Panduan AutoDesk10

Published on April 2019 | Categories: Documents | Downloads: 27 | Comments: 0 | Views: 580
of 124
Download PDF   Embed   Report

Comments

Content

PELATIHAN INTENSIF

AUTODESK INVENTOR 10 ESSENTIAL to ADVANCED LEVEL

MODUL MODUL 1

PENGENALAN PROSES PEMODELAN MENGGUNAKAN INVENTOR Modul I mempelajari : 

Pengenalan Autodesk Inventor



Macam-macam file pada Autodesk INVENTOR



 Alur kerja yang biasa digunakan dalam pemodelan menggunakan Inventor Inven tor



Membuat dan mengedit file projects  file projects 



Browser Bar , Panel Bar  dan  dan antarmuka lainnya pada lingkungan Inventor

JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2006

Pelajaran 1: Memulai Inventor Tujuan Setelah menyelesaikan pelajaran ini, anda diharapkan bisa untuk 

Memulai Autodesk Inventor



Memahami konsep Parametric Modelling



Memahami alur kerja perancangan yang sering dipakai saat menggunakan Autodesk Inventor



Memahami apa itu file part  file part 



Memahami apa itu file assembly 



Memahami apa itu file presentation  file presentation 



Memahami apa itu file drawing 



Memahami bagaimana menggunakan file-file template

Memulai Autodesk Inventor Pertama kali anda memulai merancang menggunakan AIV, Open Dialog Box   muncul dan menampilkan layar Getting Started  dengan banyak link ke bermacam-macam sumber. Jika anda adalah pengguna baru dari Inventor atau baru saja mengupgrade ke rilis yang terbaru, layar ini akan memberikan banyak informasi yang sangat berharga.

 – Panel Getting Started Open Dialog Box  – (Gambar Panel Getting Started)

Welcome 

What’s New in Autodesk Inventor 10 : Link ini akan membuka file help  yang berisi daftar fitur-fitur baru pada rilis 10.



Getting Started Manuals : Membuka file PDF yang berisi user manual  untuk   untuk  Autodesk Inventor 10 dan manual untuk mengatur data anda menggunakan  Autodesk Vault.



White Papers :  Akan menampilkan informasi lebih lanjut mengenai style libraries , mengatur style dan style libraries , dan mengekspor layer-layer pada  Autodesk Mechanical.



Skill Builders : Mengakses website (yang terus di update) yang berisi tutorialtutorial untuk meningkatkan kemampuan anda menguasai Autodesk Inventor.



Try it Tutorials : Membuka file help yang berisi tutorial-tutorial yang dirancang khusus untuk pengguna Inventor baru.



Show Me Animation : Membuka help yang berisi demonstrasi dalam bentuk animasi dari beberapa aspek penting pada Inventor seperti  part & assembly modelling, membuat gambar teknik, presentasi, dll.

Expand Your Knowledge 

 Advanced Productivity: Membuka file help yang berisi daftar topik-topik lanjutan pada kategori Parts, Assembly, Drawing and Styles, Data Exchange, Sheet Metal, dan tips-tips untuk meningkatkan performa dan mengurangi  jumlah kapasitas hard disk yang dibutuhkan dibut uhkan untuk menampung menampun g satu project. satu project.



We’re Listening : Menampilkan web page dari Autodesk dimana solusi-solusi baru dikirimkan sebagai umpan balik yang dikirimkan pada comments link  pada  pada help.



Content Center: Membuka tutorial mengenai bagaimana menggunakan Content Center .



Help for AutoCAD User : Membuka file help yang dirancang khusus untuk pengguna AutoCAD  pengguna AutoCAD yang yang akan beralih mengunakan Inventor.



Functional Design : Membuka help untuk memahami konsep mengenai desain yang fungsional.

Open Dialog Box  – Panel New



Default TAB : Berisi daftar template default berdasar unit default pilihan anda ketika anda menginstall Inventor.



English TAB : Berisi daftar template dengan Unit standar Inggris



Metric TAB : Berisi daftar template dengan Unit standar Metric

Open Dialog Box  – Panel Open

Pada open dialog box, di kotak What To Do , klik Open   dan tiga kotak utama pada open dialog box tersebut akan muncul.



Locations : Kotak lokasi menampilkan folder-folder yang termasuk pada file proyek yang sedang aktif. Anda bisa memilih tiap-tiap folder tersebut untuk memunculkan file-file dan folder-folder di dalamnya.



Main Window : Seluruh file dan folder yang berada pada folder yang dipilih pada kotak locations akan nampak di kotak ini.



Preview Window : Kotak ini menampilkan  preview   dari Inventor file yang dipilih.



Tombol-tombol Navigasi Standard Window : Inventor menggunakan tombol-tombol navigasi standard Window pada seluruh dialog box yang berhubungan dengan file-file.

Open Dialog Box  – Panel Projects Berisi daftar project yang ada dan project yangsedang aktif.

Konsep Alur Kerja Menggunakan Autodesk Inventor  Autodesk Inventor adalah  parametric modeller. Ini berarti bahwa geometri dari modelnya di kontrol oleh parameter-parameter dan/atau constrain yang diterapkan, berkebalikan dari sistem non-parametric dimana dimensinya hanya merupakan representasi dari ukuran geometris dari model namun tidak bisa mengontrol bentuk dan ukuran model tersebut.  Aspek penting lain dari AIV adalah kemampuannya untuk membuat  parts / elemen yang adaptif. Adaptifitas memungkinkan anda untuk membuat hubungan antar elemen

yang dinamis dalam suatu assembly / perakitan. Ketika satu elemen berubah, kemampuan adaptif tersebut membuat elemen-elemen lain yang berhubungan untuk meyesuaikan ukuran-ukuran yang diperlukan akibat perubahan tersebut, tanpa perlu kita membuat persamaan parametris saling silang antar elemen yang rumit. Suatu contoh, jika anda membuat sketsa 2D pada sebuah  parametric modeler , anda hanya memfokuskan pada bentuk dari sketsa tersebut. Anda tidak perlu menggambar garis atau lingkaran dengan ukuran yang tepat. Setelah anda membuat sketsa sesuai dengan geometri model yang dibuat, baru anda memberikan dimensi yang diperlukan. Setelah anda memberikan dimensi pada sketsa tersebut, ukuran geometri dari sketsa akan diperbaharui sesuai cerminan dari dimensi yang anda masukkan.

 Alur Kerja Inventor  Alur Kerja Secara Umum  Alur kerja perancangann pada inventor meliputi tahap-tahap sbb; dan pada setiap tahap biasanya terjadi beberapa variasi. 1. Part Centric Design Concept Part-part dibuat pada lingkungan  part modelling    part-part digabungkan pada assembly file    file presentasi dari assembly explosion   dibuat



2D drawing file 

dibuat. 2.  Assembly Centric Design Concept File Assembly   baru dibuat

 

part-part dibuat pada lingkungan assembly file ,

assembly constrains   diberikan pada part-part file tersebut assembly explosion  dibuat



 

file presentasi dari

2D drawing  file dibuat

 Alur Kerja Part Design 1. Membuka atau menggunakan file template part untuk membuat file part baru 2. Semua part yang baru dibuat akan mempunyai sketch  kosong yang secara otomatis dibuat. Buatlah profile pada geometri pada sketch tersebut. 3. Setelah itu anda membuat sketched feature seperti extrude   dan revolve   untuk membuat base feature. 4. Kemudian Anda membuat sketch tambahan dan atau  placed fetaure yang diperlukan untuk membuat geometri 3D yang diperlukan.

 Alur Kerja Assembly Design 1. Membuat file assembly   baru dengan menggunakan template file assembly   yang disediakan. 2. Meletakkan file  part   yang telah dibuat pada lingkungan assembly   baru tersebut, atau membuat part baru dalam konteks assembly . 3. Gunakanlah assembly constrains   standar seperti : Mate, Angle, Tangent , dan Insert  untuk memposisikan dan meng-constrain  satu part ke part yang lain pada assembly  tersebut. 4. Ulangi langkah-langkah diatas sampai seluruh komponen digabung pada assembly .

 Alur Kerja Pembuatan Gambar Teknik 1. Gunakan salah satu file template drawing   yang disediakan untuk membuat file gambar teknik baru. 2. Gunakan standard view creation tools untuk membuat pandangan gambar 2D. 3. Gunakan annotation tools untuk membuat anotasi yang dibutuhkan. 4. Ulangi langkah-langkah diatas untuk membuat additional sheets dan views   yang diperlukan.

Tipe-tipe Files  pada Inventor File Part File Part   (*.ipt) merupakan dasar dari seluruh desain pada inventor . Anda menggunakan file part untuk mendesain part/elemen-elemen penyusun assembly .

File Assembly File  Assembly   (*.iam) merupakan suatu file yang didalamnya terdiri dari bermacammacam part yang di-assembly-kan pada satu file. Anda menggunakan assembly constrains untuk mengendalakan seluruh elemen satu sama lain.

File Presentation File Presentaton   (*.ipn) untuk membuat assembly explosion . Anda juga bisa membuat file animasi   dari assembly explosion   untuk mensimulasikan bagaimana sebuah assembly  dirakit.

File Drawing File  Drawing (*.idw) digunakan untuk membuat dokumentasi 2D dari suatu desain. Dalam file drawing kita bisa menambahkan dimensi, keterangan, dan pandangan yang dibutuhkan untuk manufakturing. File drawing   berhubungan dengan file part dan file

assembly , sehingga setiap perubahan pada file  part   dan assembly   akan direfleksikan secara otomatis pada file tersebut.

Menggunakan File Template File Template  File Template adalah file-file standar yang telah disediakan untuk langsung digunakan sesuai dengan standar desain yang akan kita gunakan. Inventor   memberikan file template   untuk tiap-tiap tipe file. File template   dikategorikan dalam 2 grup : (a) English , untuk satuan inggris (inch, feet  dsb), dan (b) metric   untuk satuan metric (mm, m , dsb). Open Dialogue Box  memberikan 3 tabs  : (a) Default , (b) English , dan (c) Metric . Tab  Default   memberikan file template   berdasarkan unit  default   yang anda pilih saat menginstal inventor  sedangkan English  dan Metric Tab  memberikan file template  sesuai dengan standar masing-masing

Pelajaran 2 : PROJECTS dalam Autodesk INVENTOR Tujuan Setelah menyelesaikan pelajaran ini, anda diharapkan bisa untuk 

Memahami konsep projects 



Memahami konsep file projects pada Autodesk Inventor



Menyetting file projects 



Membuat file projects 



Mengedit file projects 

Konsep Project & File Project File projects digunakan untuk menyimpan path dan lokasi dari file−file Inventor dan hubungan dari tiap file tersebut. Suatu design baru disimpan dalam suatu fodler dimana terletak file proj ect. File projects ini akan menyimpan hubungan file−file part −− assembly −− drawing −− dan pre sentasi, sehingga inventor bisa dengan mudah dan cepat menemukan dan membuka file−file yang dibutuhkan ketika membuka satu file yang di dalamnya terdapat file−file lain yang dibutu hkan. Ketika anda membuka suatu file part, assembly, drawing atau presentation, file project yang aktif tersebut menemukan path dari file−file yang dibuka dan file−file lain yang berhubun gan dengannya.

Membuat File Project Baru File projects digunakan untuk menyimpan path dan lokasi dari file−file Inventor dan hubungan dari tiap file tersebut. Suatu design baru disimpan dalam suatu fodler dimana terletak file proj ect. File projects ini akan menyimpan hubungan file−file part −− assembly −− drawing −− dan pre sentasi, sehingga inventor bisa dengan mudah dan cepat menemukan dan membuka file−file yang dibutuhkan ketika membuka satu file yang di dalamnya terdapat file−file lain yang dibutu hkan. Ketika anda membuka suatu file part, assembly, drawing atau presentation, file project yang aktif tersebut menemukan path dari file−file yang dibuka dan file−file lain yang berhubun gan dengannya.

Mengedit File Project File projects digunakan untuk menyimpan path dan lokasi dari file−file Inventor dan hubungan dari tiap file tersebut. Suatu design baru disimpan dalam suatu fodler dimana terletak file proj ect dari design tersebut. File projects ini akan menyimpan hubungan file−file part −− assembly −− drawing −− dan presentasi, sehingga inventor bisa dengan mudah dan cepat menemukan d an membuka file−file yang dibutuhkan ketika membuka satu file yang di dalamnya terdapat fil e−file lain yang dibutuhkan. Ketika anda membuka suatu file part, assembly, drawing atau pre sentation, file project yang aktif tersebut menemukan path dari file−file yang dibuka dan file−fil e lain yang berhubungan dengannya.

Pelajaran 3 : Antar muka INVENTOR Tujuan Setelah menyelesaikan pelajaran ini, anda diharapkan bisa untuk 

Mengenal dan membedakan browser pada lingkungan Part, Assembly, Drawing dan Presentation .



Mengidentifkasikan Panel Bar 



Mengidentifkasikan Tool Bar Standar dan grup dari tools  standar



Memahami bahwa struktur pada menu adalah contexts sensitive dan tergantung pada lingkungan anda sedang bekerja



Mengidentifkasikan dan menggunakan shortcut pada keyboard



Mengidentifkasikan 3D indicator dan mengetahui apa yang direpresentasikan

Browser Browser merupakan salah satu interface utama dalam Inventor yang bervariasi tergantung lingkungan anda bekerja. Part Modelling Environment Pada lingkungan Part Modelling, Browser akan menampilkan Folder “Origin ” yang berisi sumbu X, Y, Z, bidang XY,XZ, YZ dan Center Point. Browser juga menampilkan semua fitur yang anda gunakan untuk membuat suatu part. Fitur-fitur tersebut akan di-list sesuai urutan dimana mereka dibuat.

 Assembly Modelling Environment Pada

lingkungan

Part

Modelling,

Browser

akan

menampilkan Folder “Origin ” yang berisi sumbu X, Y, Z, bidang XY,XZ, YZ dan Center Point. Browser juga menampilkan semua part yang anda gunakan untuk membuat suatu asembli. Didalam setiap part pada browser (klik tanda + pada sebelah kiri ikon part) juga terdapat daftar berupa assembly

constrains

yang

diterapkan

pada

part

tersebut. Jika anda mengklik konstrrain tsb, edit box akan muncul yang bisa anda gunakan untuk mengedit nilai dari konstrain tersebut. Jika anda mengklik tombol tanda panah kebawah di sebelah “Assembly View”, anda dapat memilih “Modelling View” untuk mengganti browser agar menampilkan  part features y ang disarankan dibawah icon  part , bukannya assembly constrain . Ini berguna ketika Anda membuat model sebuah part  dalam konteks assembly centric .

Presentation Environment Pada

lingkungan  presentasi  browser   menampilkan

 presentation views   yang anda buat diikuti oleh tweaks  yanganda gunakan untuk assembly explosion . Ketika anda meng-klik “+” disebelah kiri suatu tweaks   anda akan melihat part-part yang termasuk dalam tweaks  tersebut. Anda juga bisa memilih tombol

untuk mengganti browser  mode   dari

tweaks view  ke sequence view  atau assembly view.

Drawing Environment Pada lingkungan drawing  bowser   mernunjukkan folder drawing resource yang berisi format kertas, border , tittle block  atau kepala gambar, dan sketched symbols .

Panel Bar Panel  Bar   adalah interface   utama untuk mengakses tool-tool yang tersedia ketika anda mendesain. Tool-tool pada panel bar akan menampilkan tools yang diperlukan sesuai dengan lingkungan anda bekerja. Part Modelling Environment Pada lingkungan  part modelling   anda akan menjumpai  part  features   panel dan 2D sketch panel . Part features   panel akan aktif ketika anda selesai membuat suatu sketsa atau ketika meng-edit sebuah part model . Anda menggunakan tool pada part features   panel  untuk membuat “sketched features ” dan “ placed features ” dari suatu part.  Anda menggunakan 2D sketch  panel   untuk membuat sketsa 2D  parametrik   lengkap dengan dimensinya dan constrain  yang diterapkan padanya.

 Assembly Modelling Environment Pada lingkungan assembly   panel bar menampilkan tool-tool yang digunakan untuk membuat sebuah assembly .  Anda dapat memilih learning  mode   dan expert  mode   dengan meng-klik tombol panah ke arah bawah disebelah tulisan assembly panel (panah ini disebut drop down menu ) dan meng-klik “expert”. Pada expert mode   tool-tool akan ditampilkan dengan icon saja.  Anda dapat memilih tool “design accelarator ” pada assembly panel drop down menu .

Presentation Environment  Presentation   panel

digunakan

untuk

membuat

 presentation views, tweaks, dan menganimasikan assembly explosion  pada lingkungan presentation.

Drawing Environment  Pada lingkungan drawing   terdapat 2 buah  panel   yaitu : drawing  views  panel   dan drawing  annotation  panel . Anda menggunakan drawing   panel   untuk membuat tampak kertas kerja.  Anda

menggunakan drawing  annotation   panel   untuk

memberikan dimensi dan keterangan lain yang dibutuhkan untuk memudahkan pemanufakturan dari desain yang kita buat.

Toolbars Toolbar standard bisa dikelompokkan menjadi 3 group berdasarkan fungsinya.

Toolbar dibawah ini menampilkan tool-tool untuk operasi file dan pemodelan standar.

Toolbar dibawah ini menampilkan tool untuk mengkontrol dan mengamati seperti zoom , rotate view , pan , dll.

Toolbar dibawah ini menampilkan tool-tool untuk mengkontrol penampakkan dari model seperti tekstur dan warna.

Struktur Menu Struktur menu padaa inventor bervariasi tergantung pada lingkungan dimana kita bekerja. Ketika anda mau belajar inventor , anda harusmembiasakan diri anda untuk

mengeksplorasi menu-menu tersebut pada lingkungan yang berbeda-beda agar anda terbiasa.

Shortcut Keyboard  Anda dapat menggunakan keyboard shortcut   untuk mengakses tools   sebagai contoh, P untuk tool “Placed Component ”., N untuk tool “Create Component ”. Anda dapat melihat tombol shortcut disebelah nama tool saat anda menggunakan learning mode   pada  panel bar .

3D Indicators 3D Indicator   terletak pada pojok kiri bawah saat anda berada di lingkungan assembly ,  part modelling , dan presentation . Indicator tersebut menunjukkan orientasi pandangan dari model anda relatif terhadap frame coordinate absolute  pada inventor .  Arah sumbu X positif digambarkan dengan panah warna merah, sumbu Y positif digambarkan panah warna hijau, dan sumbu Z positif digambarkan panah warna biru.

PELATIHAN INTENSIF

AUTODESK INVENTOR 10 ESSENTIAL to ADVANCED LEVEL

MODUL 2

PART MODELLING - INTRO Modul 2 mempelajari : 

Part centric  dan Assembly centric part modelling concept 



Lingkungan Part Modelling  pada Inventor



Membuat dan mengedit sketsa pada lingkungan part modelling 



Menggunakan sketch tools  : Lne, Arc, Circle, Chamfer  dll



Konsep Constraints , menggunakan dan mengeditnya



Dimensi pada sketsa



2D Sketch Geometry & Dimension Tools

JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2006

PELAJARAN 1 : Part centric dan assembly centric part modelling concept  Anda dapat membuat sebuah file   part baru dalam konteks  part  centric   ataupun assembly  centric . Pada part centric anda membuat part tersebut dengan membuka file part (*.ipt ) baru, sedanglan pada assembly  centric   anda membuat  part   baru langsung pada file assembly  yang sedang anda buka.

Membuat File Part Baru  Anda dapat membuat file part baru dengan memilih ikon New  pada tab “What To Do ”, pada Open Dialog Box . Kemudian mendoble klik (*.ipt ) dengan pilihan standar yang anda inginkan.

PELAJARAN 2 : Sketch Environment  Ketika anda membuat file part baru, anda aka langsung masuk pada sketch environment. Gambar dibawah ini menunjukkan nama-nama dan feature-feature yang diperlukan pada sketch environment .

Sketch Panel Bar  : menampilkan tool-tool yang tersedia untuk membuat sketsa 2D. Browser Panel : menampilkan hirarki dari sketsa dan part feature yang telah dibuat.

Sketch Formatting Tools  : digunakan untuk membuat garis tengah, garis konstruksi, point, dan driven dimentions ketika anda membuat geometri dari suatu sketsa. Sketch Origin Indicator  : digunakan untuk meng-identifikasikan lokasi dan orientasi dari sumbu dan titik awal dari sketsa. Nama Sketsa Yang Dibuat : Nama sketsa yang sedang dibuat (sketsa yang aktif), mempunyai background warna putih. Garis Sumbu Sketsa : menggambarkan sumbu X dan sumbu Y dari sketsa. Orientation Indicator  : Berupa anak panah berwarna RGB yang digunakan untuk merepresesntasikan arah pandangan saat ini. Sumbu X digambarkan dengan panah warna merah, sumbu Y hijau dan sumbu Z biru.

PELAJARAN 3 : Membuat Sketsa 2D – Tingkat Dasar Sketsa pertama dari file part baru selalu tercipta secara otomatis. Jika anda membutuhkan sketsa tambahan anda dapat membuatnya secara manual. Sketsa tambahan tersebut bisa dibuat pada permukaan datar suatu part, origin  plane  atau work  plane . Basic Sketch Tools  Pada sketch  environment,  panel  bar   akan berubah akan menjadi 2D sketch  panel   yang menunjukkan sketch  tool   yang tersedia untuk anda gunakan membuat geometri   sketsa yang anda inginkan. Tool-tool tertentu mempunyai anak panah kecil ke arah bawah (drop down button) disebelahnya, yang berarti tool tersebut mempunyai pilihan lain.

Membuat garis 1. Pada panel bar, klik Line   tool dan klik pada sketch area untuk menentukan titik awal dari segment line. 2. Geser kursor menuju ke tempat dimana anda akan membuat arah garis tersebut. Perhatikan munculnya constraint glyph ketika anda mengarahkan garis sehingga garis mempunyai arah mendekati sumbu vetikal

ataupun

menandakan

horizontal. Constraint

constraint

otomatis

diterapkan pada garis tsb. 3. Klik pada tempat dimana anda akan membuat end point dari garis.

glyph   ini

yang

akan

4. Geser kursor menuju ke tempat dimana anda akan membuat arah garis baru jika anda akan melanjutkan membuat garis, jika anda selesai membuat garis, klik kanan dan pilih done pada shortcut menu. Membuat lingkaran & Elips 

Center Point Circle 1. Klik tool Center Point Circle tersebut, 2. Klik letak titik pusat lingkaran pada sketch area 3. Drag kursor ke atas atau ke bawah untuk mengatur ukuran lingkaran 4. Klik kiri jika anda masih ingin membuat lingkaran yang lain, atau 5. Klik kanan dan pilih “done” pada shortcut menu, jika tidak ingin melanjutkan membuat lingkaran.



Tangent Circle Tangent Circle hanya bisa digunakan jika pada sketch telah terdapat tiga buah garis lurus yang akan digunakan sebagai garis singgung di ketiga titik lingkaran tersebut. 1. Klik tool Tangent Circle, 2. Pilih garis singgung pertama, kedua dan ketiga 3. Klik kiri jika anda masih ingin membuat lingkaran yang lain, atau 4. Klik kanan dan pilih “done” pada shortcut menu, jika tidak ingin melanjutkan membuat lingkaran.



Elipse 1. Klik tool Elipse (klik drop down button di sbeleah tool lingkaran), 2. Pilih titik pusat Elips 3. Pilih titik aksis pertama Elips 4. Pilih sembarang titik lain yang terletak pada garis Elips tersebut 5. Klik kiri jika ingin melanjutkan membuat elips yang lain, klik kanan dan pilih  “done” pada shortcut menu, jika tidak ingin melanjutkan membuat elips.

