School

Published on June 2016 | Categories: Documents | Downloads: 20 | Comments: 0 | Views: 215
of 7
Download PDF   Embed   Report

Comments

Content

APPROACHES TO EDUCATING STUDENTS
Direct Instruction and Constructivist Approaches Direct instruction adalah suatu pendekatan dimana guru yang menjadi pusat dari proses pendidikannya. Guru mengontrol langsung, menguasai kemampuan akademik, memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap progress pelajarnya, dan menghabiskan waktu secara maksimal pada tugas belajar. Sedangkan constructivist approaches itu ada dua, yaitu cognitive constructivist approaches dan social constructivist approach. Cognitive constructivist approaches adalah pendekatan yang menekankan pada keaktifan remaja dan konstruksi kognitif dari pengetahuan dan pemahaman. Memiliki hubungan dengan teori Piaget. Social constructivist approach adalah pendekatan yang focus pada kolaborasi remaja dengan yang lain untuk mengahsilkan pengetahuan dan pemahaman. Memiliki hubungan dengan teori Vygotsky.

TRANSITIONS IN SCHOOLING
Transition to Middle or Junior High School Transisi ke SMP dari Sekolah Dasar merupakan pengalaman normative untuk semua anak. Transisi ini bisa membuat stress karena hal ini terjadi secara bersamaan dengan perubahan yang lain (pada individu, keluarga dan sekolah). Ketika pelajar bertransisi dari sekolah dasar ke sekolah menengah, mereka mengalami yang namanya top-dog phenomenon, yaitu suatu keadaan pada saat perpindahan dari posisi di atas (di sekolah dasar menjadi yang tertua dan terkuat di sekolahnya) ke posisi yang terbawah (di sekolah menengah, termuda, terkecl, dan kurang berpengaruh di sekolahnya). What Makes a Successful Middle School? Terdapat beberapa rekomendasi dari Carniege untuk menyukseskan anak di sekolah menengah, yaitu mengembangkan “komunitas” yang lebih kecil untuk memperkecil impersonal nature pada sekolah menengah yang luas, melibatkan orang tua dan pemimpin komunitas di sekolah, mengembangkan rencana belajar sehingga menghasilkan pelajar yang terpelajar, memahami ilmu. Selain itu, memiliki guru yang lebih fleksibel dalam membuat kurikulum blok yang dapat mengintegrasikan beberapa disiplin, serta mendorong kesehatan siswa dan fitness dengan banyak program dan dapat menolong siswa yang membutuhkan public health care.

The American High School Sekolah tinggi negeri di Amerika butuh misi baru di abad 21 berdasarkan masalah yang terjadi, yaitu instruksi yang lebih baik untuk semua siswa dan sukses di post-secondary education dan karir, sekolah tinggi membutuhkan ekspektasi yang lebih tinggi untuk prestasi siswa, siswa sekolah tinggi U. S mengahabiskan banyak waktu untuk bekerja di low-srice job, serta komunikasi yang terlalu kurang. High School Dropouts High shool Droputs Rate Dari tahun 1972 sampai 2006, droupout sekolah pada Latino sangat tinggi (22 % pada usia 16-24 tahun di tahun 2005). Tingkat dropout Afrika-Amerika tetap lebih tinggi (10 %) dari tingkat kulit putih yang non-Latino (6 %) pada tahun 2006. The Causes of Dropping Out Penyebab dari droping school biasanya ketidaksukaan bersekolah, hukuman atau dipaksa untuk keluar dari sekolah. Factor ekonomi juga termasuk kedalam penyebab dropout. Banyak siswa keluar dari sekolah dan bekerja untuk membantu keluarga nya. Siswa dari keluarga yang pendapatan nya rendah cenderung di drop out dibandingkan siswa dari keluarga yang mempunyai pendapatan mengengah. Hubugan dengan orang tua juga mempengaruhi. Ketika orangtua dan remaja mempunyai hubungan yang buruk cenderung untuk di drop out dari sekolah meskipun mempunyai baik dalam akademik dan tingkah laku. Reducing The Dropout Rate Untuk mengurangi jumlah siswa droput, bisa dilakukan dengan cara tutorial, konseling dan mentoring. Di New York, terdapat national IHAD foundation untuk mengatasi Dropout. Classroom Climate and Management Authotitative strategy of classroom management mendorong siswa untuk berpikir bebas tetapi dalam pengawasan yang efektif. Guru mengikat siswa dengan cara verbal dan menunjukkan perilaku peduli pada siswa nya Authotitarian strategy of classroom management fokusnya pada menjaga permintaan di kelas dibandingkan dengan instruksi dan pembelajaran. Guru mempunyai verbal yang terbatas dengan siswa nya. siswa menjadi pembelajar yang pasif, mempunyai kecemasan dalam social comparison dan mempunyai kemampuan komunikasi yang rendah.

