Bayi dan anak-anak.
Dewasa yang ingin di anestesi umum.
Prosedur operasi yang lama & rumit.
Pasien dengan gangguan mental
Pasien dengan riwayat alergi terhadap
obat anestesi lokal
• Pasien dalam pengobatan antikoagulan
Teknik Anestesi Umum
•
•
•
•
•
•
•
Nafas spontan
Controlled ventilation
Face mask
Intubasi
LMA (Laryngeal Mask Airway)
COPA (Cuffed Oro Pharyngeal Airway)
LSA (Laryngeal Seal Airway)
Teknik Anestesi Inhalation
Umum
•
•
•
•
•
•
Open-drop technique
Insufflation
Sistim Ayre T-piece
Sistim dengan katup non-rebreathing
Semiclosed
Closed
Komponen mesin anestesi
•
•
•
•
Sumber gas : Oxygen, N2O
Katup regulator pengatur tekanan
Flow meter
Vaporizer untuk gas anestesi seperti
halothane, enflurane, isoflurane.
• CO2 absorption (soda lime atau bara
lime)
Teknik Induksi
•
•
•
•
Mask induction / inhalation
Intravenous
Intra muscular
Per rectal
Anestesi Inhalasi Ideal
•
•
•
•
Bau yang enak dan tak irritatif
Kelarutan Rendah
Tidak organo toxic
Efek samping cardiovascular dan respirasi
minimal
• Efek CNS reversible tanpa stimulan
• Efektif pada konsentrasi tinggi O2
• Titik didih dan tekanan jenuh dapat mudah
diatur dengan vaporizer standar
Problem selama induksi
anestesi
• Problem Utama : airway
• Tanda obstruksi partial : snoring, crowing,
gargling, wheezing, retraksi dada,
cyanosis
• Tanda obstruksi totalis : udara dari
mulut/hidung negatif, retraksi
supraclavicular , retraksi intercostal,
cyanosis
Problem lain ketika induksi
•
•
•
•
•
Depresi nafas
Batuk
Spasme Laring
Hipersekresi mucus dan saliva
Muntah
Penguasaan Jalan Nafas
• Tanpa Peralatan : Triple mannuver
Safar
• Dengan Peralatan :
OPA (Oro Pharyngeal Airway)
NPA (Naso Pharyngeal Airway)
LMA ( Laryngeal Mask Airway)
ETT (Endo Tracheal Tube)
Indikasi Intubasi
•
•
•
•
•
•
•
Operasi kepala dan leher
Jalan Nafas sulit
Thoracotomy
Laparotomy
Posisi Lateral
Posisi telungkup/Prone
Ventilasi terkontrol
Teknik laryngoscopy
•
•
•
•
•
Posisikan Kepala
Insersi laryngoscope blade
Visualisasi epiglottis
Angkat epiglottis
Lihat laryng dan jaringan sekitarnya
Keuntungan Endotracheal
Intubasi
• Jalan nafas pasti terjaga
• Ruang rugi pernfasan (75 ml) berkurang
sampai 25 ml.
• Ventilasi dapat dibantu atau dikontrol
• Kemungkinan aspirasi dapat diminimalisir
• Suctioning paru-paru dapat dilakukan
Ekstubasi
• Setelah ventilasi adequate
• Ketika anestesi dalam atau setelah pasien
sadar penuh
• Jalan nafas bersih
• Oxygen 100% sebelum dan setelah
ekstubasi
Perencanaan Anestesi
umum
• Visit pre operative
• Premedikasi
• Teknik Anestesi: Umum, Regional atau
kombinasi
• Intraoperative
• Postoperative
Premedikasi
• Pemberian
obat
tertentu
sebelum
tindakan anestesia, untuk membantu
induksi anestesia, pemeliharaan dan
pemulihan yang baik.
Tujuan Premedikasi
•
•
•
•
•
•
•
1. Mengurangi kecemasan
2. Mengurangi sekresi saliva
3. Mencegah refleks yg tak diinginkan
4.Memudahkan induksi anestesia
5. Menghasilkan amnesia
6. Menghasilkan analgesia
7. Mencegah muntah post operatif
Pilihan teknik Anestesi
tergantung pada:
• Kondisi pasien
• Skill anesthetist
• Skill surgeon
• Status sosial ekonomis Rumah
Sakit
Teknik selama Anestesi
Umum
• Kontrol jalan nafas
• Induksi anestesi
• Maintenance anestesi
• Analgesia
• Pelemas otot
Opiat dalam Anestesia
1. Premedikasi
2. Induksi Anestesia
3. Narcotic anestesia
4. Bagian dari balanced
anesthesia
5. Adjuvant pada regional
anesthesia
6. Neuroleptik anestesia
Narcotic analgesic ideal :
Batas keamanan lebar
Onset of action cepat
Durasi pendek
Mudah mengontrol analgesia
Analgesic kuat
no histamine release
Non active metabolite
Pelemas Otot
• Sangat berguna dalam anestesi umum.
• laryngoscopy dan intubasi lebih mudah
serta mengurangi cedera
• Kelemasan otot sangat berguna selama
operasi dan kontrol ventilasi
Pelemas Otot Ideal
• Non depolarisasi
• Onset cepat, short duration of action
• Pemulihan cepat
• Tak terakumulasi, tanpa metabolite aktif
• Tanpa efek cardiovascular
• Bukan histamine release
• Dapat dilawan dengan anticholinesterase
Mekanisme
block neuromuskular
• Block kompetitif : non-depol,halangi
ikatan AcCh dengan receptor.
• Block Depolarisasi : depol, depolarisasi
seperti AcCh tapi permanent
• Block Defisiensi : pengaruhi sintesa dan
pelepasan AcCh, Procaine, toxin botulinus,
Ca decrease, Mg increase.