Membuat busur 

Three Point Arc 1. Klik tool Three Point Arc 2. Klik titik awal busur pada sketch area 3. Klik titik akhir busur pada sketch area 4. Klik satu titik lain sembarang yang terletak pada garis busur tersebut.

5. Klik kiri jika ingin melanjutkan membuat busur yang lain, klik kanan dan pilih  “done” pada shortcut menu, jika tidak ingin melanjutkan membuat busur 

Center Point Arc 1. Klik tool CenterPoint Arc 2. Klik titik pusat busur pada sketch area 3. Klik titik awal busur pada sketch area 4. Klik titik akhir busur pada sketch area 5. Klik kiri jika ingin melanjutkan membuat busur yang lain, klik kanan dan pilih  “done” pada shortcut menu, jika tidak ingin melanjutkan membuat busur



Tangent Arc Tangent Arc digunakan untuk membuat busur yang tangensial terhadap suatu garis/kurva yang sebelumnya sudah ada pada sketsa, dengan titik akhir (end point) dari garis tersebut sebagai titik awal busur. 1. Klik tool Tangent Arc 2. Klik titik akhir (end point) dari suatu garis/kurva pada sketch area 3. Klik titik akhir busur pada sketch area 4. Klik kiri jika ingin melanjutkan membuat busur yang lain, klik kanan dan pilih  “done” pada shortcut menu, jika tidak ingin melanjutkan membuat busur

Membuat persegi panjang 

Two Point Rectangle Two Point Rectangle digunakan jika kita ingin membuat persegi panjang yang mempunyai arah tegak lurus terhadap sumbu x dan y pada sketch koordinat. 1. Pilih Tool Rectangle 2. Pilih titiik sudut pertama 3. Pilih titik sudut yang diagonal terhadap titik sudut pertama 4. Klik kiri jika ingin melanjutkan membuat persegi panjang yang lain, klik kanan dan pilih “done” pada shortcut menu, jika tidak ingin melanjutkan persegi panjang.



Three Point Rectangle Three Point Rectangle digunakan jika kita ingin membuat persegi panjang yang mempunyai arah tidak tegak lurus terhadap sumbu x dan y pada sketch koordinat. 1. Pilih Tool Rectangle 2. Pilih titiik sudut pertama

3. Pilih titik sudut kedua yang masih satu garis dengan titik sudut pertama 4. Pilih titik sudut ketiga yang satu garis dengan titik sudut kedua. 5. Klik kiri jika ingin melanjutkan membuat persegi panjang yang lain, klik kanan dan pilih “done” pada shortcut menu, jika tidak ingin melanjutkan persegi panjang

Memberi fillet  dan chamfer Fillet  digunakan pada sudut dari sebuah profil/geometri utnuk membuat sudut tersebut menjadi bundar (round) dengan radius lingkaran yang telah dipilih. Sudut tersebut bisa merupakan sudut dari garis lurus maupun dari garis kurva.

Chamfer   digunakan pada sudut dari sebuah profil utnuk membuat sudut tersebut patah dengan jarak tertentu. Chamfer hanya bisa diterapkan pada sudut yang terbentuk dari garis lurus saja. 

Distance



Distance1-Distance2



Distance - Angle

Membuat titik atau pusat lubang Titik (point, hole center) digunakan sebagai titik acuan untuk geometri yang lain atau bisa digunakan sebagai titik pusat lingkaran dari hole feature yang akan dibuat.

Membuat Polygon 

Inscribed Polygon

 titik

sudut pada polygon digunakan sebagai acuan untuk

ukuran polygon 

Circumscribed Polygon

  titik

tengah pada satu segmen garis pada polygon

digunakan sebagai acuan untuk ukuran polygon

Spline dan Propertinya Membuat Spline : 1. Klik Spline tool 2. Pilih titik awal dari spline 3. Klik letak kontrol point-kontrol point dari spline tersebut,

4. Klik kanan dan pilih “continue” 5. Lanjutkan ke langkah 2 jika anda masih ingin membuat spline, jika tidak klik kanan dan pilih done. 

Bowtie

 untuk

memilih pengendali dari spline : Handle, Curvature atau Flat.



Fit Methode



Dislpay Curvature



Spline Tension  digunakan untuk mengatur ketegangan/fleksibilitas dari spline

 pilihan

metode fitting : Smooth, Sweet, atau AutoCAD

 memperlihatkan

kurvatur dari spline

Pengenalan Construction Geometry pada sketsa Construction geometry merupakan geometri atau bangun pembantu untuk membuat profil/geometri sketch. Geometri ini berupa garis putus-putus yang tidak akan dilihat saat akan membuat part features dan tidak akan nampak saat kita membuat engineering drawing dari model yang menggunakan construction geomery ini. Anda bisa merubah suatu profil normal menjadi geometri konstruksi atau sebaliknya dengan mengklik tombol “Construction”

pada standar toolbar

. Ketika

mode construction geometry aktif, tombol terebut akan nampak seolah masuk ke dalam.

Tips untuk membuat sketsa Sketsa yang dibuat pada Inventor bisa terdiri dari profil terbuka maupun profil tertutup. Profil sketsa tertutup digunakan untuk membuat part feature yang hasilnya berupa solid, sedangkan profil yang terbuka biasanya digunakan untuk membuat part feature yang hasilnya berupa surface, ataupun sebagai alur (path) untuk fitur sweep atau loft. Berikut diberikan tip-tip untuk membuat sketsa dengan profil tertutup yang akan digunakan untuk part feature yang mempunyai hasil berupa solid.



Buatlah sketsa tersebut sesederhana mungkin. Jangan menggunakan fillet atau chamfer pada sudut-sudutnya jika itu bisa dilakukan ketika anda selesai membuat bentuk 3D nya dan mengaplikasikan placed features yang akan memberi hasil yang sama.



Ulangi membuat sketsa yang sederhana tersebut untukmembuat bentuk model yang kompleks.



Gambarlah profil dari model secara kasar ukurannya dan bentuknya, namun  jangan terlalu jauh dari dar i bentuk yang diinginkan.



Gunakan dahulu 2D geometrical constraints yang tepat untuk menstabilkan bentuk profil sketsa tersebut, baru kemudian berikan dimensioanl constraints



Berilah dimensi awal dengan nilai defaultnya untuk menstabilkan bentuk geometri sketsa anda.



Gunakan selalu Closed Loops untuk profil anda ketika ingin membuat part feature yang mempunyai hasil sebagai solid.

Sketch coordinate system Tiap-tiap sketsa yang anda buat mempunyai sistem koordinat tersendiri yang tidak tergantung satu sama lain. Sistem koordinat ini didasari oleh metode dan lokasi saat anda membuat sketsanya dan sama sekali independen terhadap sistem koordinat pada model part 3D nya. Pada hampir semua kasus, anda tidak akan memerlukan untuk mengedit sistem koordinat dari sketsa anda, namun jika diperlukan anda dapat melakukannya dengan mengklik kanan sketsa pada panel browser, dan pada shortcut menu pilih “Edit Coordinate System”, untuk melakukan hal ini anda harus keluar dari sketch environment atau menyelsaikan sketsa anda dahulu (klik kanan dan pilih finish sketch), dan harus ada bentuk 3D sebelumnya.

Inventor Precise Input

Ketika anda membuat sebuah geometri sketsa, anda dapat menggunakan tool Inventor

Precise

Input

untuk

memasukkan nilai atau koordinat yang tepat dari sketsa anda.

Mengedit Sketsa Pada pembuatan model secara  parametris , anda akan perlu untuk membuat beberapa sketsa. Ketika suatu sketsa digunakan untuk membuat feature  seperti   seperti extrude , revolve  atau  atau hole , sketsa tersebut menjadi dikonsumsi oleh feature -feature   tersebut (hal ini disebut consumed sketch ) dan pada  panel  browser   sketsa tersebut terletak didalam feature   yang mengkomsumsinya. Kita bisa melihat sketsa tersebut dengan meng-ekspan tanda “+” pada feature  di panel   di panel browser  browser .  Anda bisa menggunakan salah satu cara car a berikut untuk mengedit sketsa : 1. browser  panel   panel  double klik sketsa 2. browser  panel   panel  klik kanan feature  dan  dan klik edit sketch  3. browser  panel   panel  klik kanan sketsa dan pilih edit sketch 

PELAJARAN 4 : Memberi Geometric Constraints  pada  pada sketsa Konsep Constraint  Anda menggunakan geometris constrain   untuk mengkontrol geometri sketsa dimana contraint itu diterapkan. Contoh, vertical  contrain   yang diterapkan pada sebuah segmen garis akan memaksa garis tersebut untuk selalu vertical . Sebuah tangen  constrain   yang diterapkan pada sebuah garis dan lingkaran akan menyebabkan daris tersebut selalu tangensial terhadap lingkaran tersebut. Ketika anda membuat sketsa, beberapa constrain secara otomatis diterapkan pada sketsa anda pada umumnya constrain   tersebut cukup untuk digunakan sebagai initial  constrain  anda, namun dengan berkembangnya sketsa anda menjadi lebih kompleks anda mungkin membutuhkan tambahan constraint  yang  yang lain

Macam constraint : Geometrical  dan  dan Dimensional Terdapat dua buah tipe contraint , geometical  constraint   dan dimensional  constraint . Gemetrical  constraint   akan mengendalikan bentuk atau geometri dari sketsa, sedangkan dimensional constraint  dimensional constraint  akan  akan mengatur ukuran garis sketsa tersebut.

Geometric Constraints  Anda dapat menerapkan beberapa tipe untuk geometric  constraint   pada geometri sketsa anda. Setiap tipe constraint mempunyai kemampuan yang unik dan digunakan untuk membuat kondisi constraint tertentu.

Tipe-tipe

Geometric

Constrain

dan

geometri

sketsa

yang

mungkin

diterapkan Constraints tsb : tsb  : Constraint

Potential Sketch Element Line

Constraint Condition Created Constrained geometry is perpendicular perpendicular to each other

Line

Constrained geometry is paralel to each other

Line, Circle, Arc

Constrained geometry is tangent to each other

Line, Point, End Point of Line,

Constrains 2 points together; can

center Point

constrains line to a point

Circle, Arc

Constrains circles or arcs to shares the same center point location

Lines, Ellipse Axes

Constrains the geometry to lie along the same line

Lines, Pairs of Points (including

Constrains the geometry to lie paralel to

Midpoints)

the X-Axis of the sketch coordinates system

Lines, Pairs of Points (including

Constrains the geometry to lie paralel to

Midpoints)

the Y-Axis of the sketch coordinates system

Lines, Circles, Arcs

Constrains the geometry to have equal radii or lines to have the same length

Lines, Points, Circles, Arcs

Constrains the geometry to fixed at its current position relative to the sketch coordinate system

Lines, Points, Circles, Arcs

Constrains geometry to be symmetrical about a selected centerline

Merencanakan constraint  yang  yang akan diterapkan 

menentukan ketergantungan dari sketsa



menganalisa constrain yang diterapkan secara otomatis



gunakanlah hanya constraint yang dibutuhkan



stabilkan bentuk geometri dari sketsa anda sebelum memberi ukuran



berilah dimensi dari yang besar ke yang kecil



gunakanlah baik geometri constrain meupun dimensional constraint



identifiksikan bagian dari sketsa yang mungkin berupa ukurannya

Memperlihatkan dan menghapus constraints Show/Hide all constraints Untuk melihat constraint yang telah diterapkan pada geometri sketsa anda, klik kanan pada sketch area kemudian pilih show all constraints pada shorcut menu, untuk menghilangkannya klik kanan pada sketch area kemudian pilih hide all constraints.

Show/Hide Constraints Untuk melihat constraint   yang diterapkan pada suatu segmen dan garis/kurva, titik atau lingkaran/ellips, klik tool show contraints pada sketch panel. Kemudian pilih titik, segmen garis/garis kurva, ataupun lingkaran yang ingin anda lihat constraint yang diterapkan padanya. Untuk menghilangkannya klik tanda “X” pada show constraints toolbar tersebut.

Melihat geometri yang ter-constrain dan menghapus constraints tsb Untuk

melihat

constraint ,

ketika

show

constraint  toolbar   terbuka, klik salah satu constraint. Geometri dimana constrain itu diterapkan akan berubah warna menjadi biru muda. Untuk menghapus suatu constraint pilih simbol dari constraint   tersebut pada show  constraints toolbar  dan tekan delete .

Menggunakan Construction Geometry pada sketsa  Ada kalanya anda memerlukan suatu geometri pembantu yang tidak ingin digunakan ketika membuat 3D feature . Construction geometric   dapat di constraint   dan diberi dimensi seperti geometris sketsa 2D yang lain, tetapi ketika 3D feature   dibuat construction  geometric  tersebut akan diabaikan. Pada

gambar

dibawah

garis

konstruksi

digunakan

untuk

memposisikan

dan

mengorientasikan slot.

Constrain status : Under, Fully or Over Constrained ? Suatu sketsa 2D dinamakan Under Constrained jika salah satu bagian garis sketsa tersebut masih bisa bergerak bebas jika di drag. Dinamakan Fully Constrained jika tidak ada satupun geometri bagian dari sketsa tersebut yang masih bisa bergerak ketika di drag. Over Constrined terjadi jika suatu constraint yang diterapkan kontradiksi dengan constraint lain yang telah diterapkan sebelumnya, misal : 2 buah garis yang di-constrain-kan perpendicular diberi tambahan paralel constraint.

PELAJARAN 5 : Memberi Dimensi pada sketsa Konsep dimensi Pemberian dimensi pada sketsa anda merupakan salah satu bagian pentingdari konsep constraint. Gemetric  Constraint   akan menstabilkan geomet/profil anda, sedangkan data dimensi akan memberikan ukuran pada geometri tersebut sesuai dengan perhitungan dari desain Anda.

Parametric dimension Menambah dimensi parametris adalah langkah akhir untuk membuat sketsa anda pada kondisi fully constrained . Ketika anda membuat dimensi parametris kepada bagian dari sketsa, bagian sketsa tersebut akan berubah ukurannya sesuai dengan nilai dari dimensinya tsb. Tidak seperti aplikasi CAD yang lain dimana dimensi hanyalah merupakan representasi numerik dari ukuran sebuah geometri, pada 3D parametric modelling , dimensi digunakan untuk mengatur ukuran dari geometri. Teknologi parametric modelling   membuat anda bisa merubah ukuran dimensi tersebut dan langsung melihat perubahan yang terjadi pada geometri tersebut.

Memberi dan mengedit dimensi Untuk memberi dimensi dari geometri sketsa 2D, gunakan tool general dimension. Cara menambah dimensi pada geometri sketch : 1. Klik tool general dimension

,

2. Untuk membuat dimensi jarak pilih segmen garis, dua buah titik   (bisa berupa titik, titik ujung suatu garis, maupun titik pusat suatu busur atau lingkaran), dua buah garis paralel  atau titik dengan garis  yang akan diberi dimensi. 3. Geser kursor untuk menempatkan letak dimensi yang sesuai. 4. Rubah nilai dimensi pada dimension dialog box, sesuai rancangan anda. 5. Klik tanda check mark atau enter, untuk mengaplikasikan dimensi. 6. Jika ingin melanjutkanmemberi dimensi geometri yang lain, ulangi ke langkah nomor 2, jika ingin menyelesaikan pemberian dimensi, klik kanan dan pilih done.

Cara mengedit dimensi pada geometri sketch :

1. Klik tool general dimension dan pilih dimensi yang ingin anda rubah, atau double klik dimensi yang ingin anda rubah. 2. Masukkan nilai yang baru pada dimension dialog box. 3. Klik tanda check mark atau enter, untuk mengaplikasikan dimensi.

4. Jika anda menggunakan tool general dimension bukannya mendouble klik dimensi dan ingin melanjutkan merubah dimensi geometri yang lain, pilihlah diemnsi lain yang ingin dirubah, jika ingin menyelesaikan mengedit dimensi, klik kanan dan pilih done.

Merubah satuan nilai dari dimensi  Autodesk Inventor dapat mengetahui secara tepat satuan yang tepat untuk digunakan pada dimensi yangtepat, seperti ukuran mm untuk jarak, dan deg untuk dimensi sudut. Untuk ukuran default sesuai yang anda setting pada document setting, anda tidak perlu memasukkan satuan dari dimensinya saat anda merubah dimensi tersebut. Anda cukup mengetik 200 jika bermaksud memasukkan dimensi 200 mm, jika unit default dokumen anda adalah mm. Namun anda bisa memasukkan dimensi dengan satuan yang lain, yang bukan merupakan satuan default dari dokumen anda, seperti inch, feet dsb. Misalnya anda ingin memasukkan nilai 20 inch, maka pada dimension box anda merubah nilai tersebut menjadi 20 inch (satuannya disertakan). Anda bisa melihat tipe-tipe satuan yang valid, dengan membuka parameter dialog box. Perhatian : ketika anda memasukkan satuan unit pada dimensi, anda harus mengetiknya dengan huruf kecil, contoh: cm untuk centimeter bukannya CM.

Mereferensikan satu dimensi ke dimensi yang lain  Anda dapat membuat dimensi saling berhubungan, baik dengan hubungan yang sederhana seperti d0 = d1, atau hubungan yang kompleks dengan fungsi-fungsi matematis seperti d3 = acos(d5/d4). Untuk mereferensikan satu dimensi, ketika anda mengedit dimensi dengan membuka dimension dialog box kemudian anda arahkan kursor dan klik ke dimensi yang anda pilih sebagai referensi.

Pilihan tambahan ketika memberi dimensi Untuk geometri tertentu, anda dapat memilih dimensi yang anda inginkan, daripada dimensi default-nya. Misal pada lingkaran, anda dapat memilih apakah akan memberi dimensi diameter atau radiusnya, pada garis yang miring, anda dapat memilih diemensi tersebut untuk sejajar dengan kemiringan garis tersebut dengan memilih aligned. Untuk membuka pilihan tambahan pada dimensi, klik kanan ketika anda memberikan dimensi sehingga muncul shortcut menu seperti gambar di bawah.

Driven dimension Driven dimension   digunakan ketika anda ingin mengetahui sumber ukuran dari geometri yang sebelumnya telah mampunyai

status

fully  constrained .

Tidak

seperti

 parametric  dimension   yang akan merubah ukuran suatu geometri berdasarkan nilai dimensinya, driven  dimension  adalah sebaliknya

yaitu dikendalikan ioleh geometri

tersebut. Driven  Dimension   ini kemudian bisa digunakan sebagai referensi untuk dimensi yang lain. Untuk merubah suatu dimensi menjadi driven dimension, klik tool “driven dimension ”, kemudian pilih dimensi yang akan dijadikan driven dimension , kemudian klik done. Untuk merubah suatu driven dimension   menjadi dimensi biasa, klik driven dimension  tersebut, kemudian klik tool Driven Dimension.  Pada sketch, driven dimension akan mempunyai nilai yag terletak dalam tanda kurung “( )”.

Memberi dimensi pada handle untuk spline  Anda tidak bisa memberi dimensi pada spline, namun anda bisa memberi dimensi pada elemen pembentuk spline seperti control point, titik ujung spline, dan handle dari spline seperti memberi dimensi pada geometri sketsa yang lain. Gambar di atas menunjukkan dimensi yang mungkin bisa diberikan pada sebuah spline.

Memberi dimensi secara otomatis  Anda dapat memerbikan dimensi dari suatu geometri sketsa secara otomatis menggunakan tool “Auto Dimension”. Tool Auto Dimension akan mengaplikasikan dimensi untuk seluruh geometri yang ada pada sketsa tersebut, atau hanya pada geometri tertentu yang anda pilih dari sketsa tsb. Untuk hasil terbaik, sebaiknya anda gunakan tool Automatic Dimension setelah anda memberi geometrik constrain yang diperlukan dan memberi dimensi-dimensi kritis/penting pada geometri sketsa anda secara manual. Tool Auto Dimension Dialog Box

Curves : Pilih bagian dari geometri sketsa, baik berupa garis, lingkaran, busur dll, untuk didimensikan secara otomatis, jika tidak ada yang dipilih, maka Inventor akan mengaplikasikan ke seluruh geometri pada sketsa. Dimensions : Jika dipilih, akan mengaplikasikan dimensi otomatis pada geometri Constraints : Jika dipilih, akan mengaplikasikan constraint otomatis pada geometri Dimesnion Required : Menunjukkan jumlah dimensi yang diperlukan untuk membuat geometri tsb fully constrained.  Apply : Mengaplikasikan pilihan pada dialog box. Remove : menghilangkan dimensi yang diberikan secara otomatis, namun tidak berlaku untuk dimensi yang diberikan secara manual. Done : Menutup dialog bix

Mengatur penampakan dimensi Setelah anda memberikan dimensi pada sketsa, anda dapat mengkontrol visibility dari seluruh dimensi pada sketsa, menampilkan dimensi agar consumed feature dan mengontrol format tampilan dari dimensi tersebut. Point-point penting 1.  Anda dapat mengatur penampakan dari dimensi “on” dan “off” pada sketsa yang nampak dengan menggunakan pilihan dimension visibilty. Klik kanan sketsa tersebut pada browser panel saat anda telah selesai bekerja pada sketch mode. 2.  Anda dapat menampilkan nilai dari dimensi consumed feature dengan menggunakan show dimension option ketika mengkik kanan feature tersebut, saat anda keluar dari

skecth mode Dengan cara ini anda tidak perlu mengedit feature untuk mengubah ukuran dari feature tersebut. 3.  Anda dapat merubah format tampilan dari

dimensi yang nampak. Anda dapat

memilih format tampila dimensi : Value, Name, Expression, Tolerance, Precise Value. Dengan mengklik kanan pada sketch mode, dan pilih dimension display.

Cara mengatur display untuk poin1, 2 dan 3 (dari kiri ke kanan)

Format penampakan dari dimensi : 1.  Value  merupakan default mode. Menampilkan nilai dari dimensi dengan presisi yang ditentukan pada document setting dialogue box. 2. Name menampilkan hanya nama dimensi saja. Nama dimensi diberikan secara ototmatis mulai dari d0, d1, d2,….,dst. Anda dapat merubah nama dimensi tersebut pada parameter dialgue box. 3. Expression  menampilkan dimensi sebagai ekspresi atau formula. Sebuah ekspresi bisa sederhana seperti d0 = 12,345 mm., atau formula seperti d0 = (d1 + d2)/d3 4. Tolerance  menampilkan dimensi dengan format sesauai dengan tipe toleransi tertentu yang diterapkan. 5. Precise Value menampilkan dimensi sesuai dengan besar sebenarnya tanpa memperhatikan setting atau presisi pada document setting dialog box.

Tips untuk memberi dimensi 

Gunakan tools general dimension untuk memperoleh dimensi pada bagian-bagian yang penting, kemudaian gunakan tool auto dimension untuk mempercepat proses pemberian dimensi



Gunakan geometri constraint daripada dimensi jika mungkin. Sebagai contoh : terapkan perpendicular constraint  daripada dimensi dengan sudut 90o.



Berilah dimensi dari yang terbesar ke yang lebih kecil



Gunakanlah hubungan antara dimensi sebagai contoh jika sebuah lingkaran A didesain mempunyai ukuran 2 kali dari lingkaran B maka referensikan dimensi dari lingkaran A menjadi 2 kali diameter lingkaran B sehingga jika lingkaran B berubah maka lingkaran A akan menyesuaikan ukurannya selalu menjadi 2 kli lebih bear dari ukuran lingkaran B.



