Pengertian Android

Published on January 2017 | Categories: Documents | Downloads: 38 | Comments: 0 | Views: 347
of 37
Download PDF   Embed   Report

Comments

Content

ANDROID
OS

By

Daftar Isi
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
3
Nurhawa Nizar Siagian
BAB I...........................................................................................................................
4
Network Security

1305112084
Teknik Komputer dan Informatika
POLITEKNIK NEGERI MEDAN

PENDAHULUAN........................................................................................................... 4
BAB II.......................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN............................................................................................................. 7
1

Pengertian Sistem Android...................................................................................7

2

Android (sistem operasi)...................................................................................... 8
2.1

Fitur.............................................................................................................. 12

2.1.1

Antarmuka............................................................................................. 12

2.1.2

Aplikasi.................................................................................................. 13

2.1.3

Pengelolaan memori..............................................................................14

2.2

Persyaratan perangkat keras.......................................................................15

2.3

Pengembangan............................................................................................ 15

2.3.1

Jadwal pembaruan................................................................................. 16

2.3.2

Kernel Linux........................................................................................... 17

2.3.3

Komunitas sumber terbuka....................................................................19

2.4

Keamanan dan privasi.................................................................................21

2.5

Lisensi.......................................................................................................... 23

2.6

Penggunaan di perangkat lain.....................................................................24

2.7

Versi Android................................................................................................ 25

BAB III....................................................................................................................... 36
PENUTUPAN.............................................................................................................. 36
3

Kesimpulan......................................................................................................... 36

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah tentang “Android” ini dapat

diselesaikan dengan tepat waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Teknologi Infromasi dan Komunikasi.
Dalam penyusunan makalah ini penulis membahas materi tentang teknologi dari sistem Operasi
“Android”. Tentunya penulis menyadari bahwa sejalan dengan perkembangan teknologi yang
telah terjadi pada zaman yang modern ini perlu adanya informasi dari berbagai teknologi untuk
mengikuti arus perkembangan zaman yang semakin maju ini. Selain itu teknologi juga akan
semakin menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi manusia sebagai subyek dari perubahan
zaman itu sendiri.
Penulis menyadari bahwa makalah tersebut masih banyak adanya kekurangan dan masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis berharap akan kritik dan sarannya dari segenap
pembaca. Demikianlah semoga makalah yang telah dibuat tersebut dapat bermanfaat bagi
semuanya. Terima kasih

Medan, 12 Mei 2014

Nurhawa Nizar S

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi merupakan salah satu hal yang tidak mudah dilepaskan dari kehidupan manusia. Karena
teknologi sudah ada sejak berabad-abad lalu dan hingga kini masih terus berkembang. Tanpa adanya
teknologi manusia tentunya akan sulit untuk melakukan komunikasi dan menyampaikan informasi. Salah

satu teknologi yang saat ini berkembang pesat di dunia yaitu teknologi yang berbasis mobile seperti
Android.
Android merupakan suatu sistem operasi yang berbasis mobile untuk telepon seluler (handphone).
Android merupakan salah satu perkembangan teknologi baru yang saat ini sedang gencar-gencarnya.
Akses internet yang semakin mendukung menjadi faktor pendorong utama perkembangan android
1. Pengenalan
Sistem Android dalah sistem operasi untuk telepon seluler yang berbasis Linux. Seperti halnya
linux Android juga bersifat open source, dimana seriap kode atau baris program baris program tersebut
dapat diedarkan secara bebas. Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang buat
menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam peranti bergerak. Oleh sebab itu
android diprediksi bakal mengusai pasaran global dalam beberapa tahun kedepan karena dinilai lebih
bersifat terbuka dan bersifat gratis.
Android pada masa mendatang bisa saja menggusur posisi Microsoft Mobile, Plam OS ataupun
iPhone. Karena android akan berkembang lebih cepat sebab bersifat open source dibandingkan beberapa
sistem operasi mobile tersebut yang berbayar.

2.

Lisensi
Dengan pengecualian dari periode update singkat, Android telah tersedia sebagai open source
sejak 21 Oktober 2008. Google membuka seluruh kode sumber (termasuk jaringan dan tumpukan telepon
sebuah) di bawah Lisensi Apache. Dengan Lisensi Apache, vendor dapat menambahkan ekstensi
berpemilik tanpa mengirimkan mereka kembali ke komunitas open source.

3. Logo
Logo Android adalah warna Robot Android yang merupakan sistem operasi Android. The print
color is PMS 376C and the online hex color is #A4C639, as specified by the Android Brand Guidelines.
Warna cetak PMS 376C dan warna hex online # A4C639, sebagaimana ditentukan oleh Pedoman Merek
Android.

Tulisan android menggunakan font Android Norad, dibuat oleh Ascender Corporation.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dikemukakan oleh penulis diatas dapat ditarik rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan Sistem Android?
2. Bagaimana sejarah mengenai Sistem Android?’
3. Apa Jenis dari Sistem Android ?
4. Contoh Program Sistem Android

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini antara lain :
1. Untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah Teknologi Informasi dan Komunikasi

2. Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi semua pembaca termasuk penulis yang telah
mencari infomasi perkembangan teknologi dan referensi mengenai teknologi tentang Android
tersebut.
3. Mengetahui teknologi baru tentang Android serta dapat membandingkan dengan yang lain.
4. Dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi pembaca lain mengenai keunikan sistem yang
ditampilkan android bahkan kelemahannya.

D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan memiliki mafaat bagi beberapa pihak, yaitu
1. Bagi penulis adalah lebih mengetahui sejarah, perkembangan, versi, kelebihan, dan keunikan
yang dimiliki oleh android.
2. Bagi pembaca adalah pembaca bisa mengetahui mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
android setelah membaca resume ini.
3. Bagi masyarakat masyarakat mampu mengetahui dengan lebih tentang android dan bias menjadi
acuan atau refrensi yang berkenaan dengan android.

BAB II
PEMBAHASAN
1 Pengertian Sistem Android
Android merupakan sistem operasi yang dikembangkan untuk perangkat mobile yang
berbasis linux seperti telepon pintar dan komputer tablet. Android merupakan OS mobile yang
tumbuh ditengah OS lainnya yang berkembang dewasa ini. OS lainnya seperti Windows Mobile,

i-Phone OS, Symbian, dan masih banyak lagi juga menawarkan kekayaan isi dan keoptimalan
berjalan di atas perangkat hardware ada. Akan tetapi, OS yang ada ini berjalan dengan
memprioritaskan aplikasi inti yang dibangun sendiri tanpa melihat potensi yang cukup besar dari
aplikasi pihak ketiga. Oleh karena itu, adanya keterbatasan dariaplikasi pihak ketiga untuk
mendapatkan data asli ponsel, berkomunikasi antar proses serta keterbatasan distribusi aplikasi
pihak ketiga untuk platform mereka. Namun OS Android menyediakan platform terbuka bagi
para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri. Android juga menawarkan sebuah
lingkungan yang berbeda untuk pengembangannya. Setiap aplikasi yang dimilikinya ditingkatan
yang sama. Android tidak membedakan antara aplikasi inti dengan aplikasi pihak ketiga. API
yang disediakan menawarkan akses kehardware, maupun data-data ponsel sekalipun, atau data
system sendiri. Bahkan pengguna dapat menghapus aplikasi inti dan menggantikannya dengan
aplikasi pihak ketiga.
Android adalah Operating Sistem (OS) atau sistem operasi yang sangat populer akhir-akhir.
Tidak dapat dipungkiri sistem operasi ini telah banyak mengambil perhatian masyarakat dunia
dan masyarakat Indonesia tentunya. Perusahaan gadget dan telepon seluler berlomba-lomba
membuat perangkat dengan memakai sistem operasi Android. Oleh karena itu heran kalau
hampir setiap hari kita melihat gadget-gadget baru beredar di pasaran yang menggunakan sistem
operasi besutan google tersebut.

