Faktor Penentu Debit Air

Published on February 2017 | Categories: Documents | Downloads: 45 | Comments: 0 | Views: 455
of 10
Download PDF   Embed   Report

Comments

Content

FAKTOR PENENTU DEBIT AIR Http://arie-yona.blogspot.com (Dari Berbagai Sumber)

Debit air merupakan komponen yang penting dalam pengelolaan suatu DAS. Pelestarian hutan juga penting dalam rangka menjaga kestabilan debit air yang ada di DAS, karena hutan merupakan faktor utama dalam hal penyerapan air tanah serta dalam proses Evaporasi dan Transpirasi. Juga pengendali terjadinya longsor yang mengakibatkan permukaan sungai menjadi dangkal, jika terjadi pendangkalan maka debit air sungai akan ikut berkurang. Selain menjaga pelestarian hutan, juga yang tidak kalah pentingnya yang sangat penting kita perhatikan yaitu tingkah laku manusia terhadap DAS, seperti pembuangan sampah sembarangan. Hal-hal berikut ini adalah yang mempengaruhi debit air: 1. Intensitas hujan. Karena curah hujan merupakan salah satu faktor utama yang memiliki

komponen musiman yang dapat secara cepat mempengaruhi debit air, dan siklus tahunan dengan karakteristik musim hujan panjang (kemarau pendek), atau

kemarau panjang (musim hujan pendek). Yang menyebabkan bertambahnya debit air. 2. Pengundulan Hutan Fungsi utama hutan dalam kaitan dengan hidrologi adalah sebagai penahan tanah yang mempunyai kelerengan tinggi, sehingga air hujan yang jatuh di daerah tersebut tertahan dan meresap ke dalam tanah untuk selanjutnya akan menjadi air tanah. Air tanah di daerah hulu merupakan cadangan air bagi sumber air sungai. Oleh karena itu hutan yang terjaga dengan baik akan memberikan manfaat berupa ketersediaan sumber-sumber air pada musim kemarau. Sebaiknya hutan yang gundul akan menjadi malapetaka bagi penduduk di hulu maupun di hilir. Pada musim hujan, air hujan yang jatuh di atas lahan yang gundul akan menggerus tanah yang kemiringannya tinggi. Sebagian besar air hujan akan menjadi aliran permukaan dan sedikit sekali infiltrasinya. Akibatnya adalah terjadi tanah longsor dan atau banjir bandang yang membawa kandungan lumpur.

3. Pengalihan hutan menjadi lahan pertanian Risiko penebangan hutan untuk dijadikan lahan pertanian sama besarnya dengan penggundulan hutan. Penurunan debit air sungai dapat terjadi akibat erosi. Selain akan meningkatnya kandungan zat padat tersuspensi (suspended solid) dalam air sungai sebagai akibat dari sedimentasi, juga akan diikuti oleh meningkatnya kesuburan air dengan meningkatnya kandungan hara dalam air sungai.Kebanyakan kawasan hutan yang diubah menjadi lahan pertanian mempunyai kemiringan diatas 25%, sehingga bila tidak memperhatikan faktor konservasi tanah, seperti pengaturan pola tanam, pembuatan teras dan lain-lain. 4. Intersepsi Adalah proses ketika air hujan jatuh pada permukaan vegetasi diatas permukaan tanah, tertahan bebereapa saat, untuk diuapkan kembali(”hilang”) ke atmosfer atau diserap oleh vegetasi yang bersangkutan. Proses intersepsi terjadi selama

