Finder

Published on March 2017 | Categories: Documents | Downloads: 62 | Comments: 0 | Views: 870
of 12
Download PDF   Embed   Report

Comments

Content

"Oi jangan kabur kamu!" kata seorang bodyguard dari arah pemuda yang
sedang berlarian dengan panik untuk mencari jalan keluar. Namun pemuda itu
tidak menggubrisnya dan terus saja berlari. Pemuda itu terus berlari dan
sampailah ia dan para bodyguard yang mengikutinya di atap gedung yang
terbuka.
"Aish! Sial!" gumam pemuda itu saat mendapati dirinya sudah tidak dapat
berlari lagi. Dia terjebak di atap gedung.
"Hahaha! Kau sudah tidak bisa lari lagi!" kini bodyguard lain yang berbicara.
Nafasnya tersengal–sengal akibat terus berlarian untukmengejar pemuda
yang kini terjebak di pinggir pagar pembatas atap gedung.
"Hei, Bocah!" sapa seseorag yang ada di belakang para bodyguard. Para
bodyguard menunduk hormat kepdanya. Sang pemilik nama itupun menoleh ke
arah datangnya suara tersebut.
"Shim Changmin," gumam pemuda yang diketahui pemuda bernama Cho
Kyuhyun itu.
"Kau sudah tidak bisa lari lagi sekarang. Menyerahlah, berikan kamera yang
kau pegang sekarang itu dan aku tidak akan menyakitimu!" tawar Changmin
sambil berjalan mendekati Kyuhyun yang terpojok.
Ya, Cho Kyuhyun telah mengambil gambar Changmin, si ketua mafia tanpa izin
beberapa waktu yang lalu dengan kamera yang ia pegang sekarang. Changmin
tidak ingin fotonya beredar luas kepada masyarakat. Untuk itulah sekarang
dia sedang mengejar Kyuhyun.
"Ukh!" Kyuhyun berbalik menuju ke tepian atap gedung lagi untuk melihat
ketinggianya dari atas gedung. Ia bingung harus melakukan apa lagi. Kyuhyun
sudah terpojok dan apa yang bisa ia lakukan? Menyerahkan kameranya?
Rasanya tidak mungkin. Maka Kyuhyun pun memutuskan…
"Mianhaeyo!" Kyuhyun mulai menggerakkan badannya untuk memanjat pagar
pengaman yang di atas gedung dan Kyuhyun…

"Oh! Oi, dia melompat!" kata salah seorang bodyguard yang ada di dekat
Kyuhyun.
Changmin lalu segera berlari menuju ke tepian untuk melihat Kyuhyun.
Mata Kyuhyun dan Changmin bertemu. Kyuhyun lalu menjulurkan lidahnya ke
arah Changmin. "I win!" ucap Kyuhyun sebelum pada akhirnya terjun bebas ke
bawah.
"Argh! Bocah pengganggu itu!" kata bodyguard Changmin sambil menggaruk–
garuk kepalanya, menyesal. Ia menyesal karena sudah membiarkan Kyuhyun
lepas begitu saja.
"Sudah, biarkan! Sekarang carikan aku info bocah itu!" kata Changmin sambil
berlalu untuk masuk ke dalam gedung kembali.
"Ne, Sajangnim," seluruh bodyguard yang ada di atap gedung langsung
menunduk hormat setelah mendengarkan perintah Changmin.
Setelah 3 hari.
"Ini info dan foto dari fotografer yang lolos beberapa hari yang lalu,
Sajangnim," kata seorang asisten Changmin sambil menunjukan sebuah map
berisi berkas–berkas info.
Changmin yang tadi memegangi kepalanya yang pening akibat memikirkan
Kyuhyun yang berhasil kabur kemudian menegakkan duduknya di bangku
kerjanya.
"Jadi…" ucap Changmin.
"Namanya Cho Kyuhyun. Dia adalah seorang fotografer freelance yang kini
sedang bekerja pada sebuah redaksi koran, Sajangnim," asisten itu
menjelaskan.
"Namanya Cho Kyuhyun rupanya," Changmin kemudian melayangkan sebuah
senyuman dari bibirnya. Sang asistenpun dibuatnya bingung. "Baiklah Cho
Kyuhyun… Kau yang sudah membuatku seperti ini."