2 Android (sistem operasi)

Android (/ˈæn.drɔɪd/; AN-droyd) adalah sistem operasi berbasis Linux yang dirancang untuk
perangkat seluler layar sentuh seperti telepon pintar dan komputer tablet. Android awalnya
dikembangkan oleh Android, Inc., dengan dukungan finansial dari Google, yang kemudian
membelinya pada tahun 2005.Sistem operasi ini dirilis secara resmi pada tahun 2007, bersamaan
dengan didirikannya Open Handset Alliance, konsorsium dari perusahaan-perusahaan perangkat
keras, perangkat lunak, dan telekomunikasi yang bertujuan untuk memajukan standar terbuka
perangkat seluler.Ponsel Android pertama mulai dijual pada bulan Oktober 2008.
Antarmuka pengguna Android didasarkan pada manipulasi langsung, menggunakan masukan
sentuh yang serupa dengan tindakan di dunia nyata, seperti menggesek, mengetuk, mencubit, dan
membalikkan cubitan untuk memanipulasi obyek di layar. Android adalah sistem operasi dengan
sumber terbuka, dan Google merilis kodenya di bawah Lisensi Apache. Kode dengan sumber
terbuka dan lisensi perizinan pada Android memungkinkan perangkat lunak untuk dimodifikasi
secara bebas dan didistribusikan oleh para pembuat perangkat, operator nirkabel, dan
pengembang aplikasi. Selain itu, Android memiliki sejumlah besar komunitas pengembang
aplikasi (apps) yang memperluas fungsionalitas perangkat, umumnya ditulis dalam versi
kustomisasi bahasa pemrograman Java. Pada bulan Oktober 2012, ada sekitar 700.000 aplikasi
yang tersedia untuk Android, dan sekitar 25 juta aplikasi telah diunduh dari Google Play, toko

aplikasi utama Android. Sebuah survey pada bulan April-Mei 2013 menemukan bahwa Android
adalah platform paling populer bagi para pengembang, digunakan oleh 71% pengembang
aplikasi seluler.
Faktor-faktor di atas telah memberikan kontribusi terhadap perkembangan Android,
menjadikannya sebagai sistem operasi telepon pintar yang paling banyak digunakan di dunia,
mengalahkan Symbian pada tahun 2010. Android juga menjadi pilihan bagi perusahaan teknologi
yang menginginkan sistem operasi berbiaya rendah, bisa dikustomisasi, dan ringan untuk
perangkat berteknologi tinggi tanpa harus mengembangkannya dari awal. Akibatnya, meskipun
pada awalnya sistem operasi ini dirancang khusus untuk telepon pintar dan tablet, Android juga
dikembangkan menjadi aplikasi tambahan di televisi, konsol permainan, kamera digital, dan
perangkat elektronik lainnya. Sifat Android yang terbuka telah mendorong munculnya sejumlah
besar komunitas pengembang aplikasi untuk menggunakan kode sumber terbuka sebagai dasar
proyek pembuatan aplikasi, dengan menambahkan fitur-fitur baru bagi pengguna tingkat lanjut
atau mengoperasikan Android pada perangkat yang secara resmi dirilis dengan menggunakan
sistem operasi lain.
Pada November 2013, Android menguasai pangsa pasar telepon pintar global, yang dipimpin
oleh produk-produk Samsung, dengan persentase 64% pada bulan Maret 2013.Pada Juli 2013,
terdapat 11.868 perangkat Android berbeda dengan beragam versi. Keberhasilan sistem operasi
ini juga menjadikannya sebagai target ligitasi paten "perang telepon pintar" antar perusahaanperusahaan teknologi. Hingga bulan Mei 2013, total 900 juta perangkat Android telah diaktifkan
di seluruh dunia, dan 48 miliar aplikasi telah dipasang dari Google Play. Pada tanggal 3
September 2013, 1 miliar perangkat Android telah diaktifkan.
Android, Inc. didirikan di Palo Alto, California, pada bulan Oktober 2003 oleh Andy Rubin
(pendiri Danger), Rich Miner (pendiri Wildfire Communications, Inc.), Nick Sears (mantan VP
T-Mobile), dan Chris White (kepala desain dan pengembangan antarmuka WebTV) untuk
mengembangkan "perangkat seluler pintar yang lebih sadar akan lokasi dan preferensi
penggunanya". Tujuan awal pengembangan Android adalah untuk mengembangkan sebuah
sistem operasi canggih yang diperuntukkan bagi kamera digital, namun kemudian disadari bahwa
pasar untuk perangkat tersebut tidak cukup besar, dan pengembangan Android lalu dialihkan bagi

