Hat is a Learning Organization

Published on June 2017 | Categories: Documents | Downloads: 51 | Comments: 0 | Views: 1493
of 6
Download PDF   Embed   Report

Comments

Content

ORGANISASI BELAJAR

Setiap organisasi, baik itu yayasan, perusahaan, hingga sekolah, berlomba – lomba mengklaim dirinya sebagai organisasi belajar. Apa yang dmaksud dengan organisasi belajar? Dicetuskan pertama kali oleh Peter Senge dalam buku Ffth Discipline, jargon Learning Organization atau biasa diterjemahkan menjadi organisasi belajar menjadi semakin terkenal. Apakah yang dimaksud dengan organisasi belajar itu sendiri? Organisasi belajar adalah organisasi dimana orang secara terus menerus mengembangkan kapasitas mereka untuk menghasilkan sesuatu yang mereka harapkan, dimana pola pikir yang bar dan berkembang dijaga, dan aspirasi dibebaskan, dan dimana orang belajar untuk menyaksikan keseluruhan proses bersamaan (Senge, 1990:3) Belajar adalah visi untuk melihat hal - hal yang mungkin terjadi. Belajar bukanlah megenai melatih seseorang; belajar hanya dapat terjadi karea hasil pembelajaran pada tingkat organisasi secara keseluruhan. 'Perusahaan Belajar' merupakan organisasi yang memfasilitasi pembelajaran dari seluruh anggotanya dan secara berkelanjutan mengubah dirinya sendiri (Pedler et. al. 1991:1) Organisasi belajar dicirikan melalui total keterlibatan karyawan dalam proses yang secara kolaboratif dilaksanakan dan secara kolektif perubahan dilakukan untuk mencapai nilai dan prinsip (Watkins dan Marsick, 1992:118) Swanson dan Holton (2001) menyimpulkan organisasi belajar sebagai strategi untuk meningkatkan kinerja dipengaruhi oleh faktor belajar, faktor strategi organisasi belajar dan faktor inovasi, sebagai berikut:   Belajar, khususnya perbaikan belajar pada level tim dan organisasi akan meningkatkan inovasi organisasi Penerimaan strategi organisasi belajar yang sesuai bagi organisasi untuk memasuki pasar dimana inovasi menjadi penggerak kinerja pokok (key performance driver)

1



Inovasi diharapkan menghasilkan perbaikan hasil kinerja (performance outcome) yang akan meningkatkan keunggulan kompetitif organisasi.

Yusufhadi Miarso (2002) mengemukakan beberapa alasan mengapa saat ini diperlukan organisasi belajar. Pertama, dalam rangka pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, kita tidak lagi dapat mengandalkan pada tersedianya tenaga kerja yang banyak dan murah, melainkan tenaga kerja yang terdidik dengan baik, terlatih dengan baik dan menguasai informasi dengan baik (well educated, well trained, and well informed). Perubahan organisasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan merupakan azas dari organisasi belajar. Kedua, pengembangan organisasi yang lebih berorientasi pada lingkungan internal dianggap tidak tepat lagi. Sejalan dengan gerakan masyarakat informasi (information society), maka organisasi perlu menguasai informasi mengenai lingkungan secara komrehensif. Organisasi memerlukan lebih banyak tenaga kerja berpengetahuan (knowledge worker). Perkembangan ekonomi lebih dilandaskan pada pengetahuan dengan tenaga kerja berpengetahuan sebagai aset paling utama. Konsep organisasi belajar muncul dalam konteks perubahan lingkungan dan daya saing, dimana organisasi membutuhkan kompetensi dan kepemimpinan untuk

mentransformasi pengetahuan kepada seluruh anggota organisasi. Dengan dukungan lingkungan organisasi belajar yang kondusif diharapkan dapat diciptakan orang-orang yang berpengetahuan (knowledge pople) dengan kompetensi yang dapat diandalkan. Selain itu dukungan kepemimpinan yang memberdayakan (empowerement), artinya memberikan pendelegasian dan dukungan positif kepada setiap anggota organisasi dalam aktivitas pembelajaran dan memperbaiki kinerja. Peter Senge berpendapat bahwa ada lima pillar yang membuat sebuah organisasi menjadi organisasi belajar, yakni: 1. Personal Mastery - belajar untuk memperluas kapasitas personal dalam mencapai hasil kerja yang paling diinginkan dan menciptakan lingkungan organisasi yang menumbuhkan seluruh anggotanya untuk mengembangkan diri mereka menuju pencapaian sasaran dan makna bekerja sesuai dengan harapan yang mereka pilih

2

2. Mental Models - Proses bercermin, memperjelas, dan meningkatkan gambaran diri kita tentang dunia luar dan bagaimana mereka membentuk keputusan dan tindakan kita 3. Shared Vision - membangun komitmen dalam suatu kelompok dengan mengembangka gambaran bersama tentang masa depan yang akan diciptakan, prinsip dan praktek yang menuntun cara kita mencapai tujuan masa depan tersebut 4. Team Learning - mentransformasikan pembicaraan dan keahlian berpikir sehingga suatu kelompok dapat secara sah mengembangkan otak dan kemampuan yang lebih besar dibanding ketika masing - masing dari mereka bekerja sendiri 5. Systems Thinking - cara padang, cara berbahasa untuk menggambarkan dan memahami kekuatan dan hubungan yang menentukan perilaku dari suatu sistem. Art Kleiner penyusun buku Fifth Discipline Fieldbook mengutarakan bahwa gagasan organisasi belajar disebar luaskan guna : mencapai kinerja tinggi dan memenangkan persaingan hubungan dengan pelanggan lebih baik menghindari penurunan memperbaiki kualitas memunculkan inovasi memenuhi kebutuhan pribadi dan spiritual meningkatkan kemampuan kita dalam mengelola perubahan bisa saling memahami memperluas batasan-batasan memperoleh kebebasan menghargai saling ketergantungan

Komentar lain tentang organisasi belajar adalah: lebih menyenangkan (fun) bekerja pada organisasi yang menerapkan konsep organisasi belajar

3

-

organisasi belajar memberikan harapan kepada anggotanya untuk memperoleh hasil yang lebih baik

-

organisasi belajar merupakan tempat bermain bagi gagasan kreatif organisasi belajar merupakan tempat aman untuk berani mengambil resiko dengan gagasan dan perilaku baru.