Sementara itu di tempat yang lain.
"Pengawalannya sangat ketat, Ahjusshi. Aku melompat dari atas gedung dan
lihat! Jari kelingkingku sampai patah begini," ucap Kyuhyun meyakinkan
atasannya untuk percaya akan ceritanya. Namun sepertinya ahjusshi itu tidak
menggubris sama sekali perkataan Kyuhyun.
"Aku dapat kabar jika sore ini Shim Changmin akan muncul lagi. Kali ini di
pelabuhan. Dia akan melakukan transaksi opium dan morfin di sana. Berhati–
hatilah dan lakukan tugas dengan baik," kata atasan Kyuhyun itu kemudian
menyesap rokoknya kembali dan masuk ke dalam ruangannya.
"Yaaah~ kau…" ucap Kyuhyun. "Ya sudahlah!" Kyuhyun kemudian berjalan
menuju meja kerjanya dan mulai mempersiapkan segalanya untuk
mendapatkan foto–foto Changmin lagi. Ini memang suda menjadi sebuah
risiko. Jika sudah berani mengambil foto mafia, maka ia harus sudah siap
dengan segala sesuatunya. Seperti mati tertembak misalnya.
Sore harinya di pelabuhan.
Kyuhyun tengah bersembunyi di atas sebuah balkon sebuah gudang tua di
daerah pelabuhan. Ia telah menanti kedatangan Changmin sejak dua jam yang
lalu. Namun Changmin tidak segera menampakkan dirinya di tempat yang
sudah diramalkan oleh atasannya.
Kyuhyun hampir saja putus asa sebelum pada akhirnya ia melihat sesosok pria
tengah berjalan sendirian di kegelapan pelabuhan.
"Itu…" Kyuhyun buru–buru memutar–mutar lensa kameranya untuk
mendapatkan fokus dari gambar Changmin. Changmin yang mengetahui
segalanya kemudian tersenyum ke arah kamera. "Hah? Dia tahu?" Kyuhyun
reflek untuk berdiri berniat untuk kabur namun sayang.
"Kau tidak bisa lari lagi, bocah," ada seseorang yang menarik kerah leher
Kyuhyun. Kyuhyun shock! Ia tidak bisa berlari lagi. Seseorang lagi berjalan
mendekat dengan sebuah sapu tangan di tangannya.

"Obat bius?" gumam Kyuhyun pelan sebelum pada akhirnya dia pingsan.
Kyuhyun tertangkap dan semua ini berlalu dengan sangat cepat.
"Dia tepat berada di tempat yang sudah Sajangnim katakan. Kami berhasil
mendapatkannya," kata bodyguard yang kini sedang berdiri di samping mobil,
menanti Changmin.
"Bagus," ucap Changmin singkat.
Cuuuurrr. Aliran air mengalir dari atas kepala Kyuhyun. Kyuhyun yang
merasakan ada yang dingin mengalir di kepalanya, kemudian ia membuka
matanya. Lagi–lagi ia dibuat terkejut.
Ia terkejut karena sekarang kondisi tubuhnya sedang terikat. Tangannya
terikat pada sebuah tiang besi pada sebuah ranjang dan kakinya
mengangkang. Tubuhnya kini hanya memakai kemeja atasan saja tanpa
memakai apapun lagi di dalamnya.
"Hah!" ucap Kyuhyun.
"Kau sudah bangun rupanya, Cho Kyuhyun," ucap Changmin yang kini tengah
melipat tangannya sambil berdiri bersandar di dinding.
"Shim Changmin!" ucap Kyuhyun parau. Namun setelah itu Kyuhyun mencoba
memberontak lagi dengan menggoyang–goyangkan tangannya yang terikat
supaya bisa terlepas.
"Sssstt. Seharusnya kamu tidak memberontak seperti itu," ucap Changmin
lalu kemudian berjalan ke arah Kyuhyun.
"Hhh! Mau apa kau!" ucap Kyuhyun kasar. Tentu saja kasar karena ia ingin
Changmin jauh–jauh dari dirinya sekarang.
"Tenanglah Kyuhyun… Ckckck, rupanya aku butuh obat itu sekarang," gumam
Changmin sambil mengeluarkan sebuah botol yang berukuran tidak lebih besar
dari genggamannya. Kyuhyun yang ketakutan kemudian mencoba menjauhkan
wajahnya dari tangan Changmin yang sepertinya ingin memegang wajahnya.