pasar telepon pintar untuk menyaingi Symbian dan Windows Mobile (iPhone Apple belum dirilis
pada saat itu). Meskipun para pengembang Android adalah pakar-pakar teknologi yang
berpengalaman, Android Inc. dioperasikan secara diam-diam, hanya diungkapkan bahwa para
pengembang sedang menciptakan sebuah perangkat lunak yang diperuntukkan bagi telepon
seluler. Masih pada tahun yang sama, Rubin kehabisan uang. Steve Perlman, seorang teman
dekat Rubin, meminjaminya $10.000 tunai dan menolak tawaran saham di perusahaan.
Google mengakuisisi Android Inc. pada tanggal 17 Agustus 2005, menjadikannya sebagai anak
perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Google. Pendiri Android Inc. seperti Rubin, Miner
dan White tetap bekerja di perusahaan setelah diakuisisi oleh Google. Setelah itu, tidak banyak
yang diketahui tentang perkembangan Android Inc., namun banyak anggapan yang menyatakan
bahwa Google berencana untuk memasuki pasar telepon seluler dengan tindakannya ini. Di
Google, tim yang dipimpin oleh Rubin mulai mengembangkan platform perangkat seluler
dengan menggunakan kernel Linux. Google memasarkan platform tersebut kepada produsen
perangkat seluler dan operator nirkabel, dengan janji bahwa mereka menyediakan sistem yang
fleksibel dan bisa diperbarui. Google telah memilih beberapa mitra perusahaan perangkat lunak
dan perangkat keras, serta mengisyaratkan kepada operator seluler bahwa kerjasama ini terbuka
bagi siapapun yang ingin berpartisipasi.
Spekulasi tentang niat Google untuk memasuki pasar komunikasi seluler terus berkembang
hingga bulan Desember 2006. BBC dan Wall Street Journal melaporkan bahwa Google sedang
bekerja keras untuk menyertakan aplikasi dan mesin pencarinya di perangkat seluler. Berbagai
media cetak dan media daring mengabarkan bahwa Google sedang mengembangkan perangkat
seluler dengan merek Google. Beberapa di antaranya berspekulasi bahwa Google telah
menentukan spesifikasi teknisnya, termasuk produsen telepon seluler dan operator jaringan. Pada
bulan Desember 2007, InformationWeek melaporkan bahwa Google telah mengajukan beberapa
aplikasi paten di bidang telepon seluler.
Pada tanggal 5 November 2007, Open Handset Alliance (OHA) didirikan. OHA adalah
konsorsium dari perusahaan-perusahaan teknologi seperti Google, produsen perangkat seluler
seperti HTC, Sony dan Samsung, operator nirkabel seperti Sprint Nextel dan T-Mobile, serta
produsen chipset seperti Qualcomm dan Texas Instruments. OHA sendiri bertujuan untuk

mengembangkan standar terbuka bagi perangkat seluler. Saat itu, Android diresmikan sebagai
produk pertamanya; sebuah platform perangkat seluler yang menggunakan kernel Linux versi
2.6. Telepon seluler komersial pertama yang menggunakan sistem operasi Android adalah HTC
Dream, yang diluncurkan pada 22 Oktober 2008.
Pada tahun 2010, Google merilis seri Nexus; perangkat telepon pintar dan tablet dengan sistem
operasi Android yang diproduksi oleh mitra produsen telepon seluler seperti HTC, LG, dan
Samsung. HTC bekerjasama dengan Google dalam merilis produk telepon pintar Nexus pertama,
yakni Nexus One. Seri ini telah diperbarui dengan perangkat yang lebih baru, misalnya telepon
pintar Nexus 4 dan tablet Nexus 10 yang diproduksi oleh LG dan Samsung. Pada 15 Oktober
2014, Google mengumumkan Nexus 6 dan Nexus 9 yang diproduksi oleh Motorola dan HTC. [44]
Pada 13 Maret 2013, Larry Page mengumumkan dalam postingan blognya bahwa Andy Rubin
telah pindah dari divisi Android untuk mengerjakan proyek-proyek baru di Google. Ia digantikan
oleh Sundar Pichai, yang sebelumnya menjabat sebagai kepala divisi Google Chrome, yang
mengembangkan Chrome OS.
Sejak tahun 2008, Android secara bertahap telah melakukan sejumlah pembaruan untuk
meningkatkan kinerja sistem operasi, menambahkan fitur baru, dan memperbaiki bug yang
terdapat pada versi sebelumnya. Setiap versi utama yang dirilis dinamakan secara alfabetis
berdasarkan nama-nama makanan pencuci mulut atau cemilan bergula; misalnya, versi 1.5
bernama Cupcake, yang kemudian diikuti oleh versi 1.6 Donut. Versi terbaru adalah 5.0 Lollipop,
yang dirilis pada 15 Oktober 2014.

2.1 Fitur
2.1.1 Antarmuka

Layar notifikasi pada ponsel Android yang diakses dengan menggeser dari bagian
atas layar.

Antarmuka pengguna pada Android didasarkan pada manipulasi langsung, menggunakan
masukan sentuh yang serupa dengan tindakan di dunia nyata, misalnya menggesek (swiping),
mengetuk (tapping), dan mencubit (pinching), untuk memanipulasi obyek di layar. Masukan
pengguna direspon dengan cepat dan juga tersedia antarmuka sentuh layaknya permukaan air,
seringkali menggunakan kemampuan getaran perangkat untuk memberikan umpan balik haptik
kepada pengguna. Perangkat keras internal seperti akselerometer, giroskop, dan sensor
proksimitas digunakan oleh beberapa aplikasi untuk merespon tindakan pengguna, misalnya
untuk menyesuaikan posisi layar dari potret ke lanskap, tergantung pada bagaimana perangkat
diposisikan, atau memungkinkan pengguna untuk mengarahkan kendaraan saat bermain balapan
dengan memutar perangkat sebagai simulasi kendali setir.
Ketika dihidupkan, perangkat Android akan memuat pada layar depan (homescreen), yakni
navigasi utama dan pusat informasi pada perangkat, serupa dengan desktop pada komputer
pribadi. Layar depan Android biasanya terdiri dari ikon aplikasi dan widget; ikon aplikasi

berfungsi untuk menjalankan aplikasi terkait, sedangkan widget menampilkan konten secara
langsung dan terbarui otomatis, misalnya prakiraan cuaca, kotak masuk surel pengguna, atau
menampilkan tiker berita secara langsung dari layar depan. Layar depan bisa terdiri dari
beberapa halaman, pengguna dapat menggeser bolak balik antara satu halaman ke halaman
lainnya, yang memungkinkan pengguna Android untuk mengatur tampilan perangkat sesuai
dengan selera mereka. Beberapa aplikasi pihak ketiga yang tersedia di Google Play dan di toko
aplikasi lainnya secara ekstensif mampu mengatur kembali tema layar depan Android, dan
bahkan bisa meniru tampilan sistem operasi lain, misalnya Windows Phone. Kebanyakan
produsen telepon seluler dan operator nirkabel menyesuaikan tampilan perangkat Android buatan
mereka untuk membedakannya dari pesaing mereka.
Di bagian atas layar terdapat status bar, yang menampilkan informasi tentang perangkat dan
konektivitasnya. Status bar ini bisa "ditarik" ke bawah untuk membuka layar notifikasi yang
menampilkan informasi penting atau pembaruan aplikasi, misalnya surel diterima atau SMS
masuk, dengan cara tidak mengganggu kegiatan pengguna pada perangkat. Pada versi awal
Android, layar notifikasi ini bisa digunakan untuk membuka aplikasi yang relevan, namun
setelah diperbarui, fungsi ini semakin disempurnakan, misalnya kemampuan untuk memanggil
kembali nomor telepon dari notifikasi panggilan tak terjawab tanpa harus membuka aplikasi
utama. Notifikasi ini akan tetap ada sampai pengguna melihatnya, atau dihapus dan di
nonaktifkan oleh pengguna.
2.1.2 Aplikasi
Android memungkinkan penggunanya untuk memasang aplikasi pihak ketiga, baik yang
diperoleh dari toko aplikasi seperti Google Play, Amazon Appstore, ataupun dengan mengunduh
dan memasang berkas APK dari situs pihak ketiga. Di Google Play, pengguna bisa menjelajah,
mengunduh, dan memperbarui aplikasi yang diterbitkan oleh Google dan pengembang pihak
ketiga, sesuai dengan persyaratan kompatibilitas Google. Google Play akan menyaring daftar
aplikasi yang tersedia berdasarkan kompatibilitasnya dengan perangkat pengguna, dan
pengembang dapat membatasi aplikasi ciptaan mereka bagi operator atau negara tertentu untuk
alasan bisnis. Pembelian aplikasi yang tidak sesuai dengan keinginan pengguna dapat
dikembalikan dalam waktu 15 menit setelah pengunduhan. Beberapa operator seluler juga
menawarkan tagihan langsung untuk pembelian aplikasi di Google Play dengan cara

