Blower

Published on November 2016 | Categories: Documents | Downloads: 89 | Comments: 0 | Views: 842
of 58
Download PDF   Embed   Report

Comments

Content

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Banyaknya tuntutan perusahaan yang menginginkan lulusan sarjana siap pakai
menuntut para mahasiswa untuk mencari pengalaman tentang dunia kerja
sebelum lulus. Hal ini menjadi titik tolak bagi program studi Teknik Mesin
Universitas Diponegoro untuk mengadakan mata kuliah Kerja Praktek yang
merupakan salah satu syarat wajib kelulusan. Keadaan lapangan menunjukkan
bahwa kemampuan intelejensi yang bagus disertai pengalaman dan keterampilan
yang cukup akan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Selain itu, mahasiswa
juga diharapkan mengikuti dan mengerti akan perkembangan teknologi yang
semakin pesat dalam dunia industri.

1.2

Maksud dan Tujuan Kerja Praktek
Melalui kerja praktek yang diadakan ini mahasiswa diharapkan dapat
mengaplikasikan ilmu pengetahuan serta mempelajari situasi pekerjaan kelak.
Yang menjadi masalah adalah adanya kesenjangan antara dunia pendidikan dan
dunia industri, antara kualitas yang ditawarkan dengan persyaratan yang
dibutuhkan tidak sesuai. Untuk itu perlu adanya jembatan antara dunia
pendidikan dengan dunia industri. Dunia pendidikan lebih memfokuskan kepada
masalah akademis sedangkan dunia industri lebih memfokuskan pada
pengalaman dan keterampilan kerja.
Salah satu model yang dianggap dapat menjembatani kesenjangan itu adalah
program link and match atau sistem kerja praktek yang dikenalkan saat ini.
Model ini menawarkan keuntungan pada kedua belah pihak, dimana dunia
pendidikan mendapatkan informasi tetntang kondisi yang ada pada dunia kerja,
sehingga dunia pendidikan dapat menerapkan sistem yang dapat menunjang ke
Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
1

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
arah dunia kerja dan pendidikan yang dapat dilakukan dengan efektif dan efisien,
sebaliknya dunia kerja mendapat informasi pemecahan-pemecahan masalah yang
dihadapi perusahaan dan perusahaan tersebut tidak perlu lagi mengeluarkan
biaya dan tenaga ekstra untuk melakukan training, apabila diadakan training
maka waktu training tersebut tidak membutuhkan waktu yang lama karena
tenaga kerja yang akan ditraining sudah mengenal dunia kerja, sehingga lebih
mudah mensosialisasikan ilmu yang dimilikinya.
Adapun tujuan dari pelaksanaan kerja praktek ini adalah :
1. Memperkenalkan kondisi dan situasi dunia kerja kepada mahasiswa
sehingga mahasiswa memiliki pengalaman dan dapat beradaptasi dengan
cepat.
2. Mahasiswa dapat melihat sendiri aplikasi dari ilmu pengetahuan dan dapat
mengaplikasikan ilmu yang diperoleh.
3. Menjembatani keinginan antara dunia pendidikan dan dunia industri
sehingga dapat tercipta sumber daya manusia yang berkualitas lebih baik.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan diadakannya Kerja Praktek ini adalah :
1. Terjadinya link and match antara dunia pendidikan dan industri,
khususnya di PT. PETROKIMIA GRESIK, sehingga mahasiswa dapat
lebih mengenal, mengamati, membandingkan praktek yang ada di
lapangan dengan teori yang didapat di bangku kuliah, kemudian
menganalisa, dan menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh di
bangku kuliah pada suatu lingkungan kerja (di lapangan) dengan
pendekatan dan perhitungan rekayasa.
2. Perusahaan, dalam hal ini PT. PETROKIMIA GRESIK, dapat
memberikan gambaran tentang tenaga kerja yang dibutuhkan, sehingga
terjadi keseimbangan (balancing) antara dunia pendidikan dan industri.
Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
2

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
3. Untuk meningkatkan daya kreativitas dan keahlian mahasiswa.
4. Melatih kepekaan mahasiswa untuk mencari solusi masalah yang dihadapi
dalam dunia industri atau dunia kerja.
5. Memenuhi persayaratan akademis dalam menempuh pendidikan S1 di
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
1.3.2 Tujuan Khusus
Manfaat dari Kerja Praktek ini adalah :
1) Bagi Mahasiswa
a. Sebagai aplikasi pengetahuan atas teori yang telah diperoleh dari
bangku kuliah.
b. Sebagai persiapan dini untuk memasuki lingkungan kerja.
c. Merupakan kesempatan untuk memperkaya ilmu dan memahami suatu
profesi dalam dunia kerja.
2) Bagi Perguruan Tinggi
a. Memberi kesempatan kepada mahsiswanya untuk terjun ke lapangan
dan masyarakat.
b. Dapat menguji sampai sejauh mana kemampuan mahasiswanya dalam
mengaplikasikan teori dibidang praktis.
c. Sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan kurikulum pada masa
mendatang.
3) Bagi Perusahaan.
a. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk lebih mengenal
tentang perusahaannya.
b. Sebagai sumbangsih perusahaan dalam ikut mencerdaskan kehidupan
bangsa.

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
3

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
1.4 Metode Pengambilan Data
1. Data primer
Data primer merupakan hasil pengamatan dan pengujian secara langsung di
lapangan atau melaksanakan sebagian pekerjaan sebagai pembanding. Data
primer diperoleh dengan cara :
a. Metode survey / interview
Dengan cara mengajukan pertanyaan pada pembimbing, petugas
bagian yang berwenang, teknisi, engineer maupun pada operator yang
sedang bertugas.
b. Metode observasi / check record
Dengan cara melakukan pengerjaan, pengamatan, pencatatan serta
analisa secara sistematis terhadap proses yang berlangsung.
2. Data sekunder
Data sekunder diperoleh dengan cara :
a. Data internal
Data yang diperoleh berdasarkan dari buku, manual training, standar
spesifikasi perusahaan atau laporan yang tersedia di PT.Petrokimia
Gresik
b. Data eksternal
Data yang diperoleh dari literatur-literatur yang berada di luar PT.
Petrokimia Gresik.
1.5 Batasan Masalah
Untuk lebih mudah dalam mencapai tujuan penulisan ini, maka masalah yang
akan dibahas dibatasi sebagai berikut :
1.

Profil perusahaan PT. Petrokimia Gresik.

2.

Gambaran umum proses produksi pupuk di PT.Petrokimia gresik.

3.

Sistem kerja mesin blower sentrifugal.

4.

Analisis data aktual dan literatur mesin blower 99 C 104.

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
4

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
5.

Mempelajari secara singkat tentang pengaman.

1.6 Obyek Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan pada bagian Perencanaan dan Pengendalian
Harian (CHANDAL HAR), Departemen Pemeliharaan IIB, PT. Petrokimia
Gresik untuk mempelajari tentang pemeliharaan alat-alat dan proses produksi
pembuatan pupuk PHONSKA.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang sigunakan adalah sebagai berikut :
BAB I

PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, batasan masalah, metode
pembahasan, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Berisi tentang berbagai penjelasan umum mengenai PT. PETROKIMIA
Gresik
BAB III BLOWER SENTRIFUGAL
Berisi tentang dasar teori blower sentrifugal, karakteristik blower sentrifugal,
dan perawatan blower.
BAB IV ANALISA BLOWER SENTRIFUGAL 99 C 104
Berisi tentang data-data dan perhitungannya beserta analisa perhitungan.
BAB V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran analisa blower sentrifugal.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
5

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro

BAB II
TINJAUAN UMUM PT.PETROKIMIA GRESIK
2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Perusahaan PT. Petrokimia Gresik.
PT. Petrokimia Gresik adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara dalam
lingkup Departemen Perindustrian dan Perdagangan yang bergerak di bidang
produksi pupuk, bahan - bahan kimia dan jasa lainnya seperti jasa konstruksi dan
engineering. Perusahaan ini merupakan pabrik pupuk kedua di Indonesia setelah
PT. Pupuk Sriwijaya di Palembang dan juga merupakan pabrik pupuk terlengkap
di antara pabrik lainnya. Jenis pupuk yang diproduksi oleh pabrik ini antara lain
adalah Zwavelzuur Ammonium (ZA), urea, pupuk fosfat (SP-36), pupuk
majemuk (PHONSKA), pupuk ZK, dan petroganik. Sedangkan produk nonpupuk antara lain CO2 cair, CO2 padat (dry ice), amoniak, cement retarder, dan
AlF3 (Aluminium Fluoride).
Pada mulanya perusahaan ini berada di bawah Direktorat Industri Kimia
Dasar, tetapi sejak tahun 1992 berada di bawah Departemen Perindustrian dan
pada awal tahun 1997 PT. Petrokimia Gresik berada di bawah naungan
Departemen Keuangan. Akan tetapi akibat adanya krisis moneter yang dialami
bangsa Indonesia menyebabkan PT. Petrokimia Gresik berada di bawah Holding
Company PT. Pupuk Sriwijaya tepatnya pada tahun 1999. [1]
Secara kronologis, sejarah singkat perkembangan PT. Petrokimia Gresik
adalah sebagai berikut:
Tahun 1960
Berdasarkan Ketetapan MPRS No II/MPRS/1960 dan Keputusan Presiden
No.260 tahun 1960 direncanakan pendirian “Proyek Petrokimia Surabaya”.
Proyek ini merupakan proyek prioritas dalam Pola Pembangunan Nasional
Semesta Berencana Tahap I (1961-1969).