-

Dalam organisasi belajar setiap pendapat anggota dihargai dan siapapun bisa berpendapat, tanpa dibatasi oleh posisinya dalam organisasi1

Apakah tempat anda bekerja merupakan organisasi belajar? Berikut adalah ciri – ciri organisasi belajar:           Misi dan Visi Perusahaan dinyatakan dan dipahami secara luas oleh anggota organisasi Mengalirkan Misi dan Visi ke Kelompok, Divisi, dan Depatemen. Misi dan Visi perusahaan merupakan inspirasi yang membimbing kinerja setiap anggota organisasi Menyediakan pelatihan berkesinambungan bagi setiap anggota di setiap tingkatan Para manajer mengalirkan jenis-jenis pelatihan kepada para anak buahnya. Mengembangkan budaya kerja dalam tim. Memberdayakan pegawai agar mampu bekerja tanpa arahan langsung dari manajer, atau melaksanakan “continuous improvement” berdasarkan visi bersama. Memelihara iklim keterbukaan Mendorong eksperimen-eksperimen kerja dan keberanian mengambil resiko, dan mencegah saling menyalahkan. Komunikasi terbuka agar semua pegawai “well-informed” – (tidak percaya pada rumor).    Memiliki mekanisme kesadaran untuk menyebarkan pengetahuan dan pemahaman Keputusan diambil berdasarkan fakta Di semua level, diajarkan dan diaplikasikan cara mendianosis, analisis, dan pengambilan keputusan
1

Richard Karash :http://www.learning-org.com

4



Konstan menilai pasar, pesaing, lingkungan, dan mengevaluasi ulang strategistrateginya

    

Mencobakan gagasan baru, menyebarkannya jika berhasil, atau membuang dan memperbaikinya jika gagal. Berinvestasi pada Litbang (R&D) Sering memperkenalkan proses kerja baru, produk dan pelayanan baru Secara konstan memperbaiki kapabilitas dan kinerja Memahami klien atau pelanggan, dan berdialog dengan mereka secara berkesinambungan

        

Menetapkan tujuan yang jelas, dan yakin tujuan tersebut diketahui oleh semua orang Mendorong semua pegawai untuk secara konstan menantang kondisi “status quo” Mengurangi permainan politik dalam perusahaan Menghargai, menghargai, menghargai Memperpendek siklus waktu kerja di semua proses Tidak memelihara sikap “berpuas diri” Memiliki pegawai yang kepuasan kerja dan kebanggaan atas pekerjaan tinggi Fokus pada pencegahan ketimbang perbaikan Melibatkan setiap orang dalam “continuous improvement”

Untuk mengembangkan organisasi menjadi sebuah organisasi belajar, langkah – langkah yang harus dilakukan diantaranya:   Mulai dari “top” – membantu untuk memberikan daya dorong Mulai dari masalah yang kronis (menahun) – selalu baik untuk memunculkan pemikiran     Bentuk “Task Force” – tapi masih memerlukan dorongan dan visi Mulai dengan mendiagnosa organisasi – Dept SDM dapat dijadikan konsultan (seharusnya) Kaitkan dengan proses yang sedang berlangsung Kaji ulang proses dan sistem yang ada – audit untuk mengetahui “capability gap”
5



Kembangkan sistem baru.

Watkins dan Marsick di dalam Swanson dan Holton (2001) menyarankan bahwa belajar sebagai proses yang berkelanjutan dan menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, keyakinan dan perilaku. Dalam suatu organisasi belajar, proses belajar merupakan aktivitas sosial yang terjadi pada level individual, kelompok dan organisasional. Sehingga untuk membentuk basis strategi organisasi yang mendukung belajar, perubahan dan peningkatan kinerja, maka diperlukan 6 (enam) imperatif yang menyerupai lima disiplin dari Senge, yaitu: 1) Menciptakan kesempatan untuk belajar berkelanjutan 2) Meningkatkan dialog dan penemuan inovatif 3) Mendorong kolaborasi / kemitraan dan belajar tim 4) Menyusun sistem untuk terjadinya belajar bersama 5) Memberdayakan tenga kerja menuju visi bersama 6) Membuka hubungan organisasi dengan lingkungannya

DAFTAR PUSTAKA Braham, Barbara J, Creating A Learning Organisation, Terjemahan dari Fast-Track MBA Series, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2003 Gilley, Jerry W & Maycunich, Ann, Beyond the Learning Organization, Massachusetts: Persus Books, 2000 Mustafa, Hasan. 2001. Organisasi Belajar dalam Ekonomi Global.

6

Sponsor Documents

Or use your account on DocShare.tips

Hide

Forgot your password?

Or register your new account on DocShare.tips

Hide

Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link to create a new password.

Back to log-in

Close