"Hhmmph!" Changmin berhasil mendekap bibir Kyuhyun. Di sisakannya hidung
Kyuhyun untuk membau aroma yang dikeluarkan dari botol kecil itu.
"Hiruplah," Changmin memaksa. Kyuhyun yang panik secara tidak sengaja
mencium obat itu dan kemudian tubuhnya tiba–tiba melemas.
"Apha… Apha obhat itu tadiih?" tubuh Kyuhyun melemas dan teriakannya kini
berubah menjadi desahan–desanhan.
"Cepat sekali reaksinya," Changmin tersenyum dan kemudian naik ke atas
kasur untuk menindih tubuh Kyuhyun.
"Mmmhh! Mau apaah khau?" Kyuhyun mendesah. Pikirannya tiba–tiba blank.
Seketika tubuhnya menyerah untuk memberontak.
"Mau bermain denganmu, Kyuhyun," ucap Changmin seduktif sambil menjilat
pangkal leher di belakang telinga Kyuhyun.
"Haahh," Kyuhyun mendesah lagi akibat perlakuan Changmin kepadanya.
"Aku ingin memberikanmu sebuah balasan Cho Kyuhyun karena kamu telah
mencuri gambarku dengan tanpa izin beberapa hari yang lalu. Kyuhyun tidak
bisa berbicara apa–apa lagi. Sentuhan–sentuhan Changmin di atas permukaan
tubuhnya membuatnya tidak mampu membalas perkataan Changmin.
"Mari kita mulai permainannya. Cho Kyuhyun," ucap Changmin sambil membuka
kancing baju Kyuhyun satu per satu. Changmin mulai memajukan kepalanya
untuk mencumbu leher Kyuhyun.
"Nnghh!" desah Kyuhyun pelan saat Changmin berhasil menggigit pangkal
leher dan memelintir puting dadanya. Kyuhyun dapat merasakan Changmin
tersenyum dengan mata terpejam.
"God boy," ucap Changmin yang kini mulai turun untuk menjilati dan menghisap
puting dada Kyuhyun sebelah lagi.
"Haaahhh!" Kyuhyun hanya bisa mengeluarkan desahan–desahan. Pengaruh
obat yang tadi ia hirup membuat tubuhnya tidak dapat melakukan apapun.

Tangannya juga terikat, jadi ia tidak bisa melakukan apapun agar Changmin
menjauh darinya.
"Heiiyyaakkh!" dengan hisapan kuat dari Changmin, Kyuhyun mendesah. Dari
hisapan itu tadi, ia merasakan ada sesuatu di dalam tubuhnya untuk meminta
lebih dari Changmin.
"Tubuhmu sensitif sekali, Kyuhyun," ucap Changmin yang kini tengah
memandangi pemandangan tubuh indah Kyuhyun di bawahnya. Mata Kyuhyun
dengan sayu menatapnya, mulutnya sedikit terbuka ditambah lagi tubuh yang
terekspose sempurna yang menampakkan kulit putih dan sangat menggoda itu
membuat Changmin ingin segera memasukkan bendanya ke dalam tubuh
Kyuhyun.
Dengan cepat Changmin meraup bibir Kyuhyun yang menurutnya sangat
menggoda itu. Tanpa penolakan dari Kyuhyun, Changmin segera memasukkan
lidahnya untuk menjelajahi seluruh isi mulut Kyuhyun. Changmin mencoba
mengajak lidah Kyuhyun untuk menari bersama dengan lidahnya. Kyuhyun
tidak bisa menolaknya. Baginya kini, sentuhan Changmin pada tubuhnya
membuatnya ingin merasakan nikmat yang lebih.
"Hhhnngh!" desah Kyuhyun di antara ciuman panas yang kini sedang
membuainya. Changmin tidak tinggal diam begitu saja tangannya kini turun
untuk memilin–milin putting dada Kyuhyun dan tangannya yang lain menuju ke
tempat yang lebih jauh untuk meraih sesuatu yang sensitif di bawah sana.
"Hhngaah!" Kyuhyun reflek mendongak dan secara tidak sengaja ia
melepaskan tautan bibirnya dengan bibir Changmin akibat tangan Changmin
berhasil menyentuh anggota tubuhnya yaitu juniornya yang saat ini sangat
sensitif. Changmin sukses dibuat tersenyum olehnya.
Changmin kemudian mengarahkan tubuhnya untuk turun ke bawah
mendekatkan wajahnya dengan anggota tubuh Kyuhyun yang setengah
menegang itu.
"Kau mau apa, Chang…" tubuh Kyuhyun bergetar hebat karena ketakutan.
"Hhnnh!" Changmin menggerakkan tangannya pada junior Kyuhyun dan itu

