya penjedalan dan mengurangi

3.
4.
5. Elektrik: diahermik
1. n.

Kimia:
Biokimia:

Patah Tulang/Fraktur

vitamin

Obat-obatan
K

yaitu rusaknya jaringan tulang, secara keseluruhan maupun sebagian.
Gejala :



Perubahan bentuk
Nyeri bila ditekan dan kaku



Bengkak



Terdengar/terasa (korban) derikan tulang yang retak/patah



Ada memar (jika tertutup)



Terjadi pendarahan (jika terbuka)

Jenisnya :



Terbuka (terlihat jaringan luka)
Tertutup

Penanganan :
Tenangkan korban jika sadar
Untuk patah tulang tertutup :
1. Periksa gerakan (apakah bagian tubuh yang luka bisa digerakkan/diangkat), sensasi
(respon nyeri), sirkulasi (peredaran darah)
2. Ukur bidai di sisi yang sehat
3. Pasang kain pengikat bidai melalui sela-sela tubuh
4. Ikat bidai
5. Periksa GSS
Untuk patah tulang terbuka :
1. Buat pembalut cincin untuk menstabilkan posisi tulang yang mencuat
2. Tutup tulang dengan kasa steril, plastik, pembalut cincin
3. Ikat dengan ikatan V
4. Untuk selanjutnya ditangani seperti pada patah tulang tertutup

Tujuan Pembidaian :
1. Mencegah pergeseran tulang yang patah

2. Memberikan istirahat pada anggota badan yang patah
3. Mengurangi rasa sakit
4. Mempercepat penyembuhan
1. o. Luka Bakar
yaitu luka yang terjadi akibat sentuhan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas
(api, air panas, listrik, atau zat-zat yang bersifat membakar)
Penanganan :
1. Matikan api dengan memutuskan suplai oksigen
2. Perhatikan keadaan umum penderita
3. Pendinginan


Membuka pakaian penderita/korban



Merendam dalam air atau air mengalir selama 20 atau 30 menit. Untuk daerah wajah,
cukup dikompres air.

4. Mencegah infeksi



Luka ditutup dengan perban atau kain bersih yang tak dapat melekat pada luka
Penderita dikerudungi kain putih



Luka jangan diberi zat yang tak larut dalam air seperti mentega, kecap, dan lain-lain.

1. Pemberian sedative/morfin 10 mg im diberikan dalam 24 jam sampai 48 jam pertama.
2. Bila luka bakar luas penderita dikuasakan
3. Transportasi kefasilitasan yang lebih lengkap sebaiknya dilakukan dalam satu jam bila
memungkinkan masih bisa dilakukan dalam 24 – 48 jam pertama dengan pengawasan
ketat selama perjalanan.
4. Khusus untuk luka bakar daerah wajah, posisi kepala harus lebih tinggi dari tubuh.
1. p.

Keracunan makanan atau minuman

Gejala :



Mual, muntah
Keringat dingin



Wajah pucat/kebiruan

Penanganan :

1. Bawa ke tempat teduh dan segar
2. Korban diminta muntah
3. Diberi norit
4. Istirahatkan
5. Jangan diberi air minum sampai kondisinya lebih baik

2.4.5

Evakuasi korban

adalah salah satu tahapan dalam pertolongan pertama yaitu untuk memindahkan korban
kelingkungan yang aman dan nyaman untuk mendapatkan pertolongan medis lebih lanjut


Prinsip evakuasi :

1. Dilakukan jika mutlak perlu
2. Menggunakan teknik yang baik dan benar
3. Menolong harus memiliki fisik yang prima dan terlatih serta memiliki semangat
untuk menyelamatkan korban dari bahaya yang lebih besar atau bahkan kematian.


Alat pengangkutan :

Dalam proses evakuasi korban ada beberapa cara dan ada beberapa alat bantu, namun hal
tersebut tergantung pada kondisi yang dihadapi ( medan, kondisikorban, ketersediaan alat). Ada
dua cara pengangkutan yaitu :
1. Manusia
Manusia sebagai pengangkutnya langsung, peranan dan jumlah pengangkat mempengaruhi
langsung .
Bila satu orang maka penderita dapat :

1. Dipondong
2. Digendong

untuk korban ringan dan anak-anak
untuk korban sadar dan tidak terlalu berat serta tidak patah

tulang
1. Dipapah

untuk korban tanpa luka dibahu atas

2. Dipanggul / digendong
3. Menyerap posisi miring
Bila dua orang maka penderita dapat :
Maka pengangkutnya tergantung cidera penderita tersebut dan diterapkan nila korban tak perlu
diangkut berbaring dan tidak boleh untuk mengangkut korban patah tulang leher atau patah
tulang punggung.
1. Dipondong
tangan lepas dan tangan berpegangan
2. Model membawa balok
3. Model membawa kereta
1. Alat bantu
1. Tandu permanen
2. Tandu darurat
3. Kain keras / ponco / jaket lengan panjang
4. Tali / webbing
Persiapan :
Yang perlu diperhatikan :
1. Kondisi korban memungkinkan untuk dipindah atau tidak berdasarkan penilaian dari
keadaan respirasi, pendarahan, luka, patah tulang, dan gangguan persendian.
2. Menyiapkan personil untuk pengawasan pasein selama evakuasi
3. Menentukan lintasan evakuasi serta tahu arah dan tempat akhir korban diangkut
4. Memilih alat
5. Selama pengangkutan jangan ada bagian tubuh yang keluar dari alat atau badan
penderita yang tidak dalam posisi yang benar.
2.4.6

Farmakologi

Farmakologi adalah pengetahuan mengenai obat-obatan. Yang dibahas disini hanya sekedar
obat-obatan standar yang sering dibutuhkan dalam Kegiatan Alam Terbuka. Berikut nama-nama
obat dan kegunaannya, yaitu :
1. CTM Alergi
2. Betadine

: Obat tidur
: Antiseptik

3. Povidone Iodine

: Antiseptik

2.4.7

1. Neo Napacyne

: Asma, sesak nafas

2. Asma soho

: Asma,sesak nafas

3. Konidin

: Batuk

1. Oralit

: Dehidrasi

2. Entrostop

: Diare

3. Demacolin

: Flu, batuk

4. Norit

: Keracunan

5. Antasida doen

: Maag

1. Gestamag

: Maag

2. Kina

: Malaria

3. Oxycan

: Memberi tambahan oksigen murni

4. Damaben

: Mual

5. Feminax

: Nyeri haid

6. Spasmal

: Nyeri haid

7. Counterpain

: Pegal linu

8. Alkohol 70%

: Pembersih luka/antiseptic

9. Rivanol

: Pembersih luka/antiseptic

10. Chloroetil

: (obat semprot luar) pengurang rasa sakit

11. Pendix

: Pengurang rasa sakit

12. Antalgin

: Pengurang rasa sakit, pusing

13. Paracetamol

: Penurun panas

14. Papaverin

: Sakit perut

15. Vitamin C

: Sariawan

16. Dexametason

: Sesak nafas

Penutup

Pertolongan Pertama adalah sebagai suatu tindakan antisipatif dalam keadaan darurat namun
memiliki dampak yang sangat besar bagi penderita atau korban. Kesalahan diagnosa dan

penanganan dapat mendatangkan bahaya yang lebih besar, cacat bahkan kematian. Satu hal yang
perlu diingat adalah Pertolongan Pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan
terhadap korban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk sebelum korbannya
mendapatkan perawatan dari tenaga medis resmi. Jadi tindakan Pertolongan Pertama (PP) ini
bukanlah tindakan pengobatan sesungguhnya dari suatu diagnosa penyakit agar si penderita
sembuh dari penyakit yang dialami. Serahkan penanganan selanjutnya (bila diperlukan) pada
dokter atau tenaga medis yang berkompeten.
2.5 Objek penelitian terhadap SAR (search and rescue)

Pemerintah masih melakukan kajian bentuk yang ideal dari penjaga pantai dan laut (sea and cost
guard) yang oleh undang-undang diamatkan dibentuk paling lambat pada 2011. Pemerintah
sedang mengkaji dengan instansi-instansi yang terkait bagaimana bentuk sea and cost guard
yang paling bagus untuk pantai atau laut Indonesia (menurut Djoko suyanto mentri koordiantor
politik, hukum, dan keamanan (Menkompolhukam)). Dan pembentukan penjaga pantai dan laut
ini diamanatkan oleh Undang-undang No. 17/2008 tentang pelayaran, namun permasalahannya
jika berdasarkan undang-undang tersebut cakupan tugas penjaga laut dan pantai ini lebih banyak
pada keselamatan dan keamanan pelayaran, padahal keamanan laut memiliki aspek yang sangat
luas, dan tidak hanya semata tentang aspek pelayaran saja, namun tugas dan tanggung jawab
seorang penjaga laut dan pantai didalam undang-undang pelayaran harus direvisi terlebih
dahulu.
2.5.1

Operasi Sar

Rangkaian kegiatan sar terdiri atas lima tahapan yaitu menyadari, tahap tindak awal, tahap
perencanaan, tahap operasi, dan tahap pengakhiran. Struktur organisai tugas terdiri dari SRU
yang berada disetiap kantor sar yang selalu siap untuk tugas sar dalam penanggulangan
benacana dan musibah lainnya. Penugasan SRU yang berasal dari instasi/ organisasi diluar
basarnas dalam penyelengaraan operasi sar dilengkapi dengan surat perintah dari instasi/
perintah masing-masing. Dan penutupan penyelenggaraan operasi sar apabila :


Operasi sar dianggap selesai karena korban telah ditemukan atau diselamatkan
o Bila pencarian dan pertolongan dinilai tidak efektif berdasarkan pertimbangan
teknik sar
o

Hasil evaluasi SMC secara komprehensif tentang efektifitas penyelenggaraan
operasi sar telah masimal dan rasional untuk ditutup.

Operasi sar dapat diperpanjang apabila :



Berdasarkan evaluasi sar SMC terhadap perkembangan penyelengara operasi sar
Ditemukan tanda-tanda kehidupan atau keberadaan korbanmusibah atau bencana
o

Adanya permintaan dari pihak pemerintah daerah, perusahaan, atau pemilik kapal
atau pesawat dan pihak keluarga yang mengalami musibah atau bencana. Dalam
hal ini, biaya peyelenggaraan operasi sar dibebankan kepada pihak yang
meminta.