menambahkan harga pembelian aplikasi pada tagihan bulanan pengguna. Pada bulan September
2012, ada lebih dari 675.000 aplikasi yang tersedia untuk Android, dan perkiraan jumlah aplikasi
yang diunduh dari Play Store adalah 25 miliar.
Aplikasi Android dikembangkan dalam bahasa pemrograman Java dengan menggunakan kit
pengembangan perangkat lunak Android (SDK). SDK ini terdiri dari seperangkat perkakas
pengembangan, termasuk debugger, perpustakaan perangkat lunak, emulator handset yang
berbasis QEMU, dokumentasi, kode sampel, dan tutorial. Didukung secara resmi oleh
lingkungan pengembangan terpadu (IDE) Eclipse, yang menggunakan plugin Android
Development Tools (ADT). Perkakas pengembangan lain yang tersedia di antaranya adalah
Native Development Kit untuk aplikasi atau ekstensi dalam C atau C++, Google App Inventor,
lingkungan visual untuk pemrogram pemula, dan berbagai kerangka kerja aplikasi web seluler
lintas platform.
Dalam rangka menghadapi penyensoran Internet di Republik Rakyat Tiongkok, perangkat
Android yang dijual di RRT umumnya disesuaikan dengan layanan yang disetujui oleh negara.
2.1.3 Pengelolaan memori
Karena perangkat Android umumnya bertenaga baterai, Android dirancang untuk mengelola
memori (RAM) guna menjaga konsumsi daya minimal, berbeda dengan sistem operasi desktop
yang bisa terhubung pada sumber daya listrik tak terbatas. Ketika sebuah aplikasi Android tidak
lagi digunakan, sistem secara otomatis akan menangguhkannya (suspend) dalam memori –
secara teknis aplikasi tersebut masih "terbuka", namun dengan ditangguhkan, aplikasi tidak akan
mengkonsumsi sumber daya (misalnya daya baterai atau daya pemrosesan), dan akan "diam" di
latar belakang hingga aplikasi tersebut digunakan kembali. Cara ini memiliki manfaat ganda,
tidak hanya meningkatkan respon perangkat Android karena aplikasi tidak perlu ditutup dan
dibuka kembali dari awal setiap saat, tetapi juga memastikan bahwa aplikasi yang berjalan di
latar belakang tidak menghabiskan daya secara sia-sia.
Android mengelola aplikasi yang tersimpan di memori secara otomatis: ketika memori lemah,
sistem akan menonaktifkan aplikasi dan proses yang tidak aktif untuk sementara waktu, aplikasi
akan dinonaktifkan dalam urutan terbalik, dimulai dari yang terakhir digunakan. Proses ini tidak

terlihat oleh pengguna, jadi pengguna tidak perlu mengelola memori atau menonaktifkan aplikasi
secara manual. Namun, kebingungan pengguna atas pengelolaan memori pada Android telah
menyebabkan munculnya beberapa aplikasi task killer pihak ketiga yang populer di Google Play.

2.2 Persyaratan perangkat keras
Hingga November 2013, versi terbaru Android membutuhkan setidaknya 512 MB RAM,
prosesor ARMv7 32-bit, arsitektur MIPS, atau x86, serta unit pemroses grafis (GPU) kompatibel
OpenGL ES 2.0.
Platform perangkat keras utama pada Android adalah arsitektur ARM. Ada juga dukungan untuk
x86 dari proyek Android-x86, dan Google TV menggunakan versi x86 khusus Android. Pada
tahun 2013, Freescale mengumumkan melibatkan Android dalam prosesor i.MX buatannya,
yakni seri i.MX5X dan i.MX6X.Pada 2012, prosesor Intel juga mulai muncul pada platform
utama Android, misalnya pada telepon seluler.
Beberapa komponen perangkat keras tidak diperlukan, namun sudah menjadi standar di
perangkat tertentu. Beberapa fitur awalnya dibutuhkan sebagai persyaratan, namun kemudian
ditiadakan. Setelah Android menjadi OS telepon pintar, beberapa perangkat keras, seperti
mikrofon, lambat laun berubah menjadi perangkat opsional. Selain itu, kamera ditetapkan
sebagai perangkat wajib bagi ponsel-ponsel Android. Perangkat Android menggabungkan
berbagai komponen perangkat keras opsional, termasuk kamera video, GPS, sensor orientasi
perangkat keras, kontrol permainan, akselerometer, giroskop, barometer, magnetometer, sensor
proksimitas, sensor tekanan, termometer, dan layar sentuh.
Android mendukung OpenGL ES 1.1, 2.0, dan 3.0. Beberapa aplikasi secara eksplisit
mengharuskan versi tertentu dari OpenGL ES, sehingga perangkat keras GPU yang cocok
diperlukan bagi perangkat Android untuk menjalankan aplikasi tertentu.

2.3 Pengembangan
Android dikembangkan secara pribadi oleh Google sampai perubahan terbaru dan pembaruan
siap untuk dirilis, dan informasi mengenai kode sumber juga mulai diungkapkan kepada
publik.Kode sumber ini hanya akan berjalan tanpa modifikasi pada perangkat tertentu, biasanya