Gunakanlah baik dimensional maupun geometric constraints pada desain anda.

PELAJARAN 67 : 2D Sketch Geometry & Dimension Tools Ketika anda membuat sketsa 2D untuk membuat model, biasanya anda akan memerlukan beberapa macam tipe geometri untuk membantu membuat sketsa anda. Sebagai contoh, untuk geometri anda dapat menggunakan Construction line yang berupa garis putus-putus untuk membantu mensketsa. Garis konstruksi ini hanya berfungsi sebagai garis bantu saja dan tidak akan diperhatikan ketika anda akan membuat suatu part features. Tipe dari 2D Sketch Geometry & Dimensi Seluruh geometri 2D pada lingkungan sketch Inventor dapat dibagi menjadi : 

Normal : Berupa garis kontinyu biasa, digunakan untuk membuat part features



Construction : Berupa garis putus-putus, merupakan garis bantu dan tidak bisa digunakan untuk membuat part features



Centerline : Berupa garis panjang-pendek, digunakan sebagai sumbu putar untuk revolved feature. Garis ini akan nampak sebagai garis sumbu saat membuat gambar teknik dari model yang dibuat.



Reference : Secara default berupa garis kontinyu berwarna hijau. Merupakan garis referensi yang dihasilkan dari proyeksi geometri yang telah ada, seperti edge line (garis rusuk suatu bidang 3D), origin lines   (x, y, z axis) ataupun worklines . Garis ini tidak bisa diberi dimensi, namun bisa dirubah menjadi garis konstruksi.

Sedangkan dimensi pada lingkungan sketch Inventor dapat dibagi menjadi 

Normal (parametric) : Dimensi akan mengontrol ukuran dari suatu geometri



Driven (non-parametric) : Dimensi dikontrol oleh ukuran dari suatu geometri

PELATIHAN INTENSIF

AUTODESK INVENTOR 10 ESSENTIAL to ADVANCED LEVEL

MODUL 3

PART MODELLING – INTERMEDIATE 1 Advance Sketching & Sketch Tools

Modul 3 mempelajari : 

 Advanced Sketch Tools : Mirror, Mirror , Pattern, Offset, Trim, Extend, Move & Copy



Tipe Sketsa dan Profile yang akan digunakan pada Simple Part features 



Parameters, Functions, Prefixes, dan Operasi Aljabar.



Membuat Sketsa baru pada bidang datar dari permukaan part



Referenced Geometry  dan  dan tool Project Geometry 

JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2006

1

PELAJARAN 1 : Membuat Sketsa 2D – Tingkat Lanjut  Advance Sketch  Sketch Tools  Tools   Advance Sketch  Ske tch Tools  Tools terdiri terdiri dari tool-tool sebagai berikut : Mirror, Rectangular dan Circular dan Circular Pattern, Offset, Trim, Move dan Copy. dan Copy.

Mencerminkan sketsa dengan tool Mirror Pada

situasi

dimana

geometri

anda

simetri

terhadap

sebuah

garis

sumbu,

pertimbangkanlah untuk membuat geometri pada sebelah sisi dari garis simetrinya, kemudian gunakanlah tool mirror untuk menciptakan geometri pada sisi yang berlawanan. Keuntungan dari metode ini adalah setelah geometri tersebut dicerminkan maka Symmetric constraint akan otomatis diterapkan, sehingga setiap perubahan pada satu sisi akan dicerminkan terhadap sisi yang lain.

Mirror Dialog Box Select : Pilih : Pilih geometri yang akan dicerminkan Mirror Line :  Pilih sebuah garis yang akan digunakan sebagai sumbu untuk mencerminkan kedua geometri tersebut.

Menggunakan Tool Mirror : 1. Klik Tool Mirror, 2.  “Pick Selection” Tool pada mirror dialog box akan aktif, a ktif, pilih geometri yang akan dicerminkan, 3. Setelah selesai memilih semua geometri yang akan dicerminkan, pilih “Pick Mirror Line” Tool pada Mirror Dialog Box sehingga tool tersebut menjadi aktif 4. Pilih garis sebagai sumbu pencerminan, 5. Klik apply untuk menerapkan mirror , klik done untuk menyelesaikan.

Membuat Rectangular Pattern Gunakan tool rectangular pattern untuk membuat sebuah array/jajaran dari sebuah geometri. Untuk bisa membuat rectangular pattern sebelumnya anda harus mempunyai harus mempunyai : 

geometri yang akan dipatternkan,



dan dua buah garis untuk menentukan arah pertama dan arah kedua dari pattern yang akan dibuat.

2

Rectangular Pattern Dialog Box Geometry



Pilih

geometri

yang

akan

dipatternkan Direction 1 : Pilih sebuah garis yang akan dijadikan sebagai arah pertama pattern Direction 2 :  Pilih sebuah garis yang akan dijadikan sebagai arah kedua pertama Direction 1 Count : Masukkan jumlah pattern untuk arah pertama Direction 2 Count : Masukkan jumlah pattern untuk arah kedua Klik

tool

flip

untuk merubah arah dari pattern.

Direction 1 Spacing : Masukkan jarak antara pattern untuk arah pertama Direction 2 Spacing : Masukkan jarak antara pattern untuk arah kedua Suppress : Aktifkan tool ini dan pilihlah geometry dari pattern tersebut yang akan disuppress (dihilangkan penampakkannya, bukan dihapus)  Associative : Jika check box ini dipilih, pattern tersebut akan saling asosiatif dan dapat di edit, jika tidak dipilih maka pattern tersebut tidak dapat di edit lagi dan akan diperlakukan seolah-olah digambar secara manual. Fitted : Jika check box ini dipilih, maka nilai dari spacing/jarak yang dimasukkan akan didefinisikan sebagai jarak total dari geometri pattern pertama ke yag terakhir.

Membuat Circular Pattern Gunakan tool Circular Pattern untuk membuat sebuah duplikasi dari sebuah geometri secara circular. 

geometri yang akan dipatternkan,



sebuah titik ayang akan dijadikan sumbu putar dari pattern tsb. Titik itu bisa berupa sebuah point, endpoint dari garis atau kurva, center point dari lingkaran dan busur, ataupun control point dari spline.

3

Circular Pattern Dialog Box Geometry



Pilih

geometri

yang

akan

dipatternkan  Axis: Pilih sebuah titik yang akan dijadikan sebagai titik putar pattern, klik flip direction untuk mengubah arah pattern. Number of Circular Pattern :  Masukkan  jumlah dari circular pattern.  Angle : Masukkan besar sudut antara geometri pattern awal dan ahir. Suppress : Aktifkan tool ini dan pilihlah geometry dari pattern tersebut yang akan disuppress (dihilangkan penampakkannya, bukan dihapus)  Associative : Jika check box ini dipilih, pattern tersebut akan saling asosiatif dan dapat di edit, jika tidak dipilih maka pattern tersebut tidak dapat di edit lagi jika tidak dipilih maka pattern tersebut tidak dapat di edit lagi, dan akan diperlakukan seolah-olah digambar secara manual. Fitted : Jika check box ini dipilih, maka nilai dari sudut yang dimasukkan akan didefinisikan sebagai sudut total dari geometri pattern pertama ke yang terakhir.

Membuat Offset Tool Offset digunakan jika anda ingin membuat sebuah geometri yang sebangun namun berbeda ukuran dengan geometri yang akan dioffsetkan, dan dua buah geometri tersebut mempunyai titik pusat yang sama. Anda bisa memilih baik profil terbuka ataupun profil tertutup.

Menggunakan tool Extend Tool extend digunakan untuk memperpanjang sbuah garis, shingga garis tersebut akan menyentuh ke garis lain yang terdekat. Gambar dibawah menggambarkan penggunaan tool extend untuk memperpanjang sebuah garis, sehingga dia menyentuh garis pada lingkaran, kemudian di extend lagi hingga menyentuh garis busur pada lingkaran.

4

Setelah anda meng-extend sebuah garis maka coincident constraint akan secara otomatis diterapkan pada titik ujung/end point dari garis yang di extend tersebut dengan garis tujuan extend tersebut.

Menggunakan tool Trim Tool Trim digunakan untuk memotong sebuah garis yang memotong garis yang lain. Dibawah ini nampak sebuah garis yang dipotong dengan tool Trim. Garis yang lain akan berfungsi sebagai garis pemotong.

Menggunakan tool Move Tool Move digunakan untuk memindah suatu geometri ke tempat lain. Tool ini kurang banyak digunakan, karena dengan konsep dimensi dan constrain sebenarnya kita tidak perlu memindah suatu geometri.

Menggunakan tool Copy Tool Copy digunakan untuk membuat dplikasi sebuah geometri, namun dengan adanya tool Pattern dan Mirror membuat tool ini kurang banyak digunakan.

PELAJARAN 2 : Tipe Sketsa dan Profile untuk membuat Part Feature Tipe Sketsa Berdasarkan Status Penggunaannya Sketsa yang anda buat, menurut status penggunaannya bisa dibedakan menjadi consumed sketches (sketsa yang telah digunakan), dan unconsumed sketches (sketsa yang belum digunakan). Maksud sketsa yang sudah digunakan adalah pada sketsa tersebut telah diterapkan part features, seperti extrude, revolve dll. Sketsa yang telah digunakan, pada browser panel akan terletak di sebelah dalam part features yang menggunakannya, anda dapat melihatnya dengan mengekspan/menekan “+” disebelah kiri features tersebut. Sketsa yang belum digunakan pada browser panel akan terletak di luar dan mempunyai tempat yang sejajar dengan part features.

5

Tipe Sketsa Berdasarkan Bentuk Profilnya Berdasarkan bentuk profilnya, sketsa bisa dibedakan menjadi Closed Profile dan Open Profile . Untuk membuat part features dengan hasil berupa solid, maka hanya Closed Profile  yang bisa digunakan, Open Profile hanya bisa digunakan untuk membuat part feature dengan hasil berupa surface, atau digunakan sebagai alur/path untuk digunakan pada feature seperti sweep dan loft.. Closed Profile   adalah sebuah sketsa dimana padanya tidak ada sebuah geometri yang tidak tertutup, jika pada sketsa tersebut masih terdapat geometri yang terbuka, maka tidak bisa dikatakan sebgai closed profile. Profil sketsa di sebelah kiri, adalah sebuah sketsa yang bukan merupakan Closed Profile , karena masih terdapat geometri yang terbuka berupa garis. Closed Profile bisa terdiri dari berbagai profile tertutup, ini disebut sebagai Multiple Closed Profile . Anda dapat memilih beberapa dari closed profile tersebut untuk digunakan pada sebuah part feature. Gambar di kiri merupakan sebuah Multiple  Closed Profile Sketch  dan hasil penggunaan part feature Extrude  pada profil tersebut.

Sharing Sketches (Membagi Sketsa)  Anda dapat menggunakan sebuah sketsa yang telah ada untuk digunakan berulang kali walaupun sketsa tersbeut sudah digunakan untuk membuat sebuah part feature. Teknik ini disebut sebagai membagi sketsa (sharing sketches ). Jika pada sketsa anda terdapat geometri yang akandigunakan untuk membuat feature yang terpisah dari part terrsebut, anda dapat membaginya sehingga sketsa tersebut tersedia untuk digunakan untuk feature yag lain. Gambar berikut menunjukkan bagaimana teknik sharing skecthes digunakan. 1. Sketsa yang akan disharing; 2. Extrude Feature diterapkan pada sketsa tersebut; 3. Pada sketsa yang sama, Extrude feature yang kedua diterapkan kembali pada sketsa tersebut dengan pilihan profil tertentu.

6

Cara mensharing sketsa : 1.  Anda harus berada pada mode 3D atau keluar dari sketch mode. Pilih Sketsa yang ingin disharing 2. Klik kanan dan pilih Share Sketch pada shortcut menu. Sketch yang disharing akan mempunyai gambar tangan. 3. Secara otomatis, sketch yang di share akan mempunyai status visibility “on”, anda harus mematikan visibility ini secara manual, dengan cara mengklik kanan shared sketch tersebut dan klik visibility.

PELAJARAN 3 : Membuat Sketsa Baru pada Bidang datar Seluruh sketsa yang anda buat dan akan anda buat selalu terletak pada sebuah bidang datar. Bidang datar tersebut bisa merupakan sebuah permukaan datar pada suatu part, bidang XY, XZ dan YZ pada sistem koordinat absolut Inventor, ataupun pada workplanes  (mengenai workplanes akan diterangkan pada bagian Advance Part Modelling ). Cara membuat Sketsa baru pada bidang datar 1. Klik Sketch Tool pada standard toolbars, 2. Pilih bidang datar pada suatu part, bidang XY, XZ dan YZ pada sistem koordinat absolut Inventor, ataupun pada workplanes . Untuk bidang XY,XZ dan YZ pada sistem koordinat Inventor bisa anda pilih pada Browser Panel dengan mengekspan/menekan tombol “+” pada folder Origin. 3. Sketsa baru akan terbentuk dan anda secara otomatis akan berada pada sketch environment.

PELAJARAN 4 : Referenced Geometry & Tool Project Geometry Saat anda membuat sebuah part yang kompleks, kadang anda akan memerlukan beberapa geometri yang telah ada yang akan dijadikan sebagai acuan/referensi untuk membuat sketsa baru. Anda tidak bisa menggambar geometri referensi. Geometri referensi tersebut akan terbentuk secara otomatis ketika anda membuat sebuah sketsa pada bidang datar pada sebuah permukaan dari model/part 3D yang sudah ada, atau dengan menggunakan tool Project Geometry .

7

 Atribut dari Geometri Referensi 

Bisa digunakan sbeagai acuan pemberian dimensi untuk geometri sketsa baru



Bisa digunakan untuk menerapkan constraint ke geometri sketsa yang baru



Tidak bisa diberi dimensi



Tidak bisa di “Trim”



Tidak bisa di “Mirror”



Tidak bisa digambar.

Cara memproyeksikan geometri secara otomatis 1. Buatlah sketch baru pada permukaan suatu part 3D yang sudah ada 2. Pilih Sketch Creating tools seperti Line, Arc dsb, 3. Ketika sketch creating tersebut masih aktif, klik kanan pada sketch area, dan aktifkan Auto Project pada shortcut menu. 4.  Arahkan pointer/kursor beberapa saat anda ke suatu geometri dari part 3D tersebut, maka geometri referensi akan tercipta secara otomatis. 5. Geometri tersebut bisa anda gunakan untuk menerapkan constraint atau sebagai acuan pemberian dimensi.

Cara memproyeksikan geometri menggunakan tool Projection Geometry 1. Buatlah sketch baru pada permukaan suatu part 3D yang sudah ada 2. Klik tool Projection Geometry  . 3. Pilih geometri pada model/part 3D yang akan dijadikan sebagai geometri referensi. 4. Garis hasil proyeksi dari geometri tersebut ke sketch area, akan terbentuk dengan mempunyai warna hijau. 5. Geometri referensi tersebut bisa anda gunakan untuk menerapkan constraint atau sebagai acuan pemberian dimensi.

8

PELATIHAN INTENSIF

AUTODESK INVENTOR 10 ESSENTIAL to ADVANCED LEVEL

MODUL 4

PART MODELLING – INTERMEDIATE 2 Part Features : Sketched & Placed Features

Modul 4 mempelajari : 

Part Features : Sketched & Placed Features 



Sketched Features : Extrude, Revolve, Coil 



Placed Features : Fillet, Chamfer, Hole & Thread , Shell, Pattern, Face Draft, Mirror 



Membuat dan menggunakan Color Styles 

JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2006

1

PELAJARAN 1 : Pengenalan Part Features Pembagian Part Features : Sketched & Placed Features 3D Features   pada Inventor bisa digolongkan menjadi 2 : Sketched Features  dan Placed Features . Skecthed Features adalah 3D Part Features yang dibuat dengan berdasar pada geometri sketsa 2D. Contoh dari Sketched Features adalah: Extrude, Revolve, Coil, Sweep dan Loft. Sweep dan Loft merupakan pemodelan Part 3D tingkat lanjut (advanced) yang belum akan dibahas pada modul ini. Placed Features   adalah 3D Part features yang tidak memerlukan sketsa dasar untuk membuat menerapkan fitur-fitur tersebut. Fitur yang termasuk dari Placed Features adalah 3D Fillet & Chamfer, 3D Mirror, dan 3D Pattern dan Shell .

PELAJARAN 2 : Pengenalan Sketched Features  Alur Kerja Pembuatan Sketched Features Secara Umum Untuk membuat sebuah 3D Part, mula-mula anda membuat sebuah sketsa dasar yang paling mudah mewakili model Part tersebut. Setelah anda selesai membuat sketsa 2D tersebut, anda menerpkan sebuah Sketched Feature padanya, bisa berupa extrude, revolve dll.  Anda kemudian bisa menambahkan sketch baru untuk membuat fitur yang lain, dimana fitur tersebut bisa digunakan utnuk menambah dan memotong fitur yang sudah ada, maupun membuat intersection dari kedua fitur tersebut. Gambar di bawah menunjukkan alur pembuatan sebuah part 3D menggunakan sketched feature.

Sketsa Dasar

Sketsa Tambahan

Fitur Dasar

Fitur Tambahan

2

Sketsa Tambahan Lagi

Fitur Tambahan Lagi

Langkah tersebut diulang-ulang hingga menciptakan suatu bentuk part yang kompleks.

Mengedit Feature  Anda dapat merubah bentuk dan ukuran suatu feature yang sudah ada dengan dua cara. 

Pertama, anda dapat mengubah sketsa pembentuk feature tersebut. Pilih sketsa dengan mengkespan tanda “+” pada fitur tersebut. Klik kanan dan pilih edit sketch, dan editlah sketsa anda menjadi profil yang baru.



Kedua, anda dapat mengedit feature tersebut dan memberikan nilai atau pilihan baru pada opsi-opsi yang ada pada dialog box fitur tersebut. Klik kanan pada feature yang ingin anda edit, dan pilih edit feature pada shortcut menu. Masukkan nilai dan pilihan baru yang anda rancang.

 Atribut dari Sketched Features 

Membutuhkan Sketch yang belumdigunakan/ Unconsumed Sketches 



Bisa digunakan sebagai feature dasar maupun feature tambahan



Hasil dari penggunaan feature tambahan bisa menambah atau mengurangi bentuk dari Part 3D yang ada sebelumnya.

PELAJARAN 3 : MEMBUAT EXTRUDED FEATURE Extrude Features digunakan untuk memberi ketinggian dengan arah normal terhadap sketch area

dari sebuah profil 2D sehingga menjadikan profil tersebut menjadi bentuk 3D. Jika

sebuah profil tersebut adalah profil tertutup maka anda bisa memilih hasil dari extrude feature sebagai Solid maupun Surface, namun jika profil tersebut adalah sebuah open profile maka hasil dari pengguanaan feature tersebut merupakan sebuah surface. Extrude Feature Dialog Box 

Pick Profile : Aktifkan Pick Profile untuk memilih profil pada sketsa yag akan di extrude, bisa satu maupun beberapa profil. Jika hanya ada satu closed profil pada sketch, maka profil tersebut akan otomatis dipilih.

3



Output : Pilih hasil dari penggunaan feature, Solid atau Surface



Feature

Relationships

:  Pilih

methode

penggunaan Fitur, Join, Cut atau Intersect. 

Specifying Termination : Distance, To Next, To, From To atau All.



Extrude Direction :

Pilih untuk menentukan

arah dari ekstrusi 

TAB More : Pilih jika anda ingin membuat fitur extrude yang mempunyai ketirusan. Masukkan nilai positif pada Taper Edit Box jika ingin membuat ketirusan ke arah luar, dan negatif untuk ketirusan ke arah dalam.

Feature Relationships : Join, Cut, dan Intersect Join : Pilih Join jika anda menginginkan agar hasil dari ekstrusi bergabung dengan part 3D yang ada sebelumnya. Pada preview ekstrusi, akan nampak preview fitur berwarna hijau.

Cut : Pilih Cut jika anda menginginkan agar hasil ekstrusi memotong part 3D yang ada sebelumnya. Pada preview ekstrusi, akan nampak preview fitur berwarna merah hijau.

Intersect : Pilih Intersect  jika anda ingin hanya bagian yang berpotongan dari esktrusi dan part 3D sebelumnya sebagai hasil ekstrusi. akan nampak preview fitur berwarna biru.

4

Specifying Termination : Distance, To Next, To, From To atau All Distance : Pilihan ini akan mengekstrusi profil dengan jarak yang ditentukan To Next : Pilihan ini akan mengekstrusi profil ke bidang atau permukaan terdekat, bisa berupa permukaan datar, permukaan dengan ketinggian berbeda, maupun permukaan lengkung. Gambar di bawah menunjukkan profil sketch lingkaran yang diekstrusi dengan memilih permukaan lengkung sebagai batas ekstrusinya.

To : Pilihan ini akan mengekstrusi profil agar berakhir pada /bidang permukaan yang dipilih sebagai batas ekstrusi. Jika bidang tersebut tidak seluruhnya melingkupi profil tersebut, pilihlah opsi “Extend Face ”. From To : Pilihan ini akan mengekstrusi profil dari bidang yang ditentukan sebagai awal ekstrusi ke bidang yang ditentukan sebagai batas ekstrusi, Jika perlu gunakan pilihan  “Extended Face”.  All :  Pilihan ini akan mengekstrusi profil menembus part tanpa ujung batas akhir ekstrusi, pilihan ini hanya bisa digunakan pada methode Cut & Intersect.

PELAJARAN 4 : MEMBUAT REVOLVED FEATURE Revolved Feature digunakan untuk membuat suatu profil 3D yang biasanya mempunyai sebuah sumbu putar untuk membentuknya. Silinder, ban, gelas anggur, vas bunga dll bisa dibuat menggunakan fitur ini. Revolved feature memerlukan sebuah profil yang akan direvolve dan sebuah garis sebagai sumbu putarnya. Anda dapat merevolve suatu profil dengan besar sudut putar penuh (360 deg) atau dengan sudut putar tertentu. Revolve Feature Dialog Box 

Pick Profile : Aktifkan Pick Profile untuk memilih profil pada sketsa yang akan direvolve, bisa satu maupun beberapa profil. Jika hanya ada satu closed profil pada sketch, maka profil tersebut akan otomatis dipilih.



Pick Axis : Aktifkan Pick Axis untuk memilih garis

5

sebagai sumbu revolve. 

Output : Pilih hasil dari penggunaan feature, Solid atau Surface



Extents :  Pilih apakah besar sudut revolve nya penuh/full atau dengan sudut tertentu.



Revolve

Direction

:

Jika

anda

memilih

memberikan besar sudut tertentu (Angle pada pilihan Extents), maka akan muncul pilihan arah revolusi. Pilih arah yang anda tentukan.

Feature Relationships : Join, Cut, dan Intersect Join : Pilih Join jika anda menginginkan agar hasil dari revolve bergabung dengan part 3D yang ada sebelumnya. Pada preview revolve, akan nampak preview fitur berwarna hijau. Cut : Pilih Cut jika anda menginginkan agar hasil revolve memotong part 3D yang ada sebelumnya. Pada preview ekstrusi, akan nampak preview fitur berwarna merah hijau. Intersect : Pilih Intersect  jika anda ingin hanya bagian yang berpotongan dari revolve dan part 3D sebelumnya sebagai hasil revolve. Akan nampak preview fitur berwarna biru.