Gambar : Tahapan penanganan musibah / bencana
(Sumber : google.com)
Jenis peyelengaraan operasi sar terdiri dari :



Peyelengaraan operasi sar terhadap musibah pelayaran
Peyelengaraan operasi sar terhadap musibah penerbangan



Peyelengaraan operasi sar terhadap bancana



Peyelengaraan operasi sar terhadap musibah lainnya

2.5.2

Mekanisme Kesigapan Sar

Salah satu strategi untuk kecepatan penyelenggaraan operasi sar (response time), barsarnas
menyelenggarakan siaga sar yang meliputi kesiagaan pada 5 (lima) komponen utama sar, antara
lain :
1. Kesiapan menajemen operasi sar
2. Kesigapan fasilitas sar
3. Komunikasi sar
4. Medis darurat
5. Dokumentasi selama 24 jam setiap hari diseluruh Indonesia
dibawah ini dapat dilihat mekanisme kesigapan sar :
Mekanisme kesiapsiagaan sar
Sumber : (google.com)
Bentuk Penyelenggaraan Siaga SAR yang dilaksanakan saat ini oleh Basarnas antara lain :



Siaga Komunikasi.
Siaga Rescuer Siaga ABK



Siaga Heli SAR



Siaga Rescue Truck

2.5.3

Jenis musibah

Jenis musibah yang sering terjadi diindonesia, dan selama ini ditangani oleh basarnas antara
lain:
1. Musibah pelayaran
Musibah pelayaran merupakan kecelakaan yang menimpa kapal dan tidak dapat diperkirakan
sebelumnya serta dapat membahayakan atau mengancam keselamatan jiwa manusia

1. Musibah penerbangan
Musibah penerbangan merupakan kecelakaan yang menimpa pesawat udara dan tidak dapat
diperkirakan sebelumnya serta dapat membahayakan atau mengancam keselamatan jiwa
manusia
1. Bencana
Bencana adalah sebuah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam atau faktor non
alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan , kerugian harta benda dan dampak psikologis
Peran basarnas dalam bencana adalah melakukan operasi sar dalam tanggap darurat bencana dan
kegiatan sar berada pada saat terjadinya bencana. Dalam hal penggulangan bencana,
pelaksanaannya dilakukan oleh BNPB (Badan Nasional Koordinasi Penanggulangan Bencana)
dimana Basarnas adalah koordinator pelaksana tugas SAR dalam penggulangan bencana
tersebut.
1. Musibah lainnya
Musibah lainnya adalah kecelakaan / malapetaka yang menimpa orang atau kelompok orang
akibat sesuatu hal yang tak terelakan diluar musibah pelayaran dan atau penerbangan, yang
termasuk musibah lainnya antara lain :
1. Musibah digunung / hutan
2. Musibah disungai
3. Musibah dipantai
4. Musibah disumur
5. Musibah dijalan raya
6. Musibah perkeretaapian
7. Musibah dibangunan bertingkat/ tinggi
8. Musibah akibat bangunan runtuh
Pengendalian pencarian dan pertolongan korban terhadap musibah lainnya dilakukan oleh
Basarnas sebagai koordinator peyelenggaraan opersi sar yang berkoordinasi dengan instansi /
organisasi dan masyarakat.
2.5.4

Data Penanganan Musibah

Penangan musibah penerbangan, pelayaran, bencana dan musibah lain mulai dari januari 2009
s/d agustus 2010 oleh badan sar nasional melalui kantor-kantor sar dapat dilihat pada grafik
dibawah ini :
Gambar : grafik penanganan musibah

Sumber : (google.com)
Dan dibawah ini adalah table rekapitulasi jumlah korban dari hasil penyelenggaraan operasi
SAR pada bulan januari 2009 s/d agustus 2010 :

Gambar : Grafik Rekapitulasi jumlah korban
Sumber : (google.com)

2.6

Sejarah kendaraan amfibi

Kendaraan amfibi diduga muncul pada pertengahan tahun 1800, ketika itu orang amerika yang
bernama Oliver Evans menciptakan sebuah alat bertenaga uap yang berhasil dioperasikan lebih
dari satu mil dijalan-jalan philadelphia dan berlayar disungai delaware. Kendaraan itu disebut
Orukter Amphibolus dan menjadi amfibi pertama dari mesin uap yang pernah dibuat, namun
kendaraan itu digunakan sebagai pembersih dermaga oleh orang-orang pada jaman tersebut.
Dan pada pertengahan tahun 1910 William Mazzei menggunakan mesin Hydromotor atau
hydrometer yang didorong oleh sebuah mesin continental yang dapat menempuh jarak mencapai
60 mph didarat dan 25 mph diatas air dan gagasan William Mazzei diteruskan oleh George
Monnot yang akhirnya dapat menciptakan Hydrocar yang mengkombinasikan antara perahu,
mobil, dan truk dan hal ini terjadi pada saat menjelang perang dunia pertama dan akhirnya
kemajuan yang terjadi saat itu terhenti karena kendaraan ini digunakan sebagai kendaraan
tempur para militer. Adapun beberapa jenis kendaraan amfibi, sebagai berikut :
1. 1.

Schwimmwagen

Adalah kendaraan amfibi permata yang diproduksi secara masal oleh ferdinand porsche,
dan selama perang berlangsung porsche menciptakan kubelwagen yang beralasan mobilitas dan
kerasnya perang yang dirubah dan dibuat mampu mengarungi air dan pada akhirnya
kubelwagen diubah porsche menjadi schwimmwagen.
Gambar : Schwimmwagen (kendaraan amfibi)
sumber : (google.com)
1. 2.

Amphicar

Adalah kendaraan amfibi yang memiliki dua pintu convertible empat kursi penumpang
yang dilengkapi dengan kain lipat diatas dan memiliki kecepatan sampai 7 knot diatas air dan 70
mph (110 km/ jam) didarat, yang memiliki mesin empat silinder 1.21 overhead-camshaft yang

bersumber dari triumph. Dan mesin ditempatkan pada bagian belakang mobil dan dengan
mudah dua baling-baling nilon dipasang dibawah mobil, tenaga yang dihasilkan adalah 43hp
pada 4.750 rpm.
Gambar :Amphicar (kendaraan amfibi)
Sumber : (google.com)
1. 3.

Aquada

Adalah kendaraan amfibi yang sudah melalui riset selama tujuh tahun dan tidak seperti
amphicar, aquada menggunakan sistem jet yang menghasilkan kecepatan sekitar 175 hp
menggunakan sistem V6 yang dipasangkan dengan lima kecepatan transmisi otomatis dengan
terbalik, serta power steering sangat membantu handle didua alam.
Gambar : Aquada (kendaraan amfibi)
sumber (google.com)
1. 4.

Humdinga

Adalah sebuah jenis kendaraan amfibi terbuka SUV yang dirancang dan diproduksi oleh gibbs
teknologi yang diciptakan khusus untuk mengakses daerah terpencil yang melewati daratan
atau perairan dan pada saat beroperasi didaratan humdinga dapat menempuh 100mil /jam
(160km/h) dan diatas air humdinga dapat beroperasi menggunkan jet sistem propulsi kapal
dengan kecepatan 40 mil/ jam (64 km/h) dan humdinga memiliki berat sekitar 200 kg yang
memiliki dua roda suspensi udara independen yang menggunakan bahan bakar bensin dan
memiliki panjang 5.400 mm, tinggi 1.850 mm, dan lebar 200 mm, dan sementara humdinga
dapat membawa penumpang sebanyak lima orang serta memiliki bagasi yang mampu untuk
membawa barang, dalam pembuatannya humdinga ini membutuhkan waktu delapan tahun dan
lebih dari sepuluh juta jam manusia untuk mengembangkan teknologinya.
Gambar :Humdinga (kendaraan amfibi)
sumber : (google.com)
1. 5.

Therinspeed Splash

Adalah sebuah kendaraan amfibi yang mampu mengakses tiga alam yaitu daratan,
perairan, dan udara dimana therinspeed ini terinspirasi oleh sebuah mainan olah raga yang
diciptakan oleh M.rinderknecht yang memiliki sensor canggih dalam penggunaanya dan dalam
beroperasi diair dapat mencapai kecepatan tertinggi 80 km per jam (sekitar 45 knot), diudara
dapat mengapung setinggi 60 cm diatas air dan didarat mencapai kecepatan maksimum sekitar
200 km/jam. Dan kendaraan ini pun tergolong kedalam kendaraan yang ramah lingkungan sebab
kendaraan ini menggunakan bahan bakar yang mengandung hampir seluruhnya metana dan
hampir mendekati nol kandungan sulfur dan dapat dikatakan kendaraan amfibi ini kendaraan
pertama yang akan dilengkapi dengan teknologi mesin berorientasi masa depan .
Gambar : Therinseed splash (kendaraan amfibi)

Sumber : (google.com)
1. 6.

Squba

adalah jenis kendaraan amfibi yang mampu beroperasi didua alam yaitu daratan dan perairan
dan mampu beroperasi dibawah air (tenggelam) sedalam 10m. Kendaraan ini terinspirasi oleh
film james bond yaitu “the spy who loved me” pada tahun 1977 dan pada saat itu adegan demi
adegan yang menggunakan kendaraan ini hanya animasi belaka akan tetapi setelah tiga puluh
(30) tahun setelah film itu dibuat faktanya kendaraan ini benar-benar nyata dan diciptakan oleh
Frank M. Rinderknecht. Pada bagian mesin diubah semua menjadi motor bertenaga listrik, dan
digerakan oleh dua jet drive berada didepan kendaraan yang bernafas melalui kisi-kisi berputar
khusus dari HS genion (untuk membuka dan menutup intake air), jet putar outlet dirancang
menjadi sangat ringan namun twist tahan dengan menggunakan teknologi nano bahan tinggi
sehingga disebut nano tubes. Dan pada saat didalam air kendaraan ini mampu memberikan
udara bagi pengemudi sehingga pengemudi dapat menghirup udara dengan mudah sebab
kendaraan ini dilengkapi dengan tangki terpadu kompresi, sebagai keamanan mobil ini sengaja
dibuat dengan atap yang dapat dibuka sehingga apabila terjadi sesuatu atau dalam keadaan
darurat dapat dengan mudah pengemudi keluar dari kendaraan tersebut. Dan kendaraan ini pun
termasuk dalam kendaraan yang ramah terhadap lingkungan sebab kendaraan ini nol emisi atau
tidak menghasilkan emisi gas buang.
Gambar : Squba (kendaraan amfibi)
sumber : (google.com)
1. 7.

Python

adalah generasi terbaru kendaraan amfibi, yang dibuat oleh Dave March yang diproduksi
oleh perusahaan otomotif california watercar yang mempunyai kecepatan sekitar 96 km/jam
diair lebih kencang dari speedboat dan cara pengoperasiannya sebelum melaju diatas air
pengemudi python ini harus menetralkan gigi perseneling dan kemudian mengaktifkan kemudi
jet air dan memasukan roda dan jika ingin mengoperasikan tinggal melaksanakan langkah
sebaliknya. Mesin seberat 1.7 kilogram itu mampu menghasilkan energi sebesar 640 Hp (horse
power) dan sementara mesin yang untuk beroperasi diatas air diproduksi oleh Dominator jet dan
tenaga yang dihasilkan sekitar 500 Hp, kendaraan ini pun dilengkapi mesin jet yang
membuatnya mampu menerjang ombak.
Gambar : Python (kendaraan amfibi)
Sumber : (google.com)
1. 8.