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
6

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
Tahun 1962
Badan Persiapan Proyek-Proyek Industri (BP 3I) yang bernaung di bawah
Departemen Perindustrian Dasar dan Pertambangan melakukan survei lokasi
untuk proyek di Jawa Timur yaitu di daerah Tuban, Pasuruan, dan Gresik.
Daerah Gresik akhirnya ditetapkan sebagai lokasi yang paling sesuai.
Tahun 1964
Pembangunan pabrik ini dilaksanakan berdasarkan Instruksi Presiden No.
01/Instr/1963 dan diatur dalam Keputusan Presiden No. 225 tanggal 4 Nopember
1964. Pelaksanaan pembangunan ini dilaksanakan oleh Cosindit SpA dari Italia
yang ditunjuk sebagai kontraktor utama.
Tahun 1968
Pada masa ini kegiatan berhenti dikarenakan krisis ekonomi yang
berkepanjangan, sehingga jalannya produksi harus berhenti. Dampak dari krisis
tersebut menyebabkan perusahaan mengalami krisis juga. Biaya operasi yang
tinggi (impor) yang tidak sesuai dengan penjualan menyebabkan perusahaan
mengalami kerugian. Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan suntikan dana
dari kantor pusat.
Tahun 1971
Status badan usaha dari Proyek Petrokimia Surabaya diubah menjadi
Perusahaan Umum (Perum) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun
1971.
Tahun 1972
Perusahaan ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 10 Juli
1972. Selanjutnya tanggal tersebut diperingati sebagai hari jadi PT. Petrokimia
Gresik.
Tahun 1975
Status badan usaha PT. Petrokimia Gresik diubah menjadi Perusahaan
Perseroan berdasarkan Peraturan Pemerintah No.14 tahun 1975.

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
7

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
Tahun 1997
PT. Petrokimia Gresik melakukan holding dengan PT. Pupuk Sriwijaya
(Persero) sebagai induknya berdasarkan PP No.28 tahun 1997.
Pada saat ini PT. Petrokimia Gresik mempunyai beberapa bidang bidang
usaha antara lain :
1. Industri pupuk
2. Industri pestisida
3. Industri kimia
4. Industri peralatan pabrik
5. Jasa rancang bangun serta perekayasaan maupun jasa lainnya
Status PT. Petrokimia di Gresik
1. Proyek Petrokimia Surabaya

(1963 – 1971)

2. Perusahaan Umum (Perum)

(1971 – 1975)

3. PT. Petrokimia Gresik (Persero)

(1975 - 1997)

4. PT. Petrokimia Gresik

(1997 – sekarang )

2.1.1 Perluasan – perluasan Perusahaan
Dalam perkembangan selanjutnya, PT. Petrokimia Gresik telah
mengalami sembilan kali perluasan, yaitu :
a. Perluasan pertama (29 Agustus 1979)
Pembangunan Pabrik TSP I oleh Spie Batignoles (Perancis) dilengkapi
dengan pembangunan prasarana pelabuhan dan unit penjernihan air
Gunungsari serta booster pump di Kandangan untuk meningkatkan
kapasitasnya menjadi 720 m3/jam.
b. Perluasan kedua (30 Juli 1983)
Pembangunan Pabrik TSP II oleh Spie Batignoles serta perluasan
pelabuhan dan unit penjernihan air Babat dengan

kapasitas 3000

m3/jam.

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
8

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
c. Perluasan ketiga (10 Oktober 1984)
Pembangunan Pabrik Asam fosfat dan produk samping yang meliputi
pabrik asam sulfat, pabrik cement retarder, pabrik aluminium fluorida,
pabrik ammonium sulfat, asam fosfat, dan unit utilitas. Perluasan ini
dilakukan oleh kontraktor Hitachi Zosen Jepang.
d. Perluasan keempat (2 Mei 1986)
Pembangunan Pabrik Pupuk ZA III oleh tenaga-tenaga PT. Petrokimia
Gresik mulai dari studi kelayakan sampai pengoperasiannya.
e. Perluasan kelima (29 April 1994)
Pembangunan Pabrik Ammonia dan Pabrik Urea baru dengan
teknologi proses Kellog Amerika dan konstruksinya ditangani oleh PT.
Inti Karya Persada Teknik (IKPT) Indonesia. Pembangunan dimulai
awal tahun 1991. Dan ditargetkan beroperasi pada Agustus 1993.
Pabrik ini mulai beroperasi 29 April 1994.
f. Perluasan keenam (25 Agustus 2000)
Pembangunan Pabrik NPK berkapasitas 300.000 ton per tahun dengan
nama ”PHONSKA”. Konstruksi ditangani PT. Rekayasa Industri
dengan teknologi INCRO dari Spanyol. Pabrik ini telah diresmikan
oleh Presiden Republik Indonesia Abdurrahman Wahid pada tanggal
25 Agustus 2000.
g. Perluasan ketujuh (23 Maret 2005)
Pembangunan Pabrik ZK (Zwavelzuur Kalium) atau Kalium Sulfat
(K2SO4). Lisensor pabrik ini adalah China Jizhou City Potash
Fertilizer Co.Ltd. Kontraktor pabrik ini adalah konsorium Eastern
Tech (Taiwan) dan Timas (Indonesia). Pabrik ini mulai beroperasi pada
tanggal 23 Maret 2005.

h. Perluasan kedelapan
Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
9

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
Pembangunan Pabrik NPK Blending dengan kapasitas 300.000
ton/tahun.
i.

Perluasan kesembilan
Pembangunan Pabrik Petroganik.

2.1.2 Logo perusahaan dan arti

Gambar 2.1 Logo Perusahaan [1]
Dasar Pemilihan Logo
Binatang kerbau dipilih sebagai logo karena :
1. Untuk menghormati daerah Kebomas.
2. Mempunyai sikap bekerja keras, loyalitas dan jujur.
3. Dikenal masyarakat luas Indonesia dan sahabat petani.
Arti Logo
Logo PT. Petrokimia Gresik mempunyai tiga unsur utama yaitu :
1. Kerbau dengan warna kuning emas yang mempunyai arti :
-

Penghomatan terhadap daerah tempat perusahaan berada yaitu
Kecamatan Kebomas.

-

Sifat positif kerbau yaitu dikenal suka bekerja, ulet dan loyal.

-

Warna kuning emas melambangkan keagungan.

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
10

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
2. Daun Hijau berujung lima yang mempunyai arti :
-

Daun hijau melamabangkan kesuburan dan kesejahteraan.

-

Lima melambangkan kelima sila pancasila.

-

Tulisan PG berwarna putih yang mempunyai
kepanjangan

dari

Petrokimia

Gresik.

dan

arti

warna

PG
putih

melambangkan kesucian.
Arti keseluruhan dari Logo Perusahaan adalah :
“ Dengan hati yang bersih dan suci berdasarkan sila kelima
Pancasila, Petrokimia Gresik berusaha mencapai masyarakat yang adil
dan makmur menuju keagungan bangsa”.
2.1.3 Unit – unit Produksi
PT. PetrokimiaGresik memiliki tiga unit produksi. Ketiga unit tersebut
diantaranya :
Unit Produksi I (Unit Pupuk Nitrogen)
Yang terdiri dari :
1. Pabrik Ammonia
Dengan kapasitas 400.000 ton / tahun
2. Pabrik Pupuk ZA
Pabrik pupuk ZA dengan kapasitas 650.000 ton / tahun dengan
perincian kapasitas sebagai berikut :


Pabrik Pupuk ZA I (1972)
Kapasitas produksi sebesar 200.000 to / tahun. Bahan baku
berupa aam sulfat dan ammonia.



Pabrik Pupuk ZA II (1984)
Kapasitas produksi sebesar 250.000 ton / tahun. Bahan baku
berupa gypsum dan ammonia dimana gypsum diperoleh dari hail

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
11

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
samping pembuatan asam fosfat secara operasional mauk unit
produk III.


Pabrik Pupuk ZA III
Kapaitas produksi sebesar 200.000 ton / tahun. Bahan baku
berupa asam sulfat dan ammonia.

3. Pabrik Pupuk Urea (1994)
Kapasitas produksi sebesar 450.000 ton / tahun. Bahan baku berupa
CO2 dan ammonia.
Selain pabrik Ammonium, pabrik ZA dan pabrik pupuk urea
terdapat produk samping antara lain :
1. CO2 cair dengan kapasitas sebesar 10.000 ton / tahun.
2. CO2 padat (dry ice) dengan kapasitas 4.000 ton / tahun.
3. Nitrogen (gas) dengan kapasitas sebesar 500.000 ton / tahun
4. Nitrogen (cair) dengan kapasitas sebasar 1 ton / jam
5. Oksigen (gas) dengan kapasitas sebesar 600.000 ton / tahun.
6. Oksigen (cair) dengan kapasitas sebesar 0,9 ton / jam.
Unit Produksi II (Unit Pupuk Phospat)
Yang terdiri dari :
1. Pabrik Pupuk Fosfat I (1979)
Dengan kapasitas 500.000 ton / tahun. Produk berupa TSP.
2. Pabrik Pupuk Fosfat II (1983)
Dengan kapasitas 500.000 ton / tahun. Produksi berupa
pupuk TSP sejak januari 1995 diubah menjadi SP-36.
3. Pabrik Pupuk Majemuk (2000)
Kapasitas produksi sebesar 300.000 ton / tahun. Produksi
berupa pupuk Phonska.
Unit Produksi III (Unit Asam Fosfat)
Yang terdiri dari :

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
12

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
1. Pabrik Pupuk Fosfat (100% P2O5)
Dengan kapasitas 171.450 ton / tahun. Produksi berupa
pupuk TSP-36.
2.