pada seri Nexus.Ada binari tersendiri yang disediakan oleh produsen agar Android bisa
beroperasi.
Logo Android yang berwarna hijau awalnya dirancang untuk Google pada tahun 2007 oleh
desainer grafis Irina Blok.Tim desain ditugaskan dengan sebuah proyek untuk membuat sebuah
ikon universal yang mudah dikenali dengan menyertakan ikon robot secara spesifik dalam desain
akhir. Setelah sejumlah perkembangan desain yang didasarkan pada tema-tema fiksi ilmiah dan
film luar angkasa, tim akhirnya mendapat inspirasi dari simbol manusia yang terdapat di pintu
toilet, dan memodifikasi bentuknya menjadi bentuk robot. Karena Android adalah perangkat
lunak sumber terbuka, disepakati bahwa logo tersebut juga harus terbuka, dan sejak diluncurkan,
logo hijau tersebut telah didesain ulang kembali dalam berbagai variasi yang tak terhitung
jumlahnya
2.3.1 Jadwal pembaruan
Google menyediakan pembaruan utama bagi versi Android, dengan jangka waktu setiap enam
sampai sembilan bulan. Sebagian besar perangkat mampu menerima pembaruan melalui udara
(OTA). Pembaruan utama terbaru adalah Android 4.4 KitKat.
Dibandingkan dengan sistem operasi seluler saingan utamanya, yaitu iOS, pembaruan Android
biasanya lebih lambat diterima oleh perangkat penggunanya. Untuk perangkat selain merek
Nexus, pembaruan biasanya baru bisa diterima dalam waktu berbulan-bulan setelah dirilisnya
versi resmi. Hal ini disebabkan oleh banyaknya variasi perangkat keras Android, sehingga setiap
pembaruan harus disesuaikan secara khusus, misalnya: kode sumber resmi Google hanya
berjalan pada perangkat Nexus. Porting Android pada perangkat keras tertentu yang dilakukan
oleh produsen telepon seluler membutuhkan waktu dan proses, para produsen ini umumnya
mengutamakan perangkat terbaru mereka untuk menerima pembaruan, dan mengenyampingkan
perangkat lama.Oleh sebab itu, telepon pintar lama seringkali tidak diperbarui jika produsen
memutuskan bahwa itu hanya menghabiskan waktu, meskipun sebenarnya perangkat tersebut
mampu menerima pembaruan. Masalah ini diperparah ketika produsen menyesuaikan Android
dengan antarmuka dan aplikasi ciptaan mereka, yang mana ini harus diterapkan kembali untuk
setiap perilisan terbaru. Penundaan lainnya juga bisa disebabkan oleh operator nirkabel; setelah
menerima pembaruan dari produsen ponsel, operator akan menyesuaikannya dengan kebutuhan

mereka, misalnya melakukan pengujian ekstensif terhadap jaringan sebelum mengirim
pembaruan kepada pengguna.
Kurangnya dukungan pasca-penjualan dari produsen ponsel dan operator telah menimbulkan
kritikan dari para konsumen dan media teknologi.Beberapa pengkritik menyatakan bahwa
industri memiliki motif keuangan untuk tidak memperbarui perangkat mereka, seperti tidak
adanya pembaruan bagi perangkat lama dan memperbarui perangkat yang baru dengan tujuan
meningkatkan penjualan,sikap yang mereka sebut "menghina". The Guardian melaporkan bahwa
metode pembaruan yang rumit terjadi karena produsen ponsel dan operator-lah yang telah
merancangnya seperti itu. Pada 2011, Google, yang bekerjasama dengan sejumlah perusahaan
industri, membentuk "Android Update Alliance", dengan janji bahwa mereka akan memberikan
pembaruan secara tepat waktu bagi setiap perangkat dalam jangka 18 bulan setelah dirilisnya
versi resmi.Sejak didirikan hingga tahun 2013, organisasi ini tak pernah disebut-sebut
lagi.Google kemudian mulai memperbarui aplikasinya, termasuk Google Maps dan Google Play
Music, sebagai aplikasi independen yang terpisah dari Android, dan juga memperkenalkan
komponen tingkat-sistem yang menyediakan API bagi aplikasi Google, yang terpasang otomatis
dan diperbarui secara langsung oleh Google melalui Google Play, serta mendukung hampir
semua perangkat Android dengan versi di atas 2.2.
2.3.2 Kernel Linux

Diagram arsitektur

Hingga November 2013, Android menggunakan kernel yang berbasis kernel Linux versi 3.x
(versi 2.6 pada Android 4.0 Ice Cream Sandwich dan pendahulunya). Peranti tengah,
perpustakaan perangkat lunak, dan API ditulis dalam C, dan perangkat lunak aplikasi berjalan
pada kerangka kerja aplikasi, termasuk perpustakan kompatibel-Java yang berbasis Apache
Harmony. Android menggunakan mesin virtual Dalvik dengan kompilasi tepat waktu untuk
menjalankan 'dex-code' Dalvik (Dalvik Executable), biasanya diterjemahkan dari bytecode Java.
Arsitektur kernel Linux pada Android telah diubah oleh Google, berbeda dengan siklus
pengembangan kernel Linux biasa.Secara standar, Android tidak memiliki X Window System
asli ataupun dukungan set lengkap dari perpustakaan GNU standar. Oleh sebab itu, sulit untuk
memporting perpustakaan atau aplikasi Linux pada Android.Dukungan untuk aplikasi simpel C
dan SDL bisa dilakukan dengan cara menginjeksi shim Java dan menggunakan JNI,misalnya
pada port Jagged Alliance 2 untuk Android.
Salah satu fitur yang coba disumbangkan oleh Google untuk kernel Linux adalah fitur
manajemen daya yang disebut "wakelocks", namun fitur ini ditolak oleh pengembang kernel
utama karena mereka merasa bahwa Google tidak menunjukkan niatnya untuk mengembangkan
kodenya sendiri.Pada bulan April 2010, Google mengumumkan bahwa mereka akan menyewa
dua karyawan untuk mengembangkan komunitas kernel Linux, namun, Greg Kroah-Hartman,
pengelola kernel Linux versi stabil, menyatakan pada bulan Desember 2010; ia khawatir bahwa
Google tak lagi berusaha untuk mengubah kode utama Linux.Beberapa pengembang Android di
Google mengisyaratkan bahwa "tim Android sudah mulai jenuh dengan proses ini", karena
mereka hanyalah tim kecil dan dipaksa untuk melakukan pekerjaan yang mendesak demi
keberlangsungan Android.
Pada Agustus 2011, Linus Torvalds menyatakan: "akhirnya Android dan Linux akan kembali
pada kernel umum, tapi mungkin untuk empat atau lima tahun kedepan". Pada Desember 2011,
Greg Kroah-Hartman mengumumkan dimulainya Android Mainlining Project, yang bertujuan
untuk mengembalikan beberapa pemacu, patch, dan fitur Android pada kernel Linux, yang
dimulai dengan Linux 3.3. Setelah upaya sebelumnya gagal, Linux akhirnya menyertakan fitur
wakelocks dan autosleep pada kernel 3.5. Antarmukanya masih sama, namun implementasi
Linux yang baru memiliki dua mode suspend (penangguhan) berbeda: penangguhan ke