6

Extents : Full & Angle  Angle : membuat

Revolved

Feature

dengan besar sudut tertentu

Full :  Membuat revolved Feature dengan putaran penuh (sudut 360 deg)

PELAJARAN 5 : MEMBUAT COIL FEATURE  Anda menggunakan Coil Feature untuk membuat model/part 3D seperti pegas, worm gear, dan profil lainnya yang dibuat dengan cara merevolve terhadap satu sumbu sekaligus memberi jarak pitch untuk setiap revolusi. Coil Feature Dialog Box Coil Shape TAB 

Pick Shape Tool :  Aktifkan tool ini untuk memilih profil yang akan digunakan pada Coil Feature.



Pick Axis Tool :  Aktifkan tool ini untuk memilih

sumbu

putar

coil,

klik

“Flip

Direction” untuk merubah arah pitch coil. 

Rotation :  Klik salah satu arah revolusi dari coil, searah or berlawanan jarum jam.

7

Coil SizeTAB 

Type :  Pilih dari drop down list : Pitch and Revolution, Revolution and Height, Pitch and Height, dan Spiral



Pitch : Masukkan nilai untuk jarak pitch (jarak antara titik tengah section   dari coil untuk satu revolusi)



Revolution



Masukkan

jumlah

putaran/revolusi dari coil 

Taper : Masukkan besar sudut taper (deg), positif untuk taper ke arah luar, negatif untuk taper ke arah dalam.

Type Pembuatan Coil 

Pitch and Revolution :  Ukuran Coil ditentukan oleh jarak Pitch dan Jumlah revolusi/putaran coil tsb.



Revolution and Height : Ukuran Coil ditentukan oleh jumlah revolusi dan tinggi total coil (jarak dari titik tengah dari section coil awal dan akhir).



Pitch and Height : Ukuran Coil ditentukan oleh jarak pitch dan tinggi total coil.



Spiral : Pilih untuk membuat spiral, yaitu Coil yang tidak mempunyai ketinggian. Parameter pada Spiral Type : Pitch : Jjarak antara titik tengah section  dari coil untuk satu revolusi Revolution : Jjumlah revolusi dari coil

Contoh penggunaan Spiral Type

8

Catatan : Jika sebelumnya anda mempunyai part 3D, anda juga dapat menggunakan methode Join, Cut dan  Intersection pada Coil dengan konsep yang sama pada Feature Extrude dan Revolve.

Coil Ends TAB Gunakan pilihan pada TAB ini untuk menentukan kondisi geometri pada bagian awal dan akhir coil. 

Natural :  Adalah pilihan default , ketika coil dibuat, profil coil tersebut akan langsung bergeser sesuai dengan jarak pitch nya.



Flat : Membuat profil coil mempunyai area yang flat pada awal maupun akhir profil, tergantung

yang anda pilih.



Transition Angle :  Adalah besar sudut antara Profil Coil yang mengalami transisi setelah (Jika anda terapkan Flat pada Start Profile) atau sebelum (jika anda terapkan Fflat pada End Profile) Flat Angle.



Flat Angle : Besar/jarak sudut ketika coil tersebut memanjang setelah (pada End Coil) atau sebelum (pada Star Coil) transisi.

Contoh Coil dengan Pilihan Flat pada bagian bawahnya, dengan Flat Angle 90 deg.

9

PLACED FEATURES : 3D FILLET, CHAMFER, MIRROR, PATTERN, SHELL, HOLE & THREAD, FACE DRAFT Placed features adalah feature 3D part yang tidak memerlukan sketsa 2D untuk dapat digunakan. Placed feature dapat digunakan langsung jika sebelumnya sudah terdapat penggunaan 3D sketched feature (extrude, revolve dll)l, kemudian langsung diterapkan pada sebagian atau seluruh 3D feature tsb.

PELAJARAN 6 : MEMBUAT 3D FILLET Fillet feature digunakan untuk menghilangkan sudut tajam dari part dengan membulatkan ujung tersebut untuk mengurangi konsentrasi tegangan pada daerah itu, fillet juga digunakan untuk tujuan estetika dari desain anda. Sebuah fillet feature dapat diterapkan langsung pada beberapa buah sudut dari suatu part, dengan radius yang bisa berbeda-beda pula untuk tiap sudutnya. Anda  juga bisa menerapkan fillet dengan variable radius pada suatu sudut. Pada sebelah kiri terdapat sebuah fillet yang mempunyai variable radius.

Fillet Feature Dialog Box Constant TAB : digunakan untuk membuat fillet dengan radius konstan Edges : Menampilkan jumlah dari edges yang dipilih pada edges set   ini. Ikon panah menandakan bahwa anda sedang dalam mode seleksi dan anda dapat meneruskan memilih edge yang akan di fillet. Untuk membatalkan memilih edge, anda dapat menekan dan tahan tombol CTRL kemudian klik edge yang ingin dibatalkan pemilihannya. Radius : Masukkan nilai radius fillet untuk tiap edges set. Walaupun tiap edges set bisa mempunyai radius fillet yang berbeda, namun merkea tetap diperlakukan sebagai sebuah fillet feature yang sama. Ikon pensil menandakan bawa nilai radius fillet sedang diedit, anda tidak dapat memilih edge ketika anda sedang dalam mode edit radius ini. Anda harus mengklik pada field edges untuk dapat

melanjutkan

memilih edge yang lain.

10

Click to add : Klik area ini jika anda ingin menambah edges set yang baru. Select Mode Area : Untuk menentukan bagaimana edge dipilih 

Edge : Pilih jika anda ingin menambah atau mengurangi edge satu demi satu.



Loop : Pilih jika anda ingin memilih atau menghapus beberapa edge sekaligus dalam sebuah profil closed loop dari sebuah permukaan.



Feature : Membolehkan anda untuk memilih atau mengurangi seluruh edges dalam satu feature 3D.

 All Fillets : Pilihlah jika anda ingin agar seluruh edge dan sudut yang konkav (ke arah luar) dipilih secara otomatis

 All Round : Pilihlah jika anda ingin agar seluruh edge dan sudut yang konkveks (ke arah dalam) dipilih secara otomatis

11

 Variable TAB : digunakan untuk membuat fillet dengan radius variable Edges : Pilihlah edge yang akan diberi fillet dengan variable radius. Klik pada area “Click to add” untuk menambah edges set dengan variable radius. Point : Berisi daftar dari titik-titik , termasuk titik “Start” dan “End” dimana satu radius fillet ditetapkan. Radius fillet tsb bisa bervariasi untuk setiap titik yang dibuat. Anda bisa membuat titik baru pada edge yang akan anda beri fillet dengan mengklik area pada Point Box, kemudian anda pilih satu lokasi pada edge yag anda akan beri fillet. Radius : Masukkan radius fillet yang diinginkan untuk titik yang dipilih. Anda dapat memilih radius untuk titik yang lain dengan mengklik  salah satu titik yang diinginkan pada Point box. Position : Masukkan nilai untuk merubah posisi titik-titik yang mempunyai radius fillet berbeda.  Anda pilih satu titik dahulu pada Point box, kemudian anda rubah posisinya pada postion box tersebut. Smooth radius transition :

Pilih smooth radius transition jika anda ingin nge-

blend (sori basa gaul bro…) radius secara gradual antara satu titik -dengan radius fillet berbeda- ke titik yang lain.

12

Setbacks TAB Setbacks TAB digunakan hanya untuk titik-titik ujung yang ketiga edge yang berhubungan dengannya diberi fillet ketiga-tiganya. Lihat gambar di bawah.

 Vertex :  Pilihlah titik pada tiga buah edge yang difillet -yang berhubungan dengan edge tersebut. Edge/Setback

:

Pilih

tiap

edge

dan

tentukan nilai setback dari edge tersebut. Nilai tersebut merupakan jarak dari edge yang dipilih ke vertex tsb. Contoh fillet menggunakan Setback dan tidak : (yang pake setback yang kanan lho !!!)

Fillet Dialog Box—Options Untuk membuka opsi yang lain pada fillet dialog box, klik tanda [ >>]

13

Roll Along Sharp Edges : Pilihan ini akan memberikan solusi ketika sebuah fillet akan menyebabkan sebuah edge akan memanjang untuk agar tetap menjaga radius dari fillet tersebut. Jika pilihan ini dipilih maka edge yang bermasalah tersebut akan dibolehkan mempunyai nilai radius yang bervariasi untuk menjaga edge tersebut. Agar lebih jelas lihat gambar di bawah, ok? Sebelah kiri adalah tanpa mengaktifkan Roll Along The Sharp Edges, dan yang kanan adalah dengan mengaktifkan Roll Along The Sharp Edges.

Rolling Ball Where Possible : Pilihan ini akan membuat tipe corner dari tiga buah edge dengan satu vertex yang difillet akan mempunyai bentuk yang seperti di sebelah kanan(membentuk seperti bagian dari bola/sphere), jika di non ktifkan akan jadi seperti disebelah kiri.

 Automatic Edge Chain : Jika ini dipilih maka semua edge yang tangensial terhadap edge yang dipilih akan ikut dipilih secara otomatis. Preserve All Features :  Jika pilihan ini dipilih, maka semua feature yang beririsan (intersected) dengan fillet tersebut akan di check dan irisannya akan dikalkulasikan. Pada gambar di bawah, feature extrude dengan pilihan cut beririsan dengan sebuah fillet, jika anda memaksa mem fillet maka Inventor akan memberikan semacam ancaman, eh peringatan. Jika anda memilih mengaktifkan preserved all feature maka hal ini tidak akan menjadi masalah (gambar sebelah kanan).

14

PELAJARAN 7 : MEMBUAT 3D CHAMFER Chamfer Feature digunakan untuk memotong/menumpulkan ujung tajam dari sebuah part.  Anda akan mempunyai tiga macam pilihan methode untuk menggunakan Chamfer feature. Methode tersebut adalah Single Distance, Distance/Angle, dan Distance 1/Distance 2.

Chamfer Feature Dialog Box—Single Distance Option Edges : Pilih edge yang akan di chamfer Distance : Masukkan nilai jarak chamfer. Jarak tersebut akan diberikan sama besar untuk kedua sisi permukaan. Dengan metode ini, sudut chamfer akan sama besar 45°.

Chamfer Feature Dialog Box—Distance/Angle Option Egde : Pilih edge-edge yang akan dichamfer, pilihan ini tidak

bisa

dipilih

sebelum

anda

memilih

sebuah

face/permukaan yang padanya terdapat edge yang akan dichamfer. Edge-edge tersebut harus sat bidang dengan permukaan yang dipilih. Face : Pilihlah sebuah permukaan yang satu bidang dengan edge yang akan anda chamfer. Nilai sudut akan diukur dari face yang anda pilih ini. Distance : Masukkan jarak chamfer. Jarak chmefer tersebut diukur dari edge yang anda pilih sepanjang permukaan yang dipilih.  Angle : Masukkan besar sudut dari chamfer, diukur dari face/permukaan yang anda pilih.

Chamfer Feature Dialog Box—Distance 1/Distance 2 Option Edge : Pilih edge yang akan dichamfer. Ketika anda menggunakan metode ini, hanya satu edge yang bisa dichamfer pada satu saat. Flip Direction

:

Pilih untuk membalik arah dari edge

yg dipilih untuk menghitung distance 1 dan distance 2. Distance 1 : Jarak pertama dari chamfer, diukur sepanjang permukaan yang terpilih (di highlight ketika memilih edge). Distance 2 : Jarak kedua dari chamfer, diukur sepanjang permukaan yang berlawanan dari yang terpilih.

15

Chamfer Feature Dialog Box—Expanded Area : Edge Chain : Pilihan ini mengontrol bagaimana edge-edge tersebut dipilih. Single Edge : Hanya edge yang dipilih  All tangentially selected edges : Edge yang dipilih dan semua edge yang terhubung secara tangensial. Setback : Pilihan ini hanya tersedia ketika anda memilih metode menggunakan Single Distance. Ketika anda dalam satu waktu bersamaan membuat chamfer dari tiga buah edge yang ketiganya bertemu pada satu titik sudut, pilihan ini akan memberikan tipe hasil yang akan diperoleh. Gambar dibawah menunjukkan dua buah tipe pilihan setback untuk chamfer.

Preserved all features : Pilihan ini sama dengan yang ada pada fillet, yaitu menjaga agar feature sebelumnya yang beririsan dengan chamfer, bisa tetap dijaga ketika chamfer feature diterapkan padanya.

PELAJARAN 8 : MEMBUAT HOLE & THREADS FEATURE HOLE FEATURE Hole feature digunakan untuk membuat lubang yang parametris pada part anda. Walaupun hole feature dipertimbangkan sebagai sebuah placed feature, anda bisa menggunakan geometry pada unconsumed sketch untuk menyediakan titik yang akan dijadikan sebagai titik pusat dari hole tersebut. Hole feature bisa dibuat dengan beberap pilihan seperti, Counterbore, Countersink, Flat bottom, Threadsa, dan Fastener Cearance. Keunggulan menggunakan hole feature Ddaripada menggunakan ekstrusi dari lingkaran dengan metode “CUT”, hole feature memberikan fleksibilitas yang lebih banyak dlaam memilih tipe lubang yang diinginkan. Dengan hole feature tool, anda dapat membuat beberapa buah lubang dengan tipe yang bervariasi hanya dengan sebuah dialog box saja, daripada mengedit beberapa geometri secara manual. Beberapa keunggulan Hole Feature seperti : 

Hanya menggunakan sebuah tool untuk membuat lubang dengan pilihan tipe yangbervariasi.

16

Lubang yang dibuat engan hole feature bisa diberi anotasi pada file drawing di



Inventor, dengan tool Hole Note dan Hole Chart. Ukuran luubang bisa ditentukan dengan melihat pada dialog box tipe ulir dari baut



yang akan digunakan atau clearance nya.

Holes Tool Dialog Box

Placement Option 

From Skecth : Pilih untuk membuat hole berdasarkan pada lokasi pada sketsa 2D Lokasi dari Hole bisa berupa Point/Hole center, endpoint dari garis dan kurva, atau pusat dari geometri sirkular yang diproyeksikan.



Linear : Pilih untuk membuat lubang dengan posisi relatif dari dua edge yang dipilih.



Concentric : Pilih untuk memilih posisi lubang konsentris dengan edge dari geometri sirkular yang lain.



On Point : Pilih untuk memposisikan lubang pada sebuah work point.

From Sketch Centers : Pilih titik pusat dari lubang. Gunakan pilihanuntuk membuat hole yang identikal untuk satu feature.

Linear Face : Pilih satu permukaan pada part utnuk menentukan orientasi dari lubang Reference 1 : Pilih edge pertama dari part sebagai jarak acuan pertama. Dimensi akan diberikan secara otomatis dari edge ke ttik tengah lubang. Dimensi ini bisa anda edit seperti dimensi parametris.

17

Reference 2 : Pilih edge kedua dari part sebagai jarak acuan kedua. Dimensi ini bisa anda edit seperti dimensi parametris. Flip Side : Pilih untuk memposisikan lubang pada arah yang berlawanan dari edge yang dipilih.

Concentric Plane : Pilih permukaan dari part untuk memilih arah dari lubang Concentric Reference : Pilih sebuah edge sirkular atau permukaan untuk memposisikan lubang konsentrik dengan edge tsb.

On Point Point : Pilih work point untuk memposisikan lubang Direction : Pilih sebuah bidang datar, permukaan, edge, atau work axis, utnuk menentukanarah dari lubang. Jika bidang datar yang dipilih, arah dari lubang akan normal terhadap bidang/permukaan tersebut.

Select a hole Option Standard Drilled Hole Counterbore Hole Countersink hole

Hole Parameters Tergantung dari tipe lubang yang dipilih, masukkan parameter dari lubang pada tiap-tiap box yang disediakan.

Drill Point : Pilih flat atau drill point dengan sudut tertentu. Jika kau memilih “Angle Drill Point” masukkan sudut untuk drill point ataupun terima nilai defaultnya.

18

Termination : Pilih opsi terminasi untuk lubang dari drop down list. 

Distance : Dalam dari lubang didasarkan pada jarak yang anda

masukkan pada Hole Parameters  box. 

Through All : luabng dibuat menembus seluruh part tanpa batas, walaupun jika tebal part dimana hole terletakdirubah.



To : Pilih permukaan atau bidang datar utnuk menentukan dan mengukur kedalaman dari lubang.

Hole Type Pilih tipe lubang yang anda inginkan. Simple, Tapped/Thread, atau Clearance. Tapped Hole : Membuat sebuah lubang dengan thread/uilr berdasarkan pada pilihan dan nilai yang anda masukkanpada Threads Area.

Clearance Hole : Membuat sebuah lubang dengan clearance berdasarkan pada baut standard yang dipilih. Tipe clearance yang tersedia adalah Close, Normal dan Loose. Fasteners

Area

muncul

jika

pilihan

tersebut

sudah

dipilih.

19

THREADS FEATURE TOOL Thread feature tool membolehkan anda untuk membuat ulir paa lubang internal atau permukaan luar dari part silindris. Beberapa pilihan pada internal

thread

sama

dengan

pilihan

yang

ada

ketika

anda

menggunakan hole tool. Thread feature, dipertimbangkansebagai sebuah placed feature, sehingga anda tidak emmerlukan sebuah unconsumed sketche untuk membuatnya, yang anda perlukan hanyalah sebuah part dengan permukaan silindris atau sebuah lubang.

Threads Feature Dialog Box-Location TAB Face : Pilih ikon untuk memilih permukaan dimana anda akan membuat thread feature Display in model : pilih untuk menampilkan gamabr bitmap dari ulir pada model. Jika pilihan ini tidak dipilih, maka ulir akan tetap dibuat namun gambar bitmap dari ulir tsb tidak ditampilkan pada model anda. Full Length  : Pilih untuk memberikan fitur ulir pada seluruh permukaan silindris yang anda pilih. Jika pilihan ini tidak dipilih maka pilihan berikut akan muncul 

Length : Tentukan panjang dari thread feature pada permukaan yang anda pilih.



Offset : Masukkan jarak dari permukaan awal dari thread feature.



Klik Flip direction untuk membalik arah dari thread feature yang anda buat.

Threads Feature Dialog Box-Specification TAB Thread Type : Pilih tipe ulir standar yang anda inginkan. Size : Ukuran nominal ulir standar dipilih secara otomatis berdasarkan pada diameter permukaan yang anda pilih. Jika anda memasukkan ukuran nominal tidak sama dengan ukuran nominal yangh dipilih secara otomatis akan bisa menyebabkan error ketika anda mengklik OK. Designation :  Pilih jarak pitch ulir yang sesuai standar dari drop down list. Misal M30 dll. Class : Pilih kelas ulir standar dari drop down list. Right Hand/Left Hand : Pilih untuk menentukan arah putar ulir, ulir kanan atauulir kiri.

20

PELAJARAN 9 : MEMBUAT SHELL FEATURE  Anda menggunakan Shlell Feature untuk menghilangkan material dari feature solid yang sudah ada, sehingga anda bisa membuat rongga dari part 3D anda dengan menentukan ketebalan dindingnya.

Satu keunggulan utama dari shell

feature adalah anda dapat membuat ketebalan dinding yang berbeda untuk tiap-tiap permukaan dari part yang anda pilih.

Shell Tool Dialog Box Remove Faces : Klik pilihan ini untuk memilih permukaan yang akan dibuang menggunakan shell feature. Permukaan yang masih ada akan menjadi dinding dengan ketebalan yang anda tentukan. Jika anda tidak membuang satupun permukaan pada saat menggunakan shell feature, maka hasilnya akan membuat part tersebut berongga namun tidak mempunyai permukaan yang terbuka. Thickness : tentukan niali utnuk ketebalan dinding. Directions 

Inside : ketebalan diberikan ke arah dalam dari permukaan part yang telah ada.



Outside : ketebalan diberikan ke arah luardari permukaan part yang telah ada.



Both : Separuh ketebalan diberikan ke arah dalam dan separuh ke arah luar dari permukaan part yang telah ada.

Unique Face Thickness :  Anda bisa mengekspan pilihan pada Shell Feature dialog box dengan mengklik [>>]. Pilih “Click to add “ pada dialog box untuk membuat ketebalan dinding yang berbeda-beda utnuk shell feature ini. Pilih permukaan dan tentukan nilai ketebalan dinding yang unik untuk permukaan tsb. Nilai ini akan memaksa nilai default dari ketebalan shell feature untuk ebrubah menjadi nilai unik tsb. Contoh dari penerapan face feature dengan dketebalan dinding yang uinik bisa dilihat pada gambar di bawah ini.

21

PELAJARAN 10 : MEMBUAT PATTERN FEATURE Menduplikasi feature yang telah ada merupakan hal yang mudah, efektif

untuk

meningkatkan efisiensi dari proses mendesain anda. Ketika anda membuat pola da ri geometri yang sudah ada, anda tidak perl;u perlu membuat ulang geometri tersebut secara manual. Anda menggunakan pattern untuk menduplikasi geometri yang sudah ada, dengan mengacu ke parameter yang anda tentukan. Ketika anda membuat pattern, pola dari feature asal/original akan dibuat. Anda dapat membuat pola penampakan ini secara circular atau rectangular. Ketika anda membuat pattern tsb, hasil pattern/pola akan dipengaruhi oleh feature/geometri asalnya, sehingga setiap perubahan pada feature asal akan direfleksikan secara otomatis terhadap hasil dari pattern tsb. Feature yang bisa di Pattern kan 

Hampir semua Sketched dan Placed Features



Seluruh geometri solid



Work Features, seperti Work Planes, Work Axis dan Work Points.



Circular Pattern Feature Tool Gunakan Circular Pattern tool untuk membuat duplikasi dari geometri secara circular.

Cara menggunakan Circular Pattern Tool : 1. Klik circular pattern tool, 2. Pilih seluruh geometri 3D yang akan dipatternkan, atau feature tertentu saja 3. Pilih sebuah garis, bisa berupa edge dari sebuah geometri 3D, sumbu X, Y, Z dari sistem koordinat Inventor atau Work Axis yang anda buat, atau sebuah geometri sirkular yang dibentuk dengan me revolve 2D sketch (seperti silinder dll). 4.  Atur properti dari pattern tersebut, seperti jumlah dari pattern dan sudut pattern. 5.  Anda juga dapat mengatur metode pembuatan dan pemosisian dari pattern tersebut.

Circular Pattern Dialog Box Pattern Individual Feature Option Ketika tombol Pattern Individual Feature Option anda klik, anda akan mempunyai pilihan sbb : Features : Pilih satu atau lebih feature yang akan di pattern. Rotation Axes : Pilih sumbu rotasi dari pattern

22

Pattern The Entire Solid Option Include Work Features : Pilih Work Features yang ingin anda sertakan dalam membuat pattern. Placement Masukkan jumlah

pattern yang anda inginkan (jumlah ini termasuk

original featurenya)

Masukkan besar sudut pattern. Pengukuran sudut ini berdasarkan pada Positioning Methode . Pilih Flip Direction, jika anda ingin membalik arah putaran pattern.

Creation Method Optimized : Untuk pattern dengan jumlah 50 atau lebih, pilih opsi ini untuk meningkatkan performa dari pattern tsb (meringankan beban komputer gitu loch…) Identical : Dengan pilihan ini, hasil pattern akan menggunakan terminasi yang identik tidak peduli dimana mereka mengiris (intersect) feature yang lain.  Adjust to Model : Membolehkan tiap-tiap termiansi dari hasil pattern untuk dikalkulasikan. Ini akan meringankan beban kerja komputer anda saat anda membuat pattern yang banyak.

Positioning Method Incremental : Besar sudut yang anda masukkan akan dihitung berdasarkan jarak dari tiap pattern. Fitted : Besar sudut yang anda masukkan akan dihitung berdasarkan  jarak dari pattern pertama ke pattern terakhir.