Pabrik Asam Sulfat
Dengan kapasitas 510.000 ton / tahun. Produksi berupa
bahan baku asam fosfat, ZA dan SP-36.

3. Pabrik Cement Retarder
Kapasitas produksi sebesar 400.000 ton / tahun. Produksi
berupa bahan baku pengatur kekerasan untuk industri semen.
4. Pabrik Alum Fluorida (AlF3)
Kapasitas produksi sebesar 12.600 ton / tahun. Produksi
berupa bahan baku penurunan titik lebur pada industri peleburan
Aluminium.
Secara garis besar unit – unit produksi di komplek
Petrokimia Gresik adalah sebagai berikut :
1. Amoniak

: 445.000 ton/tahun

2. Urea

: 462.000 ton/tahun

3. Amonium sulfat I/III

: 200.000 ton/tahun

4. PF-I/RFO

: 500.000 ton/tahun

5. PF-II

: 500.000 ton/tahun

6. Phonska

: 300.000 ton/tahun

7. NPK Kebomas

: 300.000 ton/tahun

8. Asam Phosphate

: 172.450 ton/tahun

9. Alumunium Flourida

: 12.600 ton/tahun

10. Cement Retarder

: 478.000 ton/tahun

11. Amonium Sulfat –II

: 250.000 ton/tahun

12. Kalium Sulfat

: 10.000 ton/tahun

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
13

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro

2.1.4

Unit Prasarana
Unit – unit prasarana berfungsi untuk menunjang kegiatan
operasional perusahaan. Unit – unit prasarana yang dimiliki oleh
PT. Petrokimia Gresik antara lain :
1. Dermaga Khusus
Dermaga Khusus ini berfungsi sebagai penunjang kegiatan
transportasi bahan baku dan hasil produksi. Dermaga ini
dibangun menjorok ke laut sepanjang 1 km dengan bentuk T
dengan ukuran panjang 625 m, lebar 36 m dan 25 m dengan
kedalaman air laut 15 – 17 m.
a. Kapasitas Dermaga
1. Kapasitas bongkar muat 3.000.000 – 5.000.000 ton / tahun.
2. Kapasitas sandar 6 kapal sekaligus, terdiri dari :
3. Kapal berbobot mati 40.000 – 60.000 DWT (sisi laut)
4. Kapal berbobot mati 10.000 DWT (sisi darat)
b. Fasilitas Bongkar Muat.
1. 2 crane bongkar curah dengan kapasitas masing – masing
350 ton/jam.
2. 1 crane muat terpadu dengan kapasitas muat curah 120
ton/jam dan dalam kantong kemasan @ 50 kg dengan
kapasitas 120 ton / jam.
3. Continuous ship unloader untuk membongkar bahan curah
dengan kapasitas 1000 ton/jam.
c. 3 jalur ban berjalan yang terdiri dari :
1. 1 buah ban berjalan yang berguna untuk mengangkut bahan
baku dari kapal ke unit.
2. 1 buah ban berjalan yang berguna untuk mengangkut
produksi berupa kantong yang dengan berat 50 kg.

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
14

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
3. 1 buah ban berjalan yang berguna untuk mengangkut
produksi yang berupa produk curah.
d. Fasilitas perpipaan untuk mengangkut bahan cair.
2. Unit Pengolahan Air
Kebersihan air bersih untuk keperluan air proses produksi dan
keperluan lainya dipenuhi oleh dua unit pengolahan air, yaitu :
a. Pengolahan Air Gunung Sari Surabaya.
Dari sungai brantas dialirkan melalui pipa sepanjang 22
km dengan diameter 14 in yang berkapasitas 720 m3/jam.
b. Pengolahan Air Babat Lamongan
Dari sungai bengawan solo dialirkan ke Gresik dengan
pipa berdiameter 28 in sepanjang 60 km dengan kapasitas
sebesar 1500 – 2500 m3/jam
3. Pembangkit Tenaga Listrik
Di PT. Petrokimia Gresik terdapat 2 unit pembangkit
tenaga listrik antara lain :
a. Gas Turbin Generator untuk unit produk pupuk
nitrogen dengan kapaitas 32 MW.
b. Steam Turbin Generator untuk unit produk asam fosfat
dengan kapasitas 20 MW. Pembangkit listrik untuk
keperluan

penerangan

pabrik,

perumahan

dinas

Petrokimia gresik dan lain – lainnya menggunakan jasa
PLN sebesar 15 MW.
4. Unit Industri Peralatan Pabrik
Untuk menunjang pemeliharaan pabrik yang telah ada dan
dapat digunakan untuk fabrikasi peralatan pabrik dan
permesinan atas pesanan perusahaan lain.
5. Ban Berjalan (Belt Conveyor)

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
15

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
Ban berjalan merupakan saran penunjang transportasi bahan
baku dan hasil produksi yang menghubungkan antara unit
pabrik I, II dan III dengan dernaga sepanjang 25 km.
6. Kereta Api
Kereta api merupakan sarana transportasi yang digunakan
untuk menyalurkan hasil produksi dari PT. Petrokimia Gresik
ke kota lainnya agar penyaluran lebih lancar dan tepat waktu.
7. Unit Pengolah Limbah
Pengolah limbah di PT Petrokimia Gresik memiliki
kemampuan menampung dan mengolah limbah cair (total
sebanyak 240 m3/jam), limpah padat (berupa debu), dan limbah
gas
2.1.5

Anak Perusahaan dan Perusahaan Patungan
Selain

perusahaan

utama,

PT.

Petrokimia

Gresik

mengembangkan anak perusahaan, baik yang sluruh sahamnya
dimiliki sendiri maupun patungan dengan BUMN lain (swasta
nasional maupun swasta asing). PT. Petrokimia Gresik mempunyai
anak Perusahaan, yaitu :
1. PT. PETROKIMIA KAYAKU
Pabrik formulator pestisida ini hasil kerjasama PT. Petrokimia
Gresik (60%) dengan Nippon Kayaku dan Mitsubishi Corp.
Pabrik ini beroperasi mulai tahun 1977 dengan hasil produksi:


Pestisida cair dengan kapasitas 3.600 ton/tahun.



Pestisida butiran dengan kapasitas 12.600 ton/tahun.



Pestisida tepung dengan kapasitas 1.800 ton/tahun.

2. PT. PETROSIDA

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
16

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
Perusahan ini menghasilkan bahan aktif pestisida, dan
saham PT. Petrokimia Gresik sebesar 99,9%. Beroperasi mulai
tahun 1984 dan dimaksudkan untuk memasok bahan baku PT.
Petrokimia Kayaku. Jenis produk yang dihasilkan adalah:


BPMC

: 2.500 ton/tahun



MIPC

: 700 ton/tahun



Diazinon

: 2.500 ton/tahun



Carbofuron

: 900 ton/tahun



Carbaryl

: 200 ton/tahun

PT. Petrokimia Gresik mempunyai perusahaan patungan antara lain :
1. PT. PETRONIKA
Merupakan perusahaan patungan antara PT. Petrokimia
Gresik (20%) dengan Nippon Indonesia Kazosai. Beroperasi
mulai tahun 1985, dengan hasil produksinya Diocthyl Phthalate
(DOP) dengan kapasitas 30.000 ton/tahun.
2. PT. PETROWIDADA
Perusahaan ini merupakan hasil patungan dari PT.
Petrokimia Gresik (1,46%), PT.Witulan, PT. Daewoo Corp.,
PT. Eterindo Wahana Tama, dan PT. Justus SC. Beroperasi
sejak tahun 1988, dengan hasil produksi:


Phthalic Anhydride



Maleic Anhydride

: 30.000 ton/tahun
: 1.200 ton/tahun

3. PT. PETROCENTRAL
Perusahaan ini merupakan hasil patungan antara: PT.
Petrokimia Gresik (9,8%), PT. Kodel Jakarta, PT. Supra
Veritas, PT. Salim Chemical, PT. Fosfindo Surabaya, dan PT.
Unggul I.C. Mulai beroperasi tahun 1990 dengan hasil

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
17

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
produksi Sodium Tripoly Phosphate (STPP) dengan kapasitas
40.000 ton/tahun.
4. PT. KAWASAN INDUSTRI GRESIK
Perusahaan ini merupakan patungan antara PT. Petrokimia
Gresik dan PT. Semen Gresik dengan saham masing-masing
35% dan 65%. Perusahaan ini menyiapkan kavling industri
siap pakai seluas 135 ha, termasuk Export Processing Zone
(EPZ).
5. PT. PUSPETINDO
Merupakan perusahaan patungan antara : PT. Petrokimia
Gresik (32,21%), PT. Rekayasa Industri, PT. Mapindo Parama,
dan BALCKE DURR A.G. Jerman. Beroperasi mulai tahun
1992 dan bergerak dalam industri peralatan seperti :


Bejana bertekanan



Menara



Alat penukar panas



Peralatan Cryogenic



perdagangan umum

2.2 Lokasi dan Tata letak Pabrik
Kawasan industri PT. Petrokimia terletak diareal selua 450 Ha, sementara
luas areal tanah yang telah ditangani adalah 300 Ha. Areal tanah yang ditempati
berada di tiga Kecamatan yang meliputi 10 desa yaitu :
1. Kecamatan Gresik, meliputi :
Desa Ngipik, desa Karangturi, desa Sukorame, desa Tlogo Pojok.
2. Kecamatan Kebomas, meliputi :
Desa Kebomas, desa Tlogo Patut, desa Randu Agung.
3. Kecamatan Manyar, meliputi :
Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
18