Permissive strategy of classroom management menawarkan siswa dengan sistem otonomi tetapi memberikan mereka dukungan kecil untuk mengembangkan kemampuan belajar atau mengatur tingkah laku nya. siswa nya mempunyai kemampuan akdemik yang rendah dan self-control yang rendah pula. Authoritative strategy akan menguntungkan siswa dibandingkan dengan authoritarian atau permissive strategies. Authoritative strategy akan membantu siswa menjadi aktif dan mempunyai pembelajaran tentang self-regulation. Well-managed classroom tidak hanya membantu pengembangan pembelajaran yang berarti tetapi juga membantu menjaga akademik dan masalah emosi. Well-manage classroom menjaga siswa untuk selalu aktif, dengan tugas-tugas yang menantang.

Teacher, Parents, Peers, and Extracurricular Activities
Guru, orang tua, dan teman-teman di lingkungan sekolah merupakan faktor-faktor yang mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perkembangan remaja di sekolah termasuk prestasi akademik remaja tersebut. Teacher Guru yang berkompeten dalam mengajar tentu saja mengerti kebutuhan siswanya dan mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan sistem mengajarnya dengan tahapan perkembangan siswanya sendiri. Penelitian dibidang psikologis juga membuktikan bahwa guru yang mempunyai kemampuan baik dalam mengajar menghasilkan siswa yang berprestasi juga. Parents and School Family Management. Penelitian membuktikan bahwa peran orangtua sebagai manager mempunyai pengaruh terhadap prestasi siswa di sekolah. Hal ini dikarenakan oleh, orangtua yang menciptakan lingkungan yang baik pada anaknya di rumah tentu saja mengatur dan memantau dengan baik kegiatan anaknya di rumah termasuk waktu belajar, tidur, dan mengerjakan tugas. Lingkungan yang tercipta inilah yang mempengaruhi prestasi anak disekolah. Parental Involvement. Sebuah penelitian di Amerikan membuktikan bahwa anak yang orangtuanya terlibat dalam kegiatan sekolah cenderung menghasilkan anak dengan prestasi yang baik. Keterlibatan orangtua dalam kegiatan sekolah anaknya meliputi adanya kepedulian

orangtua untuk menyediakan anaknya pengetahuan mengenai kesehatan remaja (termasuk dalam urusan seks bebas), Adanya peran orangtua untuk mengetahui perkembangan anaknya disekolah (adanya komunikasi antara guru dan orangtua), adanya kepedulian orangtua untuk menginginkan perbaikan pendidikan yang lebih baik di sekolah anaknya, dan adanya kepedulian orangtua untuk memantau kegiatan anaknya di rumah .

Peers Seperti yang kita ketahui sebelumnya remaja memiliki banyak aspek pertemanan. Pertemana juga terbukti mempunyai pengaruh yang sangat besar di lingkungan sekolah dan mempengaruhi prestasi belajar anak tersebut. Extracurricular Activities Kegiatan ekstrakulrikuler di sekolah mempunyai pengaruh pada remaja-remaja seperti prestasi yang membaik, mengurangi depresi pada remaja, mempunyai self esteem yang tinggi, dan efek-efek positif lainnya.

