LTM Ibadah

Published on July 2020 | Categories: Documents | Downloads: 6 | Comments: 0 | Views: 91
of 3
Download PDF   Embed   Report

Comments

Content

 

Implementasii Ibadah dan Prinsipnya dalam Kehidupan Implementas

Oleh Vina Damayanti, 1306370865

Judul buku: Menjadi Cendekiawan Muslim ; Kuliah Agama Islam di Perguruan Tinggi

 Nama pengarang: DR. KH Zakky Mubarak, MA Data publikasi: [Jakarta: Yayasan Ya yasan Ukhuwah Insaniah.2010.] Cetakan ke 2

Mendengar kata ibadah, pikiran kita tentu langsung tertuju pada hal-hal seperti shalat, zakat,  puasa, dan haji. Ibadah seperti ini merupakan manifestasi dari keyakinan ke yakinan (aqidah) kita kepada kekuasaan Allah SWT, sehingga ibadah ini dapat juga dikatakan sebagai suatu hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhannya, Allah SWT atau hablum minallah.

Menurut ulama Tauhid, ibadah ialah mengesakan Allah dengan sungguh-sungguh dan merendahkan diri serta menundukkan jiwa setunduk-tunduknya kepada Allah. Dasarnya adalah firman Allah dalam Q.S an-Nisa` ayat a yat 36 yang berbunyi :

 Artinya: Sembahlah Allah dan jangalah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun" (Q.S an Nisa` (4): 36)

Allah SWT berfirman dalam Q.S Adz –  Dzariyat  Dzariyat ayat 56,

 

 Artinya :  Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka mer eka beribadah kepada-Ku (Allah SWT)

Dalam Ensiklopedi Islam dijelaskan bahwa ibadah adalah sari ajaran Islam berupa  pengabdian atau penyerahan diri kepada Allah SWT. Manusia diciptakan oleh Allah SWT. Agar beribadah kepada-Nya. Beribadah adalah perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah SWT yang didasari ketaatan mengerjakan perintah Allah SWT., dan menjauhi larangan-Nya.

Selama hidup didunia, manusia wajib beribadah dan menghambakan diri kepada Allah SWT. Oleh karena itu, seluruh aktivitas dan kegiatan manusia harus ditujukan untuk beribadah kepada Allah SWT.

Mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa dibulan Ramadlan, dan menunaikan ibadah haji termasuk ibadah murni (mahdah). Ketentuan dalam ibadah mahdah ditetapkan oleh Allah SWT, dengan tujuan untuk mengatur hubungan hamba dengan Allah SWT.

Dalam beribadah murni, berlaku kaidah hukum, yakni pada dasarnya ibadah adalah larangan. Maksud larangan di sini adalah larangan berbuat sesuatu bentuk ibadah diluar ketentuan yang digariskan. Misalnya, ketentuan Shalat dan puasa terlarang untuk diubah seperti yang telah diajarkan oleh Al-Qur’an dan Hadits.  

Islam telah memberikan prinsip-prinsip beribadah kepada Allah SWT, dimana prinsip tersebut sebagai berikut :

1.  Ada perintah Adanya perintah merupakan syarat sahnya suatu ibadah. Tanpa perintah, ibadah merupakan sesuatu

yang

terlarang,

dalam

sebuah

kaidah

diungkapkan:

"Asal mula ibadah itu terlarang, hingga ada ketentuan yang memerintahkannya" 2.  Tidak mempersulit (`Adamul (`Adamul Haraj) Haraj) Prinsip ini didasarkan kepada firman Allah dalam Q.S al-Baqarah ayat 185:

 

   Artinya : "Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu" (Q.S al Baqarah (2): 185). 3.  Menyedikitkan beban (Qilatuttaklif  (Qilatuttaklif ) Prinsip ini didasarkan kepada firman Allah dalam Q.S al-Baqarah ayat 286   yang artinya: "Allah tidak membebani seseorang melainkan atas dasar kemampuannya" (Q.S al-Baqarah (2): 286).

4.  Ibadah hanya ditujukan kepada Allah Swt Prinsip ini merupakan konsekuensi pengakuan atas kemahaesaan Allah Swt, yang dimanifestasikan sesorang muslim dengan kata-kata (kalimat tauhid) La tauhid) La ilaha Illallah. Illallah. 5.  Ibadah tanpa perantara Ibadah harus dilakukan oleh seorang hamba Allah tanpa melalui perantara, baik berupa benda,  binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun manusia. Adanya perantara

dalam beribadah

 bertentangan dengan prinsip tauhid dan beribadah hanya kepada Allah semata. Hal ini dimaksudkan agar ibadah seseorang hamba benar-benar murni dan jauh dari perbuatan syirik.

6.  Ibadah dilakukan secara ikhlas Ikhlas artinya murni, tulus, tidak ada maksud dan tujuan lain selain sela in hanya kepada Allah. Ikhlas dalam beribadah berarti beribadah tanpa merasa terpaksa, melainkan benar-benar murni untuk menunaikan perintah Allah Swt.

7.  Keseimbangan Jasmani dan Rohani Sesuai dengan kodratnya bahwa manusia itu makhluk Allah yang terdiri atas jasmani dan rohani, maka ibadah mempunyai prinsip adanya keseimbangan diantara keduanya, Tidak hanya mengejar satu hal lalu meninggalkan yang lainnya, atau sebaliknya, akan tetapi keseimbangan antara keduanyalah yang harus dikerjakan. Pelaksanaan ibadah, memiliki banyak keuntungan bagi manusia.

Sponsor Documents

Or use your account on DocShare.tips

Hide

Forgot your password?

Or register your new account on DocShare.tips

Hide

Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link to create a new password.

Back to log-in

Close