Lp Oksigen

Published on February 2017 | Categories: Documents | Downloads: 124 | Comments: 0 | Views: 1273
of 20
Download PDF   Embed   Report

Comments

Content

I.
1.

KONSEP DASAR KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
PENGERTIAN
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk

mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh. Oksigenasi adalah tindakan, proses,
atau hasil pengambilan oksigen. Terapi oksigen merupakan salah satu terapi pernafasan
dalam mempertahankan oksigenasi. Tujuan dari terapi oksigen adalah untuk memberikan
transpor oksigen yang adekuat dalam darah sambil menurunkan upaya bernafas dan
mengurangi stress pada miokardium ( Potter & Perry, 2006).
2. EPIDEMIOLOGI
Menurut WHO, setiap tahunnya 120 juta bayi lahir di dunia, 4 juta bayi lahir mati dan 4
juta lainnya meninggal dalam usia 30 hari. Sebanyak 3,6 juta (3%) dari 120 juta bayi lahir
mengalami asfiksia, hampir 1 juta bayi ini meninggal. Sebanyak 98 % dari kematian bayi
terjadi di negara-negara yang sedang berkembang. Kematian bayi sangat memprihatinkan,
yang dikenal dengan fenomena 2/3. Penyebab kematian neonatal utama asfiksia neonatorum
(27%) setelah (29%) (WHO, 2005). Menurut hasil riset kesehatan dasar tahun 2007, tiga
penyebab utama kematian perinatal di Indonesia adalah gangguan pernapasan/respiratory
disorders (35,9%), prematuritas (32,4%) dan sepsis neonatorum (12.0%) (Departemen
Kesehatan RI, 2008).
Hipoksia janin yang menyebabkan asfiksia neonatorum terjadi karena gangguan
pertukaran gas serta transport O2 dari ibu ke janin sehingga terdapat gangguan dalam
persediaan O2 dan dalam menghilangkan CO 2. Perubahan pertukaran gas dan transport
oksigen selama kehamilan dan persalinan akan mempengaruhi oksigenasi sel–sel tubuh yang
selanjutnya dapat mengakibatkan gangguan fungsi sel. Gangguan ini dapat berlangsung
secara menahun akibat kondisi ibu selama kehamilan, atau secara mendadak karena hal-hal
yang diderita ibu dalam persalinan. Gangguan menahun dalam kehamilan dapat berupa gizi
ibu yang buruk, penyakit menahun seperti anemia, hipertensi, penyakit jantung, dan lain-lain.
Pada gangguan yang terakhir ini pengaruh terhadap janin disebabkan oleh gangguan
oksigenasi serta kekurangan pemberian zat-zat makanan berhubungan dengan gangguan
fungsi plasenta.
3.

PENYEBAB/FAKTOR PREDISPOSISI
Keadekuatan sirkulasi, ventelasi, perfusi, dan transport gas – gas pernapasan kejaringan

dipengaruhi oleh empat tipe factor, yaitu:

a. Faktor Fisiologis
Tabel 1. Proses Fisiologis yang Mempengaruhi Oksigenasi (Potter & Perry, 2006)
Proses
Anemia
Racun inhalasi
Obstruksi jalan nafas
Dataran tinggi

Pengaruh pada Oksigenasi
Menurunkan kapasitas darah yang membawa oksigen
Menurunkan kapasitas darah yang membawa oksigen
Membatasi pengiriman oksigen yang diinspirasi ke alveoli
Menurunkan konsentrasi oksigen inspirator karena

Demam

konsentasi oksigen atmosfer yang lebih rendah.
Meningkatkan frekuensi metabolism dan kebutuhan

Penurunan

oksigen di jaringan.
pergerakan Mencegah penurunan

diafragma

dan

menurunkan

dinding dada (kerusakan diameter anteroposterior thoraks pada saat inspirasi,
muskulo)

menurunkan volume udara yang diinspirasi.

Adapun kondisi yang mempengaruhi gerakan dinding dada, yaitu:

Kehamilan
 Obesitas
 Kelainan Musculoskeletal
 Konfigurasi Structural yang Abnormal
 Trauma, Penyakit Otot, Penyakit System Persarafan, Perubahan System Saraf Pusat
 Pengaruh Penyakit Kronis.
b. Faktor Perkembangan

Bayi Prematur
Bayi premature berisiko terkena penyakit membrane hialin.

