p0324_2012 Lhp Longsor

Published on March 2017 | Categories: Documents | Downloads: 20 | Comments: 0 | Views: 153
of 47
Download PDF   Embed   Report

Comments

Content

LHP
KAJIAN MITIGASI TANAH LONGSOR
DALAM PENGELOLAAN DAS
TAHUN ANGGARAN 2012
(15.1.2.12)
OLEH :
IR. BENY HARJADI. MSC
DRS AGUS WURYANTA, MSC
JOHANES GUNAWAN
EDI SULASMIKO
AGUS SUGIANTO

BALAI PENELITIAN TEKNOLOGI
KEHUTANAN PENGELOLAAN DAS

PENDAHULUAN


Penyimpangan iklim di Indonesia dengan
meningkatnya besar intensitas curah hujan
menyebabkan peningkatan frekuensi kejadian
bencana banjir-kekeringan dan tanah longsor
(Koesmaryono et. al.., 1999).



Bencana alam tanah longsor ini makin sering
terjadi, pada periode 1997-2004 di Indonesia
tercatat 219 kali kejadian, dengan korban
jiwa 435 orang meninggal dan kerugian harta
benda lebih dari 30 milyar rupiah (Bakornas,
2004 dalam DPRRI, 2006).

TUJUAN


Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
berpengaruh dalam upaya mitigasi daerah
berpotensi longsor dalam suatu DAS dan
peringatan dini jika terjadi longsor.



Untuk mendapatkan informasi serta metode dan
teknik rehabilitasi lahan terdegradasi pada lahan
berpotensi longsor yang efektif dan efisien,serta
disosialisasikan kepada masyarakat sekitar yang
sesuai kondisi lingkungan nya.

SASARAN



Tersedianya informasi sistem mitigasi tanah
longsor yang sesuai sebagai basis
implementasi kegiatan pengelolaan DAS.



Teridentifikasinya faktor–faktor yang
berperan dalam pemitigasian daerah
berpotensi longsor di suatu DAS

FAKTOR PENYEBAB
LONGSOR :
1. IKLIM & CURAH HUJAN
2. KEMIRINGAN LERENG
3. TANAH & BATUAN
4. AIR DAN ALIRAN AIR
5. GETARAN/SESAR
6. PENGGUNAAN LAHAN
7. AKTIVITAS MANUSIA

METODOLOGI PENELITIAN
Pelaksanaan kajian tahun 2012 dilakukan melalui
tahapan kegiatan sebagai berikut :
 Memberikan informasi kepada masyarakat
tentang peringatan dini dari alat extensometer
jika terjadi rekahan tanah > 15 cm (siaga 1).
 Melakukan identifikasi penyebab masalah
terjadinya bencana longsor, antara lain oleh
beberapa faktor seperti : bencana alam, faktor
tetap dan faktor dinamis (Gambar 1).
 Mengidentifikasi faktor-faktor (biogeofisik)
didaerah berpotensi longsor di Kabupaten
Purworejo, Banjarnegara dan Karanganyar dengan
bantuan citra satelit.



Memetakan kondisi biogeofisik (geologi,
geomorfologi,tanah,kelerengan.kerapatan
drainase, dan penutupan lahan) dan hujan dilokasi
rawan tanah longsor.



Melakukan pemeliharaan dan pengamatan plot
longsor berupa alat pemantau tingkat gerakan tanah
(metode inklinometer), pemeliharaan dan
pengamatan tingkat kandungan air bawah permukaan
tanah (rembesan).



Mengamati kondisi vegetasi (pertumbuhan tanaman)
dari beberapa teknik vegetatif (RLKT) yang
diterapkan sesuai kondisi lokasi dan tingkat
longsorannya.