23

Rectangular Pattern Tool Gunakan Rectangular Pattern utnuk menduplikasi satu atau lebih feature dengan pola rectangular. Pattern Individual Feature Option Ketika tombol Pattern Individual Feature Option anda klik, anda akan mempunyai pilihan sbb : Features : Pilih satu atau lebih feature yang akan di pattern.

Pattern The Entire Solid Option Include Work Features : Pilih Work Features yang ingin anda sertakan dalam membuat pattern. Direction 1 Path : Pilih path/jaluuntuk arah pertama. Path tsb bisa merupakan edge dari sebuah part, atau sketch 2D yang dibuat sebagai path untuk pattern tsb. Klik Flip direction utnuk merubah arah pattern. Masukkan jumlah

pattern  yang anda inginkan (jumlah ini termasuk

original featurenya) Masukkan jarak pattern. Metode pengukuran jarak ini bisa dipilih berdasarkan pada Spacing, Distance atau Curve Length.



Spacing : Jarak diukur dari pattern satu ke pattern selanjutnya



Distance : Jarak diukur sebagai jarak totoal antara pattern awal dan akhir



Curve Lengh : Pilih jika path dari pattern anda berupa kurva/bukan garis lurus. Jarak kurva dihitung dengan membagi panjang total kurva dengan jumlah pattern.

24

Direction 2 : Optional, mempunyai pilihanyang sama dengan pilihan Direction 1. Start : Pilih titik awal untuk hasil pattern pertama. Pattern tsb bisa dimuali dari sembarang titik. Compute 

Optimized : Untuk jumlah pattern 50 atau lebih,pilih opsi ini untuk meningkatkan performa komputer anda.



Identical : Dengan pilihan ini, hasil pattern akan menggunakan terminasi yang identik tidak peduli dimana mereka mengiris (intersect) feature yang lain.



 Adjust : Membolehkan tiap-tiap termiansi dari hasil pattern untuk dikalkulasikan. Ini akan meringankan beban kerja komputer anda saat anda membuat pattern yang banyak.

Orientation : 



Identical : Arah orientasi dari hasil pattern identik dengan feature asal.  Adjust to Direction 1 or Direction 2 : Hasil pattern akan berputar sesuai dengan perubahan arah pada path/alur pattern.

PELAJARAN 11 : FACE DRAFT Ketika anda mendesain profil cetakan untuk pengecoran atau molding, anda perlu memberi sudut draft ke permukaan supaya part terebut bisa dibalik dari cetakan. Sudut draft ini diesbut sebagai “Face Draft” . Tergantung desain anda dan bagaimana pemanufakturan desain anda, anda mungkin perlu memberi sudut draft tersebut ke seluruh permukaan atau hanya ke sebuah permukaan saja. Ketika anda menggunakan feature Face Draft, anda harus menentukan arah tarikan (Pull Direction ) part dari part anda, yang bisa mengacu pada edge, permukaan, origin plane atau sebuah axis. Setelah anda menentukan arah tarikan, anda memilih permukaan untuk memberi Draft Angle tersebut. Hasil dari draft angle tergantung dari arah orientasi dan berhubungan dengan arah dari tarikan. Ketika anda menggunakan Face Draft, anda juga bsia memilih antara Fixed Edge Face Draft  atau Fixed Plane Face Draft .

25

Gambar di bawah ini menunjukkan sebuah part sebelum dan sesudah diberi face draft.

Face Draft Dialog Box

Fixed Edges Method Metode ini membuat sebuah face draft pada permukaan yang dipilih, dan edge yang dipiih berikutnya akan tetap ditempat. Fixed Plane Method Metode ini membuat face draft yang dikalkulasikan dari lokasi dari bidang yang dipilih. Arah tarikan tegak lurus terhadap bidang yang dipilih. Tergantung dari pilihan dari bidang yang dipilih, metode ini membuat adanya penambahan material dari satu sisi bidang dan mengurangi material dari bidang yang berlawanan. Pull Direction : Pilih sebuah permukaan, bidang, edge, atau axis utnuk emnentukan arah ketika cetakan ditarik dari part yang dibuat. Setelahanda memilih arahnya, anda bisa mengklik tombol Flip Direction untuk membalik arah tarikan tersebut. Faces : Pilih permukaan untuk menggunakan face draft feature. Jika anda menggunakan Fixed Edge Method, pastikan utnuk memilih edge yang ingin dibiarkan tetap/fixed. Draft Angle : tentukan draft angle untuk face draft feature.

PELAJARAN 12 : MIRROR Ketika anda mendesain sebuah komponen, kadang anda memerlukan sebuah geometri 3D yang seimetri terhadap sebuah bidang yang diberikan. Anda dapat menggunakan tool Miirror 3D untuk membuat cerminan duplikasi dari geometri tersebut dengan mengguanakn tool mirror daripada membuatnya satu persatu secara manual.

26

Keuntungan Menggunakan Mirror Feature 



 Anda hanya perlu membuat sebuah geometri saja dari bentuk simetri tsb. Perubahan pada feature/bentuk geometri 3D asal akan langsung diterapkan pada bentuk cerminannya.

Menggunakan Mirror Feature Untuk mengguanakn Mirror Feature anda memerlukan sebuah geometri yang akan dicerminkan dan sebuah bidang cerminan. Bidang cerminan bisa terdiri dari hal-hal sbb: 

Sebuah permukaan datar dari part yang sudah ada



Sembarang Origin Workplane (bidang XY, XZ, atau YZ)



Sebuah Workplane baru (untuk membuat workplane baru akan diternagkan pada Modul selanjutnya, bab Work Features).

Setelah andan mempunyai geometri yang akan dicerminkan dan bidang cerminannya, 1. Klik Tool Mirror 2. Pilih Feature 3D yang akan dimirrorkan satu persatu jika anda memilih mengaktifkan  “Mirror Individual Feature”

atau anda bisa memilih

seluruh geometri 3D yang ada dengan memilih pilihan  “Mirror The Entire Solid” 3. Pilih sebuah permukaan atau bidang datar sebagai bidang cerminannya, bisa berupa permukaan datar dari sebuah part yang sudah ada, wokrplane baru atau origin workplane. 4. Klik OK, maka Feature tsb akan dicerminkan terhadap bidang datar yang anda pilih. Pada Browser Panel akan nampak Mirror Feature dengan didalmnya terdapat Feature-feature yang dimirrorkan dan hasil mirror feature tsb yang disebut Occurrence .

Mengedit Mirror Feature  Anda bisa mengedit Mirror Feature dengan cara yang sama dengan cara untuk mengedit feature yang lain. Pada Mirror Feature anda bisa melakukan perubahan hal-hal sbb: 

Menambah atau mengurangi feature yang ingin anda cerminkan



Merubah bdiang cerminan yang akan digunakan

Mirror Feature Dialog Box Mirror Individual Feature : Pilih untuk memilih feature satu-satu yang akan dicerminkan. Pilihan berikut muncul jika anda memilih Mirror Individual Feature. 27

Features : Pilih feature-feature yang akan dicerminkan Mirror Plane : Pilih sebuah bidang datar sebagai bidang cermin.

Mirror Entire Solid : Pilih untuk memilih langsung seluruh geometri 3D yang akan dicerminkan. Pilihan berikut akan muncul ketika anda memilih Mirror Entire Solid. Include Work Ffeatures : Pilih Work Feature yang termasuk ingin anda cerminkan. Mirror Plane : Pilih bidang sebagai bidang cermin. Remove Original : Pilih untuk membuang feature asal saat proses Mirror selesai. Creation Method : Pilihan ini akan tersedia jika anda mengklik tombol [>>] Optimized : Mengoptimalkan performa hasil mirror. Identical : membuat hasil mirror identik dengan feature asal.  Adjust to Model : Membolehkan hasil dari mirror untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan pada geometri 3D yang ada. Sebagai contoh, jika anda mencerminkan Cut Feature dari Extrude yang menembus seluruh part, maka jika anda menggunakan pilihan A djust to Model, hasil dari cerminan tersebut juga akan part 3D tsb, walaupun ketebalan part pada bagian Mirrornya dirubah. PERHATIAN :  Guankan pilihan  Adjust to Model hanya jika diperlukan, karena dengan mengaktifkan pilihan ini komputer anda akan memerlukan tambahan prosea untuk mengkalkulasi hasil mirror tersebut.

PELAJARAN 13 : MENGGUNAKAN DAN MEMBUAT COLOR STYLES Ketika anda membuat sebuah part pada Inventor, secara otomatis warna default dari part tersebut akan diberikan. Anda dapat memberikan warna yang berbeda untuk part anda, dan bahkan dapat membuat warna baru sesuai keinginan anda. Color Styles disimpan untuk tiap file assembly. Jika anda membuat sebuah Color Style yang baru, ia hanya akan tersedia untuk part-part atau assembly dimana Color Style tersebut dibuat. Anda dapat menyimpan Color Style ini pada Current Library   untuk digunakanpada assembly atau part yang lain.

28

Membuka Styles and Standards Editor Dialog Box

1. Klik Format pada Menu, 2. Pilih Style Editor, dialog box berikut akan muncul : 3. Pilih Style yang ingin anda buat, Color, Lighting, atau Material 4. Klik New Style jika anda ingin membuat style baru dari salah satu dari ketiga style tersebut. 5.  Anda bisa mengatur dan memilih texture pada color style anda pada area Texture .  Anda dapat juga mengatur warna

diffuse, Emissive, Ambient, dan Specular.

Tampilan untuk lebih kinclong dan lebih transparan bisa anda atur pada area  Appearance . 6. Untuk menyimpan style anda klik save.

29

PELATIHAN INTENSIF

AUTODESK INVENTOR 10 ESSENTIAL to ADVANCED LEVEL

MODUL 5

PART MODELLING – ADVANCED 1 Complex Part Modelling

Modul 5 mempelajari : 

Bekerja dengan Work Features 



3D Sketches 



Complex Part Features : Loft, Sweep, Rib & Web 



Part Split 



3D Grip 



Membuat Emboss  dan Decal 



Parameters Type : Linked, Embedded, Built In 

JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2006 1

PELAJARAN 1 : BEKERJA DENGAN WORK FEATURES Work Features adalah feature-feature yang digunakan untuk membantu kita membuat / mengerjakan pemodelan sehingga kita bisa membuat model part 3D menjadi yang kita inginkan. Work Feature bisa digunakan untuk membuat sebuah bidang batasan ekstrusi, sebuah garis sumbu putar untuk revolved features, sebuah bidang untuk d=bidang cerminan pada mirror features dll. Work Features terdiri dari Work Planes, Work Axis, dan Work Point.

 ASPEK PENTING DALAM PEMBUATAN WORK FEATURES 

Secara parametris akan terpasang pada model geometri yang kita jadikan acuan untuk membuat work features, sehingga jika geometri tersebut berubah, maka workplane tersebut akan menyesuaikan.



Contoh jika anda membuat work plane pada satu bidang pada permukaan hasil ekstruis, jika tebal ekstrusi tsb ditambah, maka workplane akan menyesuaikan mengikuti permukaan hasil ekstrusi tsb. Lihat gambar berikut.



 Anda dapat mengedit/mendefiniskan ulang Work Feature dengan cara yang sama untuk feature yang lain. Klik kanan pada Work Features tersebut pada Browser panel dan pilih Redefine Feature.

WORK PLANES Work Plane adalah sebuah bidang tanpa batasan atau luasnya tidak berhingga, yang kita gunakanuntuk membantu membuat geometri, menerpakan Assembly Constraints, dan membantu proses modleling yang lain. 2

Work Plane pada Inventor terdiri dari dua macam, Work Plane Default dan Work Plane Buatan. Work Plane Default adalah Work Plane yang merupakan bidang pada koordinat sistem Inventor, berupa bidang XY. XZ dan YZ. Pada browser Panel anda dapat melihat ketiga Work Plane ini di dalam Folder Origin. Jika anda membuat sebuah file Part baru, secara otomatis Inventor akan meletakkan sketch abru anda pada Work Plane default, yaitu bidang XY. Work Plane Buatan adalah Work Plane yang anda buat sendiri dengan langkah-langkah tertentu yang akan dijelaskan lebih lanjut.

POTENSI PENGGUNAAN WORK PLANES 

Dasar untuk pembuatan sketch baru



Dasar untuk menerapkan Assembly Constraints



Sebagai bidang batas untuk diterapkan pada fitur-fitur seperti extrude dll



Bidang

yang

digunakan

untuk

fitur-fitur

yang

memerlukan

bidang

untuk

menggunakan fitur tersebut. 

Dasar untuk membuat Wwork Feature yang lain, yaitu Work Axis dan Work Point.

METODE-METODE PEMBUATAN WORK PLANE  Anda bisa membuat Work Plane dengan mengklik Work Plane Tool

,

kemudian ikuti beberapa metode berikut di bawah ini. 

Tangensial terhadap sebuah permukaan sirkular dan paralel dengan bidang datar yang lain. Klik work Plane Tool > pilih bidang datar yang lain, bisa berupa permukaan datar dari suatu part yang sudah ada, ataupun Work Plane yang lain > Pilih geometri dengan permukaan sirkular. Work plane akan dibuat tangensial terhadap geometri sirkular tersebut,dan sejajar dengan bidang datar yang dipilih.



Paralel dengan dua buah bidang datar, dan berada di tengah kedua bidang datar tersebut. Klik Work Plane Tool > Pilih Sebuah bidang datar > Pilih sebuah bidang datar yang lain yang sejajar dengan bidang datar pertama. Work pLane akan terbuat dan berada pada tengah-tengah antara kedua bidang datar yang dipilih tersebut.



Sejajar dengan sebuah bidang datar dan mempunyai jarak tertentu dari bidang tsb. Klik Work Plane Tool > Pilih sebuah bidang datar, kerangka work Plane yang akan dibuat muncul > Arahkan kursor pada kerangka work plane terebut dan drag ke posisi yang baru > Masukkan jarak yang tepat.

3



Berada pada sebuah garis lurus/edge dan mempunyai sudut tertentu pada bidang lain yang sejajar dengan garis tersebut.  Klik Work Plane Tool > Pilih sebuah garis lurus, bisa berupa edge dari part yang sudah ada, atau work axis yang lain > Pilih permukaan datar yangsejajar dengan garis tersebut > Masukkan sudut yang tepat. Work plane akan terbentuk pada garis yang dipilih dan mempunyai sudut dengan bidang yang dipilih.



Paralel dengan bidang yang lain dan berada pada sebuah titik yang dipilih. Klik Work Plane Tool > pilih sebuah bidang datar > Pilih sebuah titik. Work plane akan terbentuk sejajar dengan bidang datar yang dipilih dan berada pada titik yang dipilih.



Berada pada sebuah garis lurus dan sebuah titik yang anda pilih.  Klik Tool Work Plane > Pilih sebuah garis lurus > Pilih sebuah titik > Work Plane akan terbentuk pada garis sekaligus pada titik yang dipilih.



Berada pada tiga buah titik yang anda pilih.  Klik Tool Work Plane > Pilih tiga buah titik >Work Plane akan terbentuk pada ketiga titik tersebut.



Berada pada titik ujung/end point dari sebuah kurva, dan nornal terhadap kurva tersebut di titik yang dipilih. Klik Tool Work Plane > Pilih titikujung/end point dari sebuah spline/kurva > Pilih Spline/kurva tersebut. Work Plane akan terbentuk pada titik ujung dan normal terahadap kurva yang dipilih.

WORKPLANE APPEARANCE Penampakan dari Work Plane dbisa diatur dengan beberap cara. Anda bisa mengatur visibility nya on/off, anda juga bisa merubah ukuran dari workplane tersbut, walaupun itu hanyalah penampakannya saja, bukan ukuran sebenarnya. Mengatur Global Visibility Klik

View

menu

>

Object

Visibility

untuk

mengatur penampakan dari work feature dan sketsa.

4

Individual Work Plane Visibility Untuk mengontrol visibility utnuk tiap workplane, klik kanan pada work plane pada browser panel dan pilih Visibility nya on/off. Resizing Work Planes Letakkan kursor anda pada pojok dari work plane yang ingin dirubah ukurannya, kemudian klik dan drag untuk mengatur ukuran yang sesuai.

Memindahkan Work Plane Letakkan kursor anda pada edge dari workplane sehingga tanda “move” muncul dan geser ke tempat lain, namun masih sebidang dengan bidang dimana terdapat work planesebelumntya.

WORK AXIS Work Axis digunakan untuk membuat sebuah garis yang akan digunakan ketika anda membuat sebuah feature yang memerlukan garis untuk menggunakan feature tersebut, dan pada geometri tersebut tidak ada edge atau garis lain yang bisa digunakan.

POTENSI PENGGUNAAN WORK AXIS 

Dasar untuk pembuatan Feature yang memerlukan sebuah garis sebagai sumbu putar seperti revolve dan circular pattern.



Dasar untuk geometri proyeksi ke sketch



Dasar untuk pembuatan Feature yang memerlukan sebuah garis sebagai arah feature tersebut diterapkan seperti rectangular pattern, face draft dan hole feature.



Dasar untuk menerapkan Assembly Constraints



Dasar untuk membuat Wwork Feature yang lain, yaitu Work Plane dan Work Point.

5

METODE-METODE PEMBUATAN WORK AXIS  Anda bisa membuat Work Axis dengan mengklik Work Axis Tool

,

kemudian ikuti beberapa metode berikut di bawah ini. 

Pada pusat sumbu dari feature sirkular (feature slindris atau hasil dari tool Revlove). Klik Work Axis Tool > Pilih sebuah feture sirkular atau feature hasil Revolve Tool.



Pada perpotongan dua buah bdiang datar/dua buah work plane. Klik Work  Axis Tool > Pilih bidang datar/Work Plane 1 > Pilih bidang datar/Work Plane 2. Work Axis akan terbentuk pada perpotongan kedua buah bidang tersbeut.



Melewati dua buah titik.  Klik Tool Work Axis > pilih titik pertama yang akan dilewati Work Axis > Pilih titik kedua yang akan dilewati Work Axis. Work Axis akan terbentuk melewati kedua titik yang dipilih tersbeut.



Tegak lurus terhadap satu bidang dan melewati sebuah titik diluar bidang tersebut.  Klik Work Axis Tool > Pilih sebuah bidang yang akan ditembus tegak lurus oleh WorkAxis yanganda buat > Pilih sebuah titik di luar bidang tersebut yang akan dilewati WorkAxis. Work axis akan terbentuk tegak lurus bidang dan melewati titik yang anda buat.

WORK POINTS Work Point digunakan untuk membuat sebuah titik diperlukan untuk membantu pemodlean part anda namun belum ada pada geometri yang telah ada. Anda bisa membuat work point yang

parametris

terhadap

sebuah

geometri

ataupun

grounded  

(tidak

bisa

digerakkan/tetap). Center Point Work Point Center Point WorkPoint merupakan Work Point dari origin (titik 0,0,0)

koordinat sistem

Inventor. Center Work Point biasanya digunakan sebagai titik acuan dalam pembuatan sketsa.

POTENSI PENGGUNAAN WORK POINTS 

Dasar untuk menerapkan Assembly Constraints



Dasar untuk geometri proyeksi ke sketch



Dasar untuk pembuatan Feature yang memerlukan sebuah titik sebagai titik pusat pengguanan feature tersebut, seperti hole feature.



Dasar untuk membuat Wwork Feature yang lain, yaitu Work Plane dan Work Axis.

6

METODE-METODE PEMBUATAN WORK POINTS  Anda bisa membuat Work Point dengan mengklik Work Point Tool

,

kemudian ikuti beberapa metode berikut di bawah ini. 

Pada perpotongan sebuah bidang (tidak mesti bdiang datar)/permukaan dan sebuah garis.  Klik Work Poin Tool > Pilih permukaan atau bidang > Pilih garis yang menembus bidang terebut. WorkPoint akan terbentuk pada titik tembus garis yang dipilih pada bidang yang dipilih.



Pada perpotongan sebuah permukaan dengan kurva. Kllik Work Point Tool > Pilih sebuah permukaan > Pilih kurva yang menembus permukaan tersebut. WorkPoint akan terbentuk pada titik tembus kurva yang dipilih pada permukaan yang dipilih.



Pada perpotongan tiga buah bidang atau work plane. Kllik Work Point Tool > Pilih tiga buah plane. Work Point akan terbentuk pada perpotonganketiga buah plane tersebut.



Perpotongan dua buah garis. Kllik Work Point Tool > Pilih dua buah garis yang terletak satu bidang dan tidak sejajar. Work Point akan terbentuk pada perpotongan dua buah garis tersebut.

PELAJARAN 2 : 3D SKETCHES  Anda membuat 3D sketch dengan mengklik 3D sketch tool dam mengggunakan beberpa tool pada tool panel untuk 3D sketching. Anda dapat membuat 3D line dan 3D spline dan mengkonstrainnya dengan geomterik dan dimensional constraint. Setelah anda membuat 3D geometri, anda dapat menggunakannya untuk membuat Loft dan Sweep Feature. 3D Sketch lebih optimal digunakan jika anda memodel sebuah Part dalam konteks  Assembly Centric, yaitu anda membuat part dalam lingkungan Assembly.

3D SKETCHING Dengan menggunakan 3D sketch annda bisa secara bebas membuat sketsa pada ruang 3D dan tidak hanya terpaku untuk membuat sketsa hanya pada satu bidang kerja saja.  Anda bisa membuat geometri dengan garis/Line dan Spline secara langsung dan bebas pada ruang 3D, kemudian memodifikasinya. Anda dapat memodifikasi 3D sketch dengan memindahkan lokasi vertex dengan tool Move 3D, atau menambahkan bending/lengkungan antara dua segmen garis menggunakan tool Bend. Dengan menambah gemotrik dan dimensional constraint, anda dapat mengatur ukuran dari geometri sketch 3D anda, lokasinya dan hubungan geometris antar segmen garis/spline 3D tersebut. 7

 Anda juga bsia menggunakan

tool Include Geometry dan Intersection  untuk

menambahkan arc, garis, ataupun geometri lainnya dari geometri yang sudah ada. Penampakan dari 3D Sketch pada Browser Panel Ikon 3D Sketch mempunyai simbol yang berbeda dengan ikon 2D sketch,namun mempunyai kesamaan dengan 2D sketch dalam hal : keduanya harus diaktifkandahulu jika anda ingin mengedit sketch tsb; dan keduanya mempunyai tool-tool yang sedikit berbeda pada Sketch Panelnya.

3D SKETCH PANEL BAR 3D Sketch Panel Bar akan segera aktif ketika anda mengklik ikon Sketch 3D. 3DSketch Panel ini mempunyai beberapa tool yang sama dengan 2D Sketch Panel, namun ada beberapa tool yang hanya dimilki oleh 3D Sketch Panel..

Tool Bend Tool Bend digunakan untuk membuat busur dari andatara dua buah segmen garis 3D yang berhubungan. Bend tool biasa digunkan utnuk memberi kehalusan pada perpindahan arah antara satu garis ke garis berikutnya.

Tool Include Geometri Tool Include Geometri mempunyai kemiripan fungsi dengan tool Project Geometri, yaitu memproyeksikan geometri yang sudah ada ke bidang kerja yang sedang aktif. Namun tool Include Geometri akan memproyeksikan geometri tsb ke ruang 3D. Kadang kita mmerlukan sebagaian geometri dari part yang sudah ada untuk emmbantu kita dalammebuat sebuah 3D sketch, maka tool ini dipergunakan untuk hal tsb.