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
Desa Roomo Meduran, desa Pojok Pesisir, desa Tepen.
Dipilihnya Gresik sebagai lokasi pendirian Pabrik Pupuk merupakan hail
study kelayakan pada tahun 1962 oleh Badan Persiapan Proyek – proyek
Industri (BP3I) dibawah Departemen Perindustrian Dasar dan Pertambangan
dengan atas dasar pertimbangan keuntungan teknis dan ekonomis yang optimal
antara lain :
1. Tersedianya lahan yang kurang produktif.
2. Tersedianya sumber air dari sungai Brantas dan sungai Bengawan Solo.
3. Dekat dengan daerah konsumen pupuk terbesar yaitu perkebunan dan
petani tebu.
4. Dekat dengan pelabuhan sehingga memudahkan untuk mengangkat
peralatan pabrik selama masa konstruksi, pengadaan bahan baku dan
pendistribusian hasil produksi melalui angkatan laut.
5. Dekat dengan Surabaya yang melangkapi kelengkapan yang memadai
antara lain tersedianya tenaga terlatih.
2.3 Struktur dan Tugas Organisasi Pabrik
Salah satu perangkat PT. Petrokimia Gresik adalah struktur organisasi yang
disertai dengan uraian pekerjaan. Dengan adanya kedua hal tersebut akan
diperoleh manfaat sebagai berikut :


Membantu para pejabat agar lebih mengerti akan tugas dan jabatannya.



Menjelaskan dan menjernihkan persoalan mengenai pembatasan tugas,
tanggung jawab, wewenang dan lain-lain.



Sebagai bahan orientasi untuk pejabat.



Menentukan jumlah pegawai di kemudian hari.



Penyusunan program pengembangan manajemen.



Menentukan training untuk para pejabat yang sudah ada.

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
19

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro


Mengatur kembali langkah kerja dan prosedur kerja yang berlaku bila
terbukti kurang lancar.

Adapun susunan pimpinan perusahaan PT. Petrokimia Gresik pada saat ini
adalah :
a. Dewan Komisaris
1. Komisaris Utama

: Dr. Ir. Ato Suprapto, MSc

2. Anggota Komisaris

: Ir.Teddy Setiadi
Drs.Suhendro Bakri, MA
Dr. Ir. Sahala Lumban Gaol, MA
Drs. Kresnayana Yahya, MSc

b. Dewan Direksi
1.

Direktur Utama

: Ir. Arifin Tasrif

2.

Direktur Teknik

: Ir. Firdaus Syahril

3.

Direktur Pemasaran

: Ir.Bambang Tjahjono, SE,MMBAT

4.

Direktur Produksi

: Ir. Musthofa

5.

Direktur Keuangan

: Drs. T. Nugroho Purwanto, Ak

6.

Direktur SDM dan Umum : Ir. Bambang Setiobroto, SH, MH

Pimpinan-pimpinan PT. Petrokimia Gresik
Pimpinan PT. Petrokimia Gresik mulai berdiri sampai sekarang adalah:
1. Ir. James Simandjuntak (Alm)
1962 – 1972

: Kepala team pelaksana proyek

1972 – 1977

: Presiden Direktur

2. Ir. Sidharta
1977 – 1983

: Presiden Direktur

3. Drs. Sjafaroeddin Sabar
1984 – 1990

: Presiden Direktur

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
20

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
4. Ir. Endarto
1990 – 1995

: Presiden Direktur

5. Ir. Rauf Purnama
1995 – 2000

: Presiden Direktur

6. Ir. Arifin Tasrif
2000 – sekarang
2.3.1

: Direktur Utama

Ketenagakerjaan
Jumlah tenaga kerja di PT. Petrokimia Gresik berdasarkan data yang
diperoleh dari Biro Tenaga Kerja PT. Petrokimia Gresik per Akhir Maret
2006 berjumlah 3558, yaitu:
Berdasarkan Jabatan
 Direksi

:

6

 Kakomp/Staf Utama (Eselon I)

:

24

 Kadep/Karo/Kabid/Staf Utama Muda (Eselon II)

:

70

 Kabag/Staf Madya (Eselon III)

:

196

 Kasi/Staf Muda (Eselon IV)

:

426

 Karo/Karu/Staf Pemula (Eselon V)

:

938

 Pelaksana

: 1898

Pendidikan Akhir
 Sarjana dan Pascasarjana

:

560

 D.III

:

101

 SMTA

: 2577

 SMTP

:

277

 SD

:

43

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
21

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro

2.3.2

Posisi Tenaga Kerja
Berdasarkan Tingkat Jabatan

Tabel 2.1 Posisi Tenaga Kerja Berdasarkan Jabatan [1]
Jabatan

Jumlah (Orang)
6

Direksi
Kepala

Kompartemen

&

25

setingkat

75

Kepala Departemen & setingkat

189

Kepala Bagian & setingkat

427

Kepala Seksi & setingkat

937

Kepala Regu & setingkat

1610

Pelaksana & setingkat
Calon karyawan
Jumlah

0
3269

Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 2.2 Posisi Tenaga Kerja Berdasarkan Pendidikan [1]
Pendidikan Akhir
Sarjana & Pasca Sarjana

Jumlah (Orang)
555

D III

92

SLTA

2.368

SLTP

237

SD
Jumlah

17
3.269

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
22

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
2.3.3

Yayasan PT. Petrokimia Gresik
Yayasan dibentuk pada tanggal 26 Juni 1965, misi utamanya ialah
mengusahakan kesejahteraan karyawan dan pensiunan PT. Petrokimia
Gresik. Salah satu program yang dilakukan adalah pembangunan sarana
perumahan bagi karyawan. Sampai dengan tahun 1999, Yayasan
Petrokimia Gresik telah membangun sebanyak 1.886 unit rumah di Desa
Pongangan dan Desa Bunder.
Program lainnya yang dilakukan Yayasan Petrokimia Gresik adalah
pemeliharaan kesehatan para pensiunan PT. Petrokimia Gresik serta
menyediakan sarana bantuan sosial dan menyelenggarakan pelatihan
bagi karyawan yang memasuki masa persiapan purnatugas (MPP).
Dalam perkembangannya Yayasan Petrokimia Gresik telah memiliki
berbagai bidang usaha yang dikelola oleh anak-anak perusahaan PT.
Petrokimia Gresik.
Anak perusahaan di bawah koordinasi Yayasan Petrokimia Gresik
adalah :
1. PT. Gresik Cipta Sejahtera (GCS)
 Didirikan

: sejak 3 April 1972

 Bidang usaha

: - distributor
- pemasok suku cadang
- bahan baku industri kimia
- angkutan bahan kimia
- pembinaan usaha kecil.

2. PT. Aneka Jasa Ghradika (AJG)
 Didirikan

: sejak 10 Nopember 1971

 Bidang usaha

: - penyediaan tenaga harian
- jasa borongan (pekerjaan)
- cleaning service

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
23

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
- house keeping.
3. PT. Graha Sarana Gresik (GSG)
 Didirikan

: sejak 13 Mei 1993

 Bidang usaha

: - penyediaan akomodasi
- persewaan perkantoran
- jasa travel.

4. PT. Petrokopindo Cipta Selaras (PCS)
 Didirikan
 Bidang usaha

: sejak 13 Mei 1993
: - perbengkelan
- jasa angkutan

2.3.4

Koperasi karyawan PT. Petrokmia Gresik
Untuk lebih meningkatkan kesejahteraan karyawan sejak 13 Agustus
1983 telah didirikan sebuah koperasi dengan nama Koperasi Karyawan
Keluarga Besar Petrokimia Gresik (K3PG).
 K3PG
`1. Sebagai salah satu anggota dari Petrokimia Gresik yang bergerak
dibidang perkoperasian.
2. Sebagai saran petrokimia Gresik, ketenangan kerja karyawan dan
keluarga.
3. Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
 Beberapa Penghargaan K3PG
1. Koperasi Fungsional Terbaik I Nasional 1989.
2. Koperasi Fungsional Teladan Nasional 1990.
3. Koperasi Fungsional Teladan Nasional 1991.
4. Koperasi Fungsional Andalan Pemula Jawa Timur 1990.
5. Koperasi Fungsional Andalan Tingkat Jawa Timur 1991.
 Bidang Usaha K3PG

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
24

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
1. Unit Pertokoan
2. Unit Apotik
3. Unit Kantin
4. Unit Pompa Bensin (SPBU)
5. Unit Simpan Pinjam
6. Jasa Cleaning Service, Service AC, Foto copy dan lain – lain.
2.3.5

Tri Darma Karyawan
1. Rumongso Melu Handarbeni
( Rasa ikut memiliki )
2. Rumongso Melu Hangrungkebi
( Rasa ikut bertanggung jawab )
3. Mulat Sariro Hangroso Wani
( Berani mawas diri atas segala tindakan )

2.3.6

Visi dan Misi PT. Petrokimia Gresik.
Visi perusahaan
PT. Petrokimia Gresik bertekad untuk menjadi produsen pupuk
dan produk kimia lainnya yang berdaya saing tinggi dan produknya
paling diminati konsumen.
Misi perusahaan
1. Mendukung penyedian pupuk nasional untuk tercapainya
program swasembada.
2. Meningkatkan hasil usaha untuk menunjang kelancaran kegiatan
operasional dan pengembangan usaha.
3. Mengembangkan potensi usaha untuk pemenuhan industri kimia
nasional dan berperan aktif dalam community development.