membuat kepala Kyuhyun semakin melesak pada bantal yang sekarang menjadi
alas kepalanya itu.
"Hahhnn!" Kyuhyun ingin saja memberontak namun tubuhnya saat ini malah
membiarkan Changmin menyentuhnya lebih jauh. Entah mungkin karena
pengaruh obat atau apa. Kyuhyun kini malah menikmati sentuhan dari
Changmin. "Hiyyaaaaaahhh!" Kyuhyun mendesah hebat.
Kini Changmin memasukkan junior Kyuhyun ke dalam mulutnya. Kyuhyun
kelimpungan dibuatnya. Ingin rasanya Kyuhyun mendesah lebih keras lagi
namun ego yang masih ada dalam kesadarannya membuatnya memilih untuk
menggigit bibir bawahnya saja. Ia tidak ingin malu di depan Changmin.
"Kenapa Kyu?" tanya Changmin sambil menyeringai ke arah Kyuhyun. Ia
menghentikan aktifitasnya sejenak untuk melepas ikat pinggangnya. Kyuhyun
tidak menjawab. Nafasnya tersengal–sengal.
Changmin kemudian meraih ikatan yang ada di tangan Kyuhyun. Ikatan itu
memang terlepas dari tralis besi tempat tidur namun tidak bagi kedua tangan
Kyuhyun. Tangan Kyuhyun masih terikat.
Changmin memutuskan untuk memangku Kyuhyun di pinggiran kasur. Changmin
mencoba membungkukkan tubuh Kyuhyun sedikit agar tangannya yang bebas
mampu menyentuh hole milik Kyuhyun.
"Di sanaa!" pekik Kyuhyun saat dengan sekali dorongan yang kuat, kedua jari
Changmin berhasil masuk ke dalam hole miliknya dan tepat sasaran menyentuh
titik tersensitif miliknya di dalam relung miliknya.
"Okay, Kyu," gumam Changmin sambil membuka retsleting celananya. "Aku
masuk!" dengan sekali hentakan kuat junior Changmin tenggelam sepenuhnya
ke dalam relung Kyuhyun.
"Aaakh… Aaah!" desah Kyuhyun kesakitan. Tentu saja Kyuhyun kesakitan
karena tanpa ada pemanasan dan aba–aba, tiba–tiba saja ada sebuah benda
asing dengan ukuran yang begitu sangat besar memasuki relung miliknya yang

masih sangat sempit itu. Tubuhnya ingin menjauh melepaskan diri, namun
tangan Changmin berhasil menangkapnya.
"Jangan. Kau tidak boleh kabur, Cho Kyuhyun," ucap Changmin seseduktif
mungkin untuk membuat Kyuhyun memanas. Kini Changmin semakin
mengeratkan pelukannya di tubuh Kyuhyun. Ia membiarkan tubuh Kyuhyun
untuk menyesuaikan diri dengan juniornya terlebih dahulu.
"Ngaah!" Kyuhyun mendesah saat Changmin mencium dan menggigit pelan
lehernya. Kini kedua tangan Changmin kini turun memegangi pinggangnya.
"Baiklah, Kyu. Mari kita mulai," dengan gerakan cepat. Changmin menjauhkan
dan mendekatkan tubuh Kyuhyun dengan kuat. Kyuhyun memekik keras karena
junior Changmin dengat tepat menumbuk prostatnya.
"Ngaaa~~ aaah ~~~ aah," desahan Kyuhyun beraturan, seirama dengan
tusukan Changmin yang berhasil menumbuk prostatnya. Tubuh Kyuhyun
melemas. Kyuhyun memutuskan untuk memegang pegangan kursi kayu yang ada
di dekat kasur ––atau lebih tepatnya di depannya––untuk pegangan.
"Ssshh," desis Changmin keenakan saat kejantanannya berhasil diremas oleh
relung Kyuhyun. Matanya terbuka untuk melihat keadaan Kyuhyun. Ia makin
mempercepat tempo tusukannya saat mengetahui Kyuhyun begitu terlihat
sangat menikmati kegiatan sex saat ini.
"Akhh…aku…tidh…kuat," kata Kyuhyun putus–putus. Kyuhyun bingung harus
mengatakan apa. Tubuh Kyuhyun tiba–tiba jatuh ke bawah. Untung saja reflek
yang dimiliki oleh Changmin yang bagus, tubuh Kyuhyun tidak sampai
tersungkur ke lantai.
Dilihatnya Kyuhyun yang kini tersengal–sengal. Rupanya kaki Kyuhyun tidak
dapat menopang tubuhnya sendiri saat diguyur nikmat. Changmin lalu
memutuskan untuk menelentangkan tubuh Kyuhyun di pinggiran kasur.
"Kau sangat manis jika kamu mendesah seperti itu, Kyu," goda Changmin
sambil menaikkan kedua kaki Kyuhyun ke atas kedua bahunya. Kyuhyun
mencoba untuk ngambek dan menggembungkan pipinya. Namun belum sampai