SKETSA PENGAMATAN GERAKAN TANAH

JIKA BANDUL TURUN
MAKA POHON ATAS
YANG BERGERAK

JIKA BANDUL NAIK
MAKA POHON BAWAH
YANG BERGERAK

EXTENSOMETER

ALAT PENGAMAT GERAKAN TANAH OTOMATIS
(EXTENSOMETER) DAPAT DIBACA LEWAT SMS,
INTERNET, SAAT REKAHAN TANAH > 10 CM
OTOMATIS ADA ALARM

BEBERAPA PERALATAN UNTUK PENGAMATAN
GERAKAN TANAH SECARA MANUAL DAN OTOMATIS

SLING KAWAT DENGAN BANDUL

EXTENSOMETER OTOMATIS GSM

BAHAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN
UNTUK PELAKSANAAN PENELITIAN :











ATK DAN OPERASIONAL KOMPUTER
LITERATUR/DATA DAN DOKUMENTASI
PETA DASAR SEPERTI : RBI, GERAKAN TANAH
DAN CITRA SATELIT
PERLENGKAPANGAN LAPANGAN (SLING BESI,
SPANDUK, POS INFO)
PLOT LONGSOR (PLASTIK KLAIM,SLING BESI
DAN EXTENSOMETER)
OMBROMETER
PERALATAN SURVEI TANAH : BLANKO ISDL, RING
SAMPEL, PLASTIK SAMPEL DAN KERTAS LABEL.

LOKASI PENELITIAN

ANALISIS DATA




Jenis analisa data yang digunakan untuk
mengetahui efektivitas teknik pengendalian
tanah longsor adalah dengan membandingkan
antara perlakuan yang diterapkan dan
pengaruhnya terhadap karakter tanah, laju
gerak, masa tanah dan debit rembesan air.
Beberapa daerah dengan kriteria tingkat
kelongsoran dari rendah sampai tinggi dengan
membandingkan kondisi biofisik lapangan baik
tanah maupun tanaman serta konservasi tanah
dan kondisi iklim setempat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kelas kemiringan lereng dari yang sangat
curam : banjarnegara (>48%), Karanganyar
(>38%), dan Purwerejo (>36%)

Perbandingan proposional kelas tekstur tanah
lokasi longsor di Banjarnegara, Karanganyar
dan Purworejo Tahun 2012

Bobot volume (0,9-1,65 g/cm³) di Banjarnegara
(B) dan Purwerejo (P) dan Karanganyar (K)
tahun 2011 dan 2012

Pengaruh Faktor Biofisik >< BI & BJ:
1.Tekstur ↓ =►BI ↑
2.Struktur (mantap) =► BI ↑
3.Porositas (banyak) =► BI ↓
4.Infiltrasi ↑ =► BI ↓
5.Konsistensi (mantap) =► BI ↑
6.Perakaran (mudah) =► BI ↓
7.Pengolahan (sulit) =► BI ↑

Kemasaman (pH) di Banjarnegara (asam-agak alkalis),
Karanganyar (sangat asam) dan Purwerejo (asam)
Tahun 2011 dan 2012

Ketersediaan Nitrogen (N), pospor (P), dan Kalium
(K) di tanah Banjarnegara, Karanganyar, dan
Purwerejo tahun 2011 dan 2012

Kondisi air perkolasi (pF=2,54), titik layu permanen
(pF=4,2) dan air tersedia di Banjarnegara, Purwerejo
dan Karanganyar.

Gb 10. Kondisi lengas tanah 0,5 mm, 2 mm dan asli di
Banjarnegara, Karanganyar dan Purworejo
Tahun 2011 dan 2012
lengas tanah (soil moisture)
adalah air dalam bentuk campuran
gas (uap air) & cairan

Pertumbuhan tinggi dan Diameter Tanaman di
Karanganyar, Banjarnegara dan Puwerejo Tahun 2012

Bibit biji generatif => Akar tunggang
Bibit vegetatif => Akar serabut

Gb13. Jumlah Akar (Ak), Jumlah Vertikal Akar (Va) dan
Jumlah Horizontal Akar (Ha) di Karanganyar,
Purworejo dan Banjarnegara Tahun 2012

Gb 14. Perbandingan Volume Akar dengan Volume Batang
Tanaman di Lokasi Karanganyar (K), Purworejo (P)
dan Banjarnegara (B).