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
25

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro

2.3.7

Nilai – nilai Dasar PT. Petrokimia Gresik
1. Meningkatkan keselamatan dan kesejahteraan dalam setiap kegiatan
operasionalnya.
2. Memanfaatkan profesionalisme untuk meningkatkan kepuasan
pelanggan.
3. Meningkatkan inovasi untuk memenangkan bisnis.
4. Meningkatkan integritas diatas segala hal.
5. Berupaya membangun semangat kelompok yang sinergistik.

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
26

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro

BAB III
DASAR TEORI

3.1

Penjelasan Umum Fan dan Blower
Fan dan blower banyak digunakan di industri kimia. Fan biasanya
digunakan untuk memindahkan sejumlah volume udara atau gas melalui suatu
saluran (duct). Isu-isu yang berkaitan dengan kualitas udara di dalam ruangan
dan pengendalian pencemaran menyebabkan sebuah kebutuhan yang kontinyu
terhadap fan dan blower yang memiliki kualitas baik, efisien, dan murah.
Pemilihan yang tepat terhadap ukuran dan tipe fan dan blower merupakan hal
yang sangat penting dalam kaitannya dengan sistem energi yang efisien.
Dalam bangunan yang besar, blower sering digunakan karena tekanan
antarannya yang tinggi diperlukan untuk mengatasi turun tekan dalam sistem
ventilasi. Sebagian besar blower berbentuk sentrifugal. Blower juga dapat
digunakan untuk memasok udara draft ke boiler dan tungku.
Fan biasanya digunakan untuk tekanan rendah. Tekanan yang dihasilkan
biasanya kurang dari 0.5 lb/in2 (3.45 kPa). Sebaliknya, blower digunakan pada
tekanan yang relative lebih tinggi, namun biasanya lebih rendah dari 1.5 lb/in2
(10.32 kPa). Secara umum, fan dan blower dapat dikategorikan dalam dua
bentuk, yaitu aliran sentrifugal dan aliran aksial.
Fan, blower dan kompresor dibedakan oleh metode yang digunakan untuk
menggerakan udara, dan oleh tekanan sistimoperasi nya. The American Society
of Mechanical Engineers (ASME) menggunakan rasio spesifik, yaitu rasio
Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
27

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
tekanan pengeluaran terhadap tekanan hisap, untuk mendefinisikan

fan,

blower, dan kompresor
Tabel 3.1 Perbandingan antara fan dan blower [4]
Peralatan

Perbandingan rasio spesifik

Kenaikan

tekanan

(mmWg)
Fan

1.11

1136

Blower

1,11 – 1,20

1136 – 2066

Dalam praktik keteknikan, fan dan blower dikategorikan sebagai piranti
yang menghasilkan tekanan relatif rendah, sedangkan kompresor menghasilkan
tekanan yang lebih tinggi. Batasan antara blower dan kompresor ditetapkan
pada 7% peningkatan densitas fluida (udara) dari umpan blower ke keluaran
blower. Di dalam fan blower, anggapan ketidak kompresibelan hanya
menyebabkan kesalahan yang kecil.
Pembahasan akan dititikberatkan pada materi blower yang mencakup
pengertian-pengertian dasar dan istilah-istilah yang digunakan, jenis-jenis fan,
dasar-dasar operasi, analisa data blower dan tujuan analisa.
3.2

Pengertian Blower
Blower adalah suatu mesin atau alat yang digunakan untuk menaikkan atau
memperbesar tekanan udara atau gas yang akan dialirkan dalam suatu ruangan
tertentu juga sebagai persiapan atau pemvakuman udara atau gas tertentu. Di
industri- industri kimia alat ini biasanya digunakan untuk mensirkulasi gas – gas
tertentu didalam tahap proses secara kimiawi dikenal dengan nama booster atau
circulator

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
28

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
Blower juga sebagai alat mekanik yang berfungsi untuk meningkatkan
tekanan fluida mampu mampat, yaitu gas atau udara. Secara umum biasanya
menghisap udara dari atmosfer, yang secara fisika merupakan campuran
beberapa gas dengan susunan nitrogen, oksigen, campuran argon, karbon
diokasida, uap air, minyak, dan lainnya.
3.3

Klasifikasi Blower
Blower dapat mencapai tekanan yang lebih tinggi daripada fan, sampai 1,20
kg/cm2. Dapat juga digunakan untuk menghasilkan tekanan negatif untuk
vakum di industri. Blower sentrifugal dan blower positive displacement
merupakan dua jenis utama blower, yang dijelaskan di bawah.
3.3.1

Blower sentrifugal
Blower sentrifugal terlihat lebih seperti pompa sentrifugal daripada
fan. Impelernya gerakan oleh gir dan berputar 15.000 rpm. Pada blower
multi -tahap, udara dipercepat setiap melewati impeler. Pada blower
tahap tunggal, udara tidak mengalami banyak belokan, sehingga lebih
efisien.
Blower sentrifugal beroperasi melawan tekanan 0,35 sampai 0,70
kg/cm2,

namun dapat mencapai tekanan yang lebih tinggi. Satu

karakteristiknya adalah bahwa aliran udara cenderung turun secara
drastis begitu tekanan sistim meningkat, yang dapat merupakan kerugian
pada sistim pe ngangkutan bahan yang tergantung pada volumudara
yang

mantap. Oleh karena itu,

alat ini sering digunakan

untuk

penerapan sistim yang cenderung tidak terjadi penyumbatan.
Blower sentrifugal dibagi menjadi 3 jenis yaitu blower radial,
forward curved blade, dan backward curved blade.
Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
29

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
3.3.1.1

Radial blade
Fan bilah radial biasanya digunakan dalam aplikasi yang
mempunyai temperatur tinggi dan diameter yang besar. Bilah
yang dalam arah radial mempunyai tegangan (stress) yang
sangat rendah dibandingkan dengan bilah bengkol maju
ataupun mundur. Rotor mempunyai 4-12 bilah dan biasanya
beropeasi pada kecepatan rendah. Fan ini digunakan dalam
kerja buangan (exhaust work), khususnya untuk gas-gas pada
temperatur tinggi dan dengan suspensi dalam alirannya.

Gambar 3.1 Bilah Radial [5]

3.3.1.2

Forward-curved blade
Fan ini mengalirkan gas buang pada kecepatan yang sangat
tinggi. Tekanan yang dipasok oleh blower ini lebih rendah
dibandingkan dengan tekanan yang dihasilkan oleh dua bilah
yang lain. Banyaknya bilah dalam rotor tersebut dapat
mencapai 50, sedangkan kecepatannya dapat mencapai 3600
rpm.

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
30

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro

Gambar 3.2 Bilah forward-curved [5]

3.2.1.3

Backward-curved blade
Fan ini digunakan ketika dibutuhkan tekanan buang yang
lebih tinggi. Fan ini digunakan pada berbagai aplikasi. Fan
jenis backward dan forward curved mempunyai tegangan yang
jauh lebih besar daripada fan radial.

Gambar 3.3 Bilah backward-inclined [5]

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
31

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
Tabel 3.2 tabel perbandingan macam – macam blower sentrifugal [3]
Jenis

fan

dan Keuntungan

Kerugian

Blade
Fan radial dengan  Cocok untuk tekanan  Hanya

cocok

blades datar

aliran

statis tinggi (sampai

untuklaju

1400 mmWC)

udara rendah sampai

dan

suhu tinggi
 Rancangannya
sederhana

medium

sehingga

dapat dipakai untuk
unit

penggunaan

khusus
 Dapat

beroperasi

pada

aliran

udara

yang

rendah tanpa

masalah getaran
 Sangat tahan lama
 Efisiensinya
mencapai 75%
 Memiliki jarak ruang
kerja yang lebih besar
yang berguna untuk
handling

padatan

yang terbang (debu,
serpih

kayu,

dan

skrap logam)
Fan

yang  Dapat

melengkung

volum

menggerakan
udara

yang

 Hanya cocok untuk
layanan penggunaan

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
32

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro

kedepan, dengan

besar

terhadap

yang bersih , bukan

blade

tekanan yang relatif

untuk layanan kasar

yang

melengkung

rendah
 Ukurannya

kedepan

relatif

kecil
 Tingkat

dan bertekanan tinggi
 Keluaran fan sulit
untuk diatur secara

kebisingannya rendah

tepat
 Penggerak

harus

(disebabkan

dipilih

rendahnya kecepatan)