Bayi dan Todler
Bayi dan toddler berisiko mengalami infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) hasil
pemaparan dari anak-anak lain dan pemaparan asap dari rokok. Selain itu, selama proses
pertumbuhan gigi, beberapa bayi berkembang kongesti nasal yang memungkinkan
pertumbuhan bakteri dan meningkatkan potensi terjadinya ISPA. ISPA yang sering
doalami adalah nasofaringitis, faringitis, influenza, dan tonsillitis.

Anak Usia Sekolah dan Remaja
Anak usia sekolah dan remaja terpapar pada infeksi pernapasan dan factor-faktor
resiko pernafasan, misalnya asap rokok dan merokok.

Dewasa Muda dan Dewasa Pertengahan
Individu pada usia pertengahan dan dewasa muda terpapar pada banyak factor resiko
kerdiopulmonar seperti diet yang tidak sehat, kurang latihan fisik, obat-obatan.

Lansia

Kompliansi dinding dada menurun pada pasien lansia yang berhubungan dengan
osteoporosis dan kalsifikasi tulang rawan kosta. Otot – otot pernapasan melemah dan
sirkulsi pemubuluh darah pulmonar menurun.
c. Faktor Perilaku

Nutrisi
Nutrisi mempengaruhi fungsi kardiopulmonar, pasien yang mengalami kekurangan
gizi mengalami akan mengalami kelemahan otot pernafasan.
 Latihan Fisik
Latihan fisik meningkatkan aktivitas metabolism tubuh dan kebutuhan oksigen.
d. Faktor Lingkungan
Abestosis merupakan penyakit paru yang diperoleh di tempat kerja dan berkembang
setelah individu terpapar asbestosis.
4. PATOFISOLOGI
Spora C. tetani masuk ke dalam tubuh melalui luka. Spora yang masuk ke dalam tubuh
tidak berbahaya sampai dirangsang oleh beberapa faktor (kondisi anaerob), sehingga berubah
menjadi bentuk vegetatif dan berbiak dengan cepat tetapi hal ini tidak mencetuskan reaksi
inflamasi. Gejala klinis sepenuhnya disebabkan oleh toksin yang dihasilkan oleh sel vegetatif
yang sedang tumbuh. C. tetani menghasilkan dua eksotoksin, yaitu tetanospasmin dan
tetanolisin. Tetanolisin menyebabkan hemolisis tetapi tidak berperan dalam penyakit ini.
Gejala klinis

tetanus

disebabkan oleh tetanospasmin. Tetanospasmin melepaskan

pengaruhnya di keempat sistem saraf: (1) motor end plate di otot rangka, (2) medula spinalis,
(3) otak, dan (4) pada beberapa kasus, pada sistem saraf simpatis. Setalah pelapasan toksik
yang mengakibatkan regitasi otot rangka, sehingga menurunkan ekspansi dada yang
mengakibatkan peningkatan RR sehingga terjadi gangguan oksigenasi.
Trauma pada tulang rangka yang multiple yang menyebabkan hail chest sehingga
menyebabkan pernapsan paradoksal terjadi gangguan oksigenasi jika tidak terasai maka akan
terjadi hipoksia tubuh mengonpensasi dengan perpasan yang dalam dan freakuensi yang
cepat serta dipnea.
Pathway
Pencetus serangan
(allergen, emosi/stress, obatobatan,infeksi)

Reaksi antigen dan antibodi
Hipoventilasi
Distribusi ventilasi tak merata dengan
Rekease vasoactive substance
sirkulasi darah paru
(histamine, bradikinin, anafilatoxin)
gangguan otot
difusi
gas edema
di alveoli
kontraksi
polos,
mukosa,
Ketidakefektifan bersihan jalan

permeabilitas
kapiler
hipersekresi
obstruksi
saluran
napas
Kontriksi
otot polosgas
Gangguan
napas
pertukaran
Bronchospasme