berlangsungnya curah hujan dan setelah hujan berhenti. Setiap kali hujan jatuh di daerah bervegetasi, ada sebagian air yang tak pernah mencapai permukaan tanah dan dengan demikian, meskipun intersepsi dianggap bukan faktor penting dalam penentu faktor debit air, pengelola daerah aliran sungai harus tetap memperhitungkan besarnya intersepsi karena jumlah air yang hilang sebagai air intersepsi dapat mempengaruhi neraca air regional. Penggantian dari satu jenis vegetasi menjadi jenis vegetasi lain yang berbeda, sebagai contoh, dapat mempengaruhi hasil air di daerah tersebut. 5. Evaporasi dan Transpirasi Evaporasi transpirasi juga merupakan salah satu komponen atau kelompok yang dapat menentukan besar kecilnya debit air di suatu kawasan DAS, mengapa dikatakan salah satu komponen penentu debit air, karena melalu kedua proses ini dapat membuat air baru, sebab kedua proses ini menguapkan air dari per mukan air, tanah dan permukaan daun, serta cabang tanaman sehingga membentuk uap air di udara dengan adanya uap air diudara maka akan terjadi hujan, dengan adanya hujan tadi maka debit air di DAS akan bertambah juga. Debit aliran dapat dijadikan sebuah alat untuk memonitor dan mengevaluasi neraca air suatu kawasan melalui pendekatan potensi sumberdaya air permukaan yang ada.

FAKTOR-FAKTOR PENTING PERANCANGAN STRUKTUR BAJA By: Arie Kusnady http://arie-yona.blogspot.com

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam perencanaan struktur baja adalah: 1. Lay out struktur a. Bangunan Kantor Cukup penerangan, baik alami maupun buatan Ruang bebas dari gangguan pemakai yang lain Tangga dan elevator cukup Ruang sirkulasi Ruang pelayanan untuk pengendalian suhu ruangan Pelayanan angkutan dan pengerekan barang Perlindungan terhadap cuaca Ruang gerak untuk pekerja sekitar mesin Lay out mesin Cukup penerangan, baik alami maupun buatan Fasilitas memadai dan menyenangkan pekerja Perlindungan terhadap bencana Lokasi fleksibel bagi lalu lintas Kapasitas diperhitungkan untuk masa mendatang Jika jembatan melintasi sungai untuk lalu lintas kapal, jembatan harus dibangun tinggi sehingga tidak mengganggu pelayaran Jika jembatan melintasi rel atau jalan raya maka harus ada ruang bebas secukupnya Penyediaan akses pipa air dan listrik 2. Persyaratan struktur Perancangan struktur harus memperhatikan persyaratan berikut ini: a. Cukup kuat dan kaku

b. Bangunan Industri

c. Jembatan

b. Tidak mengganggu fungsi struktur c. Biaya pembuatan dan pemeliharaan harus ekonomis d. Siap untuk dikembangkan di masa yang akan datang 3. Langkah perancangan Perancangan meliputi langkah-langkah berikut ini: a. Pembebanan dalam berbagai kemungkinan dicoba untuk mendapatkan keadaan ekstrim yang harus dipikul oleh elemen-elemen struktur b. Pengaturan berbagai balok, kolom dan elemen struktur yang lain untuk memikul gaya-gaya luar dan pengaruh beban struktur c. Hitungan tegangan batang-batang struktur 4. Analisis Bahan Struktur harus mampu dalam memikul beban-beban yang mungkin bekerja. Berbagai kombinasi beban harus dicoba untuk memperoleh kondisi kritis dari struktur dan membahayakan struktur. Beban-beban yang perlu dipertimbangkan dalam kombinasi adalah sebagai berikut: Beban mati Beban hidup Beban kejut Beban angin Beban gempa Tekanan tanah Tekanan air Gaya sentrifugal Gaya ke atas Perubahan suhu Tegangan sekunder