-hati

dan

menghindarkan

sangat

cocok

secara

hati
untuk

untuk

digunakan

beban motor berlebih

untuk

pemanasan

sebab

kurva

perumahan, ventilasi,

dayameningkat

dan penyejuk udara

sejalan dengan aliran

(HVAC)

udara
 Efisiensi

energinya

relative rendah (55
-65%)
 Dapat

Backward
inclined

beroperasi  Fan dengan

fan,

dengan

perubahan

blades

tekanan

statis

yang miring jauh

(asalkan

bebannya

dari

tidak

dengan

arah

berlebih

perputaran: datar,
lengkung,
airfoil

tinggi

aliran

efisien

lebih
(melebihi

85%)
ke  Fan dengan blades
air- foil yang tipis

motor)
dan  Cocok untuk sistim
yang tidak menentu
pada

lengkung

blades

udara

adalah yang paling
efisien pengangkatan
yang dihasilkan oleh
tiap blade

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
33

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro

 Cocok untuk layanan  Fan blades
forced-draft
 Fan dengan

yang
blade

tipis

air- foil
akan

menjadi sasaran erosi

datar lebih kuat Fan
dengan

blades

lengkung
efisien

lebih
(melebihi

85%)
 Fan dengan

blades

air- foil yang tipis
adalah yang paling
efisien

3.3.2 Blower Jenis Positive-Displacement
Blower jenis positive displacement memiliki rotor, yang "menjebak"
udara dalam ruangan yang disebabkan adanya pergerakan elemen
impeller yang berputar karena adanya pertambahan massa udara atau gas
yang dipindahkan dan mendorongnya melalui rumah blower. Blower ini
menyediakan volume udara yang konstan bahkan jika tekanan nya
bervariasi. Cocok digunakan untuk saluran yang cenderung terjadi
penyumbatan, karena dapat menghasilkan tekanan yang cukup (biasanya
sampai mencapai 1,25 kg/cm2.) untuk menghembus bahan -bahan yang
menyumbat sampai terbebas. Mereka berputar lebih pelan daripada

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
34

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
blower sentrifugal (3.600 rpm) dan seringkali digerakkan dengan belt
untuk memfasilitasi perubahan kecepatan. Blower ini memiliki sifat
sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
3.4

Menghasilkan kapasitas udara yang paling maksimum
Mengkonsumsi energi paling sedikit
Pemasukan udara yang tidak kontinius
Sangat berisik terutama jika bentuk lobenya lurus
Memiliki efisiensi yang rendah

Kurva Kinerja Blower
Pada

berbagai

(tekanan)

jika

sistim

aliran

blower,

resistansi

terhadap

aliran

udara

udara meningkat. resistansi ini bervariasi dengan

kuadrat aliran, tekanan yang diperlukan oleh sistim pada suatu kisaran aliran
dapat ditentukan dan “kurva kinerja sistim”dapat dikembangkan.
Kemudian kurva sistim ini dapat diplotkan pada kurva blower untuk
menunjukan titik operasi blower yang sebenarnya pada "A" dimana dua kurva
(N 1 dan SC 1 ) berpotongan. Titik operasinya yaitu aliran udara Q 1 terhadap
tekanan P1 . Sebuah blower beroperasi pada kinerja yang diberikan oleh pabrik
pembuatnya

untuk

kecepatan blower tertentu. (grafik kinerja

memperlihatkan kurva

untuk

serangkaian

kecepatan

blower).

blower
Pada

kecepatan fan N1 , blower akan beroperasi sepanjang kurva kinerja N 1
sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 4. Titik operasi fan yang sebenarnya
tergantung pada resistansi sistim, titik operasi fan “A”adalah aliran (Q1 )
terhadap tekanan (P1 ).
Dua metode dapat digunakan untuk menurunkan aliran udara dari Q1 ke
Q2 :
1. Metode pertama adalah membatasi aliran udara dengan menutup
sebagian

damper dalam sistim.

Tindakan ini menyebabkan kurva

kinerja sistim yang baru (SC2 ) dimana tekanan yang dikehendaki
Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
35

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
lebih besar untuk aliran udara yang diberikan. blower sekarang akan
beroperasi pada "B" untuk memberikan aliran udara yang berkurang
Q2 terhadap tekanan yang lebih tinggi P 2.
2. Metode kedua untuk menurunkan aliran udara adalah dengan
menurunkan kecepatan dari N 1

ke N2 , menjaga damper terbuka

penuh. Blower akan beroperasi pada "C" untuk memberikan aliran
udara Q 2 yang sama, namun pada tekanan P3 yang lebih rendah. Jadi,
menurunkan kecepatan blower merupakan metode yang jauh lebih
efisien untuk mengurangi aliran udara karena daya yang diperlukan
berkurang dan lebih sed ikit energi yang dipakai.

Gambar 3.4 Kurva Kinerja FAN [2]

3.5

Kurve Segitiga Kecepatan Blower Sentrifugal
Operasi blower sentrifugal dapat dideskripsikan oleh diagram vektor
kecepatan. Tinggi diagram yang diindikasikan oleh vector kecepatan radial
relatif (Vr) didasarkan pada volume udara yang mengalir melalui blower.

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
36

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
Kecepatan udara (relatif terhadap bilah) yang ditunjukkan dengan Vb adalah
hampir tangensial terhadap bilah karena beberapa slip terjadi akibat pengaruhpengaruh lapisan batas. Komponen kecepatan ujung (tip speed) ωr adalah tegak
lurus dengan jari-jari roda dimana ω adalah kecepatan putar impeller dalam
radial per satuan waktu dan r adalah jari-jari impeller pada titik ujung bilah
(blade tip). Karena laju roda adalah samauntuk setiap kasus, vektor ωr adalah
konstan. Kecepatan absolut yang diindikasikan olehVs adalah resultan dari Vb
dan ωr. ƒ
Vektor kecepatan tangensial relatif yang diindikasikan dengan Vt
diproyeksikan dari Vs dalam arah ωr. Jika volume menurun, vektor Vr menurun
dan karena vektor Vb tidak berubah untuk

bilah tertentu, Vt meningkat

terhadap bilah BI dan tetap konstan dengan bilah R dan menurun dengan bilah
FC. Karena tekanan blower bergantung pada hasil kali Vt dan ωr, karakteristik
tekanan naik akibat volume menurun untuk nbilah BI (lihat Gambar 3.6) dan
konstan untuk bilah R (lihat Gambar 3.8), serta menurun untuk bilah FC (lihat
Gambar 3.7).
Diagram vektor ini mengilustrasikan bahwa pada laju tertentu, pemilihan
blower terkecil kan menjadi fan bengkol maju. Sebaliknya pemilihan terbesar
adalah airfoil.

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
37

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
Gambar 3.5 Diagram vektor kecepatan keluaran untuk bilah backwardinclined (BI) [6]

Gambar 3.6 Diagram Vektor Kecepatan Untuk Bilah Radial (R) [6]

Gambar 3.7 Diagram Vektor Kecepatan Keluaran Bilah forward-curved (FC) [6]
3.6

Hukum Blower
Hukum blower berkaitan dengan variabel kinerja untuk setiap rangkaian
blower yang sama secara dinamis pada titik penilaian (rating) yang sama pada

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
38

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
kurva kinerja. Variabel variabelnya adalah ukuran fan (D), laju putara (N),
densitas gas (ρ), laju alir volume (Q), tekanan (p), efisiensi total (Ntj), dan daya
poros (P).


Hukum blower 1 adalah efek perubahan ukuran, laju atau densitas pada



aliran volume, tekanan, dan level daya.
Hukum blower 2 adalah efek perubahan ukuran, tekanan, atau densitas



pada laju alir volume, kecepatan, dan daya.
Hukum blower 3 adalah pengaruh perubahan ukuran, aliran volume atau
densitas pada kecepatan, tekanan, dan daya.

Gambar 3.8 Kecepatan, tekanan, dan gaya blower [2]
Hukum-hukum blower dapat diterapkan pada blower tertentu untuk
menentukan pengaruh perubahan kecepatan.l. Tetapi perlu diperhatian bahwa
hukum-hukum tersebut berlaku jika kondisi aliran adalah sama. Hukum-hukum
fan tersebut tidak melibatkan koreksi untuk aliran komprsibel.
Perusahaan blower menjamin kinerja blower menurut kondisi udara standar.
Ketika memilih sebuah blower, hal yang terpenting adalah mengetahui kondisi
nyata dari udara umpan (temperatur, tekanan, densitas) dan gunakan hukum
blower untuk mengoreksi kinerja yang dipublikasikan terhadap kondisi aktual.

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
39

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
Kurva kinerja blower dikembangkan dari data yang diperoleh dari pengujian
yang dilakukan menurut standar tertentu (AMCA dan ASHRAE). Prosedur yang
paling umum untuk mengembangkan kurva kinerja adalah menguji blower dari
kondisi diam (shut-off) menjadi kondisi yang hampir bebas pengiriman.
Sebuah blower biasanya diuji dalam sebuah set-up yang hampir
mensimulasikan bagaimana fan akan dipasang di sistem pemindahan udara.
Blower propeler biasanya diuji dalam dinding wadah dan fan sentrifugal
diuji dengan saluran keluaran dengan ketentuan untuk penghambatan aliran
pada bagian pembuangan. Tekanan statik dan tekanan kecepatan yang
mengukur stasiun ditempatkan dalam hilir saluran dari pelurus aliran.
Pada kondisi tidak beroperasi, saluran benar-benar kosong, dan pada
pengiriman bebas, keluaran saluran terbuka lebar. Data uji dicatat dengan
menjaga laju blower dan densitas udara konstan. Pada kondisi tersebut, aliran
dilepaskan untuk memperoleh data yang cukup untuk merumuskan kurva
kinerja yang berkaitan.
Untuk setiap titik uji, tekanan diukur dan laju alirnya ditentukan. Tekanan
terukur dikoreksi kembali terhadap kondisi masukan blower (lihat Gambar 4).
Kurva kinerja blower dialurkan dengan laju aliran masuk (liter per detik atau
CFM pada bagian absis). Tekanan total, tekanan statik, daya blower, dan
efisiensi dialurkan pada sumbu ordinat. Adalah tidak praktis untuk menguji
blower pada setiap kecepatan yang mana blower dapat beroperasi atau pada
setiap densitas umpan fan mungkin temui. Dengan menggunakan persamaanpersamaan yang diacu sebagai hukum blower, adalah mungkin untuk
memprediksikan secara akurat kinerja blower pada kecepatan dan densitas yang
lain. Perusahaan biasanya mempublikasikan kurva kinerja blower pada densitas
0,075 lb/ft3 dan temperatur umpan 70oF.