5. GEJALA KLINIS
No.
1

2

3

Gangguan
Asma

Asbestosis

Asidosis
Respiratorik

Tanda dan Gejala





Napas ringan
Batuk dan mengi (bengek.
Kebingungan
Letargi (keadaan kesadaran yang menurun, dimana penderita seperti tidur







lelap, tetapi dapat dibangunkan sebentar kemudian segera tertidur kembali)
Sianosis (kulit tampak kebiruan)
Sesak napas ringan
Batuk
Rasa sesak atau nyeri di dada
Terdapat kelainan pada kuku (bentuk jari-jari tangan yang menyerupai tabuh





genderang
Meningkatnya nadi dan tingkat pernapasan
Napas pendek-pendek
Dyspnea

4

Bronchitis

5

Bronkientasis

6

Difteri

7

Emfisema

8
9

Faringitis
ISPA

10

Influenza

11
12

Laryngitis
Pneumonia




















Pusing
Convulsi
Letargi
Kelemahan dan sakit kepala.
Batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan)
Sesak napas
Bengek
Lelah
Pembengkakan pergelangan kaki
Pipi tampak kemerahan
Sakit kepala dan gangguan penglihatan.
Batuk menahun dengan banyak dahak yang berbau busuk
Batuk darah
Batuk semakin memburuk jika penderita berbaring miring
Sesak napas yang semakin memburuk jika penderita melakukan aktivitas
Penurunan berat badan
Lelah, clubbing fingers (jari-jari tangan menyerupai tabuh genderang)
Wheezing (bunyi napas mengi/bengek), warna kulit kebiruan, pucat dan bau























mulut.
Sakit tenggorokan
Demam, sulit bernapas dan menelan
Mengeluarkan lendir dari mulut dan hidung, dan sangat lemah
Kelenjar getah bening di leher membesar dan terasa sakit.
Sesak napas dalam waktu lama
Nafsu makan dan berat badan menurun.
Nyeri tenggorok dan kadang disertai demam dan batuk
Badan pegal-pegal (myalgia)
Beringus (rhinorrhea)
Batuk
Sakit kepala
Sakit pada tengorokan.
Menggigil
Demam
Nyeri tenggorok, nyeri otot, nyeri kepala berat
Batuk
Kelemahan, dan rasa tidak nyaman secara umum.
Suara serak
Tubuh demam
Sesak napas
Cepat lelah

13

Sinusitis

14

TBC

15

Hiperventilasi

16

Hipoventilasi

17

Hipoksia












Sakit kepala
Gangguan sendi dan otot serta kadang disertai mual muntah
Rasa sakit di kening atau di antara mata
Sakit di gigi bagian atas
Wajah terasa penuh, serta hidung penuh dan tersumbat.
Mudah demam yang tidak terlalu tinggi dan berlangsung lama
Sering berkeringat pada malam hari
Gampang terkena influenza dan bersifat hilang timbul
Menurunnya nafsu makan dan berat badan
Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah),

















perasaan lemah, lesuh & tidak enak (malaise).
Takikardi
Nafas pendek
Nyeri dada
Pusing
Disorientasi
Tinnitus dan penglihatan yang kabur.
Pusing
Nyeri kepala
Letargi
Disorientasi
Koma dan henti jantung
Rasa cemas, gelisah,
Tidak mampu berkonsentrasi,
Penurunan tingkat kesadaran,
Pusing perubahan prilaku, pucat dan sianosis.

GANGGUAN OKSIGENASI
a. Asma
Penyakit dimana keadaan saluran napas yang mengalami penyempitan karena
hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu.
b. Bronkitis
Peradangan pada cabang tenggorok/bronchus.
c. Influenza
Merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus RNA dari famili
Orthomyxoviridae (virus influenza), yang menyerang unggas dan mamalia.
d. Pneumonia
Merupakan penyakit yang disebabkan oleh peradangan pada alveoli.
e. Pleuritis
Peradangan pada pleura (selaput yang menyelubungi permukaan paru-paru) yang dapat
berlangsung secara sub-akut, akut atau kronis.