Squadski

adalah sebuah kendaraan yang menggabungkan anatara jetski dan atv dimana kendaraan ini
digunakan untuk parawisata alam yang memiliki area daratan dan perairan dan squadski ini
dibuat oleh gibbstech.
Gambar : Squadski (kendaraan amfibi)
Sumber: (google.com)

2.6.1 Jenis- jenis kendaraan penyelamatan

Kendaraan penyelamatan adalah suatu jenis kendaraan pra- rumah sakit yang berfungsi dan
disiagakan untuk memberikan pertolongan pada korban serta memiliki fungsi menjemput
korban dari tempat terjadinya suatu kecelakaan, sementara jenis – jenis kendaraan penyelamatan
dibagi menjadi beberapa jenis menurut operasional atau medan yang dilalui. yaitu sebagai
berikut :
1. Kendaraan penyelamatan darat :
Kendaraan ini biasa digunakan untuk keperluan penyelamatan yang berareakan daratan, dan
berikut ini beberapa contoh kendaraan penyelamatan yang beroperasi didarat :
Gambar : Recue truck sar
Sumber : (google.com)
Gambar : Rescue car sar
Sumber : (google.com)
Gambar : Ambulance sar
Sumber : (google.com)
Gambar : Truck angkut personil Basarnas
Sumber : (google.com)
Gambar : Golf ambulance
Sumber : (google.com)

Gambar : Ambulance Indonesia
Sumber : (google.com)
Gambar :Ambulance motor
Sumber : (google.com)
1. Kendaraan penyelamatan air

Kendaraan ini biasa digunakan untuk keperluan penyelamatan yang berareakan perairan, dan
berikut ini beberapa contoh kendaraan penyelamatan yang beroperasi diair :
Gambar : Rapid deployment land sar
(sumber : basarnas)
Gambar : Rescue boat badan sar
(sumber : basarnas)
1. Kendaraan penyelamatan udara
Kendaraan ini biasa digunakan untuk keperluan penyelamatan yang tidak terjangkau oleh
kendaraan darat atau perairan, seperti daerah terpencil, hutan dan perairan dilautan yang luas
atau akan digunakan oleh para tim penyelamat untuk memantau situasi yang telah terjadi suatu
kecelakaan, dan berikut ini beberapa contoh kendaraan penyelamatan yang beroperasi diudara :
Gambar : Helikopter Basarnas
(sumber : basarnas)
2.7

Analisa kompetitor

Seperti yang telah diperlihatkan pada sub bab sebelumnya kendaraan amfibi yang berfungsi
untuk penyelamatan dan yang digunakan oleh penjaga pantai belum tersedia dipantai-pantai
Indonesia, padahal pantai-pantai di Indonesia ini sangatlah tepat bila kendaraan amfibi untuk
penyelamatan ini tersedia dipantai Indonesia dan diluar negri pun belum tersedia kendaraan
amfibi untuk penyelamatan, yang tersedia hanya kendaraan amfibi yang berfungsi sebagai
kendaraan pribadi, yang tersedia hanya sekedar hobi.
Gambar : Quadski (kendaraan amfibi)
Sumber : (google.com)

Kendaraan amfibi ini memang layak untuk dijadikan kendaraan penyelamatan pertama sebab
model transportasi ini sangat tepat dengan pantai-pantai Indonesia, akan tetapi belum memenuhi
syarat-syarat sebagai kendaraan reaksi cepat yang digunakan oleh penjaga pantai sebab penjaga
pantai membutuhkan peralatan-peralatan yang memudahkan dalam memberikan pertolongan
pertama pada korban yang mengalami sebuah kecelakaan diarea pantai.
Dilihat dari kebutuhan seorang penjaga pantai, maka penulis memiliki sebuah ide bahwa akan
membuat sebuah desain kendaraan yang mampu memenuhi syarat-syarat sebagai kendaraan
amfibi penyelamatan yang digunakan oleh penjaga pantai yang memiliki fitur-fitur yang
dibutuhkan oleh penjaga pantai seperti obat-obatan, peralatan medis dan sled.

2.8

Sekilas tentang pengerak kendaraan quadski

Pada bagian ban kendaraan quadski ini menggunakan system hydrolik yang dapat
menggerakkan keempat ban yang ada, dimana system ini hanya digunakan pada saat kendaraan
berada diarea perairan dan sebaliknya keempat ban yang ada pada saat didarat akan turun
mengenai tanah / daratan, agar lebih jelas terihat pada gambar :
Gambar : sytem hydrolik (roda quadski)
Sumber : (google)
Dan untuk menggerakan kendaraan ini menggunakan bahan bakar bensin dimana bahan bakar
jenis ini dapat digunakan pada kedua area yaitu darat dan perairan.
Gambar : mesin penggerak kendaraan quadski
Sumber : (google.com)
2.9

Peralatan penyelamatan penjaga pantai

Ada beberapa peralatan yang biasa digunakan oleh para penjaga pantai dimana peralatan ini
adalah bagian dari penjaga pantai, diantaranya adalah :
1. Stifneck kerah :
Adalah sebuah perangkat penanganan pasien yang digunakan terutama dalam perawatan trauma
pra-rumah sakit yang dirancang untuk memberikan dukungan kaku selama pergerakan pasien
dengan tulang leher yang dicurigai cidera. Peralatan ini paling sering digunakan oleh layanan
ambulans, oleh staf seperti teknisi darurat medis dan paramedis, tetapi juga dapat digunakan
oleh personil darurat khusus seperti penjaga pantai.
Gambar : Stifneck
Sumber: (google.com)
1. Teropong :

Adalah sebuah alat yang digunakan penjaga pantai untuk memantau para parawisatawan yang
sedang menikmati fasilitas wisata pantai dan area sekitar pantai agar apabila terjadi sesuatu
kecelakaan, penjaga pantai dengan sigap memberikan pertolongan.
Gambar : Teropong
Sumber : (google.com)
1. Salvage rescue (jaket dengan sabuk) :
Adalah sebuah pakaian yang digunakan untuk menyelam yang dikenakan oleh penjaga pantai
yang berfungsi untuk menyelamatkan korban pada kecelakaan seperti kapal tenggelam atau
dapat juga pakaian ini digunakan oleh para peneliti bawah laut.
Gambar :Salvage rescue
Sumber : (google.com)
1. Head lamp :
Adalah sebuah peralatan yang digunakan oleh penjaga pantai yang dikenakan pada area-area
yang tidak bercahaya seperti pada penyelaman dasar laut yang tidak terjangkau oleh sinar
matahari dll, dan alat ini dikenakan/ dipasangkan pada bagian kepala sehingga memudahkan
untuk tetap bekerja dengan menggunakan kedua tangan.
Gambar : Head lamp
Sumber : (google.com)
1. Tandu lipat :
Adalah sebuah alat yang biasa digunakan didunia medis yang berfungsi untuk korban yang
cidera sedang, sampai cidera berat agar dapat dibawa ketempat yang lebih aman seperti
membawa korban kemobil ambulan dan kemudian membawa kerumah sakit agar dapat
ditangani secara intensif.
Gambar : Tandu lipat
Sumber : (google.com)
1. Tali panjang 30m :
Yang berfungsi sebagai pembatas area yang berbahaya dan tidak berbahaya dipantai agar dapat
memberikan informasi kepada pengunjung yang sedang berenang, jadi dapat mengurangi
tingkat kecelakaan, dan tali ini pun dapat mengambang diatas air sehingga para wisatawan yang
sedang berenang dapat memilih tempat yang lebih aman untuk berenang.
Gambar : Tali
Sumber : (google.com)

1. Pakaian penjaga pantai pria, wanita dan kaos penjaga pantai :
Pakaian ini biasa digunakan para penjaga pantai yang bertugas dengan baju bertuliskan penjaga
pantai agar dapat membedakan baju renang biasa dengan baju renang penjaga pantai dan dapat
mencirikan penjaga pantai yang bertugas, dan biasanya baju penjaga pantai berwarna merah.
Gambar : Pakaian penjaga pantai
Sumber : (google.com)
1. Pisau penjaga pantai :
Adalah sebuah alat yang digunakan penjaga pantai untuk keadaan yang darurat seperti pada saat
menyelam maupun pada saat didarat agar memudahkan penyelamatan korban.
Gambar : Pisau penjaga pantai
Sumber : (google.com)
1. Bendera penjaga pantai :
Yang berfungsi sebagai informasi tentang keadaan sekitar area wisata dengan memberikan tanda
bendera yang masih-masing warna memberikan peringatan tertentu:



Merah dengan gambar orang berenang : memandakan dilarang keras untuk berenang
Merah :

menandakan bahwa laut sedang dalam keadaan bahaya yang besar, agar berhati- hati untuk
melakukan aktifitas renang.


Kuning :

menandakan bahwa ombak laut dalam keadaan yang sedang, tidak terlalu membahayakan


Hijau

:

menandakan bahwa keadaan yang cukup baik untuk melakukan aktifitas wisata.


Ungu :

menandakan untuk tidak melakukan aktifitas apapun sebab membahayakan kehidupan secara
langsung.
Gambar: Bendera penjaga pantai
Sumber : (google.com)
1. Pengeras suara :

Berfungsi untuk mengeraskan suara penjaga pantai agar dapat terdengar dengan jelas oleh para
wisatawan yang berlibur dan dapat juga menyampaikan informasi-informasi tentang keadaan
area sekitar wisata.
Sumber : Pengeras suara
Gambar : (google.com)
1. Kacamata dengan lensa penyerap sinar matahari :
Kacamata ini berfungsi sebagai penyerap sinar matahari dipantai sehingga menimbulkan
kenyamanan bagi para penjaga pantai pada saat bertugas disiang hari sehingga dapat lebih
waspada dan lebih sigap apa bila melihat kecelakaan yang terjadi.
Gambar : Kacamata dengan lensa penyerap sinar matahari
Sumber : (google.com)
1. Jaket :
Sebuah jaket yang dapat membantu penjaga pantai pada saat bertugas terutama pada saat
bertugas saat cuaca dingin yang disebabkan oleh turunnya hujan atau pada saat malam hari
selain itu jaket ini mencirikan seorang penjaga pantai.
Gambar : Jaket
Sumber : (google.com)
1.

Gantungan kunci :

Gantungan kunci hanya mencirikan pemiliknya yaitu penjaga pantai tanpa fungsi yang dapat
membantu dalam hal penyelamatan korban, hanya apabila kunci posko / stan penjaga pantai ini
hilang dapat dengan mudah ditemukan.
Gambar : Gantungan kunci
Sumber : (google.com)
1. Papan surving :
Fungsi dan cara pengoperasiannya tidak berbeda dengan papan surving lainnya hanya
perbedaanya digunakan untuk para penjaga pantai pada saat latihan atau pemanasan saja pada
saat bertugas, sehingga penjaga pantai pun memiliki keahlian untuk bersurving agar apabila
pada keadaan darurat setiap penjaga pantai dapat menggunakan peralatan yang ada untuk
menolong korbannya.
Gambar : Papan surving
Sumber : (google.com)

1. VHF :
Adalah sebuah alat navigasi yang dapat membantu penjaga pantai untuk melihat kondisi air,
keadaan dasar laut , suhu air, jalur badai, dan pelacak keberadaan ikan yang memanfaatkan
teknologi satelit maka alat ini sangat berguna bagi penjaga pantai untuk dapat mengetahui
keadaan laut.
Gambar :VHF
Sumber : (google.com)
1. Pelampung :
Yang berfungsi sebagai alat yang digunakan dipantai untuk mengampungkan diri diatas air,
sehingga alat ini memudahkan penjaga pantai pada saat menolong korban yang tenggelam dan
memudahkan penjaga pantai membawa korbannya ketempat yang lebih aman.
Gambar : Pelampung
Sumber : (google.com)
1. Alat komunikasi (HT)
Sebuah alat yang digunakan untuk berkomunikasi sesama penjaga pantai untuk memberitahukan
keadaan yang sedang terjadi pada saat berpatroli atau memberitahukan kecelakaan yang terjadi
Gambar : HT
Sumber : (google.com)
1. Portable konten farmasi lifeguard


Kortikosteroid injeksi :

Berfungsi untuk memberikan penyelamatan bagi korban yang mengalami gangguan pernafasan
seperti asma.
Gambar : Kortikosstreoid injeksi
Sumber : (google.com)


Jarum suntik 5cc :

Berfungsi sebagai alat yang dapat membantu pekerja medis untuk memasukan cairan obat
kedalam bagian tubuh korban yang terluka seperti untuk kekebalan tubuh agar dapat
memberikan rasa tidak sakit pada pasien akibat kecelakaan yang terjadi.
Gambar : Jarum suntik
Sumber : (google.com)



Resusistasi manual perangkat AMPU :

Adalah sebuah alat yang digunakan untuk korban yang mengalami gangguan pernafasan dan
alat ini dapat memudahkan tenaga medis, sar, penjaga pantai karena alat ini dapat dengan mudah
dibawa.
Gambar : Resusitasi manual perangkat ampu
Sumber: (google.com)


Perban elastis :