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
40

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro

Gambar 3.9 Set-up Uji Blower [6]
3.7

Performa Blower
3.7.1

Konsep tekanan pada Blower
Secara teoritis, aliran udara yang terjadi diantara dua daerah yang
berbeda tergantung pada perbedaan nilai tekanan yang ada pada kedua
daerah tersebut.perbedaan tekanan ini merupakan parameter yang
memaksa sejumlah besar udara mengalir dari daerah yang memiliki
tekanan yang lebih tinggi ke daerah yang memiliki tekanan lebih rendah.
Sebuah sistem fan menghasilkan energi dengan cara meningkatkan nilai
perbedaan tekanan total yang terdapat pada sisi inlet dan output
sistemnya.

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
41

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
3.7.2

Tekanan statik Blower
Tekanan statik (Ps) merupakan salah satu parameter yang digunakan
untuk mengetahui performa dari blower. Tekanan statik (Ps) yang
dibutuhkan untuk menggerakan udara di system sebanding dengan nilai
kudrat dari kecepatan aliran yang diberikan. Tekanan statik bernilai
negatif bila nilainya berada dibawah nilai tekan atmosfer.
Rumus untuk mencari nilai efisiensi statis pada blower adalah :
Efisiensi (n) ,% =

3.7.3

. Pers 3.1

Tekanan dinamik
Tekanan dinamik (Pv) selalu positif dan arahnya selalu berlawanan
dengan arah aliran. Pada proses transfer energi ke fluida udara dari
impeller menghasilkan kenaikan nilai tekanan statik dan tekanan
dinamik.
Persamaan dibawah ini menunjukan tekanan yang ditimbulkan
akibat kecepatan udara yang diberikan disistem pada sisi outletnya.

…………………….……. Pers 3.2

/
Dengan :

= debit aliran udara (ft3/min) pada sisi outlet
= luas area aliran pada sisi outlet (ft2)
= massa jenis udara (lbm/ft3)

3.7.4

Tekanan total Blower

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
42

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
Tekanan total dari system adalah penjumlahan kedua nilai tekanan
static dan dinamik
P = Ps + Pv

/ t

…………………….……. Pers 3.3

tekanan total blower adalah perbedaan nilai tekanan total yang terjadi
antara sisi inlet dan outlet fan.
3.7.5

Diameter hub
Minimum diameter hub dapat dihitung setelah kecepatan operasional
dari system blower dipilih. Nilai minimum hub diameter didefinisikan
sebagai berikut:

/

Dmin = 19.000/rpm

…………………….……. Pers 3.4

Sehubungan dengan nilai static blower, low – medium, maka nilai
diameter hub dapat bervariasi dari 30–80 % diameter luar sudu.
Hub ratio di definisikan sebagai :
/r =

…………………….……. Pers 3.5

Dengan :
rH = Jari-jari hub
rt = Jari-jari tip
3.7.6

Jumlah sudu
Jumlah sudu (nb) yang optimal dalam suatu sistem blower dapat
dihitung dari ukuran hub dan tipnya. Persamaan tesebut didefinisikan :

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
43

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro

n

/ b=

3.7.7

…………………….……. Pers 3.6

Soliditas sudu
soliditas sudu merupakan parameter yang menunjukan rasio antara
panjang chord dengan blade spacing, yaaitu Xc/Xp (biasa disebut
dengan pitch-chord ratio). Nilai ini secara langsung mendeskripsikan
nilai debit yang dihasilkan per putaran blade.

…………………….……. Pers 3.7

/xp =

dengan :
Xp = blade spacing atau pitch, dimana nilainya didapat dari nilai
keliling fan (2πR) dibagi dengan jumlah blade yang
digunakan (nb)
Xc = chord length of blade, yaitu jarak antara ujung-ujung edge di
fan dalam radius yang sama
Nilai konfigurasi pitch-chord ratio memiliki nilai optimal dan efisien
pada nilai 4:1 atau lebih besar dari nilai tersebut.
3.7.8

Lebar sudu
Lebar dari sudu adalah daerah yang diukur sepanjang garis singgung
permukaan silinder dengan blade. Pada sisi hub blower, sebaiknya sudusudu tidak diposisikan delam posisi overlapping. Hal ini dilakukan agar
posisi blade tidak menghalangi aliran udara disekitar fan. Untuk
mencegah hal ini maka biasanya ukuran blade width (L) haruslah
bernilai sama ataupun lebih kecil dari :

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
44

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro

/≤3,4

…………………….……. Pers 3.8

Dimana :
d : diameter hub
b

3.7.9

: jumlah blade

Velocity
Velocity dapat dicari dengan menggunakan persamaan :

…………………….……. Pers 3.9

/Velocity v, m/s =

Dimana :
Cp = konstanta tabung pitot
= rata
= masa jenis udara

3.7.10 Penghitungan kapasitas
Kapasitas dalam sebuah duct bias dihitung menggunakan persamaan:
/
Kapasitas (Q), m3/sec = velocity, V (m/sec) x area (m)2

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK

…………………….……. Pers 3.10

…………………….…….
Pers 3.6

45

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro

BAB IV
ANALISA PERBANDINGAN NILAI KAPASITAS DAN OUTLET
PRESSURE DESAIN DENGAN NILAI AKTUAL MESIN BLOWER
SENTRIFUGAL 23C302
4.1

Prinsip Kerja Mesin Blower Sentrifugal 23C302
Blower sentrifugal merupakan peralatan yang berfungsi mengolah udara
atau gas yang masuk dalam arah aksial dan keluar dalam arah radial. Blower
biasanya digunakan untuk :
1.
2.

Memasok udara dalam proses pengeringan
Pemindahan bahan tersuspensi di dalam aliran
gas

3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Pembuangan asap
Pengondensasian menara
Pemasokan udara untuk pembakaran boiler
Pembuangan debu
Aerasi sampah dan pengeringan
Pendinginan proses-proses industrial
Sistem ventilasi ruangan
Pada aplikasi system beraliran tinggi

dan

bertekanan rendah yang lain.
Blower yang di pakai pakai pada pabrik PONSKA III yang diberi kode
23C302 merupakan blower jenis sentrifugal, karena pada saluran ducting
cenderung tidak terjadi penyumbatan dan membutuhkan alat yang tidak
memiliki tingkat getaran yang tinggi. Tipe blower ini mempunyai 3 bilah: bilah
Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
46

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
radial atau lurus, bilah bengkol maju (forward curved blade), dan bilah bengkol
mundur (backward curved blade).
Blower jenis dengan kode 23C302 yang memiliki tipe bilah bengkol
mundur (backward curved blade) dengan memakai sistem impeller. Blower
bilah ini biasanya digunakan dalam aplikasi yang mempunyai temperatur tinggi
dan memiliki campuran partikulat. Bilah dalam arah radial mempunyai
tegangan (stress) yang sangat rendah dibandingkan dengan bilah radial dan
bengkol maju. Blower ini digunakan dalam kerja buangan (exhaust work)
karena memiliki daya tekan buang yang tinggi, khususnya untuk bahan - bahan
pada temperatur tinggi dan dengan suspensi dalam alirannya.

Gambar 4.1 Gambar Teknik Blower 23C302 [1]
Fungsi blower 23C302 disini digunakan untuk menghisap material sisa
pembuangan hasil kerja dari mesin dryer scrubber menuju mesin stack tail gas
scrubber yang selanjutnya akan menyerap debu yang bisa diproses ulang oleh
mesin granulator . berikut ilustrasi proses kerja blower 23C302

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
47

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
Gambar 4.2 Proses Kerja Blower 23C302 [1]
Stack Tail

Dryer
Scrubber

4.2

Data Desain Mesin Blower Sentrifugal 23C302
Dari data internal mengenai spesifikasi mesin blower 23C302, peroleh data
sebagai berikut :
Tabel 4.1 Data Pengecekan Dimensi Blower 32C302 [1]

Pada tabel 4.1 berisi data dimensi ukuran gambar 4.1. Tabel diatas
membandingkan panjang dimensi pada desain dengan panjang aktual
dilapangan setelah dilakukan assembly, pengelasan atau pemotongan.

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
48

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
Tabel 4.2 Data Spesifikasi Mesin Blower 32C302 [1]

Data pada tabel 4.2 merupakan data spesifikasi blower yang dipesan oleh PT
PETROKIMIA GRESIK kepada pihak konsultan. Data tersebut berisi tentang
perhitungan desain awal sebelum dibebani dengan beban produksi.
Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
49

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
Selanjutnya data diatas akan digunakan sebagai perbandingan terhadap
hasil perhitungan nilai aktual data dilapangan, selanjutnya berperan dalam
menentukan nilai error. Nilai error yang didapat berguna untuk menganalisis
kesalahan yang mungkin terjadi pada mesin.
4.3

Penghitungan Nilai Aktual Pada Mesin Blower 23C302
Table 4.3 Data Aktual Mesin Blower 32C302 Pabrik PONSKA III [1]
No Damper

Motor

Velocity
(m/s)

Suction Static
Pressure
(mmH2O)

1

0

32

-

-

2

25

54

4

-110

3

50

61

17

-180

4

75

68

21

-260

5

100

59

22

-300

Dari hasil pengamatan, maka didapatkan data jumlah velocity pada blower
sesuai dengan bukaan damper yang tertera pada table 4.3. Data tersebut didapat
pada saat blower tidak diberi beban produksi.