f. Rinitis
Merupakan inflamasi mukosa saluran hidung dan sinus yang disebabkan alergi terhadap
partikel, seperti debu, asap, serbuk/tepung sari yang ada di udara.
g. Sinusitis
Sinusitis atau radang sinus adalah peradangan pada rongga tengkorak yang mempunyai
saluran sempit yang menghubungkan hidung dan rongga mata.
h. TBC
Tuberkulosis merupakan suatu penyakit infeksi kronis / menahun dan menular yang
disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberklosa yang dapat menyerang pada siapa saja
tanpa memandang usia dan jenis kelamin.
i. Perubahan Fungsi Pernapasan
Perubahan dalam fungsi pernapasan disebabkan penyakit dan kondisi-kondisi yang
mempengaruhi ventelasi dan transport oksigen.
 Hiperventilasi
Hiperventilasi merupakan suatu kondisi dimana ventilasi yang berlebihan yang
dibutuhkan untuk mengeleminasi karbondioksida normal di vena yang diproduksi melalui
metabolism seluler.
 Hipoventilaasi
Terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat memenuhi kebutuhan oksigen tubuh
atau mengeliminasi karbon dioksida secara adekuat. Terapi
 Hipoksia
Hipoksia adalah oksigenasi yang tidak adekuat pada tingkat jaringan. Kondisi ini
terjadi akibat defisiensi penghantaran oksigen atau penggunaan oksigen diseluler.
Hipoksia disebabkan oleh penuruanan kadar hemoglobin dan penurunan kapasitas darah
yang

membawa

oksigen,

penurunan

konsentrasi

oksigen

yang

di

inspirasi,

ketidakmampuan jaringan untuk mengambil oksigen dari darah, seperti terjadi pada kasus
keracunan sianida.
6. PEMERIKSAAN FISIK
1. Inspeksi
Saat melakukan inspeksi perawat melakukan observasi dari ujung kepala sampai kaki
klien untuk mengkaji kulit dan warna membran mukosa, penampilan umum, tingkat
kesadaran, keadekuatan sirkulasi sistemik, pola pernapasan dan gerakan dinding dada.
2. Palpasi
Palpasi dilakukan dengan menggunakan tangan untuk meraba struktur di atas atau di
bawah permukaan tubuh. Dengan palpasi, jenis dan jumlah kerja thorak, daearah nyeri,

tekan dapat diketahui dan perawat dapat mengidentifikasi taktil fremitis, getaran dada,
angkatan dada dan titik impuls maksimal.
3. Perkusi
Perkusi adalah tindakan mengetuk-ngetuk suatu objek untuk menentukan adanya udara,
cairan, atau benda padat di jaringan yang berada di bawah objek tersebut.
4. Auskultasi
Penggunaan auskultasi memampukan perawat mengidentifikasi bunyi paru dan jantung
yang normal maupun yang tidak normal.
7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Pemeriksaan untuk mengukur keadekuatan ventilasi dan oksigenasi
Pemeriksaan fungsi paru, kecepatan aliran ekspirasi puncak, pemeriksaan gas darah
arteri, oksimetri dan hitung darah lengkap digunakan untuk mengkaji keadekuatan ventilasi
dan oksegenasi.
b. Pemeriksaan untuk memvisiualisasi struktur sistem pernapasan
Pemeriksaan sinar-X pada dada, bronkoskopi dan pemindaian paru digunakan untuk
memvisualisasi struktur sistem pernapasan.
c. Pemeriksaan untuk menentukan sel – sel abnormal atau infeksi dalam saluran napas.
Pemeriksaan untuk menentukan apakah terpadat sel – sel abnormal atau infeksi di
dalam saluran pernapasan meliputi kultur tenggorok, spesimen sputum, pemeriksaan kulit
dan torasentesis.
5.




PENATALAKSANAAN MEDIS
Pemantauan Hemodinamika
Pengobatan Bronkodilator
Melakukan tindakan delegatif dalam pemberian medikasi oleh dokter, misal: nebulizer,




kanula nasal, masker untuk membantu pemberian oksigen jika diperlukan.
Penggunaan Ventilator Mekanik
Fisoterapi Dada

a.
b.
c.
d.
e.

1.
KOMPLIKASI
Barotrauma
Mukosa hidung kering yang bisa menyebabkan alergi
Penurunan Kesadaran
Hipoksia
Cemas dan gelisah

II.

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1.

PENGKAJIAN
a.