Perban yang berfungsi sebagai alat yang dapat menutupi luka agar tidak terkena bakateri-bakteri
yang dapat memperburuk keadaan luka pasien dan dapat juga memberikan pertolongan pada
korban yang mengalami patah tulang lengan sehingga dapat mempercepat penyembuhan.
Gambar : Perban elastic
Sumber : (google.com)


Mercurochrom 500 cc :

Mercurochrom atau obat merah diguna- kan sebagai antiseptik umum yang digunakan oleh
pekerja medis untuk memberikan pertolongan pertama pada korban yang terluka.
Gambar :Mercurochrom
Sumber : (google.com)


Alkohol 50 cc :

Merupakan obat yang biasa digunakan para medis untuk membantu membersihkan luka pada
pasiennya agar luka tersebut menjadi steril dari bakteri atau kotoran yang menepel pada luka.
Gambar : Alkohol
Sumber : (google.com)


Plester :

Merupakan alat yang dapat membantu korban yang mengalami luka ringan seperti tergores
benda tajam dll dengan cara menepelkan plester ini pada luka pasien, selain itu plester ini juga
dapat menjauhkan luka dari bakteri-bakteri yang ada.
Gambar: Plester
Sumber : (google.com)


Gunting :

Alat ini biasa digunakan oleh tenaga medis dan masyarakat. Tenaga medis biasanya digunakan
agar mempermudah penangan pada korban seperti untuk memotong perban agar dapat
digunakan secukupnya dll. sementara bagi masy- arakat digunakan untuk mempermudah
pekerjaan seperti tukang jahit dll.
Gambar : Gunting
Sumber : (google.com)


Oksigen dan tas medis :

Adalah sebuah perangkat yang digunakan oleh para tenaga medis dirumah sakit maupun diluar
rumah sakit seperti dimobil ambulan, tim sar, maupun penjaga pantai untuk membantu korban
yang mengalami gangguan pernafasan dengan memberikan oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh
sementara tas medis berfungsi sebagai tempat yang dapat membawa peralata-peralatan medis
lainnya agar mempermudah para pekerja medis yang bertugas.
Gambar : Oksigen dan tas medis
Sumber : (google.com)


Pocket mask :

Adalah sebuah peralatan yang digunakan oleh penjaga pantai yang berfungsi sebagai alat yang
dapat memberikan nafas buatan untuk korban yang mengalami gangguan pernafasan seperti
tenggelam saat berenang dll.
Gambar : Pocket mask
Sumber : (google.com)
Dari peralataan-peralatan yang terdapat diatas dapat memudahkan para penjaga pantai dalam
memberikan pertolongan kepada korban-korban yang mengalami kecelakaan diarea pantai.

2.10 Prosedur penyelamatan

Sebelum melakukan penyelamatan ada beberapa yang harus dilakukan oleh tim penyelamat,
yaitu:
1. Tahap menerima Informasi
-

Mengumpulkan data

-

Jenis kasus

-

Jumlah korban & keadaan

-

Lokasi kejadian

-

Cek ulang nomor telepon

-

Kepastian kasus & persiapan tim

-

Pencatatan

2. Penanganan Korban kecelakaan
-

Alur pertolongan

Patroli àInformasi à TKP à Fasilitas rujukan
-

Keselamatan penolong

-

Langkah-langkah di TKP

2.11

Penutup

Penanggulangan reaksi cepat sangatlah diperlukan di Indonesia, khususnya di area pantai
Dengan segala kondisi dan situasi keadaan korban yang harus ditolong maka kendaraan khusus
penjaga pantai sangat diperlukan dengan segala aktifitasnya.
2.12

Objek penelitian pantai Anyer

Anyer termasuk dalam provinsi Banten dimana provinsi Banten ini ditetapkan dalam undangundang No.23 tahun 2000 tentang pembentukan provinsi Banten dengan meliputi Kabupaten
Lebak, pandeglang, Serang, Tangerang dan Kota Tangerang, Cilegon dan ber-Ibu kotakan
Serang, Sebagai provinsi yang relatif masih sangat muda maka Banten akan menghadapi
berbagai tantangan, ketertinggalan, dan permasalahan, namun dengan demikian Banten
mempunyai potensi yang dapat didaya gunakan dan dimanfaatkan secara optimal untuk
dijadikan modal dalam mengatasi berbagai permasalahan.
1. Kondisi geografis
Kabupaten dan Kota provinsi Banten memiliki luas sekitar 8.651,20 km 2 , letak geografis
Provinsi Banten pada batas astronomi 105o1`12-106o7`122 BT dan 5o7`502 – 7o1`12 LS, dengan
jumlah penduduk hingga tahun 2006 sebesar 9.308.944 jiwa, letak ujung pulau Jawa
memposisikan Banten sebagai pintu gerbang pulau Jawa dan Sumatra dan berbatasan langsung
dengan wilayah DKI Jakarta sebgai Ibu Kota negara, posisi strategis ini tentunya menyebabkan
Banten sebagai penghubung utama jalur perdagangan Sumatra-jawa bahkan sebagai bagian dari
sirkulasi perdagangan Asia dan Internasional serta sebagai lokasi perekonomian dan
permukiman yang potensial. Batas wilayah sebalah utara berbatasan dengan laut Jawa, barat
berbatasan dengan Selat Sunda, selatan berbatasan dengan Samudera Hindia, sehingga wilayah
laut ini mempunyai sumber daya laut yang potensial.

1. Topografi
Topografi wilayah banten berkisar pada ketinggian 0- 1.000 dpl, secara umum kondisi topografi
Banten merupakan daratan rendah yang berkisar anatara 0-200 m dpl yang terletak didaerah
Kota Cilegon, Tangerang, Kabupaten Pandeglang, dan sebgian besar Kabupaten Serang, adapun
daerah Lebak tengh dan sebgian kecil Kabupaten Pandeglang memiliki ketinggian berkisar 2012.000m dpl daerah Lebak timur memiliki ketinggian 501-2000 m dpl yang terdapat dipuncak
gunung sanggabuana dan gunung halimun.
1. Tempat parawisata
Banten merupakan daerah yang dapat dikatakan daerah yang dipenuhi dengan tempat
wisata air yang terdiri dari tempat wisata carita, karang bolong, anyer, dll, oelh sebab itu banten
merupakan tempat tujuan wisata air bagi sebagian masyarakat kota-kota besar seperti jakarta,
bogor, depok, tangerang, bekasi (JABODETABEK) karean jarak yang tidak terlalu jauh antara
jakarta dan lokasi wisata tersebut sekitar 160 kilometer dengan waktu tempuh sekitar dua jam.
Dan anyer memiliki luas sekitar 7000 m2 dan panatai anyer begitu terkenal sejak tahun 1980
karena anyer memiliki keistimewaan tersendiri yaitu dari bibir pantai pengunjung dapat
menikmati panorama laut biru, hamparan pasir pantai yang laus menjadikan kawasan ini
nyaman untuk berwisata
Gambar : peta lokasi pantai Anyer
Sumber : (google.com)


Arus dan laut

Arus laut merupakan massa air laut yang disebabkan oleh angin dan cuaca, hal tersebut
terlihat jelas pada fenomena alam yang terjadi pada bulan yang memasuki musim hujan, dan
energi yang dihasilkan pada kecepatan arus laut sebesar 12 mph (mile per hour) sebanding
dengan kecepatan massa udara atau angin yang bergerak sebesar 110 mph, sehingga arus laut
merupakan energi alternatif yang sangat potensial.
Laut merupakan air yang menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan pada
umumnya mengandung garam dan berasa asin, biasanya air mengalir yang ada didaratan akan
bermuara ke laut.


Berdasarkan sebab terjadinya laut dibagi menjadi bebrapa bagian antara lain :

1. Laut ingresi adalah laut yang terjadi karena adanya penurunan tanah di dasar laut, oleh
karena itu laut ini juga disebut laut tanah turun dan penurunan tanah yang terjadi didasar
laut akan membentuk lubuk laut dan palung laut.lubuk dan palung laut adalah penurunan
didasar laut yang berbentuk bulat sebagai contoh lubuk sulu, lubuk sulawesi, lubuk
banda, dan lubuk karibia sedangkan palung laut atau trog adalah penurunanan didasar
laut yang bentuknya memanjang sebagai contoh paung mindanau yang mempunyai
kedalaman 1.085 m, palung sunda yang memiliki kedalaman 7.450 m, palung jepang
yang memiliki kedalaman 9.433 m, dan palung mariana yang memiliki kedalaman
10.683 m( terdalam didunia)

2. Laut transgresi (laut yang meluas) yang terjadi karena perubahan permukaan laut secara
positif (secara meluas), perubahan permukaan ini karen naiknya air laut atau daratan
yang turun sehingga bagian-bagian daratan yang tergenang air laut ini terjadi pada jaman
es sebagai contoh laut jawa, laut arafuru dan laut utara.
3. Laut regresi adalah laut yang mengalami pnyempitan yang terjadi karena adanya
pengadapan oleh batuan (pasir, lumpur, dll) yang dibawa oleh sungai-sungai yang
bermuara dilaut tersebut, penyempitan ini banyak terjadi diarea pantai utara.
Gambar : zona laut
Sumber : (google.com)


letak laut

menurut letaknya laut dibedakan menjadi tiga bagian yaitu :
1. laut tepi (laut pinggir)
adalah laut yang terletak ditepi benua (kontinen) dan seolah-olah terpisah dari samudera
oleh daratan pulau-pulau atau jazirah sebagai contoh laut cina selatan yang dipisahkan oleh
kepulauan Indonesia dan kepulauan filipina.
1. laut tengah
adalah laut yang terletak diantara benua-benua, lautnya dalam dan memiliki gugusan
pulau-pulau sebagai contoh laut tengah diantara benua afrika dan asia, laut es utara diantara
benua asia dengan amerika dll.
1. laut dalam
adalah laut-laut yang hampir seluruhnya dikelilingi oleh daratan sebagai contoh laut kaspia,
laut hitam dan laut mati berdasarkan kedalaman laut dibedakan menjadi empat (4) zona /
wilayah yaitu :


zona lithoral

adalah wilayah pantai atau pesisir atau shore, diwilayah ini pada saat pasang tergenang air dan
pada saat air laut surut berubah menjadi daratan oleh karean itu wilayah ini sering juga disebut
wilayah pasang-surut.


zona neritic

yaitu batas wilayah pasang surut hingga kedalaman 150 m pada zona ini masih dapat ditembus
oleh sinar matahari sehingga pada wilayah ini paling banyak terdapat berbagai jenis kehidupan
baik hewan maupun tumbuh-tumbuhan sebagai contoh laut jawa, laut natuna, selat malaka, dan
laut-laut disekitar kepulauan riau.


zona bathyal

adalah wilayah laut yang memiliki kedalaman antara 150 m hingga 1800m wilayah ini tidak
dapat ditembus sinar matahari oleh karena itu kehidupan organisme tidak sebanyak yang
terdapat diwilayah neritic


zona abysal ( wilayah laut sangat dalam)

yaitu wilayah laut yang memiliki kedalam diatas 1800m diwilayah ini suhunya sangat dingin
dan tidak ada tumbuhan-tumbuhan dan jenis hewan pada wilayah ini pun sangat terbatas.
Gambar : perbedaan kedalam laut
Sumber : ( google.com)

Ambulans
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa

Ambulans di Britania Raya

Ambulans adalah kendaraan transportasi gawat darurat medis khusus orang sakit atau cedera
yang digunakan untuk membawanya dari satu tempat ke tempat lain guna perawatan lebih
lanjut. Istilah Ambulans digunakan menerangkan kendaraan yang digunakan untuk membawa
peralatan medis kepada pasien di luar rumah sakit atau memindahkan pasien ke rumah sakit
untuk perawatan lebih lanjut. Kendaraan ini dilengkapi dengan sirene dan lampu berwarna
merah dan biru gawat darurat agar dapat menembus kemacetan lalu lintas.
Kendaraan ini merupakan salah satu prioritas di lalu lintas dan memiliki hak untuk melanggar
peraturan lalu lintas seperti menerobos lampu merah, melawan arah, dan melalui lajur bahu
jalan, dan sudah dijelaskan dalam Undang-Undang Perlalulintasan bahwa kendaraan seperti
Ambulans dan kendaraan gawat darurat yang lainnya harus diberi kenyamanan dan diberi
lintasan untuk di jalan raya guna menyelamatkan nyawa.
Istilah Ambulans berasal dari bahasa Latin Ambulare berarti berjalan atau bergerak yang
merujuk pada perawatan saat pasien dipindahkan dengan kendaraan. Istilah ini awalnya
mengartikan rumah sakit bergerak yang dipakai dalam militer pada masa itu.