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
50

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
Tabel 4.4 Data Aktual Saat Blower 23C302 Diberi Beban (operasi normal) [1]

No Damper Motor

1

100

Velocity

Suction Static
Pressure

(m/s)

-

(mmH2O)

18

-340

`
Pada table 4.4 menjelaskan mengenai data aktual pada saat blower diberi
beban produksi. Data tersebut diambil pada saat bukaan damper 100%,
sehingga blower bekerja secara maksimal.
4.3.1

Menentukan nilai flow rate
Flow rate dapat dievaluasi dengan perhitungan angka, namun
biasanya ditetapkan berdasarkan volume dari gas yang akan dialirkan.
Perhitungan flow rate terdapat pada tipe perhitungan blower yang akan
dibahas pada persamaan dibawah. Beberapa parameter

yang harus

diukur Perhitungan flow rate yaitu nilai velocity (m/s) dan luas area (m2)
yang dilewati udara. Luas area yang dipergunakan pada perhitungan
nilai kapasitas adalah luasan daerah inlet
Data aktual yang akan dipakai sebagai acuan penghitungan adalah
ketika damper dibuka secara penuh, sehingga diperoleh nilai maksimal
flow rate yang akan melewati blower.
No Damper Motor
1

100

-

Velocity
(m/s)
18

Suction Static
Pressure
(mmH2O)
-340

Dari data diatas diperoleh nilai velocity sebesar 18 (m/s), data
tersebut diperoleh dari hasil penghitungan operator lapangan PT

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
51

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
PETROKIMIA GRESIK.

Untuk

mencari

nilai

kapasitas,

kita

menggunakan persamaan 3.11.
Q (m3/sec) = V (m/sec) x A (m2)
Langkah 1 :

…………….. Pers 3.11

Panjang daerah inlet adalah 2120 mm (kolom A pada tabel 4.1)
Lebar daerah inlet adalah 971 mm (kolom R pada tabel 4.1)
Sehingga luas daerah inlet yaitu

: Panjang A x Panjang R
: 2120 x 971 = 2058520 mm2
: 2,06 m2

Langkah 2 :
Masukan data luas inlet dan velocity ke persamaan 3.11
Q

= V (m/sec) x A (m2)
= 18 m/s x 2,06 m2
= 37,08 m3/s

Q (m3/h)= 37,8 x 3.600
= 133.488 m3/jam
4.3.2

Menentukan nilai Pressure Outrlet
Nilai pressure outlet selalu bernilai positif dan arahnya selalu
berlawanan dengan arah aliran. Pada proses transfer energi ke fluida
udara dari impeller menghasilkan kenaikan nilai tekanan statik dan
tekanan dinamik.
Persamaan dibawah ini menunjukan tekanan yang ditimbulkan
akibat kecepatan udara yang diberikan disistem pada sisi outletnya.

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
52
…………………….……. Pers 3.2

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro

…………………….……. Pers 3.2

Sesuai dengan persamaan 3.2, maka untuk menentukan nilai
pressure outlet dibutuhkan nilai debit aliran pada sisi outlet, luas area
pada sisi outlet, dan massa jenis udara. Sehingga langkah – langkah
untuk mengukur pressure outlet adalah :
Langkah 1 :
Menentukan nilai debit pada sisi outlet. Rumus debit adalah Q = V x A
Luas daerah outlet adalah
716 x 885 = 633.660 mm2 = 0,64 m2
Maka jumlah debit adalah
18 m/s x 0,64 m2 x 3600 s/jam = 41.472 m3/jam
Langkah 2:
Memasukan nilai debit ke persamaan 3.2. Maka didapat nilai pressure
outlet dari blower.
= 70,88 kg/m2

4.3.3

Penghitungan Nilai Efisiensi Statis Blower
Untuk menghitung nilai efisiensi, menggunakan persamaan 3.1

Efisiensi (n) ,% =
Langkah – langkah untuk menentukan nilai efisiensi adalah :

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
53

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
Langkah 1
Nilai kapasitas inlet Q = 37,08 m3/s
Nilai suction statiic pressure diperoleh dari tabel 4.4 p = 340 mmWC
Power input diperoleh dari tabel 4.2 yaitu 600 Kw
Langkah 2
Masukan data diatas pada persamaan
Efisiensi (n) ,% =
= 20,6 %
4.4

Penghitungan nilai error
Nilai error merupakan suatu langkah untuk menentukan selisih antara nilai duga
(predicted value) dengan nilai desain yang telah ditetapkaan.
Rumus untuk menentukan nilai error
nilai pendekatan sebelumnya - nilai pendekatan sekarang

a= 

x 100%
nilai pendekatan sebelumnya

4.4.1

Perhitungan nilai error kapasitas mesin blower
Data diambil dari hasil perhitungan persamaan 3.11 dan nilai normal
flow design pada tabel 4.2. Langkah – langkah menghitung nilai error
adalah :
εa =

4.5

x 100% = 1,67%

Analisa perbandinga nilai kapasitas aktual dan desain

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
54

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
Dari hasil perhitungan diatas, maka komponen yang mempengaruhi nilai
kapasitas blower adalah kecepatan dan luasan inlet dari blower tersebut. Dari
perhitungan diatas, nilai aktual lebih kecil dari nilai desain. Hal itu bias
disebabkan oleh Faktor pertama adalah luasan inlet dari blower yang mengalami
pengurangan disebabkan oleh adanya penumpukan material phospat yang
mengurangangi nilai pressure inlet, sehingga terjadi pengurangan jumlah udara
yang masuk pada casing blower. Factor kedua bias juga disebabkan oleh
keausan pada seal dan bearing, kedua alat tersebut mempengaruhi performa dari
impeller, sehingga apabila impeller mengalami gangguan maka nilai kapasitas
akan mengalami pengurangan.

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
55

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1

Kesimpulan
Dari penjelasan dan pengamatan di lapangan selama kerja praktek di PT.
Petrokimia Gresik dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
-

PT. Petrokimia Gresik merupakan Badan Usaha Milik Negara yang
memiliki 3 unit produksi yaitu unit produksi I, unit produksi II dan unit
produksi III.

-

PT. Petrokimia Gresik merupakan pabrik pupuk terlengkap di bidang
usahanya, tidak hanya produsen pupuk saja melainkan bidang usaha
lainnya, misal : jasa engineering, produsen bahan-bahan kimia lain dan
lain-lain.

-

PT. Petrokimia Gresik merupakan salah satu industri kimia yang
rawan terhadap kecelakaan dan bahaya terkena bahan-bahan kimia,
sehingga program keselamatan dan kesehatan kerja sangat perlu
diterapkan di segenap lapisan karyawan.

-

Blower sentrifugal merupakan peralatan yang berfungsi mengolah
udara atau gas yang masuk dalam arah aksial dan keluar dalam arah
radial.

-

Blower 23C302 disini digunakan untuk menghisap material sisa
pembuangan hasil kerja dari mesin dryer scrubber menuju mesin stack
tail gas scrubber

-

Nilai kapasitas dari mesin blower 23C302 adalah 133.488 m3/jam, dan
perbandingan nilai eror dengan data desain adalah 1,67%

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
56

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
-

Diperoleh nilai efisiensi statis dari blower adalah 20,9 %

-

Nilai pressure outlet selalu bernilai positif dan arahnya selalu
berlawanan dengan arah aliran.

-

5.2

Nilai pressure outlet mesin blower 23C302 adalah 70,88 kg/m2

Saran
Selama mengikuti kerja praktek di PT. Petrokimia Gresik, ada hal-hal yang
perlu mendapatkan perhatian untuk pihak-pihak perusahaan. Dan ini merupakan
saran yang dapat kami berikan, yaitu :
-

Sebagai salah satu industri kimia yang rawan kecelakaan dan bahaya
bahan-bahan kimia, hendaknya program K-3 dipatuhi oleh setiap
karyawan dan semua orang yang ada di lingkungan PT. Petrokimia
Gresik.

-

Untuk menghindari hal yang merugikan semua pihak, perlu ditinjau
lagi proses pengolahan limbah kerena menurut kami pengolahan
tersebut kurang efektif.

-

Sensor pressure pada mesin hendaknya diperbaiki agar memudahkan
dalam proses penagmbilan dan penghitungan data.

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
57

Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro

DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]

Bagian CHANDAL HAR II. Unit Pemeliharaan Pabrik Pupuk PHONSKA.
PT. Petrokimia Gresik.
Bureau of Energy Efficiency (BEE), Government of India. Energy Efficiency
Guide Book , chapter 5, p 93 - 112. 2004

[3]

US Department of Energy (US DOE), Energy Efficiency and Renewable
Energy, 1989. Improving Fan System Performance – a sourcebook for
industry

[4]

Ganasean, Indian Institute of Technology. Fans, Pumps and Compressors

[5]

Canadian Blower. Indu strial Fans and Blowers,
www.canadianblower.com/blowers/index.html

[6]

Budhi, yogi Wibishono. Program Pelaksanaan Laboratorium. Teknik Kimia
ITB

Laporan Kerja Praktek
PT PETROKIMIA GRESIK
58

Sponsor Documents

Or use your account on DocShare.tips

Hide

Forgot your password?

Or register your new account on DocShare.tips

Hide

Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link to create a new password.

Back to log-in

Close