itu terjadi, Changmin dengan cepat mulai memaju mundurkan pinggulnya lagi
untuk memasukkan dan mengeluarkan kejantanannya berulang ulang mencari
kenikmatan.
"Ngah! Aaaakkkhh!" Kyuhyun mendesah hebat saat Changmin dengan kasar
menumbukkan juniornya pada prostatnya di dalam relungnya. Tempo kali ini
tidak seperti tadi. Tempo tusukan Changmin lebih kuat dan lebih cepat dari
saat ia duduk di pinggiran kasur.
"Haaaah… aaaakh… aaah!" Kyuhyun tidak bisa menahan desahannya saat ini.
Tubuh Kyuhyun diselimuti dengan kenikmatan. Sementara junior Changmin
menusuk brutal prostat Kyuhyun, tangan Changmin terus menggesek––atau
lebih tepatnya meremas–– junior Kyuhyun agar Kyuhyun segera merasakan
klimaksnya.
"So tight, Kyuhyun," ucap Changmin begitu merasakan relung Kyuhyun
menyempit.
"Euuhh! Tidak kuatthh…" Kyuhyun hampir klimaks. Tubuhnya menegang dan
terangkat. "Tidak! Akh…aaaah… Aku keluaarr!" ucap Kyuhyun seiring dengan
cairan putih yang tumpah dari juniornya.
"Remember this pleasure, Cho Kyuhyun," ucap Changmin sebelum pada
akhirnya Kyuhyun kehilangan kesadarannya.
Di pagi hari di sebuah jalanan yang ada di tepi pelabuhan yang masih sangat
sepi.
"Sudah! Biarkan aku pergi sendiri!" ucap Kyuhyun kesal saat Changmin
mencoba meraih tangannya.
"Ingat apa yang aku bilang? Kamu itu adalah orang yang mudah dimanfaatkan.
Jadi jangan pernah percaya kepada siapapun," saat Changmin berhasil
menggenggam si pemilik lengan.
"Masa bodoh denganmu!" Kyuhyun menjulurkan lidahnya kepada Changmin.