Kendaraan Puskesmas Keliling juga merupakan kendaraan Ambulans yang memiliki tugas dan
kegunaan yang sama sebagai transportasi kendaraan medis kesehatan gawat darurat dan untuk
mengangkut orang cedera atau sakit ke tempat perawatan.
Mobil Jenazah pada keadaan membawa jenazah dan membunyikan sirene dan menyalakan
lampu-lampu darurat juga wajib di beri laluan selayaknya kendaraan darurat. Ini dikarenakan
jenazah mempunyai prioritas utama untuk sampai kepada rumah duka atau kuburan dengan
cepat.

Hak-hak
Kendaraan
Gawat
Darurat
melaksanakan tugas di lalu-lintas

yang

sedang

Penjelasan dari: Pasal 134 dan 135 UU No 22 tahun 2009 mengenai prioritas dan hak
kendaraan gawat darurat di lalulintas sebagai berikut: "Hak utama kendaraan tertentu Tidak
memberikan prioritas jalan bagi kendaraan bermotor memiliki hak utama yang
menggunakan peringatan dengan bunyi dan sinar dan/atau yang dikawal oleh petugas
Polri : a. Kendaraan pemadam kebakaran yang sedang melaksanakan tugas; b. Ambulans
yang mengangkut orang sakit; c. Kendaraan untuk memberikan pertolongan pada
kecalakaan lalu lintas; d. Kendaraan pimpinan Lembaga Negara Republik Indonesia; e.
Kendaraan pimpinan dan pejabat negara asing serta lembaga internasional yang menjadi
tamu negara;". Dari penjelasan tersebut, diprioritaskan kendaraan-kendaraan yang telah
disebut untuk diberi laluan aman dan cepat di jalan raya. Ketentuannya yaitu:
1. Ambulans, Pemadam Kebakaran, dan Kendaraan Polisi yang sedang
membunyikan sirene dan lampu-lampu di jalanan wajib diberi jalan dan
lintasan aman guna sampai pada tujuan dengan selamat, dimana
pengemudi lainya harus minggir ataupun berhenti di tepi jalan dan beri
laluan aman.
2. Ketiga kendaraan darurat tersebut mempunyai keistimewaan untuk bisa
melanggar rambu-rambu lalulintas seperti melawan arus lalu-lintas,
menerobos lampu merah, melewati jalur busway, dll pada kondisi darurat
dan tidak boleh di ganggu oleh pengemudi lainya.
3. Seluruh pengemudi lalu-lintas yang melihat dan mendengar sirene atau
lampu-lampu dari kendaraan darurat tersebut wajib berusaha memberi jalan
walaupun pada kondisi kemacetan lalulintas. Jika tidak memungkinkan,
pengemudi wajib berusaha semaksimal mungkin untuk minggir dan
memberi jalan.
4. Dilarang keras menghadang, mengabaikan, dan mengganggu perjalanan
ketiga kendaraan darurat tersebut dalam melaksanakan tugas untuk
menyelamatkan nyawa.
5. Selain keperluan tertentu, dilarang membuntuti atau mengikuti ketiga
kendaraan darurat tersebut dalam melaksanakan tugas guna melewati
kemacetan atau cari jalan cepat, karena dapat membahayakan dan
menyelakai kendaraan darurat tersebut jika terjadi rem mendadak, dll.

Protap pengoperasian ambulans

Jika Anda akan mengemudikan sebuah ambulans, diperlukan suatu pengetahuan dan
keterampilan khusus dalam mengemudi ambulans sehingga meskipun respon harus
dilakukan secara cepat namun perlu dihindari kecerobohan yang mungkin akan
membahayakan pasien, orang lain maupun kru ambulance itu sendiri.
A. Syarat Pengemudi Ambulans
Untuk menjadi seorang pengemudi ambulans yang aman, Anda harus :
1. Sehat secara fisik. Anda tidak boleh memiliki kelainan yang dapat menghambat
Anda dalam mengoperasikan ambulans, tidak juga kondisi medis yang
mengganggu Anda saat mengemudi.
2. Sehat secara mental. Emosi terkontrol. Mengemudikan ambulans bukanlah
perkerjaan bagi seseorang yang gemar memainkan lampu dan sirine.
3. Bisa mengemudi di bawah tekanan
4. Memiliki keyakinan positif atas kemampuan diri sebagai seorang pengemudi
tapi jangan terlalu percaya diri dengan menantang resiko.
5. Bersikap toleran dengan pengemudi lain. Selalu ingat bahwa orang akan
bereaksi berbeda ketika melihat kendaraan emergensi. Terima dan toleransi
kebiasaan buruk pengemudi lain tanpa harus marah.
6. Tidak dalam pengaruh obat-obat yang berbahaya. Alkohol, obat-obatan
terlarang seperti marijuana dan kokain, obat-obatan seperti antihistamin dan obat
penenang lainnya.
7. Mempunyai Surat Izin mengemudi yang masih berlaku.
8. Pakai selalu kaca mata atau lensa kontak jika dibutuhkan saat menyetir.
9. Evaluasi kemampuan diri dalam menyetir berdasarkan respon diri Anda terhadap
tekanan perorangan, penyakit, kelelahan, dan mengantuk.
B. Aturan ambulans gawat darurat di jalan raya
Setiap negara memiliki undang-undang yang mengatur pengoperasian kendaraan
emergensi. Pengemudi ambulans umumnya dibebaskan dari aturan kecepatan, parkir,
larangan menerobos lampu lalu lintas, dan arah jalan. Namun demikian, peraturan juga
menggariskan bahwa jika seorang pengemudi ambulans mengemudikan
kendaraannya tanpa memperdulikan keselamatan orang lain, maka harus siap
membayar konsekuensinya - bisa berupa surat tilang, gugatan pengadilan, atau bahkan
ditahan untuk beberapa waktu. Berikut adalah beberapa hal yang mencakup peraturan
pengoperasian ambulans:
1. Pengemudi ambulans harus memiliki lisensi mengemudi yang sah dan harus
menyelesaikan program pelatihannya.
2. Hak-hak khusus memperbolehkan pengemudi ambulans untuk tidak mematuhi
peraturan ketika ambulans digunakan untuk respon emergency atau untuk transportasi
pasien darurat. Ketika ambulans tidak dalam respon emergency, maka peraturan yang
berlaku bagi setiap pengemudi kendaraan non-darurat, juga berlaku untuk ambulans.
3. Walaupun memiliki hak istimewa dalam keadaan darurat, hal tersebut tidak menjadikan
pengemudi ambulans kebal terhadap peraturan terutama jika mengemudikan
ambulans dengan ceroboh atau tidak memperdulikan keselamatan orang lain.
4. Hak istimewa selama situasi darurat hanya berlaku jika pengemudi menggunakan alatalat peringatan (warning devices) dengan tata cara yang diatur oleh peraturan.
5. Sebagian besar undang-undang memperbolehkan pengemudi kendaraan emergensi
untuk:
• Memarkir kendaraannya di manapun, selama tidak merusak hak milik atau
membahayakan nyawa orang lain.

• Melewati lampu merah dan tanda berhenti. Beberapa negara mengharuskan
pengemudi ambulans untuk berhenti terlebih dahulu saat lampu merah, lalu melintas
dengan hati-hati. Negara lain hanya menginstruksikan pengemudi untuk
memperlambat laju kendaraan dan melintas dengan hati-hati.
• Melewati batas kecepatan maksimum yang diperbolehkkan selama tidak
membahayakan nyawa dan hak milik orang lain.
• Mendahului kendaraan lain di daerah larangan mendahului setelah memberi sinyal
yang tepat, memastikan jalurnya aman, dan menghindari hal-hal yang membahayakan
nyawa dan harta benda.
• Mengabaikan peraturan yang mengatur arah jalur dan aturan berbelok ke arah
tertentu, setelah memberi sinyal dan peringatan yang tepat.
Apabila terjadi kecelakaan/tabrakan ambulans, sebagian besar peraturan perundanganundangan yang menyidangkan pengemudi di pengadilan akan mengemukakan dua hal
penting. Apakah pengemudi telah memperdulikan keselamatan orang lain selama
mengemudi? Dan apakah saat itu panggilan benar-benar dalam keadaan darurat?
C. Menggunakan Alat-alat Peringatan
Pengoperasian kendaraan emergensi yang aman dapat dicapai hanya jika alat-alat
peringatan dan sirine emergensi digunakan dengan tepat dan dengan mengemudikan
kendaraan secara difensif/hati-hati. Penelitian menunjukkan bahwa supir kendaraan lain
bisa saja tidak melihat atau mendengar suara ambulans hingga berada dalam jarak 50
sampai 100 kaki. Jadi jangan pernah beranggapan bahwa Anda berada dalam keadaan
aman jika sudah menyalakan lampu peringatan dan sirine.
Sirine. Sirine adalah alat peringatan audio yang paling banyak digunakan dalam pratek
ambulans dan juga paling sering disalahgunakan. Saat menyalakan sirine, pertimbangkan
efeknya yang bisa terjadi baik pada pengendara bermotor lainnya, pasien dalam
ambulans, maupun pengemudi ambulans itu sendiri. Di bawah ini beberapa aturan
penggunaan sirine ambulans gawat darurat.
1. Gunakan sirine secara bijak, dan gunakan hanya ketika perlu. Sirine hanya
digunakan jika pengemudi dalam respon emergency, Suara sirine yang dinyalakan
terus menerus dapat menambah rasa takut dan cemas pasien, dan kondisi pasien
dapat memburuk jika mulai timbul stress. Pengemudi kendaraan bermotor
cenderung untuk tidak memberikan jalan pada ambulans jika sirine terlalu sering
dinyalakan. Beberapa pengemudi menganggap bahwa ambulans seringkali
menyalahgunakan sirine dalam keadaan non-emergensi.
2. Selalu waspada meski sudah membunyikan sirine. Jangan pernah beranggapan
bahwa semua pengendara kendaraan bermotor akan mendengar sinyal Anda.
Adanya bangunan, pepohonan, dan semak belukar, radiotape dalam mobil dapat
menghalangi suara sirine.
3. Bersiaplah terhadap manuver aneh pengemudi lain, karena beberapa
pengemudi menjadi panik jika mendengar bunyi sirine.
4. Jangan berada di dekat kendaraan lain lalu membunyikan sirine tiba-tiba. Hal
ini dapat menyebabkan pengemudi lain menginjak rem mendadak dan Anda tidak
bisa berhenti tepat pada waktunya. Gunakan klakson ketika Anda berada dekat
dengan kendaraan di depan Anda.
5. Jangan menggunakan sirine sembarangan, dan jangan digunakan untuk
menakuti orang lain.
Klakson. Klakson adalah perlengkapan standar pada setiap ambulans. Pengemudi yang
berpengalaman menyadari bahwa penggunaan klakson dengan bijak dapat membuka
jalur lalu lintas secepat sirine. Petunjuk penggunaan sirine diaplikasikan juga untuk
penggunaan klakson.
Peralatan Peringatan Visual. Dimanapun ambulans berada di jalan, siang ataupun
malam, lampu depan harus selalu dinyalakan. Hal ini dapat meningkatkan jarak pandang
kendaraan terhadap pengemudi lain. Ketika ambulans berada pada keadaan
emergensi untuk pasien dengan prioritas tinggi, baik dalam perjalanan menuju
lokasi kejadian maupun transportasi ke rumah sakit, semua lampu emergensi harus
digunakan. Kendaraan harus bisa terlihat dari setiap sudut 360 derajat.
GUNAKAN LAMPU DAN SIRINE HANYA UNTUK KEADAAN DARURAT YANG