Identitas

Identitas pasien












Nama
Alamat
Umur
Status
Agama
Suku bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Tempat/tanggal lahir
No. CM
Diagnose medis
Identiras Penanggung jawab

Nama

Alamat

Tempat/tanggal lahir

Status

Agama

Suku bangsa/bangsa

Pendidikan

Pekerjaan

Hubungan dangan pasien
b. Riwayat Kesehatan

Keluhan utama
Yang biasa muncul pada pasien dengan ganguan siklus O2 dan CO2 antara lain:
batuk, peningkatan produksi sputum, dipsnea, hemoptisis, wheezing, stridor, dan nyeri


dada.
Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Waktu Terjadinya Sakit
o Berapa lama sudah terjadinya sakit
2) Proses Terjadinya Sakit
o
Kapan mulai terjadinya sakit
o
Bagaimana sakit itu mulai terjadi
3) Upaya Yang Telah Dilakukan
o
Selama sakit sudah berobat kemana
o
Obat-obatan yang pernah dikonsumsi
4) Hasil Pemeriksaan Sementara / Sekarang
o
Berupa pemeriksaan TTV yang meliputi tekanan darah, suhu,
respiratorik rate, dan nadi
o
Adanya patofisiologi lain seperti saat diauskultasi adanya ronky,
wheezing.



Riwayat Kesehatan Terdahulu
1) Riwayat merokok, yaitu sebagi penyebab utama kanker paru – paru, emfisema, dan

bronchitis kronis. Anamnesa harus mencakup:
o
Usia mulai merokok secara rutin
o
Rata – rata jumlah rokok yang dihisap setiap hari.
o
Usai menghentikan kebiasaan merokok.
2) Pengobatan saat ini dan masa lalu
3) Alergi
4) Tempat tinggal

Riwayat Kesehatan Keluarga

Genogram

Riwayat Kesehatan Lingkungan.
c. Pola Fungsi Kesehatan (Gordon)

Persepsi Terhadap Kesehatan – Manajemen Kesehatan
o
Tingkat pengetahuan kesehatan / penyakit
o
Perilaku untuk mengatasi masalah kesehatan
o
Faktor-faktor resiko sehubungan dengan kesehatan

Pola Aktivitas dan Latihan
Menggunakan tabel aktifitas meliputi makan, mandi berpakaian, eliminasi,
mobilisaasi di tempat tidur, berpindah, ambulansi, naik tangga.
Pola Istirahat Tidur
o
Jam berapa biasa mulai tidur dan bangun tidur
o
Sonambolisme
o
Kualitas dan kuantitas jam tidur

Pola Nutrisi - Metabolic
o Berapa kali makan sehari
o Makanan kesukaan
o Berat badan sebelum dan sesudah sakit
o Frekuensi dan kuantitas minum sehari

Pola Eliminasi
o Frekuensi dan kuantitas BAK dan BAB sehari
o Nyeri
o Kuantitas

Pola Kognitif Perceptual
Adakah gangguan penglihatan, pendengaran (Panca Indra)

Pola Konsep Diri
o Gambaran diri
o Identitas diri
o Peran diri
o Ideal diri
o Harga diri

Pola Koping


o Cara pemecahan dan penyelesaian masalah

Pola Seksual – Reproduksi
o Adakah gangguan pada alat kelaminya.

Pola Peran Hubungan
o Hubungan dengan anggota keluarga
o Dukungan keluarga
o Hubungan dengan tetangga dan masyarakat.

Pola Nilai Dan Kepercayaan
o Persepsi keyakinan
o Tindakan berdasarkan keyakinan
d. Pemeriksaan Fisik
 Data klinik, meliputi:
1) TTV
2) KU
 Data hasil pemeriksaan yang mungkin ditemukan:
1) Mata
 Konjungtiva pucat (karena anemia)
 Konjungitva sianosis ( karena hipoksemia)
 Konjungtiva terdapat pethecia ( karena emboli lemak atau endokarditis)
2) Kulit
• Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran darah perifer).
• Sianosis secara umum (hipoksemia)
• Penurunan turgor (dehidrasi)
• Edema
• Edema periorbital
3) Jari dan kuku
• Sianosis
• Clubbing finger
4) Mulut dan bibir
• Membran mukosa sianosis
• Bernapas dengan mengerutkan mulut.
5) Hidung
• Pernapasan dengan cuping hidung, deviasi sputum, perforasi, dan kesimetrisan.
6) Vena Leher
• Adanya distensi/ bendungan.
7) Dada
a) Inspeksi
• Pemeriksaan mulai dada posterior sampai yang lainnya, pasien harus duduk.
• Observasi dada pada sisi kanan atau kiri serta depan atau belakang.
• Pada dada posterior amati adanya skar, lesi, dan masa serta gangguan tulang