Morgan GE, Mikhail MS. Clinical Anesth, 1996
Obat Depolarisasi
• Hasilkan fascikulasi otot .
• Efek kerja meningkat dengan obat
anticholinesterase, Acetylcholine,
hypothermia
• Efek kerja menurun dengan obat nondepol relaxant, anestesi inhalasi
• Dosis Succ choline : 1 mg/kg
Obat Nondepolarisasi
• Tak akan hasilkan fascikulasi otot
• Efek kerja berkurang oleh
anticholinesterase, obat depolarisasi, suhu
tubuh rendah, epinephrine, acetylcholine
• Efek kerja meningkat oleh obat non-depol,
volatile anestesi .
Anestesi Intravena
•
•
•
•
•
Pentothal
Propofol
Etomidate
Midazolam
Diazepam
Anestesi Intravena Ideal
• Larut dalam Air
• Tidak irritatif
• Tidak berefek negatif dengan analgetik
• Induksi cepat dan nyaman
• Cardiovascular tak terganggu dalam dosis
klinis
Intraoperative
• Monitoring pasien
• Posisi pasien
• Crystalloid dan colloid
• Teknik khusus lainnya seperti hipotermi,
hipotensi, dll
Tanda Kedalaman Anestesi
• PRST Score (balanced anesthesia)
• Guedel sign (ether anesthesia)
• PRST Score (score 2-4: adequate anesthesia)
P = Systolic arterial pressure (mmHg)
R = rate (heart rate)
S = sweat/ lacrimation
T = tear
PRST Scoring indexes for
Balanced anesthesia
Index
kondisi
Score
Systolic arterial pressure
(mmHg)
Kurang dari awall + 15
Kurang dari awal + 30
Lebih dari awal +30
Kurang dari awal + 15
Kurang dari awal + 30
Lebih dari awal +30
Tidak berkeringat
Licin bila disentuh
Tampak sangat berkeringat
Mata terbuka tanpa airmata
Tampak airmata waktu buka mata
Air mata mengalir dengan mata
tertutup
0
1
2
0
1
2
0
1
2
0
1
2
Heart rate (beats/min)
Sweat
Tears or Lacrimation
(Air mata )
Postoperative
• Post operative pain treatment
• Perawatan pasien post anestesi/
operasi di ICU atau ruang rawat biasa
ANESTESI REGIONAL
ANESTESI UMUM :
Impuls masih sampai ke C.N.S.
Cortisol
Cathecolamin
Tachycardi
Gula darah
ANESTESI REGIONAL :
Impuls kurang / tidak sampai ke C.N.S.
Blokade segmen TH5 – L1 berarti splanchnic
sympathic system terblok
Cortisol N /
Cathecolamine N /
KEUNTUNGAN :
Sederhana, murah
Non eksplosif
Tidak polusi
Alat sederhana
Perawatan pasca bedah mudah
Sadar resiko aspirasi (-)
Perdarahan
Respon otonom-endokrin
KERUGIAN :
Pasien ingin tidak sadar
Tidak praktis bila perlu beberapa
kali suntikan
Takut operasi belum selesai efek
obat habis
Efek samping serius, sulit diatasi
Protein binding
Protein binding lama kerja
Procaine P.B. = 5
Bupivacaine P.B. = 95
Protein membran = 10%
p Ka
P Ka = pH dimana bentuk ion dan non
ion seimbang
Untuk mula kerja bila pKa mendekati pH
jaringan onset of action lebih cepat
p Ka lidocaine = 7,7
Bupivacaine = 8,3
Non nervous tissue difussibility :
dengan mula kerja
Intrinsic vasodilator activity
Potensi dan lama kerja
Derajat absorbsi vaskuler, tergantung
blood flow bila vasodilatasi obat
cepat habis
Semua obat anestesi lokal
vasodilatasi kecuali cocaine.
Lidocaine > Mepivacaine
Maka ada 3 golongan obat anestesi lokal
1. Potensi rendah & lama kerja pendek
Terapi
Tidur terlentang 24 jam
Banyak minum / infus
Gurita
Analgetik
Epidural Blood Patch
•
Epidural Analgesia
Di daerah lumbal, thoracal, caudal
Indikasi dan kontraindikasi = spinal
anestesi
Keuntungan spinal dibandingkan epidural
:
Obat anestesi lokal lebih sedikit
Onset lebih singkat
Level anestesi lebih pasti
Teknik lebih mudah
Keuntungan epidural dibandingkan
spinal :
Bisa segmental
Tidak terjadi headache post op
Hypotensi lambat terjadi
Efek motoris lebih kurang
Dapat 1–2 hari dengan kateter post op
pain
Kerugian epidural dibandingkan spinal :
Teknik lebih sulit
Jumlah obat anestesi lokal lebih besar
Reaksi sistemis
Total spinal anestesi
Obat 5–10x lebih banyak untuk level
analgesi yang sama
Keuntungan epidural dibandingkan
anestesi umum :
Sedikit pengaruh pada respirasi
Diperoleh analgesi, relaksasi otot dan usus
Dapat diberikan pada pasien dengan
kontra indikasi muscle relaxant
Anatomi
Duramater berakhir di S2
Diameter ± 0,5 cm, paling besar di L2
Jarak rata-rata dari kulit 4-5 cm
Ruang epidural berisi jaringan ikat, lemak,
vena, arteri, pembuluh lymfe dan saraf
Vena distensi pada : batuk, hamil,
mengedan
Foramen intervertebralis lebih permeabel
pada usia muda
Metode menentukan ruang epidural
Metode Loss of Resistance
Metode Hanging Drop