MENGANCAM NYAWA ATAU BAGIAN TUBUH.
D. Kecepatan dan Keselamatan
Sebagai pengemudi ambulans, Anda pasti sering sekali diingatkan untuk mengemudi
dengan pelan dan hati-hati. Mungkin Anda akan berkelit dengan mengatakan seperti,
”Bagaimana aku dapat membawa pasien dengan cedera serius tepat waktu ke rumah
sakit bila aku mengulur waktu? Kami tidak meminta Anda untuk mengulur waktu. Tetapi
kemudikanlah ambulans dengan mengingat hal-hal yang tertera di bawah ini:
• Kecepatan yang berlebihan dapat menigkatkan kemungkinan terjadinya
tabrakan.
• Kecepatan yang tinggi membutuhkan jarak yang labih panjang untuk berhenti,
sehingga dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak diharapkan.
Ingatlah bahwa peraturan di beberapa negara mungkin memperbolehkan Anda untuk tidak
mematuhi peraturan lalu lintas dalam keadaan emergensi yang sebenarnya dan dengan
memperdulikan keselamatan orang lain. Pengecualian dalam hal ini, mencakup aturan
batas kecepatan, lampu merah dan tanda berhenti, dan peraturan lain serta sejumalh
batasan larangan. Namun jangan lupa untuk selalu melintasi persimpangan dengan lampu
peringatan peringatan, hindari menikung tiba-tiba, dan selalu menyalakan lampu penunjuk
arah. Pastikan bahwa pengemudi ambulans dan semua penumpang menggunakan
sabuk pengaman saat ambulans sedang berjalan.
E. Pengiriman Ambulans Lebih Dari Satu atau dengan Kendaraan Pengiring
Ketika polisi mengiringi ambulans mengantar ke lokasi kejadian, mungkin akan timbul
beberapa bahaya tambahan. Seringkali terjadi, pengemudi ambulans yang tidak
berpengalaman mengikuti mobil pengiring terlalu dekat dan tidak bisa menghentikan
ambulans saat kendaraan di depannya berhenti mendadak. Pengemudi ambulans yang
tidak berpengalaman bisa saja memiliki anggapan yang keliru bahwa pengemudi
kendaraan lain mengetahui bahwa ambulans yang dikendarainya tengah mengikuti mobil
pengiring. Pada kenyataannya, pengemudi lain akan berhenti tepat di depan ambulans
sesaat setelah kendaraan pengiring melintas.
Karena bahaya yang timbul akibat adanya pengiring, sebagian besar sistem EMS tidak
merekomendasikan pengiriman ambulans dengan kendaraan pengiring kecuali
pengemudi ambulans tidak mengenal lokasi pasien (atau rumah sakit) sehingga harus
dipandu oleh polisi.
Pada pengiriman ambulans lebih dari satu, bahaya yang timbul dapat serupa seperti yang
ditimbulkan kendaraan pengiring, terutama ketika iringan kendaraan melaju pada satu
arah yang sama, dengan jarak yang terlalu berdekatan. Bahaya besar juga terjadi ketika
dua ambulans melintasi persimpangan jalan pada saat yang sama. Tidak hanya mereka
akan kesulitan untuk saling menghindar, tetapi pengemudi kendaraan lain mungkin akan
dapat menghindar mobil pertama tapi tidak mobil kedua. Pada intinya, pengemudi
ambulans harus memberikan perhatian lebih saat melintasi persimpangan untuk
pengiriman ambulans lebih dari satu.
F. Mencari Jalur Alternatif
Jika diperkirakan bahwa ambulans akan terlambat mencapai lokasi pasien, pengemudi
ambulans harus mempertimbangkan sebuah jalur alternatif atau meminta pengiriman
ambulans lain. Beberapa tip untuk antisipasi adanya kemacetan:
1. Perkirakan waktu-waktu di mana perubahan keadaan dapat mempengaruhi
kecepatan pengiriman.
2. Dapatkan peta detail wilayah pelayanan Anda. Kemudian tandai titik-titik pada peta
yang biasa timbul masalah lalu lintas seperti area sekolah, jembatan, terowongan,
persimpangan rel kereta api, dan area-area padat.
3. Tandai juga keadaan-keadaan lain yang bisa timbul sewaktu-waktu seperti lokasi
pembangunan dan perbaikan jalan ataupun adanya jalan memutar yang panjang
maupun pendek.
4. Gunakan warna yang berbeda, tandai jalur alternatif, jalur salju, dan lain
sebagainya.
5. Gantung sebuah peta di pangkalan dan letakkan sebuah peta lain di dalam
ambulans. Sehingga jika Anda kelak menghadapi wilayah yang bermasalah, Anda
akan dapat memilih jalur alternatif yang mampu mengantarkan Anda ke tujuan

dengan lebih cepat dan lebih aman.
G. Menempatkan Ambulans di Lokasi Kejadian Kecelakaan/Tabrakan
Ketika mengirimkan ambulans ke lokasi kejadian kecelakaan/tabrakan kendaraan,
pastikan untuk mengambil segala tindakan guna melokalisir tempat kejadian.
1. Lakukan penilaian keamanan lokasi dan tentukan area-area berbahaya di sekitar
lokasi kejadian.
2. Parkirlah ambulans sekurang-kurangnya 100 kaki dari rongsokan kendaraan,
jika terlihat ada nyala api, atau kebocoran cairan dan asap yang berbahaya. Jika
tidak tampak nyala api atau kebocoran cairan dan asap, parkir sekurang-kurangnya
50 kaki dari rongsokan. set rem parkirnya dan letakkan baji pengganjal roda di
bawah ban sedemikian rupa sehingga pergerakan maju akan tertahan bila
ambulans terdorng.
3. Parkirlah ambulans Anda di belakang rongsokan kendaraan (dari arah
keadatangan Anda) jika Anda adalah kendaraan emergensi pertama yang ada di
lokasi kejadian sehingga lampu peringatan anda dapat memperingatkan kendaraan
bermotor lain yang mendekat sebelum nyala api atau tanda lain diletakkan.
4. Jika lokasi kejadian telah diamankan oleh polisi atau pihak lain, parkirlah di
depan rongsokan kendaraan untuk mencegah ambulans Anda tertabrak arus lalu
lintas yang datang dari belakang.
5. Minta seseorang berada di belakang ambulans untuk bertindak sebagai
pengarah dan pemandu Anda ketika memundurkan ambulans untuk mengambil
pasien, anda memiliki keterbatasan pandangan jika sekedar mengandalkan spion
dan kemungkinan resiko menabrak pejalan kaki, benda, atau kendaran lain.

Diposkan oleh YANKES PMI KOTA JAKARTA SELATAN di 20.46

seputar ambulans

Di Indonesia, banyak penderita cedera, keracunan, serangan jantung atau kegawat-daruratan yang lain
yang meninggal di rumah atau dalam perjalanan ke rumah sakit karena penatalaksanaan yang tidak
memadai. Padahal angka kematian di rumah atau dalam perjalanan ke rumah sakit dapat dikurangi
jika ada pelayanan gawat darurat yang dapat segera menghampiri penderita, dan dalam perjalanan
penderita kemudian didampingi oleh paramedik dan ambulans yang memadai. Oleh karena itu
masyarakat perlu mengerti fungsi ambulans dan mudah mendapatkan ambulans.
Harus segera dimaklumi, bahwa pada hakekatnya pelayanan gawat darurat yang seharusnya pergi ke
penderita, dan bukan penderita yang dibawa ke pelayanan gawat darurat. Ini mengandung
konsekuensi, bahwa ambulans yang datang ke penderita, dan kemudian membawanya ke rumah sakit,
haruslah merupakan suatu “Unit Gawat Darurat berjalan”, sebaiknya dengan perlengkapan gawat
darurat yang lengkap, dan petugas medik yang ber-keterampilan dalam penanganan gawat darurat.
Transportasi penderita gawat darurat dari tempat kejadian ke rumah sakit sampai sekarang masih
dilakukan dengan bermacam-macam kendaraan, hanya sebagian kecil saja dilakukan dengan ambulan.
Dan ambulannya bukan ambulan yang memenuhi syarat tetapi ambulan biasa. Bila ada bencana
dengan sendirinya para korban akan diangkut dengan segala macam kendaraan tanpa koordinasi yang
baik.
Syarat penderita

Seorang penderita gawat darurat dapat ditransportasikan bila penderita tersebut siap (memenuhi
syarat) untuk ditransportasikan, yaitu:
Gangguan pernafasan dan kardiovaskuler telah ditanggulangi – resusitasi : bila diperlukan, perdarahan
dihentikan, luka ditutup, patah tulang di fiksasi dan selama transportasi (perjalanan) harus di
monitor :
a. Kesadaran
b. Pernafasan
c. Tekanan darah dan denyut nadi
d. Daerah perlukaan
Prinsip transportasi Pre Hospital
Untuk mengangkat penderita gawat darurat dengan cepat & aman ke RS / sarana kesehatan yang
memadai, tercepat & terdekat.
a. Panduan mengangkat penderita
• Kenali kemampuan diri dan kemampuan team work
• Nilai beban yang diangkat,jika tidak mampu jangan dipaksa
• Selalu komunikasi, depan komando
• Ke-dua kaki berjarak sebahu, satu kaki sedikit kedepan
• Berjongkok, jangan membungkuk saat mengangkat
• Tangan yang memegang menghadap ke depan (jarak +30 cm)
• Tubuh sedekat mungkin ke beban (+ 50 cm)
• Jangan memutar tubuh saat mengangkat
• Panduan tersebut juga berlaku saat menarik/mendorong
b. Pemindahan emergency :
• Tarikan baju
• Tarikan selimut
• Tarikan lengan
• Ekstrikasi cepat (perhatikan kemungkinan terdapat fraktur servical)
Panduan memindahkan penderita (secara emergency, non emergency)
a. Contoh pemindahan emergency adalah :
• Ada api, bahaya api atau ledakan
• Ketidakmampuan menjaga penderita terhadap bahaya lain
• Usaha mencapai penderita lain yang lebih urgen
• Rjp penderita tidak mungkin dilakukan di tkp tersebut
Catatan : “ apapun cara pemindahan penderita selalu ingat kemnungkinan patah tulang leher
(servical) jika penderita trauma “
b. Pemindahan non emergency :
• Pengangkatan dan pemindahan secara langsung
• Pengangkatan dan pemindahan memakai sperei
(tidak boleh dilakukan jika terdapat dugaan fraktur servical)
c. Mengangkat dan mengangkut korban dengan satu atau dua penolong :
• Penderita sadar dengan cara :
“ human crutch ” – satu / dua penolong, yaitu dengan cara dipapah dengan dirangkul dari samping
• Penderita sadar tidak mampu berjalan
Untuk satu penolong dengan cara :
“ piggy back “ yaitu di gendong, dan “ cradel “ yaitu di bopong, serta “ drag “ yaitu diseret
Untuk dua penolong dengan cara :
“ two hended seat “ yaitu ditandu dengan kedua lengan penolong, atau “ fore and aft carry “ yaitu
berjongkok di belakang penderita.
• Penderita tidak sadar
Untuk satu penolong dengan cara:
“ cradel “ atau “ drag “
Untuk dua penolong dengan cara :
“ fore and aft carry “
5. Syarat alat transportasi
Syarat alat transportasi yang dimaksud disini adalah :
a. Jenis ambulans
• AGD Transportasi

