BAB i

Published on May 2016 | Categories: Documents | Downloads: 59 | Comments: 0 | Views: 391
of 4
Download PDF   Embed   Report

Comments

Content

BAB i TASAWUF ISLAM DEFINISI, ASAL-USUL, DAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN A. DEFINISI TASAWUF Tasawuf adalah menjaga kebaikan tata krama bersama Allah dalam amal-amal lahiriah dan batiniah hingga terbangun keikhlasan terhadap seluruh ketetapan Allah dan menjalankan hukum-hukum syariat secara format sambil mensucikan hati. Prinsip dasar tasawuf adalah zuhud terhadap keduniaan, dengan tujuan untuk memperoleh makrifat sempurna dari Allah melalui jalur yang terbuka (kasyf) atau orang yang dikehendaki (ilham). Dan Allah berfirman pada Q.S Al-Hadid ayat 20. Upaya-upaya orang yang meniti jalan-jalan tasawuf 1. Diawali dengan membersihkan jiwa. 2. Memikirkan Allah, mengamati dan memikirkan jejak-jejaknya. 3. Mengisi jiwa dengan hal-hal yang positif. 4. Mengondisikan jiwa menatap atau di tatap Allah, sehingga merasakan kebersamaannya dengan sang pencipta. B. ASAL-USUL KATA TASAWUF DAN SUFI Tasawuf berasal dari kata yunani yaitu sophia, tetapi tasawuf menurut kalangan ahli isyarat terderivasi dari kata ash-shafa’ wal wafa’ yang artinya kesucian dan komitmen pemenuhan janji. Kalau sufi di tinjau dari segi bahasa apabila menunjukkan pada akar kata ash-shuf yang artinya bulu domba sehingga di nisbatkan kata sufi. C. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TASAWUF Andai Mujizat terhenti dan Islam terputus sama sekali hubungannya dengan agamaagama maupun filsafat-filsafat lain maka dapat di pastikan model tasawuf akan tumbuh, sebab di dalamnya sudah ada benih-benihnya. Namun, kita tidak bisa menerima kekuatan internal ini bekerja sendiri dalam membangun orientasi ini, sebab kekuatan grafitasi spiritual dan aliran-aliran pemikiran dominan yang mengalir deras ke dalam dunia Islam dari sumber-sumber non Islam. Pada masa pertumbuhan dan perkembangan telah terpengaruh oleh kebudayaankebudayaan luar yang tidak didukung oleh bukti dan dalil, sedangkan pernyataan bahwa ajaran Islam memiliki pengaruh tertentu pada tasawuf yang merupakan pernyataan mengandung kebenaran, namun tidak seluruhnya benar, sebab tasawuf pada masa pertumbuhan dan perkembangannya hanya berlandas pada ajaran-ajaran Islam. Sebagian penelitian berasumsi bahwa tasawuf tumbuh sendiri secara otonom dan independen di kalangan umat Islam, jauh dari pengaruh-pengaruh luar. Mereka mengatakan bahwa kemiripan antara pendapat antara kaum sufi dengan isu-isu berturutturut (irfan) dikalangan bangsa-bangsa laintidak serta merta menunjukkan bahwa yang pertama lahir dari yang kedua, akan tetapi bisa dikatakan bahwa masing-masing memiliki sebab (illaf) sendiri-sendiri.

Bab II SUMBER-SUMBER TASAWUF ISLAM A. AL-QUR’AN SEBAGAI SUMBER PERTAMA TASAWUF 1. Seruan Al-Qur’an Untuk Bersikap Zuhud a. Penjelasan Ayat-ayat Zuhud Dalam Al-Qur’an sudah terlihat bahwa kitan suci ini menyerukan sikap zuhud terhadap keduniaan dan memperingatkan ketenggalaman dalam berbagai kenikmatan hidup, salah satu ayat yang jelas menunjukkan (dalalah) dan kuat argumentasinya dalam mengofirmasi hal ini adalah gambaran Allah mengenai dunia sebagai sesuatu yang cepat berubah dan sirna. Allah SWT berfirman, Q.S Al Hadid ayat 20. Di ayat lain, Allah SWT memetakan pesona-pesona dunia yang menggiurkan agar kaum mukmin menyingkapinya dengan penuh kewaspadaan dalam batasbatas kewajaran dan moderta antara lain wanita, anak-anak, harta kekayaan dan fenomena-fenomena kenikmatan duniawi lainnya, kemudian menutupnya dengan pesan bahwa hanya di sisi Allah SWT tempat kembali yang baik. Allah berfirman pada Q.S Al-Imran 14. Allah menempatkan wanita sebagai pesona dunia yang pertama karena efek fitnah yang diakibatkan paling dasyat, sebagaimana sebagai hadist yang shahih, bahwasanya rasullullah SWT bersabda : “tidak aku tinggalkan setelah fitnah yang lebih berbahaya atas kaum laki-laki daripada (fitnah kaum) wanita”. Apabila menyukai wanita dengan tujuan menjaga kehirmatan diri dan memperbanyak keturunan maka hal itu merupakan sesuatu yang disukai dan danjurkan sebagaimana yang tertera dalam hadis-hadis yang menganjurkan pernikahan, seperti hadist yang sudah ditetapkan.