KOMPONEN PENYUSUN SUATU SUNGAI Oleh : ARI KUSNADI http://arie-yona.blogspot.com Ada beberapa komponen penyusun dari sebuah sungai. Komponen-komponen tersebut saling mempengaruhi satu sama lainnya. Komponen penyusun sungai tersebut yaitu Integralistik antara Ekologi dan Hidraulik. Penggabungan antara ekologi yang terdiri dari komponen biotik dengan komponen hidraulik ataupun kondisi physic terdiri dari: Fisik Hidraulik Kimia Biologi Sosial A. KOMPONEN FISIK HIDRAULIK 1. Karakteristik sungai dan perubahannya (Debit, Kecepatan Aliran, Resim sungai, bantaran sungai) 2. Profil melintang, memanjang 3. Topografi alur dan dasar sungai 4. Fluktuasi debit muka air, sedimen 5. Sempadan sungai (bantaran banjir, longsor, ekologi dan bantaran keamanan) 6. Karakteristik hujan, debit, tinggi muka air sungai B. KOMPONEN KIMIA 1. BOD, COD, PH, CT, Fe, Mn dll 2. Sumber limbah cair & padat 3. Frekwensi debit limbah cair dan volume limbah padat C. KOMPONEN BIOLOGI 1. Jenis, formasi dan jumlah flora atau vegetasi 2. Jenis dan jumlah fauna atau biantang pada sempadan sungai 3. Jenis dan jumlah fauna di badan sungai D. KOMPONEN SOSIAL 1. Pemukiman, aktivitas terkait dengan sungai 2. Sosial, ekonomi dan budaya masyarakat 3. Persepsi masyarakat

PERANCANGAN STRUKTUR BAJA By: Arie Kusnady http://arie-yona.blogspot.com

Dewasa ini penggunaan baja sudah mulai banyak digunakan dalam pelaksanaan konstruksi bangunan. Banyak hal yang harus diperhatikan dalam perancangan bangunan gedung menggunakan bahan baja. Baja struktur merupakan jenis baja yang berdasarkan pertimbangan ekonomi, kekuatan dan sifatnya cocok untuk pemikul beban. Perancangan sturktur baja sangat dipengaruhi oleh fungsi, keindahan dan juga pertimbangan ekonomi. Untuk memperoleh struktur yang memenuhi persyaratan fungsi, indah dan ekonomis, perlu dilakukan perancangan pendahuluan yang disertai perkiraan anggaran untuk beberapa alternatif pelaksanaan penyelesaian struktur. Hal ini juga dipengaruhi oleh ketersediaan bahan dan tenaga. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam perencanaan struktur baja adalah: 1. Lay out struktur 2. Persyaratan struktur 3. Langkah perancangan 4. Analisis Bahan Yang penting juga diperhatikan adalah bahwa baja sebagai bahan struktur juga mempunyai kelemahan dan kekurangan yaitu struktur baja memerlukan pemeliharaan secara tetap dan membutuhkan pembiayaan yang tidak sedikit. Kekuatan baja juga sangat dipengaruhi oleh temperatur, pada temperatur tinggi kekuatan baja akan sangat berkurang sehingga pada saat terjadi kebakaran, bangunan dapat runtuh sekalipun tegangan yang terjadi masih rendah. Kelemahan lainnya adalah karena kekuatan baja sangat tinggi, sering digunakan batang-batang struktur baja yang langsing sehingga bahaya tekuk (buckling) mudah terjadi.

PERENCANAAN JEMBATAN Http://arie-yona.blogspot.com Sumber: Departemen Pekerjaan Umum

Definisi Jembatan merupakan sebuah struktur yang memungkinkan sebuah rute transportasi melintasi sungai, danau, parit, jurang bahkan lautan.

Bagian-Bagian Jembatan Pada umumnya jembatan dibagi menjadi 6 pokok bagian jembatan, yaitu:

Keterangan gambar: 1. Bangunan Atas Merupakan bangunan yang berfungsi sebagai penampung beban-beban yang ditimbulkan oleh lalu lintas kendaraan maupun orang dan kemudian menyalurkannya kepada bangunan bawah. 2. Landasan Merupakan ujung bawah dari bangunan atas yang berfungsi menyalurkan gaya-gaya yang berasal dari bangunan atas menuju bangunan bawah. Biasanya 2 jenis yaitu landasan sendi dan landasan roll.

3. Bangunan Bawah Merupakan bangunan yang berfungsi menerima dan memikul beban yang diberikan oleh bangunan atas dan kemudian menyalurkannya ke pondasi yang langsung berada di tanah.