penyimpanan (penangguhan tradisional yang digunakan oleh Android), dan penangguhan ke
cakram (hibernasi, serupa dengan fitur yang ada pada desktop). Penyertaan fitur baru ini akan
rampung pada Kernel 3.8, Google telah membuka repositori kode publik yang berisi karya
eksperimental mereka untuk mendesain ulang Android dengan Kernel 3.8.
Memori kilat (flash storage) pada perangkat Android dibagi menjadi beberapa partisi, misalnya
"/system" untuk sistem operasi, dan "/data" untuk pemasangan aplikasi dan data pengguna.
Berbeda dengan distribusi desktop Linux, pemilik perangkat Android tidak diberikan akses root
pada sistem operasi, dan partisi sensitif seperti /system bersifat hanya-baca. Namun, akses root
dapat diperoleh dengan cara memanfaatkan kelemahan keamanan pada Android, cara ini sering
digunakan oleh komunitas sumber terbuka untuk meningkatkan kinerja perangkat mereka,
namun juga bisa dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab untuk menyebarkan
virus dan perangkat perusak. Terkait dengan masalah apakah Android bisa digolongkan ke dalam
distribusi Linux masih diperdebatkan secara luas. Linux Foundation dan Chris DiBona, kepala
sumber terbuka Google, mendukung hal ini. Sedangkan yang lainnya, seperti teknisi Google
Patrick Brady, menentangnya, ia beralasan bahwa Android kurang mendukung sebagian besar
perkakas GNU, termasuk glibc.
2.3.3 Komunitas sumber terbuka
Android memiliki komunitas pengembang dan penggemar aktif yang menggunakan kode sumber
Android untuk mengembangkan dan mendistribusikan versi modifikasi Android buatan mereka.
Komunitas pengembang ini seringkali memberikan pembaruan dan fitur-fitur baru bagi
perangkat lebih cepat jika dibandingkan dengan produsen/operator, meskipun pembaruan
tersebut tidak menjalani pengujian ekstensif atau tidak memiliki jaminan kualitas. Mereka
berupaya untuk terus memberikan dukungan bagi perangkat-perangkat lama yang tak lagi
menerima pembaruan resmi, ataupun memodifikasi perangkat Android agar bisa berjalan dengan
menggunakan sistem operasi lain, misalnya HP TouchPad. Komunitas ini seringkali merilis
pembaruan bagi perangkat pra-rooted, dan berisi modifikasi yang tidak cocok bagi pengguna
non-teknis, misalnya kemampuan untuk overclock atau over/undervolt prosesor perangkat.
CyanogenMod adalah perangkat tegar (firmware) komunitas yang paling banyak digunakan, dan
menjadi dasar bagi sejumlah firmware lainnya.

Secara historis, produsen perangkat dan operator seluler biasanya tidak mendukung
pengembangan firmware oleh pihak ketiga. Produsen khawatir bahwa akan muncul fungsi yang
tidak sesuai jika perangkat menggunakan perangkat lunak yang tidak resmi, sehingga akan
menyebabkan munculnya biaya tambahan. Selain itu, firmware modifikasi seperti CyanogenMod
kadang-kadang menawarkan fitur yang membuat operator harus mengeluarkan biaya premium,
misalnya tethering. Akibatnya, kendala teknis seperti terkuncinya pengebutan (bootloader) dan
terbatasnya akses root umumnya bisa ditemui di kebanyakan perangkat Android. Namun,
perangkat lunak buatan komunitas pengembang semakin populer, dan setelah Kongres
Pustakawan Amerika Serikat mengijinkan "jailbreaking" perangkat seluler, produsen ponsel dan
operator mulai memperlunak sikap mereka terhadap pengembang pihak ketiga. Beberapa
produsen ponsel, termasuk HTC, Motorola, Samsung dan Sony, mulai memberikan dukungan
dan mendorong pengembangan perangkat lunak pihak ketiga. Sebagai hasilnya, kendala
pembatasan perangkat keras untuk memasang perangkat tegar tidak resmi mulai berkurang
secara bertahap setelah meningkatnya jumlah perangkat yang memiliki kemampuan untuk
membuka bootloader, sama dengan seri ponsel Nexus, meskipun pengguna harus kehilangan
garansi perangkat mereka jika melakukannya. Akan tetapi, meskipun produsen ponsel telah
menyetujui pengembangan perangkat lunak pihak ketiga, beberapa operator seluler di Amerika
Serikat masih mewajibkan ponsel penggunanya untuk "dikunci".
Kemampuan untuk membuka dan meretas sistem pada telepon pintar dan tablet terus menjadi
sumber perdebatan antar komunitas pengembang dan industri; komunitas beralasan bahwa
pengembangan tidak resmi dilakukan karena industri gagal memberikan pembaruan yang tepat
waktu bagi pengguna, atau untuk tetap melanjutkan dukungan versi terbaru bagi perangkat lama
mereka.

2.4 Keamanan dan privasi

Izin aplikasi di Play Store

Aplikasi Android berjalan di sandbox, sebuah area terisolasi yang tidak memiliki akses pada
sistem, kecuali izin akses yang secara eksplisit diberikan oleh pengguna ketika memasang
aplikasi. Sebelum memasang aplikasi, Play Store akan menampilkan semua izin yang diperlukan,
misalnya: sebuah permainan perlu mengaktifkan getaran atau menyimpan data pada Kartu SD,
tapi tidak perlu izin untuk membaca SMS atau mengakses buku telepon. Setelah meninjau izin
tersebut, pengguna dapat memilih untuk menerima atau menolaknya, dan bisa memasang
aplikasi hanya jika mereka menerimanya.
Sistem sandbox dan perizinan pada Android bisa mengurangi dampak kerentanan terhadap bug
pada aplikasi, namun ketidaktahuan pengembang dan terbatasnya dokumentasi telah
menghasilkan aplikasi yang secara rutin meminta izin yang tidak perlu, sehingga mengurangi
efektivitasnya. Beberapa perusahaan keamanan perangkat lunak seperti Avast, Lookout Mobile
Security, AVG Technologies, dan McAfee, telah merilis perangkat lunak antivirus ciptaan
mereka untuk perangkat Android. Perangkat lunak ini sebenarnya tidak bekerja secara efektif
karena sandbox juga bekerja pada aplikasi tersebut, sehingga membatasi kemampuannya untuk
memindai sistem secara lebih mendalam.