belakang (kifosis, skoliosis, dan lordosis)
Catat jumlah, irama, kedalaman pernapasan, dan kesimetrisan pergerakan dada.
Observasi pernapasan seperti pernapasan hidung, atau pernapasan diafragma serta
penggunaan otot bantu pernapasan.



Observasi durasi inspirasi dan ekspirasi. Ekspirasi yang panjang menandakan
adanya obstruksi jalan napas seperti pada pasien Chronic Airflow Limitation





(CAL)/ Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD).
Kaji konfigurasi dada.
Kelainan bentuk dada: barrel chest, funnel chest, pigeon chest, dan kofiskoliosis
Observasi kesimetrisan pergerakan dada. Gangguan pergerakan dinding dada



mengindikasikan adanya penyakit paru/ pleura.
Observasi retraksi abnormal ruang interkostal

selama

inpsirasi

yang

mengindikasikan adanya obstruksi jalan napas
b) Palpasi
Untuk mengkaji kesimetrisan pergerakan dada dan mengobservasi abnormalitas,
mengidentifikasi keadaan kulit, dan mengetahui tactil premitus (vibrasi).
c) Perkusi
Mengkaji resonansi pulmoner, organ yang ada di sekitarnya, dan pengembangan
(ekskursi) diafragma. Ada dua suara perkusi yaitu:


Suara perkusi normal:
o Resonan (sonor): dihasilkan pada jaringan paru normal, umumnya bergaung dan

bernada rendah.
o Dullness: dihasilkan di atas jantung atau paru.
o Tympany: dihasilkan di atas perut yang berisi udara.
 Suara perkusi abnormal:
o Hiperesonan: lebih rendah dari resonan seperti paru abnormal yang berisi udara.
o Flatness: nada lebih tinggi dari dullness seperti perkusi pada paha, bagian jaringan
lainnya.
d) Auskultasi
 Suara napas normal
o Bronchial/ tubular sound seperti suara dalam pipa, keras, nyaring, dan hembusan
lembut.
o Bronkovesikuler sebagai gabungan antara suara napas bronchial dengan
vesikuler.
o Vesikuler terdengar lembut, halus, sperti hembusan angin sepoi – sepoi.
 Jenis suara tambahan
o Wheezing : suara nyaring, musical, terus – menerus akibat jalan napas yang
menyempit.
o Ronchi : suara mengorok karena ada sekresi kental dan peningkatan produksi
sputum.

o Pleural friction rub : suara kasar, berciut, dan seperti gessekan akibat inflamasi
dim pleura, nyeri saat bernapas.
o Crakles :
Fine cracles : suara meletup akibat melewati daerah alveoli, seperti suara
rambut digesekkan.
Coars cracles: lemah, kasar, akibat ada cairan di jalan saluran napas yang
besar. Berubah jika pasien batuk.
e. Pemeriksaan Penunjang
 Tes untuk menentukan keadekuatan system konduksi jantung.
o EKG
o Exercise stress test
 Tes untuk menentukan kontraksi miokardium aliran darah.
o Echocardiography
o Kateterisasi jantung
o Angiografi
 Tes untuk mengetahui ventilasi dan oksigenasi
o Tes fungsi paru – paru dengan spirometri.
o Tes astrup
o Oksimetri
o Pemeriksaan darah lengkap.
 Tes untuk melihat struktur system pernapasan
o X- Ray thoraks
o Bronkhoskopi
o CT scan paru
 Tes untuk menentukan sel abnormal/ infeksi system pernapasan
o Kultur apus tenggorok
o Sitologi
o Specimen sputum (BTA)
b.