Tool 3D Intersection  Anda menggunakan tool 3D Intersection untuk membuat kurva 3D pada perpotongan antara dua bua bidang atau permukaan/surface, work plane dengan surface, work plane dengan part face, atau surface dengan part face. Hasil dari perotongan tersebut dapat anda gunakan untuk emmbuat bentuk yang kompleks.

8

3D LINES & SPLINES Inventor Precise Input Dialog Box Inventor Precise Input dialog box muncul secara otomatis ketika anda membuat line atau spline 3D. Inventor Precise Inpput tsb digunakan untuk membantu anda memposisikan titiktitik dari line atau spline anda dalam ruang 3D, dengan cara memasukkan titik-titik koordinat tsb pada Precise Input dialog boxnya, kemudian anda tekan enter dan ulangi lagi memasukkan koordinat titik-titik tsb. Namun ketika anda membuat spline anda harus menekan klik pada sembarang tempat pada ruang 3D anda setelah memasukkan koordiant pada Precise Input dialog box.

Metode Inventor Precise Input Settingan metode penempeatan koordinat untuk Inventor Precise Input dialog box diberikan sbb : Precise Dleta  Aktif : Ini menunjukkan bahwa titik yang sedang ditentukan adalah titik pertama, dan nilai X, Y, Z pada Precise input adalah jarak dari titik origin part anda (center point). Tidak ada yang aktif : ini menunjukkan bahwa titik yang sedang didefinisikan adalah memepunyai nilai koordinat absolut berdasarkan pada sistem koordinat part yang anda buat. Precise Relatif dan Precise Delta aktif : ini menunjukkan bahwa titik yang sedang didefinisikan mempunyai jarak X, Y ,Z pada Precise input relatif ke titik terakhir yang dibuat. Precise relatif  Aktif : ini menunjukkan bahwa titik yang sedang ditentukan adalah titik untuk memposisikan koordinat sistem relatif yang baru. Ketika anda pada mode ini, ang harus anda lakukan pertama adalah memilih satu titik untuk menempatkan koordinat sistem relatif yang baru.

 Aspek Penting Untuk 3D Sketching  Anda hanya bisa membuat 3D line dan Spli ne pada lingkungan 3D sketch yang aktif.  Anda hanya bisa menggunakan tipe geometri sbb untuk menentukan titik start atau akhir dari 3D Sketch :  Anda bisa memasukkan nilai yang tepat pada Inventor Precise Input dengan metode koordinat absolute, relatif terhadap koordinat yang anda tentukansendiri ataupun relatif terhadap titik terakhir yang dibuat. 9

 Anda dapat mengaktifkan bidang sketsa 2D sementara dengan memilih satu bidang pada ikon triad ketika anda membuat 3D line atau 3D spline.

Menggunakan Tool Bend Gunakan tool Blend utnuk membuat kelengkungan dengan radius tertentu antara pojok dua segmen garis yang berhubungan pada sketsa 3D anda. Anda dapat menentukan besar radius kelengkungan tersebut dan mengeditnya kembali. Cara menggunakan tool Bend : 1. Klik Tool Bend 2. Pilih pojok dari dua buah garis lurus 3. Masukkan radius kelengkungannya

Menggunakan Tool Include Geometry Gunakan tool Include Geometry jika anda ingin garis/kurva dari geometri yang telah ada anda jadikan sebagai dasar untuk membuat path 3D untuk feature seperti Loft dan Sweep. Cara menggunakan tool Include Geometry: 1. Klik Tool Include Geometry 2. Pilih garis atau kurva pada geometri yang telah ada untuk diproyeksikan ke sketch 3D 3.  Anda dapat menggunakan garis/kurva tersebut sebagai alur/path untuk feature Sweep dan Loft.

Menggunakan Tool 3D Intersection Gunakan tool 3D intersection untuk memilih garis hasil dari perpotongan dua surface, antara bidang dengan surface, atau antara permukaan geometri 3D yang sudah ada dengan surface atau bidang lainnya. Cara menggunakan tool 3D Intersection : 1. Klik Tool tool 3D Intersection 2. Pilih satu surface, permukaan pada geometri 3D yang ada atau bidang lainnya 3. Pilih satu permukaan, surface atau bidang lainnya yang memotong pilihan pertama. 4.  Anda dapat menggunakan garis/kurva hasiil tool Intersection tersebut sebagai alur/path untuk feature Sweep dan Loft.

10

PELAJARAN 3 : COMPLEX PART FEATURE 1; SWEEP FEATURES  Anda membuat 3D sketch dengan mengklik 3D sketch tool dam mengggunakan beberpa tool pada tool panel untuk 3D sketching. Anda dapat membuat 3D line dan 3D spline dan mengkonstrainnya dengan geomterik dan dimensional constraint. Setelah anda membuat 3D geometri, anda dapat menggunakannya untuk membuat Loft dan Sweep Feature. 3D Sketch lebih optimal digunakan jika anda memodel sebuah Part dalam konteks  Assembly Centric, yaitu anda membuat part dalam lingkungan Assembly.

3D SKETCHING

11

PELAJARAN 4 : COMPLEX PART FEATURE 2; LOFT FEATURES

12

13

14

PELAJARAN 5 : COMPLEX PART FEATURE 3; RIB & WEB Feature Rib dan Web biasa ditemukan penggunaanya pada part-part plastic dan hasil cetakan/mold. Feature ini digunakan untuk mencegah part tersebut menjadi berliuk-liuk (wrapping), atau untuk menambah kekakuan dari part tsb. 

Gunakan Web jika Web jika anda ingin membuat rangka penyangga dengan bentuk tertutup.



Gunakan Rib jika Rib jika anda ingin membuat rangka penyangga dengan bentuk terbuka.



Gunakan Rib dan Web Networks  Networks  jika anda ingin membuat serangkaian rangka penyangga yang saling bersilangan. Lihat gamabr dibawah ini.



Membuat Rib dan Web 1.

Sebelumnya anda harus mempunyai sebuah part. Buat sketsa yang akan dijadikan sebagai rib/web. Sketsa tersebut bisa merupakan profil terbuka maupun profil tertutup. Jika profil anda merupakan profil terbuka, maka harus ada batasan pada geometri part 3D anda yang akan dijadikansebagai batasan profil tersebut.

2.

Klik tool Rib

,

3.

Pilih profil sketsa,

4.

Pilih arah dari penguatan/support, 5.

Masukkan

ketebalan

Rib,

anda

bisa

memilih

arah

ketebalan Rib tersebut.

6.

Pilih “To “To next” next”

jika anda ingin membuat Rib, Rib, dan pilih ” Finite” Finite”

jika anda

ingin membuat Web. Web.

PELAJARAN 6 : MEMBUAT EMBOSS & DECAL MEMBUAT EMBOSS Untuk membuat sebuah area dengan profil tertutup pada desain anda menjadi tampak menonjol ke dalam atau menjorok ke luar , eh kebalik ya... gunakanlah Tool Emboss. Emboss. Tool Emboss mempunyai keunikan tersendiri dibanding Extrude. Anda dapat membuat sebuah permukaan menonjol atau menjorok ke dalam pada sebuah permukaan lengkung dengan tetap mempertahankan setiap profil yang di emboss itu mempunyai ketinggian tetap. Pada 15

gambar di bawah terlihat Eemboss Feture digunakan untuk membuat nomor seri part menjorok ke arah dalam (tengah) dan menonjol (dalam).

Emboss adalah menambahkan material ke sebuah permukaan sehingga permukaan itu menonjolkan geometri yang ingin di Emboss. Engrave adalah kebalikan dari Emboss, yaitu menghilangkan sebagian dari material sehingga terbentuk rongga dari geometri yang ingin anda Engrave. Anda dapat membuat geometri untuk meng Emboss/meng Engrave, hanya dari Sketsa dengan Closed Profile atau dari Teks.

Emboss Tool Dialog Box Profile : Pilih Closed Profile atau Teks Depth: Masukkan kedalaman/ketebalan Emboss/Engrave Emboss from Face : Pilih jika anda ingin membaut Emboss. Engrave from Face : Pilih jika anda ingin membaut Engrave. Emboss/Engrave from Plane : Pilih untuk memilih sebagian permukaan akan di Emboss, sementara bidang yang lain di Engrave. Lihat Gambar.

Wrap to Face : Akan membuat geometri sketch anda me-wrap (membungkus kali ya...) ke permukaan bidang lengkung. Pilih jika bidang yang akan di Emboss merupakan bidang lengkung. Face : Pilih permukaan lengkung yang akan di emboss. Pilihan ini hanya tersedia jika anda memilih opsi Wrap to Face. Top Face Color : Warna permukaan atas dari wrap feature. Cara Membuat Emboss/Engrave 1. Sebelumnya anda harus mempunyai model 3D dari Part anda. 2. Buatlah sketsa dengan profil tertutup atau Teks yang akan anda Emboss/Engrave kan pada bidang atau sejajar dengan bidang yang ingin anda taruh Emboss disitu.

16

3. Klik Emboss Feature Tool dan pilih Closed Profile yang ingin anda emboss 4. Pilih opsi sesuai dengan desain yang anda inginkan. Kemudian Klok IK, sori Klik OK.

MEMBUAT DECAL Beberapa design mungkin membutuhkan adanya tambahan gambar untuk menjelaskan/ menggambarkan desain tersebut lebih akurat, jelas dan spesifik. Anda dapat meletakkan gambar untuk menambhan kejelasan dan detail dari komponen, dan untuk menunjukkan gambar apa yang akan di tambahkan ketika sebuah pert selesai di manufaktur.

LANGKAH MEMBUAT FEATURE DECAL Membuat feture decal merupakan proses dengan dua tahap. Pertama, anda memasukkan gambar pada satu sketsa, kemudian anda gunakan tool Decal untuk mengaplikasikan gambar tersebut ke sebuah permukaan/bidang. Ketika anda memasukkan gambar tersebut dalam sketsa, anda dapat mengatur ulkuran dan mengkonstrain batas gambarnya. Setelah anda selesai mengatur gambar tersebut pada sketsa anda, anda dapat meletakkan gamabr tsb pada bidang datar atau me wrap gamabr tersebut pada bdiang lengkung. Mengatur Properties Gambar Decal Untuk

membuka

properti

dari

gambar

yang

anda

masukkan, klik kanan pada gambar saat anda berada pada sketch mode, dan atur properti dari gambar tsb. Orientation

:

Klik

untuk

memutar

gambar

dan

membalik/mencerminkan gambar. Use Mask : Memberikan transparasi pada gambar yang mempunyai transparansi.

DECAL DIALOG BOX Image : Pilih gambar pada sketsa tampak yang sudah disiapkan utnuk decal. Face : Pilih permukaan yang akan diberi decal. Wrap to Face : Pilih jika anda ingin agar gambar decal tsb membungkus permukaan yang lengkung. Chain Faces :  Mengaplikasikan decal ke beberapa permukaan yang saling terhubung. Permukaan tersebut harus terhubung secara tangensial (mempunyai edge sambungan halus, tidak patah), dan sudut antar permukaan tersebut harus lebih besar dari 90°. 17

PELAJARAN 7 : MENGGUNAKAN SURFACE Surface adalah sebuah geometri tipis yang tidak mempunyai keteblan dan tidak mempunyai volume. Surface bisa merupakan sebuah bidang datar atau sebuah permukaan 3D kompleks.  Anda dapat mengimpor model surface dari beberapa program 3D modelling lainnya dalam bentuk file lain seperti IGES, STEP, SAT dll.

MEMBUAT SURFACE  Anda membuat Surface dengan tool-tool utnuk membuat feature solid 3D yang lain seperti E xtrude, R evolve, Sweep  dan Loft  dengan pilihan result sebagai Surface. Anda dapat membuat sebuah geometri surface dari sebuah open atau closed profile. PERHATIAN  : Ketika anda memilih Result sebagai Surface pada dialog feature seperti extrude, anda akan diminta untuk memilih lagi profil geometri sketsa anda, walaupun sebelumnya anda sudah memilihnya.

TOOL-TOOL UNTUK MENGGUNAKAN SURFACE Dengan bantuan surface, anda dapat membuat sebuah feature 3D pada part anda dengan lebih efisien dan lebih mudah tanpa perlu membuang banyak waktu untuk mengerjakan dengan metode lain dengan langkah lebih rumit. Salah satu fungsi surface adalah sebagai alat Split/SPLIT TOOL utnuk membelah permukaan/seluruh bagian part. 1. Replace Face Tool Replace Face Tool digunakan utnuk mengganti satu atau lebih permukaan yang telah ada. The new faces must extend beyond the boundaries of teh ones that are being replaced... tau artinya khan... susah nerjemahinnya... Existing Faces : Pilih permukaan yang ada untuk diganti New Faces : Pilih permukaan yang baru  Automatic Face Chain : Secara otomatis akan memilih seluruh permukaan yang bersambungan secara tangensial (sambungannya halus,tidak patah) dengan permukaan yang dipilih. 2. Split Tool : Penjelasan lebih lanjut Split Tool bisa anda lihat pada PELAJARAN 8

18

3. Delete Face Tool  Anda dapat menggunakan Tool Delete Face untuk menghapus permukaan yang anda pilih dari permukaan geometri surface ataupun solid. Faces : Pilih satu atau lebih permukaan yang ingin di hapus. Individual Face : Untuk memilih permukaan satu-persatu Lump : Pilih untuk memilih sekaligus seluruh prmukaan Heal : Untuk membetulkan adanya celah/gap dengan melebarkan permukaan yang bermasalah tersbeut hingga mereka saling berpotongan. Pilihanini tidak tersedia jika anda memilih “Lump”. 4. Thicken/Offset Tool  Anda menggunakan Thicken/Offset Tool

untuk

membuat

offset

dari

sebuah

permukaan 3D atau surface yang ada dan membuat hasil dari offset tersebut sebagai suatu geometri 3D solid ataupun surface. Select : Pilih permukaan atau Quilt yang akan di offset Face or Quilt :  Anda dapat memilih permukaan atatu Quilt . Quilt menurut saya  adalah sebuah surface

yang

tertutup/bersambung,

misalnya

adalah surface yang dibuat dengan mengekstrude sebuah lingkaran, hasil surface tersebut disebut sebagai quilt. Distance : Masukkan jarak offset untuk permukaan yang baru, dihitung dari permukaan asal. Jika anda memilih bidang/permukaan bagian dalam, maka offset yang terjadi akan ke arah dalamdan sebaliknya Output : Pilih opsi outpunya, sebagai surface atau solid.

PELAJARAN 8 : PART SPLIT Kadang anda memerlukan utnuk memotong sebagian part anda utnuk memberikan feature tambahan atau memodifikasi untuk secara akurat menggambarkan desain anda. Anda dapat menggunakan sketch geometri, permukaan/surface, atau work plane sebagai alat untuk membelah/split part atau permukaan yang beririsan dengan alat pembelah tersebut. Sketch geometri, surface dan workplane sebagai alat pembelah tersebut selanjutnya disebut sebagai Split Tool.

19

Situasi dimana anda membutuhkan Membelah Part atau Permukaan dari Part. 

Untuk dapat mengaplikasikan Face Draft ke suatu part



Membelah seluruh Part dan membuang sebagian geometri 3D part tsb dari sebelah sisi Split Tool.



Memeberikan warna yang berbedauntuk daerah tertentu pada permukaan part anda.

LANGKAH MENGGUNAKAN SPLIT FEATURE  Anda dapat menggunakan hal-hal sebagai berikut sebagai Split Tool 

Work Planes



Sketch Geometry



Surfaces

Ketika anda menggunakan Split Tool anda harus memutuskan apakah anda akan membelah hanya permukaan part anda ataukah seluruh part anda. Ketika anda memilih untuk membelah seluruh part anda, sebagaian part tersebut akan dibuang, tergantung ke arah mana anda memilih part yang akan dibuang tersebut.

SPLIT FEATURE DIALOG BOX Split Face Method : Digunakan untuk membelah hanya permukaan dari part saja. Split Tool : Pilih geometri yang akan dijadikan sebagai Split Tool Faces : Pilih permukaan yang akan di belah  All : Pilih seluruh permukaan pada part yang beririsan dengan Split Tool untuk di belah Selected : Pilih hanya permukaan yang terpilih saja pada part yang beririsan dengan Split Tool untuk di belah

Split Part Method : Digunakan untuk membelah seluruh part, dan sebagian part akan di hilangkan, tergantung pilihan arah anda. Split Tool : Pilih geometri yang akan dijadikan sebagai Split Tool Remove Direction : Pilih arah untuk memilih part yang akan dihilangkan.

20

PELAJARAN 9 : 3D GRIP  Anda bisa langsung merubah ukuran geometri dari part anda secara dinamis, tanpa perlu mengedit sketch atau feature anda, dengan menggunakan tool 3D GRIP . Mengedit dengan 3D GRIP, artinya anda menyeseuaikan sebuah geometri dari part anda dengan memilih sebuah permukaan atau sebuah edge dan menempatkan pada posisi yang abru, atau menentukan jarak pergeseran dimana ia harus berubah.  Aspek Penting dalam mengedit menggunakan 3D GRIP TOOL 

Memodifikasi geometri 3D menggunakan 3D GRIP adalah merupakan cara yang sangat cepat dan efisien dalam mengatur geometri model anda.



Daripada masuk ke sketch mode untuk mengedit geometri dari sketch pembetnuk geometri model anda, gunkakan 3D Grip untuk secara langsung mengatur permukaan pada geometri model 3D anda yang ingin anda rubah.



 Anda tetap dapat merubah geometri sketch yang fully constrained dengan 3D Grip, sehingga anda tidak perlu masuk ke sketch mode dan mengedit dimensinya satu per satu.

Mengatur bentuk model 3D menggunakan 3D GRIP sangat berguna ketika kita baru masuk dalam tahap conceptual design , dimana ukuran dan dimensi yang eksak dari modle kita belum diketahui secara pasti. 3D GRIP juga berguna untuk membuat model part anda mempunyai ukuran yang tepat dalam pengasemblian tanpa perlu part tersebut kita buat adaptif.

3D GRIP TOOL  Aspek Penting : 

 Anda dapat mengakses tool 3D Grip dari menu shortcut hanya setelah anda memilih feature, permukaan atau sketch mana yang akan di atur menggunakan 3D GRIP. 3D Grip tool bisa diakses pada lingkungan part modelling maupun assmebly modelling. Pada lingkungan assembly modelling, part yang model geometrinya anda rubah akan disimpan sebagai sebuah individual part.



3D Grip Tool hanya bisa merubah/mengatur permukaan dari geometri yang dibentuk oleh feature Extrude, Revolve, dan Sweep.



Feature Extrude dan Revolde mempunyai grip yang berada pada permukaan dan edge dari feature tsb. Untuk pengeditan pada bagian permukaannya, anda hanya bisa meng-grip permukaan yang tidak sebidang dengan sketch asal dari feature tsb. Sweep feature hanya bisa di grip sketsa geometri dari penampang melintangnya saja.

21



Ketika anda sedang mengedit menggunakan 3D Grip tool, semua konstrain dimensional akan diabaikan dan diperlakukan seperti driven dimension. Ketika anda selesai mengedit dengan 3D Grip, dimensi dari geometri yang di grip akan di update sesuai dengan ukuran yang baru akibat grip tadi.



 Anda dapat merubah dimensi yang muncul pada 2D sketch ketika anda mengedit menggunakan 3D Grip, seperti ketika anda berada pada sketch mode.



Untuk dimensi yang menggunakan formula/ekspresion, nilai dimensi tersebut akan diganti menjadi nilai ukuran yang eksak setelah anda edit menggunakan 3D Grip.

Cara menggunakan tool 3D GRIP : 1. Pilih face/permukaan atau feature yang ingin anda atur menggunakan 3d Grip tool.

2. Klik kanan pada face atau feature tersebut dan pilih 3D Grips. 3.  Arahkan kursor pada lingkaran grip untuk menentukan arah dari pengaturan. Panah akan muncul dengan arah menunjukkan arah positif pengaturannya.

4. Klik pada panah yang muncul pada lingkaran grip dan drag untuk merubah lokasi permukaan ke lokasi yang baru.

22

PELAJARAN 10 : PARAMETER ADVANCED ; LINKED PARAMETERS

23

PELATIHAN INTENSIF

AUTODESK INVENTOR 10 ESSENTIAL to ADVANCED LEVEL

MODUL 6

ASSEMBLY MODELLING FUNDAMENTAL

Modul 6 mempelajari : 



Pengenalan Assembly Modelling  Assembly Browser



Menempatkan Komponen pada Assembly



Membuat Komponen dalam Konteks Assembly Centric



Menggerakkan Komponen



Mengkonstrain Komponen





 Adaptif Part dan Derivatif Part Membuat exploded Assembly dalam Presentation Environment JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2006

PELAJARAN 1 : Assembly Modelling : INTRO Konsep Assembly Modelling Dalam assembly modelling, anda meletakkan komponen pada sebuah lingjkungan assembly dan menggunakan berbagai tools untuk meng assembly komponen tersebut. Anda dapat membuat geometri 3D baru, meletakkan part atau assembly lain yang anda telah buat, dan mengatur hubungan antara beberapa part dalam assembly tersebut.  Anda membuat sebuah assembly dengan menggabungkan beberapa komponen dan/atau sub assembly kedalam satu assembly environment. Hubungan parametris dibuat antara tiaptaip komponen yang akan menentukan kelakuannya pada assembly tersebut. Hubungan ini dapat bervariasi mulai dari konstrain sederhana yang berdasarkan hubungan yang menentukan sebuah posisi komponen pada suatu assembly, hingga hubungan yang lebih kompleks seperti adaptivity, yang membuat sebuah komponen bisa berubah ukurannya tergantung hubungannya dengan komponen lain pada assembly tersebut.

Metode-metode Assembly Modelling

Terdapat tiga buah metode dasar yang digunakan dalam assemly modelling. Top Down Assembly Modelling : seluruh komponen assembly dibuat dalam

konteks assembly centric. Anda membuat sebuah file assembly baru kemudian merancang tiap-tiap komponen ketika anda masih berada dalam lingkungan assembly. Ketika anda meerancang tiap komponen anda menerapkan assembly constrain yang dibutuhkan dan membuat perubahan pada komponen berdasarkan hubungannya dengan komponen lain pada assembly tersebut. Bottom Up Assemby Modelling : tiap-tiap komponen penyusunan dibuat sebagai

sebuah file part tersendiri diluar lingkungan assembly. Setelah anda membuat partpart tersebut, kemudian diletakkan pada sebuah lingkungan assembly, kemudian assembly constrain diterapkan pada part-part itu. Middle Out Assembly Modelling :  pendekatan disain ini fleksibel dan mendekati

permodelan sesungguhnya di dunia nyata. Sebagai contoh, anda membuat sebuah part yang mempunyai deisain khusus hanya untuk sebuah assembly saja, dan part lain yang stándar seperti mu, baut dan lain-lain yang telah disediakan atau dibuat. Jadi walaupun anda merancang seluruh komponen non stándar

menggunakan

pendekatan top down , namun ketika anda meletakkan komponen stándar yang

tersedia, anda telah memasuki pendekatan middle out karena anda telah memasukkan komponen atau part yang telah diciptakan diluar assembly.

 Assembly Constraints-Basic

 Anda

menggunakan assembly

constraints

untuk

menciptakan hubungan

parametris antara tiap komponen dalam tiap assembly. Sebagai mana anda menggunakan 2D konstrain untuk mengontrol geometri 2D anda menggunakan 3D assembly constrain dalam sebuah assembly untuk mengatur posisi sebuah komponen

dalam hubungannya dengan komponen yang lain. Basic assembly

constrain terdiri dari empat macam yang akan dijelaskan sebagai berikut : Mate/Flush Constraint : digunakan untuk meluruskan part feature seperti

permukaan rusuk atau sumbu suatu part ke part yang lain.