Hasil penelitian perusahaan keamanan Trend Micro menunjukkan bahwa penyalahgunaan
layanan premium adalah tipe perangkat perusak (malware) paling umum yang menyerang
Android; pesan teks akan dikirim dari ponsel yang telah terinfeksi ke nomor telepon premium
tanpa persetujuan atau sepengetahuan pengguna. Perangkat perusak lainnya akan menampilkan
iklan yang tidak diinginkan pada perangkat, atau mengirim informasi pribadi pada pihak ketiga
yang tak berwenang. Ancaman keamanan pada Android dilaporkan tumbuh secara bertahap,
namun teknisi di Google menyatakan bahwa perangkat perusak dan ancaman virus pada Android
hanya dibesar-besarkan oleh perusahaan antivirus untuk alasan komersial, dan menuduh industri
antivirus memanfaatkan situasi tersebut untuk menjual produknya kepada pengguna. Google
menegaskan bahwa keberadaan perangkat perusak berbahaya pada Android sebenarnya sangat
jarang, dan survei yang dilakukan oleh F-Secure menunjukkan bahwa hanya 0,5% dari perangkat
perusak Android yang berasal dari Google Play.
Google baru-baru ini menggunakan pemindai perangkat perusak Google Bouncer untuk
mengawasi dan memindai aplikasi di Google Play. Tindakan ini bertujuan untuk menandai
aplikasi yang mencurigakan dan memperingatkan pengguna atas potensi masalah pada aplikasi
sebelum mereka mengunduhnya. Android versi 4.2 Jelly Bean dirilis pada tahun 2012 dengan
fitur keamanan yang ditingkatkan, termasuk pemindai perangkat perusak yang disertakan dalam
sistem; pemindai ini tidak hanya memeriksa aplikasi yang dipasang dari Google Play, namun
juga bisa memindai aplikasi yang diunduh dari situs-situs pihak ketiga. Sistem akan memberikan
peringatan yang memberitahukan pengguna ketika aplikasi mencoba mengirim pesan teks
premium, dan memblokir pesan tersebut, kecuali jika pengguna mengijinkannya.
Telepon pintar Android memiliki kemampuan untuk melaporkan lokasi titik akses Wi-Fi,
terutama jika pengguna sedang bepergian, untuk menciptakan basis data yang berisi lokasi fisik
dari ratusan juta titik akses tersebut. Basis data ini membentuk peta elektronik yang bisa
memosisikan lokasi telepon pintar. Hal ini memungkinkan pengguna untuk menjalankan aplikasi
seperti Foursquare, Google Latitude, Facebook Places, dan untuk mengirimkan iklan berbasis
lokasi. Beberapa perangkat lunak pemantau pihak ketiga juga bisa mendeteksi saat informasi
pribadi dikirim dari aplikasi ke server jarak jauh. Sifat sumber terbuka Android memungkinkan
perusahaan keamanan untuk menyesuaikan perangkat dengan penggunaan yang sangat aman.

Misalnya, Samsung bekerjasama dengan General Dynamics melalui proyek "Knox" Open Kernel
Labs.
Pada September 2013, terungkap bahwa badan intelijen Amerika Serikat dan Britania; NSA dan
Government Communications Headquarters (GCHQ), memiliki akses terhadap data pengguna
pada perangkat iPhone, Blackberry, dan Android. Mereka bisa membaca hampir keseluruhan
informasi pada telepon pintar, termasuk SMS, lokasi, surel, dan catatan.

2.5 Lisensi

Izin diperlukan untuk mengontrol akses aplikasi tertentu terhadap sistem.

Kode sumber untuk Android tersedia di bawah lisensi perangkat lunak sumber terbuka dan
bebas. Google menerbitkan sebagian besar kode (termasuk kode jaringan dan telepon) di bawah
Lisensi Apache versi 2.0.[134][135][136] Sisanya, perubahan kernel Linux berada di bawah GNU
General Public License versi 2. Open Handset Alliance mengembangkan perubahan kernel Linux
dengan kode sumber terbuka yang dipubikasikan setiap saat. Selebihnya, Android dikembangkan
secara pribadi oleh Google, dengan kode sumber yang diterbitkan untuk umum ketika versi baru
diluncurkan. Biasanya Google bekerjasama dengan produsen perangkat keras untuk
mengembangkan sebuah perangkat "andalan" (misalnya seri Google Nexus) yang disertai dengan
versi baru Android, kemudian menerbitkan kode sumbernya setelah perangkat tersebut dirilis.

Pada awal 2011, Google memilih untuk menahan sementara kode sumber Android untuk tablet
yang dirilis dengan versi 3.0 Honeycomb. Menurut Andy Rubin dalam sebuah posting blog resmi
Android, alasannya karena Honeycomb dirilis untuk berjalan pada produk Motorola Xoom, dan
Google tidak ingin pihak ketiga "memperburuk pengalaman pengguna" dengan mencoba
mengoperasikan versi Android yang ditujukan untuk tablet pada telepon pintar. Kode sumber
tersebut akhirnya dipublikasikan pada bulan November 2011 dengan dirilisnya Android 4.0 Ice
Cream Sandwich.
Meskipun bersifat terbuka, produsen perangkat tidak bisa menggunakan merek dagang Android
Google seenaknya, kecuali Google menyatakan bahwa perangkat tersebut sesuai dengan
Compatibility Definition Document (CDD) mereka. Perangkat juga harus memenuhi lisensi
persyaratan aplikasi sumber tertutup Google, termasuk Google Play. Richard Stallman dan Free
Software Foundation telah mengkritik mengenai rumitnya permasalahan merek Android ini, dan
merekomendasikan sistem operasi alternatif seperti Replicant. Mereka berpendapat bahwa
pemacu peranti dan perangkat tegar yang diperlukan untuk mengoperasikan Android bersifat
eksklusif, dan Google Play juga menawarkan perangkat lunak berbayar.

2.6 Penggunaan di perangkat lain

Sony SmartWatch: contoh perangkat pendamping Android.

Sifat Android yang terbuka dan bisa dikustomisasi menyebabkan sistem operasi ini juga
digunakan pada perangkat elektronik lainnya, termasuk laptop dan netbook, smartbook, Smart
TV (Google TV), dan kamera (Nikon Coolpix S800c dan Galaxy Camera). Selain itu, sistem

operasi Android juga mengembangkan aplikasinya pada kacamata pintar (Google Glass), jam
tangan, penyuara kuping, CD mobil dan pemutar DVD, cermin, pemutar media portabel,
jaringan tetap,[206] dan telepon VoIP. Ouya, sebuah konsol permainan video yang menggunakan
sistem operasi Android, menjadi salah satu produk Kickstarter yang paling sukses, didanai
sebesar $8,5 juta untuk pengembangannya, yang kemudian diikuti oleh konsol permainan video
berbasis Android lainnya seperti Project Shield besutan Nvidia.
Pada tahun 2011, Google memperkenalkan "Android@Home", teknologi otomatis baru yang
memanfaatkan Android untuk mengontrol beberapa alat-alat rumah tangga seperti kontak lampu,
soket listrik, dan termostat. Mengontrol lampu dikatakan dapat dikendalikan dari ponsel atau
tablet Android. Pimpinan Android Andy Rubin menegaskan bahwa "menyalakan dan mematikan
lampu bukanlah hal yang baru, Google berpikir lebih ambisius dan tujuannya adalah untuk
menggunakan posisinya sebagai penyedia jasa awan guna membawa produk-produk Google ke
rumah pelanggan."
Pada bulan Agustus 2011, Parrot meluncurkan sistem stereo mobil dengan platform Android,
yang dikenal dengan Asteroid dan dilengkapi dengan perintah suara. Pada September 2013,
Clarion merilis sistem stereo mobil dengan platform Android yang lebih maju, yang dikenal
dengan AX1 dan Mirage, menggunakan Android 2.3.7 dan 2.2 (Gingerbread) dan dilengkapi
dengan navigasi berbasis GPS, layar 6,5 inci, dan berbagai pilihan untuk akses data nirkabel.
Berbagai perangkat lainnya, meskipun tidak menggunakan Android, juga dirancang dengan
antarmuka yang berfungsi sebagai pendamping atau pelengkap bagi perangkat Android, misalnya
SmartWatch Sony atau Galaxy Gear Samsung.