DIAGNOSIS KEPERAWATAN
 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
 Gangguan pertukaran gas
 Ketidakefektifan pola nafas

c.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosis

Tujuan Dan Kriteria Hasil

Perencanaan Intervensi

Keperawatan
Ketidakefektifan

Setelah

bersihan

keperawatan selama … x 24 jam  Posisikan

jalan

dilakukan

tindakan

nafas

diharapkan bersihan jalan napas

berhubungan

efektif sesuai dengan kriteria:

Airway management
pasien

untuk memaksimalkan

Rasional
 Diberikan

posisi

semi/fowler
atau

tinggi

senyaman

oksigenasi
pasien agar merasa
dengan
asma Respiratory status : airway  Ajarkan cara batuk
lebih nyaman untuk
efektif
ditandai dengan patency
bernapas
 Auskultasi
suara  Meminimalisir nyeri
sputum
dalam  Frekuensi napas dalam rentang
napas, catat adanya
saat batuk
jumlah
normal

Memonitoring
penurunan
dan
 Irama napas dalam rentang
berlebihan.
peningkatan
suara
keadaan
sebagai
normal
 Mampu mengeluarkan sputum
dari jalan napas
 Bebas dari peningkatan suara

napas
 Monitor

status

respirasi

dan

napas

acuan untuk tindakan
selanjutnya

oksigenasi bila perlu

Respiratory

status

:

Ventilation

-

 Mudah dalam bernapas
 Tidak terjadi peningkatan suara
napas.
 Tidak terjadi sesak napas
 Tidak ada napas pendek.
 Perkusi napas dalam rentang
normal.
 Auskultasi suara napas dalam
rentang normal.
Aspiration Control:
 Mampu mengidentifikasi factor
resiko
 Mencegah factor resiko.
Setelah… x 24 jam, pernafasan

Gangguan
pertukaran
berhubungan

gas

pasien normal dengan ventilasi
dan

perfusi

yang

Manajemen

asam  Intervensi

basa

optimal  Merawat

manajemen
kepatenan

asam

basa dilakukan agar

dengan

ventilasi

perfusi

ditandai Respiratory status : Ventilation  Monitoring

dengan
pernafasan
abnormal.

ditinjau dari kriteri hasil :

jalan nafas

 RR dalam rentang normal.
 Kedalaman pernafasan normal.
 Tidak terdapat suara nafas
tambahan

(ronkhi

basah,

pasien
arterial

blood gases (ABGs)
dan serum dan level
urin

elektrolit

jika

ronkhi, mengi, friction rub)
 PaO2 (80-100 mmHg) dan  Monitoring
kehilangan asam (e.g
PaCO2 (35-45 mmHg) dalam
muntah,

rentang 5
 Tidak terdapat sianosis

dieresis)

Tissue perfusion : pulmonary

keluaran

nasogatric, diare, dan
,

jika

diperlukan
Oxygen therapy

 Tekanan darah sistolik dan  Bersihkan
mulut,
diastolic
dalam
keadaan
hidung,
sekresi
normal (120/80 mmHg)
trakeal,
jika
 Tekanan arteri paru dalam
diperlukan
keadaan normal
 Merawat
kepatenan
jalan nafas
 Monitoring

posisi

alat-alat oksigen
Vital sign monitoring
 Monitor

TD,

nadi,

suhu dan pernapasan
 Monitor pola napas
tidak

normal

(kusmaul, apnea, dll)
 Monitor
warna,
temperature,
kelembaban kulit
 Identifikasi

dan

asidosis

dan alkalosis.
 Intervensi
monitoring
dilakukan

diperlukan

rentang normal
 Kualitas istirahat baik yakni

mengalami

tidak

untuk

menghindari dispnea.

kemungkinan
penyebab

perubahan

vital sign
Oxygen therapy

 Intervensi diberikan

Ketidakefektifan

Setelah … x 24 jam, pasien

pola

dapat

mendapatkan asupan  Bersihkan

mulut,

untuk

berhubungan

oksigen

yang

melalui

hidung,

sekresi

meminimalisasi

dengan keletihan

ventilasi yang optimal dengan

trakeal,

jika

otot

criteria hasil :