FAh = 1 => semua Ah
FAH=0,5 => Ah=Av

Gb 15. FAH Tanaman di Lokasi Longsor Karanganyar (K),
Purworejo (P), dan Banjarnegara (B) Tahun 2012

SRT rendah => Bt < Ak
SRT tinggi => Bt > Ak

Gb 16. SRT (Shoot Root Ratio) Perbandingan Batang
dan AkarTanaman di Karanganyar (K),
Purworejo (P), dan Banjarnegara (B)

Beberapa macam
tanaman yang
dikembangkan
BPTKPDAS di lokasi
longsor Banjarnegara
1. Alpokat,
2. Cemara Norfolk,
3. Bambu kuning,
4. Gamal,
5. Jabon,
6. Durian,
7. Mindi,
8. Pinus
9. Mahoni.

Peta tingkat kerawanan gerakan tanah longsor di DAS
Merawu Banjarnegara yang didominasi

tingkat sedang

Peta penggunaan lahan di Sub DAS Gesing, DAS
Bogowonto, Purwerejo didominasi kebun dan rumput

A.
A. Datar
Datar

B.
B. Agak
Agak Miring
Miring
C.
C. Miring
Miring
D.
D. Sangat
Sangat Miring
Miring
E.
Agak
E. Agak Curam
Curam
F.
F. Curam
Curam
G.
G. Sangat
Sangat Curam
Curam
H.
Ekstrim
H. Ekstrim Curam
Curam
I.
I. Terjal
Terjal

Peta kelas lereng Sub DAS Mungkung dan Grompol,
Karanganyar didominasi kelas lereng datar dan miring

KESIMPULAN DAN SARAN


Faktor-faktor yang berpengaruh untuk mitigasi
daerah longsor disuatu DAS antara lain : hujan 3
hari berturut-turut >200 mm, lereng > 45%, daerah
perbukitan batuan keras, ada sesar, regolit > 2m,
lahan tegal, lereng terpotong jalan, dan kepadatan
penduduk > 5000 orang/km².



Metode dan teknik rehabilitasi lahan terdegradasi pada
lahan berpotensi longsor yang efektif dengan
penanaman jenis tanaman yang memiliki perakaran kuat
dan lebat serta memiliki akar tunjang.
Penutupan lahan yang membebani tanah dan berpotensi
longsor akan mempercepat terjadinya erosi. Misalnya
tanaman yang tinggi dan perakarannya tidak dalam dan
tidak mempunyai banyak akar serabut, seperti sengon
dan akasia.



Penguatan tanah dapat juga dilakukan untuk
daerah yang tidak dilewati sesar, yaitu dengan
sering menambahkan pupuk organik dan
memperbanyak tanaman bawah.



● Pada daerah yang sangat rawan longsor, selain
masyarakat direlokasi pada daerah aman juga
dipasang alat pemantau gerak tanah otomatis
seperti di Banjarnegara (oleh Dinas ESDM) dan di
Purwerejo dipasang extensometer (oleh BPTKPDAS).
● Koordinasi dengan berbagai pihak yang terkait
harus sering dilakukan dari tingkat kabupaten
(BPBD) sampai ke Desa (Kelompok Tani, RT/ RW).

DAMPAK ATAU MANFAAT PENELITIAN INI
DIHARAPKAN BERGUNA BAGI MASYATAKAT,
ANTARA LAIN :






Mengantisipasi/meminimalisir terjadinya
korban jika terjadi longsor pada daerah yang
berpotensi longsor.
Memberi informasi kepada masyarakat untuk
mengenal daerah berpotensi longsor dan
beradaptasi dengan bencana longsor.
Memberi peringatan dini dengan memasang
berbagai alat, antara lain : Extensometer,
penakar hujan ombrometer, Thermohydro, dan
mengenalkan berbagai macam tanaman yang
tahan longsor.

MATURNUWUN

MOHON SARAN &MASUKAN

BENY HARJADI-Peneliti
Pedologi dan Penginderaan Jauh
08.01.03
Pemetaan dan Karakteristik
Tanah dan Lahan-08.01.01

08122686657
[email protected]

Sponsor Documents

Or use your account on DocShare.tips

Hide

Forgot your password?

Or register your new account on DocShare.tips

Hide

Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link to create a new password.

Back to log-in

Close