Culture
Dalam beberapa budaya seperti Arab dan pedalaman India, orang dewasa sering dibatasi aksesnya dalam pertemanan terutama untuk perempuan. Batasan berteman termasuk seting sosial dari sekolah, dimana perempuan belajar terpisah dari laki-laki. Socioeconomic Status and Ethnicity Remaja yang berasal dari kalangan ekonomi bawah, latar belakang etnis minoritas mempunyai banyak kesulitan di sekolah. Mengapa? Ada kritik bahwa sekolah tidak bekerja dengan bagus untuk mendidik kalangan ekonomi bawah dan etnis minoritas pada remaja untuk mengatasi hambatan dan mencapai prestasi mereka. The Education of Student from Low-Income Backgrounds. Banyak remaja hidup dalam kemiskinan yang memperlihatkan masalah mereka dalam belajar (McLyod & others,2009; Nelson & Lee,2009). Dibandingkan dengan sekolah kalangan ekonomi atas, sekolah kalangan ekonomi bawah biasanya mempunyai siswa dengan skor tes rendah, angka kelulusan rendah, dan persentasi siswa masuk kuliah yang rendah. Ethnicity in Schools. Lebih dari satu dari tiga African-American dan satu dari tiga siswa Latino bersekolah di 47 kota terbesar di distrik Amerika. Dibandingkan dengan hanya 5% dari non-Latino White dan 22% Asian American. Banyak dari sekolah tersebut masih terpencil dan tidak menyediakan kesmpatan yang memadai untuk belajar secara efektif. Demikian, efek dari SES dan etnis masih sering terjadi (Coltrane & others,2008; Liu & Hernandez,2008).

Cross-Cultural Comparisons Banyak negara yang menyadari kualitas, pendidikan universal dari anak dan remaja adalah kritis untuk kesuksesan dari suatu negara. Meskipun, negara mengubah kemampuan untuk memnuhi misi ini (Feinstein & Peck,2008). Secondary Schools. Sekolah kedua di negara yang berbeda membagi beberapa fitur yang berbeda dari yang lainnya. Beberapa sekolah kedua di seluruh dunia dibagi menjadi dua atau lebih level, misalnya sekolah menengah dan sekolah atas. Meskipun sekolah Jerman dibagi menurut tiga kemampuan edukasional: (1) sekolah utama menyediakan level dasar dari edukasi, (2) sekolah menengah memberi siswa edukasi yang lebih meningkat, (3) sekolah akademis mempersiapkan siswa untuk memasuki universitas. Sekolah Jerman menawarkan edukasi klasik seperti negara di Eropa. Di Jepang, sekolah kedua mempunyai ujian masuk dan hanya Australia & Jeman mempunyai ujian akhir. Colleges Seperti apa kehadiran universitas di seluruh dunia? Kanada mempunyai persentase terbesar dari 18 hingga 21 tahun mendaftarkan diri di universitas (41%) diikuti oleh Belgia (40%), Prancis (36%), Amerika (35%), Irlandia (31%), dan Selandia Baru (25%) (U.S Department of Education,1996). Persentase kenikan terbesar adalah Afrika yaitu 128% dari tahun 1980-1996. Di beberapa negara berkembang, sedikit siswa yang lulus dari sekolah atas biasanya tidak dapat melanjutkan edukasi yang lebih tinggi (Welti,2002).

ADOLESCENT WITH EXCEPTIONAL
Dalam beberapa tahun, sekolah umum hanya sedikit memberikan pendidikan kepada remaja cacat. Meskipun, dalam beberapa decade yang lalu, remaja cacat seharusnya mendapatkan kebebasan, pendidikan yang sesuai. Cacat pada remaja yang dimaksud adalah seperti learning disabily, language impairments atau speech impairments, mental retardation, dan emotional disturbance.

Learning Disabilities
Remaja dengan learning disability akan mengalami kesulitan dalam proses belajar yang meliputi proses memahami atau yang menggunakan bahasa tertulis maupun lisan. Learning disability juga meliputi kesulitan dalam menyelesaikan persoalan matematika.

Masalah yang paling umum yang termasuk anak dengan learning disability adalah dyslexia. Dyslexia merupakan keadaan dimana kemampuan individu dalam membaca dan mengeja melemah atau rusak.