4. Pondasi Merupakan bagian pada jembatan yang berfungsi menerima beban-beban dari bangunan bawah dan menyalurkannya ke tanah

5. Oprit Merupakan timbunan tanah di belakang abutmen. Abutmen merupakan tiang yang berada di ujung jembatan, jika berada di tengah dan diapit oleh 2 abutment maka disebut pilar. Timbunan ini harus dibuat sepadat mungkin untuk menghindari terjadinya penurunan (settlement).

6. Bangunan Pengaman Jembatan Merupakan bangunan yang berfungsi sebagai pengaman terhadap pengaruh sungai yang bersangkutan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

STRUKTUR KAYU Http://arie-yona.blogspot.com

1. Kayu Sebagai Bahan Bangunan Kayu mempunyai beberapa kegunaan bagi kehidupan manusia, salah satunya adalah dijadikan sebagai bahan bangunan dalam pembuatan suatu bangunan. Kayu banyak digunakan dalam bangunan-bangunan sederhana dan dalam konstruksi kuda-kuda untuk atap.

Digunakannya kayu untuk bangunan disebabkan karena kayu mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan bahan lain seperti baja, antaran lain karena kayu mempunyai berat volume yang lebih ringan, harga yang lebih murah, mudah diperoleh terutama di Indonesia yang masih mempunyai kawasan hutan yang luas, dan dapat memberikan kenampakan luar yang indah. 2 Kelas Kuat dan Mutu Kayu Kekuatan kayu ditentukan oleh berat jenis dan mutu kayu. Mutu kayu dibedakan menjadi dua macam yaitu : 1. Mutu kayu A, yaitu kayu yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : a. Kayu harus kering udara b. Besarnya mata kayu tidak melebihi 1/6 dari lebar balok dan juga tidak boleh lebih dari 3,5 cm. c. Balok tidak boleh mengandung wanulak yang lebih besar dari 1/10 tinggi balok d. Miring arah serat tg α tidak boleh lebih dari ¼ tebal kayu, dan retak -retak menurut lingkaran tumbuh tidak boleh melebihi 1/5 tebal kayu. 2. Mutu kayu B, yaitu kayu yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : a. Kadar lengas kayu < 30 % b. Besar mata kayu tidak melebihi ¼ lebar balok dan juga tidak lebih dari 5 cm

c. Balok tidak boleh mengandung wanulak yang lebih besar dari 1/7 Kekuatan kayu digolongkan dalam kelas kuat I, II, III, dan IV. Tegangan-tegangan izin untuk mutu kayu A dapat dilihat pada daftar IIa PKKI 1961, sedangkan untuk mutu kayu B, nilai dalam daftar IIa PKKI 1961dikalikan dengan faktor reduksi 0,75. 3. Pembebanan Perhitungan serta perencanaan konstruksi kayu harus mengindahkan : 1. Perhitungan konstruksi harus didasarkan atas pengetahuan ilmu gaya 2. Muatan yang ditetapkan seperti :  Muatan tetap, seperti beban bergerak yang bersifat tetap atau terus-menerus, berat sendiri, tekanan tanah, tekanan air dan sebagainya.  Muatan tidak tetap, seperti beban bergerak tidak tetap, beban orang berkumpul dan sebagainya.  Tegangan-tegangan yang diperkenankan untuk kayu 4. Sambungan dan Alat Sambung pada Kayu Macam-macam alat sambung adalah : 1. Sambungan dengan baut 2. Sambungan dengan paku 3. Sambungan dengan pasak kayu persegi 4. Sambungan dengan pasak kayu bulat kubler 5. Sambungan dengan cincin belah kreugars 6. Sambungan dengan kokot buldog 7. Sambungan gigi 8. Sambungan momen

Sponsor Documents

Or use your account on DocShare.tips

Hide

Forgot your password?

Or register your new account on DocShare.tips

Hide

Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link to create a new password.

Back to log-in

Close