Al-Qur’an memberi perhatian besar terhadap penggalakan perilaku zuhud di dunia, namun zuhud yang dituntut di dalam Al-Qur’an dari seorang mukmin adalah zuhud dalam batas-batas kewajaran dan moderat.dan Allah telah berfirman dalam (Q.S Al-Kahfi 7) b. Al-Qur’an dan kezuhudan rasul Al-Qur’an menegaskan seruan zuhud dengan melarang Rasulullah SAW untuk melihat kemewahan hidup yang dinikmati orang-orang yang bergemilang kemewahan sebab pahala besar yang dijanjikan Allah SWT bagi orang-orang mukmin yang berzuhud jauh lebih baik dan kekal. Allah SWT berfirman pada (Q.S Thaha 131) Apa yang diinvestasikan Allah SWT untuk Rasul-Nya di hari akhir merupakan sesuatu yang tak terdefinisikan dan tergambarkan, sebagai firman Allah Rasulluah swt adalah sosok wanita yang paling zuhud terhadap dunia meskipun beliau dapat menikmatinya. Jika memperoleh sesuatu, beliau langsung

c.

membagi-bagikannya kepada para hamba Allah tanpa menyimpannya sedikitpun untuk kepentingan hari esok beliau. Bingkai Zuhud dalam Al-Qur’an Bingkai Zuhud Al-Qur’an adalah tidak mengharamkan sesuatu yang di halalkan Allah SWT atas nama zuhud. Allah SWT berfirman, Kekuatan Zuhud Yang Diserukan al-Qur’an Fakta sejarah membuktikan bahwa kaum muslim generasi awal mampu menyebarkan membuktikan Islam hingga sedemikian jaya berkat pemahaman yang shahih terhadap zuhud yang memotivasi mereka untuk mengorbankan jiwa, raga, dan harta mereka di jalan Allah SWT demi memilih pahala di sisi Allah SWT dari pada perhiasan dunia yang fana, serta merespons firman Allah

d.

2.

Seruan Al-Qur’an Untuk Beribadah a. Penjelasan Beberapa Ayat Ibadah Hal ini telah di tegaskan oleh Al-Qur’an dalam sejumlah ayat tanpa mempunyai makna ganda (ambiguitas) sedikit pun. Diantara firman Allah SWT

b.

Pemahaman Yang Shahih Terhadap Ibadah Pemahan yang benar terhadap ibadah ini terwujud dalam diri mereka berkat didikan Rasulluah SWTyang mengajarkan kepada mereka kepada mereka bahwa jihad di jalan Allah adalah ibadah, bekerja mencari rezeki untuk menjaga kehormatan diri (dari mengemis) dan memenuhi kebutuhan pribadi serta keluarga juga merupakan ibadah yang menjadi media penghapusan dosa-dosa. Oleh karena itu, Allah SWT memuji mereka dengan firmannya :

c.

Al-Qur’an danIbadah Rasulullah saw Al-Qur’an memberi perintah-perintah khusus kepada Rasulullah saw tentang beribadah antara lain dalam firman Allah SWT

B. KEHIDUPAN RASULLULAH SEBAGAI SUMBER KEDUA TASAWUF 1. Kezuhudan Rasulullah saw dan kesederhanannya a. Kezuhudan dan kesederhannan beliau dalam hal mekanan Apa yang diriwayatkan al-Hasan dari Rasulullah saw telah diperkuat oleh hadishadis lain yang cukup banyak dan berstatus shahih, diantaranya hadia yang diriwayatkan Al-Miqdam bin Ma’di Yarkab Ia berkata : Aku mendengar Rasulullah saw bersabda :

b.

Kezuhudan dan kesederhanaan Beliau dalam berpakaian Rasulullah saw tidak suka memakai kain dari bulu domba di segala waktu. Bahkan, beliau pernah melepaskannya karena satu hal yang diperhatikan oleh salah seorang istri, yaiut Aisyiah saat ia menyebutkan hal itu kepada beliau, beliau langsung enggan memakai kain dari bulu domba. Karena Rasulullah saw lebih menyukai pakaian dari bahan kasar.

c.

d.

Kezuhudan dan kesederhanaan alas tidur Rasulullah saw Pilihan Rasulullah saw pada alas tidur yang sangat bersahaja di latar belakangi oleh keimanan beliau yang sempurna bahwa dunia hanyalah tempat tinggal sementara, bukan untuk selama-lamanya kemudian diriwayatkan dari Aisyah. Ia berkata, “sesungguhnya, alas tidur Rasulullah saw berupa lembaran kulit berisikan perumputan kering. Kezuhudan dan kesederhanaan Rasulullah saw sebagai pilihan hidup. Bahwa kezuhudan dan kesederhanaan saw bukanlah karena faktor kemiskinan dan keterdesakan kondisi hidup, melainkan lebih karena sebuah pilihan dan kegemaran. Beliau memilih hidup zuhud dan sederhana daripada menyibukkan diri dengan berbagai bentuk kenikmatan hidup di dunia yng fana. Diriwayatkan dari Abu Umamah ra, dari Rasulullah saw beliau bersabda:

2.

Ibadah Extra Rasulullah Ibadah extra Rasulullah meliputi : a. Intensitas shalat Rasulullah b. Intensitas puasa Rasulullah c. Syarat-syarat memperbanyak ibadah, yang meliputi :  Harus dilakukan dalam kondisi yang fit (bugar).  Ibadah bagi orang yang tidak mampu tidak dianjurkan oleh karena itu Rasulullah saw bersabda “ Kerjakanlah amal sesuai kemampuan kalian, sesungguhnya Allah SWT tidak penah bosan sampai kalian sendiri bosan”.

C. Kehidupan sahabat dan khulafaurrasyidin sebagai sumber ketiga tasawuf Rasulullah saw besabda mengenai mereka “para sahabatku laksana bintang-bintang : siapapun diatara mereka yang kalian ikuti kalian telah bimbing”.

Sponsor Documents

Or use your account on DocShare.tips

Hide

Forgot your password?

Or register your new account on DocShare.tips

Hide

Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link to create a new password.

Back to log-in

Close