Attention Deficit Hyperactive Disorder
Attention Deficit Hyperactive Disorder adalah keadaan dimana anak atau remaja secara konsisten menunjukkan satu atau lebih karakteristik seperti kurang perhatian, hiperaktif, dan impulsive selama beberapa waktu. Penyebab pasti dari ADHD sampai sekarang belum ditemukan. Namun dari beberapa kasus, anak atau remaja mewarisi ADHD dari orangtuanya, atau kerusakan pada otak selama masa perkembangan prenatal atau postnatal.

Adolescent who are Gifted
Individu who are gifted adalah anak-anak dengan intelgensi diatas rata-rata dan/atau memiliki kekuatan yang snagat hebat pada beberapa bidang. Program sekolah untuk anak seperti ini biasanya didasarkan pada penerimaan berdasarkan kecerdasan dan kemampuan akademik, meskipun para ahli menyarankan untuk memperluas criteria dengan memasukkan kretaivitas dan komitmen. TUGAS II Bagaimana Bentuk online relationship di Indonesia? Menurut kelompok kami, bentuk online relationship di Indonesia bermacam-macam mulai dari chatting melalui messenger, melalui facebook, ataupun hubungan lainnya yang dilakukan melalui akun jejaring sosial seperti twitter ataupun facebook. Saking banyaknya orang yang memiliki aku jejaring sosial ini, maka semakin banyak pula orang yang menjalin hubungan pacaran melalui media jejaring sosial ini. Ada beberapa teman kami yang menjalani hubungan pacaran dimulai dari facebook dan yahoo messenger. Salah satu diantaranya sempat bertemu di dunia nyata, namun hubungannya di dunia nyata hanya sekedar 2 bulan saja, sedangkan dalam dunia maya, mereka bertahan selama 6 bulan. Sedangkan pasangan yang lainnya tidak pernah bertemu secara nyata, mereka hanya saling mengenal melalui facebook, namun mereka sudah menjalin hubungan pacaran meskipun belum bertemu di dunia nyata.

Perbedaan online dan offline relationship? Dalam romantic relationship secara online dan offline ada perbedaan. Menurut kelompok kami, kalo yang secara online, mereka melakukan hubungan ini hanya mengandalkan fasilitas dari cyber space ini. Misalnya, mereka berhubungan mungkin hanya sebatas tulisan (via chatting) atau mungkin karena sekarang sudah semakin canggih jadi bisa tatap muka via webcam. Namun perasaan yang dirasakan akan berbeda jika kita berkomunikasi secara offline. Akan ada banyak hal yang bisa dijadikan bahan penilaian kita terhadap pasangan, dan terdapat euphoria yang nyata rasanya saat kita bertmu langsung dan berkomunikasi langsung. Selain itu kata-kata yang disampaikan pasangan kita saat online, cukup diragukan karena mungkin apa yang dia rasakan tidak tergambar lewat tulisan yang dia sampaikan sehingga rawan sekali terjadi miscommunication, misal yang satu bermaksud mengucapkan A tapi tertangkapnya B oleh pasangannya. Sedangkan saat offline, semua katakata yang disampaikan akan lebih tereasa jelas adanya (meskipun bukan jaminan). Selanjutnya mungkin masalah kejujuran. Jadi tingkat kejujuran dari kata-kata yang disampaikan pasangan pada waktu offline akan lebih tinggi dibandingkan saat online karena saat offline ada akan terlihat mimic wajah pasangan ketika berbicara sehingga kita bisa tahu apakah yang disampaikannya meyakinkan atau hanya berbohong. Sedangkan saat online, semua kata-kata yang disampaikan sangat diragukan. Misalnya kata-kata sayang yang disampaikan ketika online mungkin sangat banyak dan sangat berani, tapi saat offline belum tentu ia bisa menyampaikan kata-kata itu.

Sponsor Documents

Or use your account on DocShare.tips

Hide

Forgot your password?

Or register your new account on DocShare.tips

Hide

Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link to create a new password.

Back to log-in

Close