Transportasi penderita
• AGD
Mampu menanggulangi gangguan A (airway), B (breathing), C (circulation) dalam batas-batas Bantuan
Hidup Dasar. Juga dilengkapi dengan alat-alat ekstrikasi, fiksasi, stabilisasi dan transportasi
Dilengkapi dengan semua alat/obat untuk semua jenis kegawat-daruratan medik
• AGD Sepeda Motor
Tentu saja motor ini bukan alat evakuasi, namun lebih bersifat “membawa UGD ke penderita”.
Peralatannya seperti AGD
b. AGD harus mampu:
• Idealnya sampai di tempat pasien dalam waktu 6-8 menit agar dapat mencegah kematian karena
sumbatan jalan nafas, henti nafas, henti jantung atau perdarahan masif (“to save life and limb”)
• Berkomunikasi dengan pusat komunikasi, rumah sakit dan ambulans lainnya
• Melakukan pertolongan pada persalinan
• Melakukan transportasi pasien dari tempat kejadian ke RS atau dari RS ke Rs
• Menjadi rumah sakit lapangan dalam penanggulangan bencana.
c. Alat-alat medis
Alat – alat medis yang diperlukan adalah : resusitasi : manual, otomatik, laringgoskop, pipa endo /
nasotracheal, o2, alat hisap, obat-obat, infus, untuk resusitasi-stabilisasi : balut, bidai, tandu (vakum
matras), ecg transmitter ”, incubator, untuk bayi, alat-alat untuk persalinan
Alat-alat medis ini dapat disederhanakan sesuai dengan kondisi local. Tiap ambulan dapat berfungsi
untuk penderita gawat darurat sehari-hari maupun sebagai RS lapangan dalam keadaan bencana,
karena diperlengkapi dengan tenda sehingga dapat menampung 8 – 10 penderita , alat hisap : – 1
manual- 1 otomatik – dengan o2- 1 dengan mesin, botol infus sehingga kalau ada 10 ambulan, 200
penderita dapat segera dipasang infus. Dan 2 x 10 – 20 tenaga perawat “ ccn “
d. Personal
Ketenagaan pada ambulans sebaiknya sudah terlatih ambulance crew.
e. Lingkaran tugas paramedik
Pada dasarnya tugas di ambulans adalah lingkaran tugas yang terdiri atas persiapan – respons - kontrol
TKP - akses - penilaian awal keadaan penderita dan resusitasi – ekstrikasi – evakuasi – transportasi ke
rumah sakit yang sesuai, lalu kembali ke persiapan.
• Persiapan
Fase persiapan dimulai saat mulai bertugas atau kembali ke markas setelah menolong penderita
• Respons
Pengemudi harus dapat mengemudi dalam berbagai cuaca. Cara mengemudi harus dengan cara
defensif (defensive driving). Rotator selalu dinyalakan, sirene hanya dalam keadaan terpaksa.
Mengemudi tanpa mengikuti protokol, akan mengakibatkan cedera lebih lanjut, baik pada diri sendiri,
lingkungan maupun penderita.
• Kontrol TKP
Diperlukan pengetahuan mengenai daerah bahaya, harus diketahui cara parkir, serta kontrol
lingkungan.
• Akses ke penderita
Masuk ke dalam rumah atau ke dalam mobil yang hancur, tetap harus memakai prosedur yang baku.
• Penilaian keadaan penderita dan pertolongan darurat
Hal ini sedapatnya dilakukan sebelum melakukan ekstrikasi ataupun evakuasi.
• Ekstrikasi
Mengeluarkan penderita dari jepitan memerlukan keahlian tersendiri. Penderita mungkin berada di
jalan raya, dalam mobil, dalam sumur, dalam air ataupun dalam medan sulit lainnya. Setiap jenis
ekstrikasi memerlukan pengetahuan tersendiri, agar tidak menimbulkan cedera lebih lanjut.
• Evakuasi dan transportasi penderita
6. Cara transportasi
Sebagian besar penderita gawat darurat di bawa ke rumah sakit dengan menggunakan kendaraan darat
yaitu ambulan. Tujuan dari transportasi ini adalah memindahkan penderita dengan cepat tetapi aman,
sehingga tidak menimbulkan perlukaan tambahan ataupun syock pada penderita. Jadi semua
kendaraan yang membawa penderita gawat darurat harus berjalan perlahan-lahan dan mentaati semua
peraturan lalu lintas.
• Bagi petugas ambulan berlaku :
Waktu berangkat mengambil penderita, ambulan jalan paling cepat 60 km/jam. Lampu merah
(rorator) dinyalakan, “ sirine “ kalau perlu di bunyikan Waktu kembali kecepatan maksimum 40

km/jam, lampu merah (rorator) dinyalakan dan “ sirine “ tidak boleh dibunyikan Semua peraturan lalu
lintas tidak boleh dilanggar

Diposkan oleh YANKES PMI KOTA JAKARTA SELATAN di 21.12

Protap operasional ambulans

PERSIAPAN AMBULANS GAWAT DARURAT
Sebuah ambulans modern yang dilengkapi dengan berbagai perlengkapan canggih
sekalipun tidak akan bernilai apa-apa kecuali jika selalu dalam keadaan siap untuk
memberikan pelayanan kapanpun dan di manapun terjadi kasus emergensi. Suatu
program preventif yang terencana pasti mencakup perbaikan ambulans secara periodik.
A. Pemeriksaan Ambulans (mesin mati)
Berikut ini adalah langkah-langkah pemeriksaan yang dapat dilakukan ketika ambulans
berada di pangkalan:
1. Periksa seluruh badan ambulans. Cari kerusakan yang dapat mempengaruhi
jalannya pengoperasian yang aman.
2. Periksa roda dan ban. Periksa adanya kerusakan atau robeknya pelek roda dan
bagian luar ban. Gunakan alat pengecek/meteran tekanan untuk memastikan semua
ban mengembang dengan tekanan tepat.
3. Periksa spion dan jendela. Cari kaca yang pecah dan longgar dan periksa apakah
ada bagian yang hilang. Pastikan spion bersih dan diposisikan dengan tepat sehingga
didapatkan lapang pandang maksimum.
4. Periksa fungsi setiap pintu dan kunci.
5. Periksa bagian-bagian sistem pendingin. Periksa jumlah freon/bahan pendingin.
Periksa selang pipa sistem pendingin dari kebocoran atau keretakan.
6. Periksa jumlah cairan kendaraan, termasuk minyak mesin dan pelumas rem, air aki,
dan pelumas setir.
7. Periksa aki. Jika jenisnya aki basah yang bisa diisi ulang, periksa jumlah cairannya.
Jika aki tipenya aki kering, nilai keadaannya dengan memeriksa portal indikator.
Periksa kekencangan hubungan antar kabel dan tanda-tanda korosi.
8. Periksa kebersihan permukaan bagian dalam ambulans termasuk dashboard dan
periksa adanya kerusakan.
9. Periksa fungsi jendela. Pastikan bahwa permukaan dalam setiap jendela bersih.
10. Tes fungsi klakson
11. Tes fungsi sirine untuk jarak dengar maksimum
12. Periksa sabuk pengman. Pastikan setiap sabuk tidak rusak. Tarik setiap sabuk dari
gulungannya untuk memastikan bahwa mekanisme retraktor bekerja dengan baik.
13. Posisikan kursi pengemudi senyaman mungkin sehingga bisa mengendalikan setir
dan pedal dengan optimal.
14. Periksa jumlah bahan bakar. Isi bahan bakar setelah setiap kali panggilan
dimanapun kejadiannya.
B. Pemeriksaan Ambulans (mesin menyala)
Nyalakan mesin terlebih dahulu untuk memulai pemeriksaan selanjutnya. Keluarkan
ambulans dari ruangan penyimpanan jika mesin mengeluarkan asap yang mungkin bisa

menjadi masalah. Set rem parkir, pindahkan perseneling ke posisi parkir dan minta rekan
Anda mengganjal roda sebelum melakukan tahapan berikut :
1. Tes fungsi indikator yang terletak di dashboard untuk melihat apakah lampu
indikator dapat menyala dengan baik untuk menunjukkan adanya kemungkinan
masalah yang terjadi pada tekanan oli, suhu mesin, atau sistem elektrik ambulan
lainnya.
2. Periksa meteran yang terletak di dashboard untuk pengoperasian ambulans yang
optimal.
3. Tes fungsi rem, injak rem kaki, catat apakah fungsi pedal rem sudah tepat atau
berlebihan. Periksa tekanan udara rem kaki jika dibutuhkan.
4. Tes fungsi rem parkir (rem tangan). Pindahkan perseneling ke posisi mengemudi.
Pindahkan kembali perseneling ke posisi parkir segera setelah Anda memastikan
bahwa rem parkir berfungsi dengan baik.
5. Tes fungsi setir. Putar setir ke berbagai arah.
6. Periksa fungsi alat penyapu kaca (wiper) depan dan alat pencucinya (washer). Kaca
harus bisa disapu bersih setiap kali alat penyapu digerakkan.
7. Tes fungsi lampu peringatan (warning lights) ambulans. Minta rekan Anda berjalan
mengitari ambulans dan memeriksa fungsi setiap lampu kilat (flashing light) dan lampu
putar (revolving light).
8. Tes fungsi lampu ambulans lainnya. Minta rekan Anda berjalan lagi mengitari dan
memeriksa ambulans. Pada kesempatan ini periksa lampu depan (sinar jauh dan
dekat), nyalakan lampu sinyal/weser (signal light), lampu kilat perempatan (four way
flasher), lampu rem (brake light), lampu samping (side light) dan lampu belakang (rear
light) untuk penerangan tempat kejadian.
9. Periksa fungsi perlengkapan pemanas dan pendingin baik di kompartemen
pengemudi maupun kompateman pasien. Lakukan juga pemeriksaan alat isap
(suction) on-board pada kesempatan ini jika mesin sedang menyala.
10. Periksa cairan perseneling.
11. Operasikan perlengkapan komunikasi. Lakukan uji radio portabel dan demikian pula
dengan radio terfikrsir serta alat komunikasi radio telepon lain.
C. Pemeriksaan Persediaan dan Perlengkapan Kompartemen Pasien
Periksa persediaan dan perlengkapan perawatan serta perlengkapan ”life support”.
Pastikan bahwa telah dilakukan pemeriksaan atas setiap peralatan yang harus dibawa
dalam ambulans, dengan mencatat setiap temuan pada laporan pemeriksaan. Peralatan
tersebut tidak sekedar diidentifikasi, namun harus diperiksa pula kelengkapan, keadaan,
dan fungsinya. Beberapa hal yang perlu dilakukan pemeriksaan meliputi:
1. Periksa tekanan tabung oksigen.
2. Pompa bidai udara dan periksa apakah ada kebocoran.
3. Pastikan semua perlengkapan oksigen dan ventilasi berfungsi dengan baik.
4. Periksa juga apakah peralatan penyelamatan berdebu dan berkarat.
5. Nyalakan semua peralatan bertenaga aki untuk memastikan bahwa setrum aki
berfungsi dengan baik.
6. Untuk perlengkapan khusus, seperti defibrilator eksterna otomatis (AED)
membutuhkan pemeriksaan tambahan.
7. lengkapilah laporan pemeriksaan Anda. Perbaiki segala kekurangan. Ganti barangbarang yang hilang. Pastikan pengawas Anda mengetahui adanya kekurangan
yang tidak bisa Anda perbaiki langsung.
8. Di akhir pemeriksaan, bersihkan unit ambulans untuk mengendalikan kemungkinan
adanya infeksi dan untuk memperbaiki tampilan.
Menjaga penampilan ambulans juga akan menambah kesan positif Ambulans Anda di
mata masyarakat. Mereka yang bangga pada pekerjaan ini, akan menunjukkan rasa
bangganya dengan menjaga penampilan ambulansnya