Sebelum di Mate Constraint

Setelah di Mate Constraint

Sebelum di Flush Constraint

Setelah di Flush Constraint

 Angle Constraint : digunakan untuk memberikan sudut antara dua buah part bisa

diaplikasikan ke permukaan datar, garis rusuk yang datar atau sumbu-sumbu.

Tangent Cosntraint : digunakan untuk membuat sebuah hubungan tangensial

antara permukaan dari dua

buah part. Salah satu ebuah part tersebut harus

merupakan permukaan lengkung.

Tangent Constraint dengan Solusi Outside

Tangent Constraint dengan Solusi Inside Insert Constraint : digunakan untuk memasukkan sebuah komponen ke komponen

lain seperti baut poros dan lain –lain kedalam lubang pasangannya pada komponen lain. Konstrain ini mengkombinasikan sebuah mate constraint antara dua sumbu dan sebuah mate constraint antara dua permukaan datar.

Konstrain ini diterapkan

dengan memilih edge circular pada tiap part.

Sebelum di Insert

Setelah di Insert

Sub-Assemblies

 Anda

menggunakan

mengorganisasikan

sub

assembly

untuk

sebuah

assembly

yang

mempunyai banyak komponen kedalam grup yang lebih

kecil.

merupakan

Sebuah

sub

assembly

sebuah

assembly

yang

sebenarnya diletakkan

kedalam assembly yang lain. Dalam konteks assembly secara keseluruhan, sebuah sub assembly dianggap sebagai sebuah part. Komponen-komponen penyusun sub assembly tersebut dikonstrainkan satu sama lain, sedangkan sub

assembly tersebut dikonstrainkan dalam suatu assembly secara keseluruhan sebagai sebuah part. Untuk mengedit konstrain pada sub assembly anda mendobel klik sub assembly tersebut pada panel browser.  Assembly Sketching

 Anda menggunakan assembly sketching untuk membuat fitur-fitur (seperti hole ekstrusi dan chamfer) yang ada hanya pada assembly tertentu. Fitur-fitur tersebut tidak akan disimpan dalam file part yang terpengaruh tetapi hanya disimpan dalam file sub assembly, dan hanya akan mempengaruhi part jika part itu dibuka dalam assembly yang telah diberikan fitur tersebut. Sebagai contoh anda membuat sebuah poros dengan suatu ukuran yang telah ditentukan. Poros itu akan dipakai pada beberapa macam assemly, dengan tipe slot pasak berbedabeda. Anda cukup membuat sebuah poros kemudian anda membuat fitur slot pasak yang berbeda-beda tersebut pada tiap-tiap assembly

Lingkungan Assembly Lingkungan assembly pada inventor

mempunyai

kemiripan

pada

modeling

part dengan

pengecualian

beberapa

tools yang hanya dimiliki assembly modeling.  Assembly

Panel

Bar

:

berisi beberapa tools khusus untuk assembly modeling.  Assembly Browser : berisi daftar komponen penyusun assembly dan konstrain

yang diterapkan padanya.  Assembly Coordinate Elements : sama dengan lingkungan part modeling, tiap

assembly juga mempunyai independent coodinate system.  Assembly Components : part- part dan penyusun sub assembly penyusun

assembly keseluruhan. Klik tanda plus disebelah kiri komponen untuk mengetahui assembly constraint yang telah diterapkan.

3D Indicator :

menampilkan orientasi pandangan sekarang relatif terhadap

koodinat sistem assembly.

 Assembly Coordinate System

Tiap-tiap file assembly memiliki sistem koordinat yang independent. Ketika anda meletakkan komponen pertama pada satu assembly titik origin (0,0,0) dari part akan terletak sama dengan titik origin dari assembly.

 Assembly Panel Bar  Assembly panel bar berisi tool tool yang dikhususkan untuk assembly modeling. panel bar tersebut bisa mempunyai pilihan assembly, part, dan sketch mode tergantung konteks apa yang sedang anda kerjakan.

PELAJARAN 2 : Assembly Browser  Assembly browser menggunakan beberapa opsi untuk bekerja pada lingkungan assemby dan merupakan tool utama untuk mengatur komponen-komponen assembly dan fitur-fiturnya.

In-Place Activation In-place activation berarti anda mengaktifkan suatu part dalam konteks assembly, yang berarti juga anda dapat mengedit part tersebut. Terdapat beberapa cara untuk mengaktivasi sebuah part dalam lingkungan assembly. 

Pada browser atau jendela utama double klik part yang ingin diaktivasikan.



Pada browser pada jendela utama klik kanan pada part tersebut, dan pada shortcut menu klik edit



Pada browser atau jendela utama klik kanan pada part dan pada shortcut menu kliik open. Opsi ini akan membuka part tersebut pada window yang terpisah. Setiap perubahan yang diberikan pada part tersebut secara otomatis akan direfleksikan pada assembly.

Result of In-Place Activation Ketika sebuah part diaktivasi dalam konteks sebuah assembly terjadi beberapa perubahan sebagai berikut 

Pada browser warna background pada part yang lain akan berubah menjadi abu-abu.



Pada browser part tersebut akan ter- expand   secara otomatis sehingga fitur dari part tersebut terlihat.



Panel bar akan berubah dan menapilkan tool modeling .



Pada jendela utama part yang non-aktif akan transparan.

 Visibility Control Untuk mengatur penampakan dari tiap komponen pada asebuah assembly, klik kanan kompoen tersebut pada browser panel dan pilih visibility  pada shortcut menu. Tanda check-mark  menunjukan bahwa komponen tersebut mempunyai visibility on 

Browser Appearance Pada assembly browser, part-part dengan visibility yang di- off  kan, akan nampak berwarna abu-abu.

Isolating Assembly Components  Anda dapat mematikan visibility dari banyak komponen sekaligus kecuali komponen yang dipilih, dengan mengklik kanan komponen yang diklik tersebut dan pilih isolate   pada shortcut menu.

 Assembly Resequence  Anda dapat mengatur urutan dari daftar komponen yang ada di assembly browser dengan cara men-drag   satu komponen kemudian menempatkannya keatas/kebawah. Ini berguna agar urutan komponen pada assembly tersebut lebih logis dan mudah dipahami.

 Assembly Restructure Ketika anda membuast sebuah assembly anda mungkin

perlu

beberapa

untuk

komponen

mengorganisasikan kedalam

satu

sub

assembly dengan me-restrukturisasi sebuah assembly anda membuat sub assembly dan meletakan komponen yang telah ada pada sub assembly tersebut. Anda me-rekstrukturisasi sebuah assembly menggunakan tool “ demote ”. ketika anda menggunakan tool demote, create inplace component dialog box muncul. New Component Name : masukan sebuah nama file untuk sub assembly. Template : pilih sebuah template yang akan digunakan untuk sebuah sub assembly

baru. New File Location : masukan/browse alamat file untuk sub assembly baru. Default BOM Structure : pilih bagaimana sub assembly ini akan ditampilkan dalam

sebuah bill of material (BOM). Pilih parameter normal, inseperable, purcashed, phantom, atau reference.  Virtual Component : opsi ini digunakan untuk menciptakan komponen yang tidak

memerlukan modeling geometry, dan tidak membutuhkan sebuah file. Jangan memilih opsi ini ketika menggunakan pilihan demote.

 Assembly Restructure Constraint Warning Ketika

memasangkan

kembali

part

kedalam sub a assembly, anda mungkin kehilangan beberapa assembly constraint selama

proses

memungkinkan

pemasangan. anda

sebaiknya

Ketika me-

restruktur seluruh part untuk diikutkan kedalam sebuah sub assembly pada saat yang sama.

Jika anda me-restruktur part itu secra terpisah/sebagian, anda akan kehilangan assembly constraint dan harus kembali meng-constraint kembali sub assembly tersebut. Untuk me-restrukturisasi seluruh part dalam satu langkah, pilih seluruh part didalam browser kemudian pilih demote   tool. Aksi ini akan menempatkan seluruh part-part terpilih kedalam sub assembly baru dan mempertahankan constraint -nya. Constraint yang di terapkan pada part di dalam sebuah assembly yang sama akan dipertahankan  jika constraint tersebut di restrukturisasi masuk ke dalam sebuah sub assembly baru pada saat yang sama. Constraint yang diterapkan kepada part dalam sebuah assembly/sub assembly yang berbeda tidak akan di pertahankan.

Drag and Drop Restructuring Jika sebuah sub assembly sudah ada sebelumnya, masih dimungkinkan untuk merestruktur assembly tersebut dengan men- drag   part dari top-level assembly ke sub assembly. Juga dimungkinkan untuk men-drag   /drop   part dari sub assembly ke top-level assembly. Tergantung pada kondisi constraint, anda mungkin kehilangan assembly constraint jika menggunakan metode ini.

Browser Filters  Anda dapt mem-filter   tampilan informasi pada browser dengan menggunakan browser filter. Bila assembly yang anda buat semakin kompleks, browser filter dapat membantu anda dengan menghirarkikan informasinya. Pada bagian atas assembly browser klik tombol “browser filter” dan filter menu akan ditampilkan. Hide Works Features : menyembunikan seluruh fitur-fitur kerja anda termasuk

folder aslinya. Show Children Only : menampilkan hanya level pertama dari sub hirarki. Part-part

yang tersembunyi tercakupkan dengan sebuah sub assembly ketika top-level assembly itu sedang dalam keadan aktif. Hide Notes : menyembunyikan seluruh catatan yang terlampir pada fitur. Hide Documents : menyembunyikan dokumen-dokumen dimasukan. Hide Warnings : menyembunyikan simbol-simbol peringatan yang ada pada panel

browser

Browser Display Mode Ketika anda bekerja dalam sebuah assembly, mode tampilan assembly browser menjadi default dalam tampilan assembly. Browser display mode menampilkan part dan assembly

constraint. Anda dapat merubah display mode menjadi tampilan modeling dengan memilih drop-down menu “ assembly view” yang ada pada bagian atas browser. Modeling view

menampilkan part-part dan fitur-fitur kerja. Model ini bisa Anda gunakan untuk mengidentifikasikan fitur dari part dan mengaktifkannya untuk proses editing tanpa perlu mengaktifkan part. Pada gambar diatas, perhatikan kemunculan daftar assembly constraint ketika anda berada dalam assembly view dan kemunculan part feature ketika berada dalam modeling view. Ketika dalam modeling view, perhatikan juga folder constraint pada urutan teratas. Expand folder ini untuk melihat assembly constraint.

Enabled Components Secara default , Ketika anda meletakan komponen kedalam assembly, komponen itu berada dalam kondisi enable. Jika sebuah komponen berada dalam kondisi  enable , anda dapat mengakses komponen tersebut dalam mode editing dan menambahkan constraint terhadap komponen tersebut. Sebaliknya, ketika komponen tidak berada dalam kondisi enable , komponen tersebut akan terlihat agak samar pada graphic window, dan warna dari ikon komponen akan berubah menjadi hijau pada panel browser. Ketika anda membuka sebuah file assembly, data struktur dari komponen yang digunakan telah tersedia walaupun komponen tersebut tidak berada dalam kondisi enable, hanya grafik informasi saja yang dikeluarkan. Untuk assembly yang kompleks, fasilitas ini sangat membantu anda untuk meningkatkan performa sistem secara keseluruhan. Di dalam browser/graphic window klik kanan part dan klik pilihan menu enable pada shortcut menu. Tanda check mengindikasikan komponen tersebut berada dalam kondisi enable .

Grounded Components Secara default, part pertama yang dimasukan kedalam lingkungan assembly akan dikondisikan dalam kondisi grounded . Derajat kebebasan dari komponen tersebut hilang dan komponen tersebut tidak dapat di pindah posisinya. Ketika anda menerapkan constraint pada sebuah komponen grounded , komponen lain yang non-grounded  akan berpindah menyesuaikan constraint terhadap komponen grounded   yang di-fix kan posisinya. Meskipun komponen pertama di grounded   tidak ada batas dari jumlah part yang di grounded yang dapat Anda bangun pada sebuah assembly. Anda dapat menghilangkan pengaruh grounded pada part pertama dalam assembly dengan cara mengklik kanan pada komponen pertama (grounded component) dan hilang tanda centang(check mark) pada shortcut menu.

PELAJARAN 3 : Placing Components in an Assembly Sebagaiman anada membuat assembly, anda menempatkan komponen geometry yang mewakilkan part-part assembly secara individual. Dalam pelajaran ini anda akan mengetahui beberapa cara berbeda untuk memasukan komponen kedalam sebuah assembly.

The Place Component Tool

 Anda gunakan place component tool untuk menempatkan komponen kedalam sebuah assembly. Pilih tool ini dan open dialog box akan muncul. Lalu browse file part yang akan anda letakan didalam lingkungan assembly. Komponen pertama yang diletakan dalam linkungan assembly secara otomatis akan ditempatkan pada orogin point(0,0,0) dalam keaadan grounded.  Anda dapat menaruh lebih dari satu komponen yang sama dengan mengklik dilokasi yang berbeda dalam graphic window. Setelah anda selesai menempatkan komponen kedalam assembly, klik kanan dan pilih done pada shortcut menu.

Open Dialog Box Pilih file yang akan dimasukan kedalam lingkungan assembly dan tekan tombol open. Untuk memasukan file dengan format lain selain dari format yang didukung oleh  Autodesk Invetor, klik pada file type pada drop down list.

Sources of Placed Components Disamping anda dapat menggunakan geometri part dari aplikasi Autedesk Inventor, anda dapat menggunakan geometry dari aplikasi lain sebagai part di dalam assembly yang anda buat. Dibawah ini terdapat daftar list tipe file yang dapat anda gunakan dalam Autodesk Inventor: 

 Autodesk Inventor parts and assemblies (*.ipt, *.iam)



 Autedesk Mechanical Desktop (*.dwg)



 Autocad (*.dwg)



file SAT(ACIS/ShapeManager) (*.sat)



file IGES (*.igs, *ige, *.iges)



file STEP (*.stp, *.ste, *.step)



Pro Enginer (*.prt, *.afm)

Sebagian dari format diatas akan diubah menjadi file Autodesk Inventor ketika file tersebut ditempatkan dalam assembly. Tetapi sebagian yang lain seperti file yang berformat Autodesk Mechanical desktop(*.dwg) tidak akan diubah oleh Autodesk Inventor dan juga file tersebut masih tetap berhubungan dengan assembly anda. Sehingga setiap ada perubahan pada file tersebut (Autodesk Mechanical Desktop) secara otomatis akan direfleksikan dalam linkungan assembly yang anda buat.

Supported Files Types Pada open dialog box, pilih file type drop down list untuk menampilkan tipe file yang di support oleh Autodesk Inventor.

Mechanical Desktop Parts in Autodesk Inventtor Assembly

Pada gambar diatas, menunjukan sebuah part Aautodesk Mechanical desktop yang digunakan dala sebuah Aautodesk Inventor assembly. Klik kanan pada part, kemudian pilih open untuk membuka part didalam aplikasi Autodesk Mechanical Desktop.

Perubahan yang dilakukan pada part. Akan terefleksikan juga dalam assembly mode di dalam inventor.

Dragging Components into an Assembly  Anda dapat men-drag   komponen masuk kedalam sebuah assembly dari open part file yang lain atau dari window explorer. Aksi ini akan menghasilkan komponen yang terpilih akan ditempatkan kedalam assembly work area sama seperti jika anda menggunakan place component tools.

Replacing Components Ketika anda membuat assembly, anda mungkin perlu untuk mengganti beberapa komponen. Sebagai contoh, ketika anda mengassembly anda dapat menempatkan sebuah part yang masih perlu direvisi (belum versi final). Setelah anda mendapatkan geometry dan ukuran yang tepart dari part tersebut, anda dapat mengganti part yang belum final tersebut dengan part versi finalnya. Ketika anda mengganti komponen pada assembly, beberapa assembly constraint akan hilang dan anda perlu membuatnya kembali. Terdapat dua versi dari tool replace component 

Replace : hanya mengganti beberapa komponen yang dipilih



Replace All : mengganti semua penampakan dari komponen yang dipilih

Ketika anda mengganti komponen pada assembly, Possible Constraint Loss   dialog box muncul. Klik ok untuk melanjutkan dan mengganti komponen yang dipilih, atau klik cancel untuk membatalkan penggantian komponen

PELAJARAN 4 : MEMBUAT KOMPONEN DALAM SUATU ASSEMBLY Membuat komponen dalam suatu assembly membolehkan anada utntuk merancang part-part dalam konteks Membuat komponen dalam suatu assembly dimana mereka akan diletakan. Teknik ini memberikan keuntungan yaitu; geometri dan ukuran dari part anda bisa langsung di validasikan dengan komponen lain yang ada dalam assembly tersebut.

Creating Component In-Place Dengan membuat part dalam konteks assembly anda bisa mereferensikan geometri, ukuran, dan fitur dari part yang lain untuk membantu dalam pemodelan suatu part yang baru secara langsung dalam satu lingkungan assembly dimana part-part tersebut akan di-assembly-kan

Keuntungan membuat part in-place 

Bisa menggunakan referensi dari part yang lain pada assembly.



Memvalidasi fungsi-fungsi part dalam assembly.



Dapat membuat hubungan antar part yang adaptif.



Memberikan gambaran yang lebih jelas dari rancangan anda secara keseluruhan.

Create in-place component dialog box New component name : masukan

nama file dari part/sub assembly. Template : pilih template yang akan

digunakan untuk membuat part/sub assembly. New file location :  masukan/browse

ke lokasi untuk menyimpan part /sub assembly yang baru. Default BOM structure :  pilih bagaimana sub assembly ini akan ditampilkan dalam

sebuah bill of material (BOM). Pilih parameter normal, inseperable, purcashed, phantom, atau reference.  Virtual Component: opsi ini digunakan untuk menciptakan komponen yang tidak

memerlukan modeling geometry, dan tidak membutuhkan sebuah file. Jangan memilih opsi ini ketika menggunakan pilihan demote. Constraint Sketch Plane to selected Face or Plane : pilih opsi ini untuk secara

otomatis menerapkan flush constraint antara part yang baru dan permukaan datar yang dipilih. Opsi ini tidak tersedia setelah memilih sebuah template assembly.

Menggunakan Work Feature pada assembly Ketika anda membuat komponen dalam konteks assembly, ingatlah bahwa tiap-tiap file assembly mempunyai sistem koordinatnya dan origin work features sendiri-sendiri. Anda dapat menggunakan mereka untuk mengorientasikan bidang sketsa dari part part baru dan mereka dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat work feature   tambahan dari part baru tersebut.  Anda juga dapat menggunakan tool-tool work plane, work axis, dan work point untuk membuat assembly constraint yang baru berdasarkan work feature.

Using 2D sketches anda dapat menggunakan sketsa 2D dalam assembly ketika anda membuat part baru dan memvalidasikan rancangan anda. ketika anda melakukan ini, anda tidak perlu membuat fitur-fitur 3D pada fase awal desain. Anda dapat membuat sketsa geometri dasar yang anda

perlukan untuk memvalidasi fitur-fitur tertentu dan kemudian dari part modeling tersebut dan memberikan assembly constraint pada sketsa 2D seperti anda memberikan constraint ke fitur-fitur 3d. Menggunakan teknik ini anda dapat mevalidasi fungsi yang anda desain dari part tersebut sebelum anda membangun bentuk final dari part tersebut.

Using Projected edges and features Menggunakan tool yang sama untuk meproyeksikan edge dan fitur pada suatu part file anda dapat memproyeksikan edge dan fitur dari part yang lain dalam satu assembly. Anda jiuga dapat menggunakan proyeksi geometri ini untuk membuat fitur baru pada part yang sedang anda buat. Menggunakan teknik ini anda dapat membuat part dalam assembly dengan fitur yang pas. Ketika anda memproyeksikan geometri dari part, hasil proyeksi tersebut bisa merupakan geometri referensi yang asosiatif maupun statis. Tiap tipe tersebut mempunyai keunggulan/kekurangan yang unik. Perbedaan terbesar antar geometri referensi yang asosiatif dan statis dapat dilihat dari perubahan geometri tersebut ketika fitur atau part yang diproyeksikan berubah. Geometri referensi yang asosiatif menjaga hubungannya dengan part/fitur asal dan ikut berubah jika fitur/part asal tersebut berubah. Geometri refernsi statis tidak terhubung balik dengan part/fitur asal yang menghasilkannya, ia tidak berubah jika fitur/part asal tersebut berubah.

 Associative reference

Static reference

Receiving part is adaptive

Receiving part is not adaptive

Degrees of freedom on recieving part are

Degrees of freedom on receiving part are not

reduced

effected

Geometry cannot be trimed or dimensioned

Geometry cannot bi trimed or dimensioned

Projecting edges and features Metode berikut bisa digunakan untuk mengakses tool untuk memproyeksikan egde dan fitur

Crosspath geometry projection Untuk mengaktifkan/meng-nonaktifkan assosciative refence geometry, pada tool menu klik aplication options   pada options dialog box pilih tab assembly   dan hilangkan tanda checkmark pada pilihan “enable associative egde/loop geometry projection during inplace modeling”. Jika pilihan ini tidak dipilih, maka proyeksi geometri yang terjadi adalah geometry referensi statis.

Pada gambar berikut, proyeksi geometri adalah associative. Perhatikan kemunculan tanda yang berarti sketsa, fitur, dan part tersebut adalah adaptive. Pada gambar berikut proyeksi geometri adalah statis. Perhatikan penampakan sketsa di browser. Pada lambang sketsa, tidak terdapat tanda adaptive   /referensi yang terhubung dengan sketsa tersebut.

PELAJARAN 5 : Meng-Constraint Komponen I – Basic Assembly Constraint Ketika anda membuat assembly dari beberapa part, anda memberikan hubunggan parametrik antara part-part tersebut. Hubungan tersebut dibut menggunakan assembly  constrain   yang meniru situasi di dunia nyata dan kondisi operasi dari komponen-komponen

assembly tersebut secara nyata.  Anda menerapkan assembly constraiin ke part-part untuk menentukan posisi, orientasi, dan derajat kebebasan yang ditentukan. Anda menggunakan constrain tools atau ALT/DRAG atau metode ALT-Drag untuk mengaplikasikna constrain tanpa menggunakan Flash constrain Dialog Box.

Placing Constrain  Anda menerapkan tiap-tiap assmbly constrain ke dua kompnen pada assembly atau ke sebuah komponen dan satu origin work feature   pada assembly. Ketika anda memulai menggunakan tool constrain, setelah anda memilih tipe constrain, anda memilih satu feature pada tiap part untuk menerapkannya. Geometri yang anda pilih tergantung pada tipe constrain yang anda terapkan. Feature yang akan di constrain dapat berupa 3D part feature, atau work feature pada level part atau assembly . Terdapat 4 buah tipe assembly constrain yang dapat diterapkan antara part-part penyusun assembly : MATE, ANGLE, TANGEN, dan INSERT. Tipe constrain yang dipilih tergantung pada part feature dan desain yang anda gunakan. Gambar berikut menunjukkan axis darii dua buah part silindris yang di constrainkan.