"Baiklah…" Changmin menyeringai sedikit. "Silakan pergi sekarang," ucapnya
saat Kyuhyun berbalik untuk menatapnya untuk yang terakhir kalinya.
Mengapa yang terakhir? Itu tentu saja karena Kyuhyun tidak ingin melihat
Changmin lagi di waktu yang akan datang.
Mengingat kejadian semalam di mana Changmin menyentuh tubuh Kyuhyun
sesuka hatinya itu sudah cukup membuat Kyuhyun begidik ngeri. Kyuhyun
benar–benar tidak ingin Changmin ada di dekatnya.
Brak! Terdengar suara pintu mobil yang dibanting. "AKU PERGI, SHIM
CHANGMIN!" ucap Kyuhyun sambil melangkahkan kakinya kesal meninggalkan
mobil yang dikendarai Changmin.
"Sungguh anak yang menyenangkan," gumam Changmin sambil menyeringai
sambil menatap Kyuhyun yang melangkahkan kakinya menjauh.
"Kita pergi tuan?" ucap sopir pribadi Changmin. Seketika itu, ekspresi wajah
Changmin berubah menjadi datar kembali.
"Tidak. Tunggu di sini sebentar," ucap Changmin meminta sopirnya untuk
menunggu sebentar lagi.
"Jadi Kyuhyun tertangkap dan Changmin kini sudah mengetahui siapa yang
menyuruh Kyuhyun," gumam seorang ahjusshi. Tampak ahjusshi itu berdiri di
sebuah balkon yang ada di sebuah bagunan tua. Pandangannya nampak kesal
saat memandangi sebuah tas besar yang isinya penuh dengan alat–alat
fotografi.
"Lee–ahjussi!" sapa Kyuhyun dengan senyuman seceria mungkin. Namun
sepertinya ahjusshi itu tidak menggubris sapaan dari Kyuhyun.
Kyuhyun menyusutkan senyumannya sedikit saat ahjusshi itu menatap tasnya
yang sepertinya sejak semalam ada di pinggiran balkon. Kyuhyun berjongkok
untuk merapikan barang–barangnya yang ada di sekitar tasnya itu.
"Baiklah, aku akan pulang duluan kembali ke redaksi," kata Kyuhyun sambil
meretsletingkan tasnya.

"Pulang katamu?" ucap ahjusshi itu. Tangannya melayang untuk memukul
Kyuhyun.
Kyuhyun tersentak mengakibatkannya tidak bisa menghinddar dari pukulan.
"Awsh!" desis Kyuhyun kesakitan. Tubuh Kyuhyun tersungkur di lantai.
Terlihat darah segar mengalir dari sudut bibirnya.
"Kau tidak akan pulang! Bisa–bisanya kau tertangkap dan seenaknya kembali
begitu saja!" katanya kasar sambil mengayunkan tangannya sekali lagi untuk
memukul Kyuhyun. Belum sampai pukulan terjadi lagi, terdengar oleh Kyuhyun,
suara sebuah tembakan.
"Aaww!" ahjusshi itu mengerang kesakitan saat dirasakannya bahunya
tertembak.
"Changmin," kata Kyuhyun lirih saat melihat Changmin ada di depannya,
memunggunginya dan membawa sebuah revolver laras pendek di tangannya.
Kyuhyun mengalihkan pandangannya pada pemandangan yang ada di depan
matanya di mana seorang ahjusshi kini sedang meraung–raung kesakitan
akibat tembakan yang telah dilakukan Changmin.
"Kenapa kau…" kata Kyuhyun sambil mencoba untuk duduk.
"Sudah kubilang. Tidak ada yang bisa kamu percayai, 'kan? Dan ahjusshi ini
juga," kata Changmin sambil memasukkan revolver–nya ke dalam jasnya.
Changmin kemudian berbalik dan mencoba menolong Kyuhyun untuk berdiri.
Kyuhyun tau maksud uluran tangan itu. Namun Kyuhyun segera menepis uluran
tangan Changmin itu.
"Polisi akan datang," ucap Changmin sambil memandangi matahari terbit yang
ada di belakang Kyuhyun.
"Kau memanggil polisi?" ujar Kyuhyun tidak percaya.

"Iya. Kenapa?" Changmin menatap heran kepada Kyuhyun yang kini melihatnya
dengan penuh tatapan tidak percaya. Changmin tersenyum. "Hahaha… Ayo
kita pergi," perintah Changmin.
"Haah~ Sudah beres," ucap Changmin saat dirinya berjalan mendekati
Kyuhyun yang tengah duduk di atas sebuah kaitan tali jangkar kapal sambil
memandangi matahari terbit.
"…" namun tidak ada respon dari Kyuhyun. Kyuhyun menangis.
"Sudah, sudah. Ini sudah tidak apa–apa lagi," ucap Changmin sambil mengosok
kepala Kyuhyun dengan maksud untuk menenangkan Kyuhyun. Sementara itu
Kyuhyun hanya mengangguk pelan sambil menhapus jejak–jejak air mata yang
mengalir di pipinya.

Sponsor Documents

Or use your account on DocShare.tips

Hide

Forgot your password?

Or register your new account on DocShare.tips

Hide

Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link to create a new password.

Back to log-in

Close