Diposkan oleh YANKES PMI KOTA JAKARTA SELATAN di 20.57

menerima & menanggapi panggilan

Seorang EMD (Emergency Medical Dispathcer/Pengirim Pesan Medis
Emergensi)
yang berpengalaman akan mencatat seluruh informasi dari penelepon, mananyakan
layanan apa yang dibutuhkan. Peran EMD (Pengirim Kabar Medis Emergensi)
Tugas seorang EMD adalah sebagai berikut :
• Menanyakan informasi secara lengkap dari penelepon dan menilai tingkat prioritas
panggilan emergensi tersebut.
• Memberikan instruksi medis kepada penelepon sebelum ambulans datang dan
menyampaikan informasi adanya panggilan emergensi kepada kru ambulans.
• Mengirimkan kabar dan melakukan koordinasi petugas pelayanan kesehatan
(termasuk ambulans gawat darurat)
• Berkoordinasi dengan agen keselamatan masyarakat lainnya.
Saat menerima panggilan emergensi, seorang EMD harus mampu memperoleh informasi
sebanyak mungkin mengenai situasi dan kondisi kejadian untuk membantu menentukan
tingkat prioritas panggilan. Pertanyaan yang harus diajukan oleh EMD adalah :
1. Di mana lokasi tepat pasien? Seorang EMD harus menanyakan nomor rumah atau
bangunan. Sangat penting untuk menanyakan nama jalan dengan penunjuk arah mata
angin yang jelas (misalnya utara, selatan), persimpangan jalan terdekat, dan lokasi
tepat kejadian. Apabila terjadi kecelakaan lalu lintas perlu ditanyakan mengenai arus
lalu lintas, dan jalur yang dapat dilewati , kemacetan dll. Jika EMD menemukan bahwa
semua jalur menuju lokasi tabrakan terhambat, maka EMD akan memberitahu
pengemudi ambulans untuk memilih jalur alternatif. EMD akan berkoordinasi dengan
unit ambulance service dan akan menghubungi ambulance yang terdekat dengan
lokasi pasien, sehingga ambulance akan cepat sampai lokasi kejadian.
2. Nomor telepon yang dapat dihubungi untuk melakukan panggilan balik? Minta
penelepon untuk tetap menjaga sambungan telepon. Jangan ditutup kecuali atas
pemberitahuan EMD. Untuk situasi/kasus yang mengancam jiwa, EMD akan
memberikan instruksi medis kepada penelepon sesaat setelah ambulans dikirim.
Penelepon atau orang lain yang ada di lokasi kejadian harus mengikuti instruksi ini
hingga ambulans datang. Hal penting lain yang perlu diperhatikan oleh penelepon
adalah agar tetap terhubung dengan EMD untuk menjelaskan lokasi tepat kejadian
seandainya ambulans yang telah dikirim tidak menemukan lokasi yang diinformasikan
sebelumnya.
3. Apa masalahnya? Tanyakan keluhan utama yang dihadapi pasien. Ini akan
membantu EMD untuk memutuskan panggilan emergensi mana yang akan ditanggapi
(jika panggilan lebih dari satu) dan membantu menentukan tingkat prioritas pasien
dalam pengiriman ambulans.
4. Berapa usia pasien? Ada beberapa jenis ambulans yang dirancang khusus untuk
penanganan kasus emergensi anak-anak daripada dewasa, sehingga akan lebih dipilih
untuk dikirim. Selain itu, usia juga sangat penting untuk membedakan antara bayi,
anak-anak, dan dewasa terutama jika EMD memberikan instruksi kepada penelepon
untuk melakukan RJP sebelum ambulans datang.
5. Apakah pasien sadar? Pasien yang tidak sadar memiliki tingkat kegawatan/prioritas
yang lebih tinggi untuk dilakukan pertolongan.
6. Apakah pasien bisa bernafas? Jika pasien sadar dan bisa bernafas, EMD akan
mengajukan pertanyaan tambahan mengenai keluhan utama untuk menentukan tingkat

tanggap darurat yang tepat, hal ini menentukan apakah jenis panggilan termasuk dalam
kategori EMERGENCY atau Non EMERGENCY sehingga menentukan apakah akan
dikirim ambulans respon non emergency dengan kecepatan kendaraan normal atau
ambulans respon emergency (keadaan darurat, lampu dan sirine dinyalakan). Jika
pasien tidak bernafas atau penelepon tidak yakin, EMD akan mengirimkan ambulans
tanggap darurat maksimum dan akan memberikan instruksi medis sebelum ambulans
datang termasuk instruksi RJP via telepon jika didapatkan denyut nadi pasien tidak teraba.
Jika panggilan darurat adalah untuk kecelakaan lalu lintas, serangkaian pertanyaan kunci
harus diajukan untuk membantu menentukan prioritas dan besarnya tanggapan. Melalui
interogasi yang baik dengan penelepon, EMD bisa saja mengirimkan sekaligus satu atau
lebih unit ambulans respon emergency dan beberapa unit ambulans pembantu respon
untuk penanganan korban.
7. Berapa banyak dan apa sajakah jenis kendaraan yang terlibat? EMD harus
mampu menetukan, berapa banyak kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan dan
apakah kecelakaan melibatkan mobil, truk, atau bis. Cedera apapun yang diakibatkan dari
tabrakan yang melibatkan sepeda, motor, atau pejalan kaki dengan mobil harus
memperoleh prioritas tanggap darurat yang lebih tinggi. Jika EMD menemukan bahwa
kecelakaan tersebut melibatkan truk, EMD harus mencoba menentukan kemungkinan
apakah kendaraan tersebut membawa bahan muatan yang berbahaya.
8. Berapa banyak kemungkinan korban cedera? Ketika EMD memperoleh informasi
dari penelepon bahwa ada lima orang yang cedera, maka EMD akan mengirimkan dua
atau tiga ambulans dalam saat yang bersamaan. Waktu dan mungkin nyawa, dapat
diselamatkan dengan mengetahui jumlah korban cedera pada kecelakaan/tabrakan.
9. Apakah korban terjebak? Jika korban terjebak, maka dibutuhkan pula pengiriman unit
penyelamat.

Diposkan oleh YANKES PMI KOTA JAKARTA SELATAN di 21.00

Prakata

Upaya pembangunan kesehatan akan berhasil guna dan berdayaguna bila berbasis
pada kemandirian dan peran serta masyarakat
Oleh karena itu PMI Jakarta Selatan sebagai suatu organisasi kemanuasiaan dengan
partisipasi masyarakat relawan sebagai kekuatan organisasi, seyogyanya mempunyai
kemampuan menanggulangi penderita kecelakaan dan darurat kesehatan, serta
membantu mengevakuasinya kefasilitas kesehatan yang ada. PMI Jakarta Selatan
dalam melaksanakan kegiatannya, senantiasa mengembangkan kerjasama dengan
mitra kerja, baik yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan seperti Puskesmas,
balai pengobatan, poliklinik, rumah sakit, maupun yang menyelenggarakan pelayanan
ambulance juga.

Selain banyaknya tantangan yang harus di hadapi dalam penyelenggaraan pelayanan
ambulance PMI dimasa yang akan datang, sebenarnya terdapat pula peluang-peluang
yang dapat dimanfaatkan oleh PMI antara lain : Tersedianya sumberdaya manusia
terlatih (TSR/KSR/PMR) di cabang-cabang yang dapat dimanfaatkan untuk
memberikan pelayanan Pertolongan Pertama dan mengevakuasi penderita ke fasilitas
kesehatan yang ada, Meningkatnya kasus kecelakaan lalu lintas dan korban bencana
terutama didaerah yang padat penduduknya, Sistem pelayanan ambulance PMI yang
dikembangkan merupakan peluang untuk meningkatkan jasa pelayanan transportasi
penderita kecelakaan/penderita gawat darurat, Kerjasama dengan instansi
pemerintah/swasta yang semakin meningkat. Misalnya : Jajaran Departemen
kesehatan, TNI, Perusahaan Asuransi.
Wilayah jakarta selatan terjadi peningkatan jumlah penduduk yang signifikan sekali,
sehingga meningkatnya pula penggunaan transportasi baik kendaraan roda dua
maupun roda empat serta ditambah lagi dilaluinya oleh jalur busway sehingga pada
pagi dan sore hari terjadi kemacetan lalu lintas yang monoton. Oleh sebab itu angka
kejadian kecelakaan sangat tinggi sekali dan jarak tempuh untuk menuju lokasi sangat
lamban apalagi bila traffic accident terjadi bersamaan didua tempat atau lebih
Diposkan oleh YANKES PMI KOTA JAKARTA SELATAN di 01.02 0 komentar
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Kelengkapan
1. PERALATAN DIDALAM AMBULANCE GAWAT DARURAT
a. Tas PP (Kit PP)
Alat-alat dibawah ini dimasukkan dalam tas PP atau sejesnya, yang sebaiknya terbuat
dari bahan yang kuat dan tahan air. Dalam tas sebaiknya memiliki banyak bagian
sehingga peralatan dapat disimpan dengan baik berdasarkan bagian-bagiannya.
Ambulance transportasi seharusnya dilengkapi dengan kit PP.
Isi Tas PP (Kit PP)
1. Pembalut
2. Penutup luka
3. Cairan antiseptik
4. Cairan pencuci luka rivanol
5. Peralatan stabilisasi
6. Obat-obatan
7. Alat medis tambahan
8. Gunting pembalut
9. Pinset
10. Senter

11. Selimut
12. Peniti
13. Kartu penderita
14. Bloknote dan pen
15. Stetoskop
16. Tensimeter
17. Termometer
18. Oksigen Portable
b. Alat pelindung diri
c. Sepatu bot
d. Perlengkapan medis
1. Pemeriksaan
2. Emergency kit
e. Airways dan Breathing set
1. Ventilator mobile/portable
2. Tabung oksigen portable
3. Suction unit
4. Bag valve mask
5. ETT
6. Laringoscope
7. Pulse Oxymetri
8. Oxyhood
f. Circulation set
1. Vena sectie set
2. Hanging blood pressure monitor
3. Automatic external defibrilaor
4. EKG monitor
5. Intraosseus needle
g. Trauma set
1. Necsplint / collar splint (S,M,L)
2. Long spine board
3. Wound toilet set
4. Minor surgery set
h. Alat angkut evakuasi
1. Scoope stretcher
2. Stretcher beroda, sebaiknya yang diatur posisinya
i. Lain-lain
1. Infus set

2. Bantal, sarung bantal (2 buah)
3. Sprei cadangan (2 buah)
4. Kantong muntah (6 buah)
5. Box tissue (2 buah)
6. Satu pak gelas
7. Satu pak tissue basah
8. Empat liter air steril / NaCl
9. Empat buah alat pengikat lunak
10. Kantong sampah
j. Obat-obatan
k. Alat komunikasi
1. Radio medik
2. Mobile phone

Sponsor Documents

Or use your account on DocShare.tips

Hide

Forgot your password?

Or register your new account on DocShare.tips

Hide

Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link to create a new password.

Back to log-in

Close