diperlukan

nafas

pernafasan

baik

ditandai

dengan Respiratory status : Ventilation  Merawat
kepatenan
penggunaan otot  Respiration rate pasien dalam
jalan nafas
berlebih.
keadaan normal
 Monitoring
posisi
 Ritme
pernafasan
dalam
alat-alat oksigen
keadaan
normal
(tidak
Energy Management
kusmaul, takipnea, bradipnea,
 Kaji perasaan verbal
apnea,
hipernea,
Cheyne
tentang
kecukupan
Stokes, Biot, apneustik)
energy
 Kedalaman
inspirasi
dari
 Kaji
penyebab
rentang 3 (rentang sedang dari
kelelahan
seperti
normal) menjadi 5 (tidak ada
nyeri, pengobatan, dll
penyimpangan
rentang  Monitor intake nutrisi
normal : eupnea)
secara adekuat sebagai
 Tidak terdapat penggunaan otot
sumber energy
aksesoris
 Konsultasi dengnan
ahli diet tentang cara
peningkatan
dengan

intake
makanan

tinggi energy
 Monitor laporan pola
tidur

pasien

serta

lamanya tidur berapa
jam
 Batasi

stimulasi

penggunaan

otot

bantu pernafasan
 Manajemen energy
untuk
mengkompensasi
energy

yang

digunakan

oleh

penggunaan
bantu.

oto

lingkungan

seperti

cahaya dan kebisingan
untuk relaksasi
 Anjurkan bedrest atau
batasi kegiatan seperti
meningkatkan
periode

waktu

tidur

/

istirahat
 Ajarkan pada pasien
atau keluarga tanda –
tanda kelelahan dan
anjurkan mengurangi
aktivitas.

d.

EVALUASI

Ketidakefektifan bersihan

S : pasien tidak menunjukkan kegelisahan dan kelelahan

jalan nafas berhubungan

O : pasien dapat batuk, mengeluarkan secret, tidak terdapat suara nafas

dengan

eksudat

dalam

alveoli ditandai dengan
sputum
yang

dalam

jumlah

berlebihan,

batuk

tambahan, RR dalam rentang normal
A : terapi oksigen disesuaikan dengan kebutuhan pasien, jalan nafas
pasien dapat dibersihkan dengan intervensi pengisapan
P : modifikasi lingkungan pasien dan edukasi kepada keluarga pasien.

yang tidak efektif
Gangguan pertukaran gas

S : pasien tidak mengeluh keletihan karena tidak dapat tidur

berhubungan

O : pasien tidak menunjukkan gejala asidosis respiratorik, suara nafas

dengan

ventilasi perfusi ditandai
dengan

pernafasan

abnormal.
Ketidakefektifan

pola

tambahan masih terdengar.
A : monitor tanda-tanda vital klien lebih intensif
P : edukasi klien dan keluarga untuk mengenali onset dispnea
S : pasien tidak mengeluh

nafas berhubungan dengan

O : ekspansi dada sudah maksimal

keletihan otot pernafasan

A : pasien diberikan relaksasi otot lebih rutin.

ditandai

P : pasien diberikan nutrisi yang adekuat untuk pemenuhan energy.

dengan

penggunaan otot berlebih.

DAFTAR PUSTAKA
1. Dochterman, Bulecheck. 2004. Nursing Intervention Classification. United States of
America: Mosby.
2. Moorhead S, Johnson M, Maas M, Swanson, E. 2006. Nursing Outcomes Classification.
United States of America : Mosby
3. North American Nursing Diagnosis Association (NANDA). 2010. Diagnosis Keperawatan
2009-2011. Jakarta : EGC.
4. Potter, Perry. 2006. Fundamental Keperawatan Volume 2. Jakarta :EGC.
5. Brunner & Suddart (2002). Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta: EGC.
6. Andarmoyo, Sulistyo. 2012. Kebutuhan Dasar Munusia ( Oksigenasi ).Yogyakarta : Graha
Ilmu
7. Syaifuddin.2011. Anatomi Fisiologi. Jakarta : EGC
8. Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah edisi 8. Jakarta: EGC

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN
GANGGUAN
OKSIGENASI

OLEH:
K. ARISTA KUSUMA JAYA

1302105063

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA

Sponsor Documents

Or use your account on DocShare.tips

Hide

Forgot your password?

Or register your new account on DocShare.tips

Hide

Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link to create a new password.

Back to log-in

Close