Basic Constrain Place Constrain Dialog Box Tipe  : pilih tipe yang akan anda terapkan Selection  : ketika anda memilih feature yang akan

diconstrain tombol selection 1 dan selection 2 akan diaktifkan secara otomatis. Jika anda ingin merubah feature yang diseleksi klik tombol selection  dan pilih feature  yang baru. Pick  Part  First   : pilihan ini membatasi pemilihan

feature untuk part yang dipilih. Pertama anda harus memilih sebuah part kemudian pilih feature yang akan diconstrain. Pilihan ini biasanya digunakan pada situasi dimana feature yang anda ingin constrain terhalang/tertutupi oleh part yang lain dalam assembly. Offset   / Angle   : label dari box ini berubah tergantung tipe constrain yang anda pilih.

Masukkan nilai untuk jarak atau sudut constrain yang bersangkutan. Solution   : tiap tipe constrain memberikan solusi yang berbeda silahkan baca keterangan

selanjutnya pada penjelasan lebih detail untuk tiap-tiap constrain. Preview  Constraint  : pilihan ini menampilkan preview dari constrain yang anda terapkan.

Predict Offset and Orientation : hanya tersedia untuk mate dan a ngle constrain.

Mate Constraint  Anda

menggunakan

mate

constraint

untuk

memasangkan

atau

menempelkan

geometri/feature yang anda pilih. Anda dapat memilih faces, planes, axis, edges, and titik.  Anda jiuga dapat memasukkan nilai offset untuk mengatur jarak kedua geometri/feature tersebut. Solution Options Mate : geometri yang dipilih akan bertempelan satu dengan yang lainnya.

Flush : permukaan yang akan dipilih akan menjadi satu bidang

 Angle Constraint Gunakan Angle constraint untuk menentukan besar sudut antara 2 buah permukaan datar, bidang atau garis. Solution Options Directed   Angle   : gunakan pilihan solusi ini, untuk mengukur besar sudut menggunakan

aturan tangan kanan.

Undirected   Angle   : ini adalah pilihan default. Pilihan ini digunakan agar orientasi dari

komponen tidak membalik ketika anda mendrive angle constrain .

Tangen Constraint Gunakan tangen constrain untuk menentuikan kondisi tangensial antara satu feature circular dengan sebuah bidang atau faces, atau antara dua buah feature circular. Solutuion Option Inside   : membuat solusi tangensial antara bagian dalam feature  circular   dengan bagian

kuar feature circular y ang lain. Outside  : membuat solusi tangensial antara bagian luar feature circular  dengan bagian kuar feature circular  yang lain.

Insert Constraint Gunakan insert constrain untuk memasukkan sebuah feature  circular   dari satu  part  ke feature circular  part  yang lain. Hasilnya adalah sebuah constrain  dimana garis tengah sumbu

kedua feature circular  tersebut menjadi satu garis dan kedua axes yang dipilih menjadi satu bidang Solution Option Opposed    : solusi ini memaksa arah normal dari 2 permukaan yang dipilih menjadi saling

berlawanan.  Alligned   : solusi ini memaksa arah normal dari 2 permukaan yang dipilih menjadi sama.

Menggunakan ALT-Drag untuk menerapkan Constraint Metode  Alt -Drag   merupakan cara alternatif untuk menerapkan solusi ini memaksa arah normal dari 2 permukaan yang dipilih menjadi saling berlawanan constrain . Tekan dan tahan tombol  ALT  kemudian klik dan drag feature yang akan diterapkan constrain . Constraint glyph  muncul menandakan tipe constrain   yang akan diterapkan teruskan men-drag kursor ke feature dari part yang lain yang akan diconstrain. Kemudian lepas tombol mouse untuk membuat solusi ini memaksa arah normal dari 2 permukaan yang dipilih menjadi saling assembly contrain .

Tipe Constrain dengan metode ALT-Drag Ketika anda menggunakan metode  ALT -drag  untuk menerapkan constrain , tipe contrain  yang akan diterapkan berdasarkan geometri  feature   yang anda pilih. Anda dapat merubah tipe

constrain   dengan menekan tombol keyboard yang sesuai. Lepaskan tombol  ALT   tapi anda

harus tetap menekan tombol klik kiri mouse. 

Mate : tombol M atau 1



 Angle : tombol A atau 2



Tangen : tombol T atau 3



Insert : tombol I atau 4

 Viewing Constraint Setelah anda membuat assembly  constraints   anda dapat melihatnya pada browser dengan cara yang berbeda. Jika anda memilih sebuah constraint pada browser, geometri atau feature yang diconstrain tersebut akan di highlight dengan warna berbeda.

Browser-Assembly View Ketika anda membuat assembly constraint, tiap-tiap part atau feature akan mempunyai pasangannya dan pada browser, tiap constrain tersebut akan dituliskan 2 kali, satu pada satu part dan satu lagi pada part pasangannya. Gambar dibawah ini menunjukkan bagaimana assembly constrain nampak dibawah tiap part dimana constrain itu diterapkan. Jika anda ingin mengedit, supress atau men-delete constrain anda dapat mengaksesnya pada salah satu part atau pasangannya.

Browser-Modelling View Jika anda merubah browser ke modelling view, constrain-constrain yang diterapkan akan nampak didalam folder CONSTRAINTS. Anda dapat meng-ekspand folder tersebut untuk mengakses constraint-constraint yang ingin anda edit, hapus, stau suppress.

Shortcut Menu Options Pada browser panel jika anda meng-klik kanan pada sebuah constrain shortcut menu berikut akan muncul. 

Find In Window : membesarkan pandangan ke geometri yang berisi constrain yang dipilih. Ini akan membantu anda untuk meng-identifikasikan constrain secara grapikal.



Other Half : pilihan ini akan meng-highlight constrain yang sama pada part atau feaure pasangannya, dengan meng-ekspand satu kompnen dan memilih constrain yang diterapkan. Pilihan ini akan membantu meng-identifikasi komponen yang telah diterapkan constrain tertentu.

Mengedit Constraints  Anda dapat mengedit constraint dengan cara yang sama seperti anda mengedit part feature dalam lingkungan part modelling. Pilih constrain pada browser panel, kemudian klik kanan pada constrain tersebut, dan klik edit pada shortcut menu. Ketika anda mengedit sebuah constrain, akan muncul dialog box yang sama seperti ketika anda membuat constrain baru. Semua pilihan pada dialog box dapat dirubah termasuk tipe constrain. Geometri atau feature yang dipilih untuk first selection di highlight dengan warna biru, sementara geometri atau feature yang dipilih untuk second selection di highlight dengan warna hijau.

Merubah Nilai Offset/Angle Constraint Terdapat 2 cara untuk merubah nilai offset/angle tanpa perlu menggunakan edit constrain dialog box. 

Menggunakan edit box pada bagian terbawah browser panel : pilih constraint yang akan dirubah nilainya dan klik kiri constraint tersebut. Kemudian masukkan nilai offset/angle yang baru untuk constraint tersebut pada bagian terbawah dari browser panel dan tekan ENTER.



Menggunakan edit dimension dialog box : pada browser panel klik kanan constraint yang akan dirubah nilainya,

dan klik modified pada shortcut menu. Pada edit

dimension dialog box masukkan nilai offset/angle yang baru untuk constraint tersebut, dan tekan ENTER atau klik checkmark.

PELATIHAN INTENSIF

AUTODESK INVENTOR 10 ESSENTIAL to ADVANCED LEVEL

MODUL 7 ASSEMBLY MODELLING ADVANCED

Modul 7 mempelajari : 

Mengkonstrain Komponen dengan Advanced Constraints



Mengontrol Gerakan dengan Motion Constraint



Transitional Constraint



Design View Representation



iMates



 Assembly Analysis



 Assembly Centric Bill of Materials

JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA  YOGYAKARTA 2006

PELAJARAN 1 : Advance Assembly Constraint Dalam pengasmeblian kompoenen yang brgerak, anda mungkin ingin mensimulasikan pergerakan tsb. Anda dapat mensimulasikan gerakan tersebut menggunakan Motion & Transitional Constraint.

Motion Cosntraint Motion Constraint digunakan untuk mensimulasikan secara realisitis gerakan pada assmebli Inventor yang anda desain untuk bisa bergerak.

Tipe Motion Constraint Rotation : menerapkan hubungan gerakan rotasioanl antara dua komponen. Constraint ini biasa digunakan dalam perngasemblian pasangan roda gigi. Belt drive dsb. Rotation-Translation :  menerapkan hubungan gerakan rotasional dan transisional antara dua komponen. Contoh pemakaian constraint ini adalah pada mekanisme RackPinion.

Motion Constraint Tool Dialog Box Rotation Type:

Rotation : menerapkan Constraint rotasional antara dua komponen Ratio :  masukkan nilai perbandingan antara dua komponen yang dikonstrain. Tip :  jika anda memilih ua buah permukaan silindris,

Inventor

perbandingan

yang

dapat tepat

menghitung sesuai

nilai

perbandingan

radius antara dua komponen yang anda pilih. Selection : Pilih sebuah edge atau axis sebagai sumbu putaran dari tiap komponen Tip : anda dapat memilih permukaan silindris untuk mendapatkan sumbu rotasi tsb Solution :  Pilih solusi rotasional constraint. Forward Solution memutar dua komponen pada arah putaran yang sama; contoh pada dua buah roda yang dihubungkan dengan belt, Reverse Solution memutar dua kompoenn pada arah yang berlawanan.

Rotation-Translation Type : Rotation-Translation :  menerapkan hubungan gerakan Rotasional-Trasnslasional antara dua komponen Distance :  Masukkan nilai yang mewakili jarak perpindahan untuk komponen yang ditranslasikan. Contoh : distance = 1 mm; menyebabkan satu komponen akan bergerak sejauh 1 mm untuk 1 putaran (360 deg) kompoenn yang lain. Tip :  Jika pilihanpertama anda adalah sebuah permukaan silinder, Inventor akan menghitung dan menampilkan jarak default yang sama dengan keliling lingkaran silinder tsb. Selections :  Pilih sebuah edge atau axis sebagai sumbu putaran dari satu komponen, kemudian pilih permukaan atau edge yang merupakan sumbu translasi komponen yang lain. Tip :  Anda dapat memilih permukaan dalam dari lubang silindris untuk emmilih sumbu putarnya. Solutions :  Pilih solusi rotasional-translational constraint. Forward Solution membuat komponen yang bertranslasi mempunyai arah gerkan translasi yang searah dengan arah putaran benda kedua; Reverse Solution membuat komponen yang bertranslasi mempunyai arah gerkan translasi yang berlawanan dengan arah putaran benda kedua.

Transitional Constraint  Anda menggunakan Transsitional Constraint untuk membuat hubungan transitioanal antara sebuah permukaan silindris dari satu part dengan sebuah permukaan dengan bentuk yang sembarang dari part kedua. Constraint ini bisa diterapkan untuk membuat sebuah mekanisme roller yang berada pada slot roller tsb.

Motion Constraint Tool Dialog Box Transitional : Menentukan constraint yang akan diterapkan mejadi transitional. Selection1 :  Pilih

permukaanyang

bergerak

dari

komponen pertama yang akan di konstrain. Selection2 :  Pilih permukaan translasi dari komponen kedua yang ingin di konstrain.

PELAJARAN 2 : Drive Constraint Ketika anda membuat sebuah assembly yang di dalamnya terdapat gerakan, anda dapat mensimulasikannya

dalam proses perancangan anda. Anda dapat menggunakan Driving

 Assmebly Constraint untuk mensimulasikan gerakan dengan mengatur nilai offset/sudut awal dan akhir gerakan. Untuk membuka Drive Constraint Dialog Box, klik kanan pada Mate/flush atau Angle Constraint, dan pilih Drive Constraint pada shortcut menu.

Drive Constraint Dialog Box Start : masukkan nilai offset/sudut untuk posisi awal gerakan. End : masukkan nilai offset/sudut untuk posisi akhir gerakan. Pause delay : Masukkan berapa detik anda ingin mempause gerakan tiap step gerakan. Drive Adaptivity : Membolehkan part adaptive untuk diupdate ketika constraint sedang digerakkan/driven. Colission Detection : Jika pilihan ini dipilih, gerakan akan berhenti jika Inventor mendeteksi adanya bagian dari assembli yang bertumbukkan/collide. Increment 

 Amount of Value : Mengatur agar nilai dalam edit box merupakan nilai kenaikkan dari offset/sudut tiap step nya. Misal dalam edit box dimasukkan 1 mm, maka tiap stepnya akan mempunyai kenaikan 1 mm.



Total #  Steps : Mengatur agar nilai dalam edit box merupakan nilai total step. Sehingga niali kenaikannya bisa dihitung dengan membagi jarak antara offset/sudut awal dan akhirnya dibagi dengan jumlah step total nya.



Edit Box : Masukkan nilai total step atau nilai increment, tergantung tombol radio yang anda pilih, apakah Amount of value atau Total # Steps.

Repetition 

Start/End : Menggerakkan urutan gerakan dari posisi Start ke posisi End yang ditetnukan.



Start/End/Start : Menggerakkan urutan gerakan dari posisi Start ke posisi End dan kembali lagi ke posisi Start yang ditetnukan.





Edit Box : Masukkan jumlah pengulangan gerakan.  Avi rate : Tentukan nilai increment dimana snapshot dari urutan gerakan di rekam ke file AVI. Semakin besar jumlah akan semakin memperhalus hasil rekaman gerakan.

PELAJARAN 3 : Design View Representation  Anda menggunakan design view representations untuk menyimpan dan menampilkan keadaan visual yang berbeda pada assembly. Anda dapat menyimpan beberapa properti seperti visibility dari sebuah komponen, color style dari komponen dan arah pandangan dari assembly. Sebagai contoh ketika anda bekerja pada suatu assembly anda mungkin ingin untuk membuat sebuah komponen tidak tampak agar bisa melihat bagian dalamnya lebih jelas. Jika anda menyimpan konfigurasi penampakan tersebut anda dapat secara mudah kembali ke keadaan awalnya dengan mengaktifkan design view representations daripada secara manual mengatur kembali penampakan komponen yang dihilangkan tersebut.

 Alasan menggunakan design view representations 

 Visualisasi : anda dapat menyimpan dan menampilkan berbagai konfigurasi warna yang berbeda untuk komponen anda.



Kejelasan visual : anda dapat secara cepat menghilangkan visibility dari beberapa komponen untuk tujuan seperti melihat bagian dalam assembly, dan menyimpan konfigurasi tersebut dalam design view representations.



Meningkatkan performa : pada assembly yang kompleks anda dapat mengontrol dan menyimpan visibility dari komponen-komponen dalam assembly. Anda hanya menggunakan daya prosesor yang dibutuhkan untuk menampilkan komponenkomponen yang nampak.



Dasar untuk presentasi : jika anda menyimpan propenti visual dari komponen dalam view design representations, adalah hal yang mudah untuk menduplikasi konfigurasi ini dalam lingkungan presentasi.



Dasar untuk drawing view : anda dapat menyimpan dan menggunakan konfigurai pada drawing presentation untuk digunakan pada gambar teknik.

Tipe Design View Representations  Anda dapat membuat dua tipe design vie w representations : 

Public Design View Representations : Design View Representations disimpan dalam file assembly (*.iam).



Private Design View Representations : Design View Representations disimpan dalam file Design View Representations (*.idv) terpisah yang berbeda.

Design View Representations Dialog Box Storage location Public : semua Design View

Representations

disimpan dalam file assembly. Private file : Design View

Representations

disimpan pada file design view yang terpisah. Design View Representations Pilih Design View

Representations yang ingin

anda aktifkan atau hapus. Name :  masukkan nama untuk Design View Representations yang baru. Delete : klik untuk menghapus Design View Representations yang dipilih.  Activate : klik untuk mengaktifkan Design View Representations yang dipilih. New :  klik setelah memasukkan nama untuk membuat Design View Representations yang baru Informasi yang disimpan dalam Design View Representations 

Current viewing angle



Zoom magnifications



Component status (enabled or disabled)



Component Visibility (visible or not visible)



Color of components applied in the assembly



Sketch and work features visibility



Expanded or collapsed in display of components in the browser

Menu Opsi Design View Representations Klik kanan pada Design View Representations yang aktif untuk menampilkan shortcut menu. Delete : menghapus Design View

Representations yang

dipilih.  Activate : mengaktifkan Design View

Representations

yang dipilih. Anda juga dapat mengaktifkan Design View Representations dengan mendouble kliknya. Lock : mengunci Design View

Representations yang

dipilih. Copy : membuat duplikasi Design View Representations yang dipilih.  All visible : Membuat semua komponen pada assembly mempunyai visibility on.  All hidden : Membuat semua komponen pada assembly mempunyai visibility off Remove color overrides :  menghilangkan semua warna yang me “overrides” yang diterapkan pada level assembly.

Menggunakan Design View Representations pada sebuah sub assembly Pada sub assembly anda dapat mengaktifkan representations dialog box untuk Design View Representations dengan mengekspand sub assembly pada browser panel dan mengklik kanan pada folder representation Design View Representations Public : pilihan untuk memilih dari daftar

Public Design

 View Representations Private :  pilihan untuk memilih dari daftar pirvate Design  View Representations.  Associative

:

pilih

untuk

membuat

Design

View

Representations pada sub assembly assosiatif terhadap level assembly diatasnya. Ketika opsi ini diaktifkan semua Design  View

Representations

pada

sub

assembly

akan

ditampakkan pada browser panel dan bisa diaktifkan dengan mendouble klik pada Design  View Representations yang ingin ditampilkan. Positional Representation : pilih positional representation

PELAJARAN 4 : iMates Ketika Anda menempatkan sebuah komponen di dalam sebuah assembly, anda harus meng-constrain komponen tersebut ke kotak lain dalam sebuah assembly. Anda dapat menggunakan standar assembly constrain atau menggunakan iMates.  Anda selalu menerapkan assembly constrain terhadap kedua kompinen dimana masingmasing komponen memiliki pasangan constrain yang lain. Anda menggunakan iMates untuk mendefinisikan pasangan assembly constrain itu dan menyimpannya dalam file part. Anda memliki opsi untuk menggunakan iMates ketika anda menempatkan komponen ke dalam sebuah assembly. Jika kompoenn yang anda tempatkan memakai iMates, part ini akan dicocokkan dengan komponen lain kedalam assembly itu dengan nama iMates yang sama.

Mendefinisikan Komponen dengan iMates  Atribut iMates iMates mempunyai beberapa kunci atribut sebagai berikut : 

Setiap iMates merefresentasikan sebagian dari sebuah constrain assembly secara keseluruhan.



Ketika anda menempatkan iMates dalam sebuah assembly, nama-nama mereka dicocokkan dan assembly constrain dibangun.



iMates mempercepat proses assembly constrain.



Komponen yan g menggunakn iMates mempertahankan assembly constrainnya ketika ditempatkan dalam sebuah assembly.



iMates sangat cocok ketika digunakan dengan komponen yang seringkali digunakan dan selalu di constrainkan pada cara yang sama.



 Anda dapat mendefinisikan penyusun iMates untuk menyimpan banyak iMates. Masing-masing iMates merefresentasikan satu constrain, penyusun iMates dapat menyelesaikan multiple constrain dalam satu kali pengerjaannya.



Masing-masing iMates diidentifikasikan pada suatu part dengan simbol yang menggambarkan tipe dan status iMates-nya.

Tools iMates Menggunakan iMates pada Part Constrain  Anda dapat menggunakan iMates untuk meng-constrain part atau komponen lain yang menjadi bagian dari sebuah assembly constrain. Untuk membuka Create iMates Dialog Box, klik tool Create iMates pada assembly atau pada panel bar part feature.

Pilih tipe assembly constrain untuk menggunakan fungsi iMates dan pilih geometri sebagai constrain. Dialog box ini identik dengan standar assembly constrain dialog box kecuali anda membuat hanya sebagian constrain saja.

Gunakan

Infer

iMates

Dialog

Box

untuk

mengkonversikan assembly constrain yang ada kedalam iMates atau penyusun iMates. Untuk membuka dialog box ini klik kanan komponen yang memiliki constrain dan pilih Infer iMates. Selected Occurrent iMates : membuat iMates untuk constrain yang anda terapkan ke komponen-komponen terpilih yang paling sering muncul saja (Selected Occurent Only). Hilangkan tanda ini jika ingin membuat iMates constrain pada seluruh komponen terpilih. Create

Composite

iMates

:

mengumpulkan

iMates

yang

anda

ciptakan

dan

mengkombinasikannya kedalam single Composite iMates. Jika tanda ini dihilangkan maka iMates diciptakan dalam bentuk Multiple Single iMates. iMates Properties : 

Name :

masukkan nama dari iMates. Nama default

akan diciptakan secara otomatis, anda dapat merubah nama tersebut di pan browser. 

Suppress : menekan iMates constrain ini.



Type : menampilkan tipe dari constrain (read only)



Solution : menampilkan solusion constrain (read only).



Offset : masukkan sebuah nilai untuk offset constrain atau sudut atau terima saja nilai default-nya.



Index : prioritas Index iMates ditampilkan dalam sebuah browser.

PELAJARAN 5 : Assembly Analysis-Analyze Interference  Assembly analysis digunakan untuk menganalisa interferensi antara dua buah set komponen dalam asembly.

Tool Analyze Interference Define Set #1 : Klik tombol ini untuk memilih komponenkomponen yang akan dimasukkan ke set pertama. Anda dapat memilih komponen tersebut pada browser atau pada  jendela utama. Komponen-komponen pada set pertama ini nantinya akan dianalisa hubungan permukaannya dengan komponen set kedua. Define Set #2 : Klik tombol ini untuk untuk memilih komponen-komponen yang akan dimasukkan ke set kedua. Ketika analsis interferensi dilakukan, komponen pada set#1 di cek interferensinya dengan komponen set#2. Anda tidak bisa menganalisa interferensi dua buah komponen yang berbeda yang anda pilih dalam satu set yang sama. Namun anda bisa melakukan analisis interferensi untuk masing-masing komponen dalam satu set jika anda hanya memilih komponen-komponen untuk set#1 saja, sementara set#2 dibiarkan kosong. Jika interferensi terdeteksi, Interference detected Dialog Box akan muncul, dan memberikan informasi kompoenen-komponenyang terjadi interferensi, lokasinya dan besar interferensi tersebut. Anda dapat mengkopi informasi tsb pada clipboard atau diprint untuk analisa lebih lanjut.

PELAJARAN 6 : Analyze Face Tool Tool Analyze Face mempunyai dua pilihan, untuk menganalisa kekontinyuan dan konsistensi satu set permukaan yang dipilih anda dapat menggunakan Zebra Analysis; dan untuk menganalisa suatu set permukaan yang dipilih apakah cocok atatu tidak untuk dibuat dalam proses casting anda menggunakan Draft Analysis.

Zebra Analysis

Zebra analysis digunakan untuk menganalisa kekontinyuan dan konsistensi suatu set permukaan yang dipilih. New : Klik untuk menentukan set permukaan baru yang ingin anda analisa. Delete : Klik untuk menghapus satu set pilihan permukaan. Definition : Gunakan pilihan ini untuk mengontrol orientasi dari pola Zebra, ketebalan strip, dan transparansi pola. Selection : Pada daerah selection, pilih apakah anda ingin memilih satu demi satu permukaan atau seluruh permukaan dari part. Part : Memilih seluruh permukaan dari suatu part untuk dianalisa. Faces : Memilih permukaan tertentu dari suatu part unutk dianalisa. Klik OK   atau  Apply untuk meilhat hasil analisa menggunakan Zebra Analysis. Jika terdapat ketidak kontinyuan dari set permukaan yang anda pilih, gambar pola strip zebra akan menjadi tidak seragam dari satu permukaan ke permukaan selanjutnya.

Sponsor Documents

Or use your account on DocShare.tips

Hide

Forgot your password?

Or register your new account on DocShare.tips

Hide

Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link to create a new password.

Back to log-in

Close