2.7 Versi Android
1. Versi rilis prakomersial (2007–2008)


1.1 Android alpha



1.2 Android beta

2. Sejarah versi Android menurut level API


2.1 Android 1.0 (API level 1)



2.2 Android 1.1 (API level 2)



2.3 Android 1.5 Cupcake (API level 3)



2.4 Android 1.6 Donut (API level 4)



2.5 Android 2.0 Eclair (API level 5)



2.6 Android 2.0.1 Eclair (API level 6)



2.7 Android 2.1 Eclair (API level 7)



2.8 Android 2.2–2.2.3 Froyo (API level 8)



2.9 Android 2.3–2.3.2 Gingerbread (API level 9)



2.10 Android 2.3.3–2.3.7 Gingerbread (API level 10)



2.11 Android 3.0 Honeycomb (API level 11)



2.12 Android 3.1 Honeycomb (API level 12)



2.13 Android 3.2 Honeycomb (API level 13)



2.14 Android 4.0–4.0.2 Ice Cream Sandwich (API level 14)



2.15 Android 4.0.3–4.0.4 Ice Cream Sandwich (API level 15)



2.16 Android 4.1 Jelly Bean (API level 16)



2.17 Android 4.2 Jelly Bean (API level 17)



2.18 Android 4.3 Jelly Bean (API level 18)



2.19 Android 4.4 KitKat (API level 19)



2.20 Android 5.0 Lollipop (API level 21)

11. Lollipop (Android versi 5.0)

Android 5.0 merupakan versi paling baru dari sistem operasi android,
Android 5.0 sendiri dianggap membawa update yang fantastis, banyak
perubahan
yang
disertakan
Google
di
dalamnya.
Demikianlah informasi singkat tentang macam macam versi Android.
Semakin tinggi versi Android pada perangkat seluler atau tablet, maka akan
lebih banyak fitur menarik dan kecepatan akses yang tinggi.

2.8

Contoh Program Android Sederhana Input Output

Berikut contoh file main.xml saya
<?xml version="1.0" encoding="utf-8"?>
<LinearLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android"
android:layout_width="fill_parent"
android:layout_height="fill_parent"
android:gravity="center_horizontal"
android:orientation="vertical" >
<TextView
android:id="@+id/tvInput"
android:layout_width="wrap_content"
android:layout_height="wrap_content"
android:text="Inputkan Teks" />
<EditText
android:id="@+id/etInput"
android:layout_width="match_parent"
android:layout_height="wrap_content" >
</EditText>
<Button
android:id="@+id/btnTampil"
android:layout_width="100dp"
android:layout_height="wrap_content"
android:text="Tampilkan" />
<Button
android:id="@+id/btnExit"
android:layout_width="100dp"
android:layout_height="wrap_content"
android:text="Exit" />
<TextView
android:id="@+id/tvTampil"
android:layout_width="wrap_content"
android:layout_height="wrap_content"
android:text="" />
</LinearLayout>

Saya menggunakan 2 buah TextView dan dua buah Tombol dan 1 buah EditText, untuk file
activitynya dibawah ini
package id.jay.emrs.tutor.inputoutput;
import
import
import
import
import

android.app.Activity;
android.graphics.Color;
android.os.Bundle;
android.view.View;
android.view.View.OnClickListener;

import android.widget.Button;
import android.widget.EditText;
import android.widget.TextView;
public class MainActivity extends Activity implements OnClickListener {
Button btnTampil, btnExit;
TextView tvTampil;
EditText etInput;
/** Called when the activity is first created. */
@Override
public void onCreate(Bundle savedInstanceState) {
super.onCreate(savedInstanceState);
setContentView(R.layout.main);
//memanggil method initialize()
initialize();
}
//method ini digunakan untuk inisialisasi object2
private void initialize() {
// TODO Auto-generated method stub
btnTampil = (Button) findViewById(R.id.btnTampil);
btnExit = (Button) findViewById(R.id.btnExit);
etInput = (EditText) findViewById(R.id.etInput);
tvTampil = (TextView) findViewById(R.id.tvTampil);
btnTampil.setOnClickListener(this);
btnExit.setOnClickListener(this);
}
//method yang menangani event click pada button
@Override
public void onClick(View v) {
// TODO Auto-generated method stub
switch(v.getId()){
case R.id.btnTampil:
//ambil tulisan pada EditText, kemudian tampilkan pada
TextView
tvTampil.setText(etInput.getText().toString());
//merubah ukuran font
tvTampil.setTextSize(36);
//merubah tampilan warna menjadi CYAN
tvTampil.setTextColor(Color.CYAN);
break;
case R.id.btnExit:
finish();
break;
}
}
}

bila dijalankan akan tampak seperti berikut :

BAB III
PENUTUPAN
3 Kesimpulan
Android adalah suatu aplikasi yang berjalan pada gadged yang diciptakan oleh google dan beberapa
perusahaan besar guna meramaikan pasar gadged yang sedang mengalami peningkatan popularitas.
Android memiliki basis linux, dimana sangant mengandalkan open sourcenya. Sehingga sangat banyak
orang yang berperan akif dalam mengembangkan aplikasi ini karena open source. Sekarang banyak
produsen gadged yang bmelirik pasar android karena bersifat gratis.
Android sendiri telah memiliki banyak reformasi sehingga telah memiliki banyak perkembangan.
Bahkan telah menyaingi iPhone yang dikenal memiliki teknologi paling canggih dalam dunia gadged.
Dukungan google kepada android itu yang menjadi pendongkrak Android dalam ekxstensinya di pasar
global. Akan tetapi karena masih baru aplikasi ini masih kurang diminati. Akan tetapi dalam waktu
bebrapa tahun kedepan Android akan menjadi aplikasi jajaran pertama yang paling banyak dicari.
Selain itu dapat disimpulkan bahwa android adalah sebuah sistem operasi pada handphone yang
bersifat terbuka dan berbasis pada sistem operasi Linux, dan telah memberikan kekuatan baru bagi jutaan
ponsel, tablet, dan perangkat lain yang membawa kecepatan Google dan web. Perkembangan android
berjalan cepat dimulai akhir tahun 2007 sampai sekarang karena cara pemasaran dilakukan secara rapi
dan terencana. Android memiliki fakta-fakta unik, diantaranya android merupakan sistem operasi mobile
nomor 1 di dunia, sistem operasi android menggunakan nama makanan, memiliki pasar pribadi, android
memiliki pertumbuhan tercepat, android berdiri sendiri pada awalnya, presiden Amerika, Barrack Obama
menggunakan android. Hal-hal unik semacam itu membuktikan bahwa dimulai dari sejarah android dan
permulaan pengembangannya, android memang memiliki potensi akan berkembang dengan pesat, dan
dapat mengalahkan operasi system mobile yang lain.

Sponsor Documents

Or use your account on DocShare.tips

Hide

Forgot your password?

Or register your new account on DocShare.tips

Hide

Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link to create a new password.

Back to log-in

Close