Teks Humor

Published on February 2018 | Categories: Documents | Downloads: 40 | Comments: 0 | Views: 499
of 4
Download PDF   Embed   Report

Comments

Content

Kelompok 9 Nama: 1. Kurniawan Alief 2. Salsabila Firdausia 3. Anita Nurseha 4. Ricky Rafael

Teks Humor: Humor adalah sebuah cerita pendek yang menceritakan suatu kejadian yang lucu dengan harapan dapat membuat pembacanya tertawa. Kelucuan sebuah humor dapat disebabkan oleh beberapa hal, misalnya kelakuan para pelaku, kejadian yang umum akan tetapi diplesetkan, kritik terhadap keadaan, kebodohan, kesalahpengertian, benturan antar budaya dan hal-hal lain.

MENIPU TUHAN

Abu Nawas sebenarnya seorang ulama yang alim. Tak begitu mengherankan jika Abu Nawas mempunyai murid yang cukup banyak. Di antara sekian banyak muridnya, ada satu orang yang selalu menanyakan mengapa Abu Nawas mengatakan begini dan begitu. Suatu ketika, ada tiga orang tamu bertanya kepada Abu Nawas dengan pertanyaan yang sama. Orang pertama mulai bertanya. “Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?” “Orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil,” jawab Abu Nawas. “Mengapa?” kata orang pertama. “Sebab, lebih mudah diampuni Tuhan,” kata Abu Nawas. Orang pertama puas karena ia memang yakin begitu. Orang kedua bertanya dengan pertanyaan yang sama. “Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?” “Orang yang mengerjakan dosa-dosa besar,” jawab Abu Nawas. “Mengapa?” kata orang kedua. “Sebab, pengampunan Allah

kepada hamba-Nya sebanding dengan besarnya dosa hamba itu.” jawab Abu Nawas. Orang ketiga juga bertanya dengan pertanyaan yang sama. “Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?” “Orang yang tidak mengerjakan keduanya, tentu tidak memerlukan pengampunan dari Tuhan,” kata Abu Nawas. Orang ketiga menerima alas an Abu Nawas. Kemudian, ketiga orang itu pulang dengan merasa puas. Karena belum mengerti, seorang murid Abu Nawas bertanya. “Mengapa dengan pertanyaan yang sama bisa menghasilkan jawaban yang berbeda?” “Manusia dibagi tiga tingkatan. Tingkatan mata, tingkatan otak, dan tingkatan hati.” “Apakah tingkatan mata itu?” tanya murid Abu Nawas. “Anak kecil yang melihat bintang di langit, mengatakan bintang itu kecil. Ia hanya menggunakan mata,” jawab Abu Nawas mengandaikan. “Apakah tingkatan otak itu?” tanya murid Abu Nawas. “Orang pandai yang melihat bintang di langit. Ia mengatakan bintang itu besar karena ia berpengetahuan,” jawab Abu Nawas. “Lalu, apakah tingkatan hati itu?” tanya murid Abu Nawas. “Orang pandai dan mengerti yang melihat bintang di langit. Ia tetap mengatakan bintang itu kecil walaupun ia tahu bintang itu besar. Karena, bagi orang yang mengerti, tidak ada sesuatu apa pun yang besar jika dibandingkan dengan Kemahabesaran Allah.” Kini murid Abu Nawas mulai mengerti mengapa pertanyaan yang sama bisa menghasilkan jawaban yang berbeda. Ia bertanya lagi. “Wahai Guru, mungkinkah manusia bisa menipu Tuhan?” “Mungkin,” jawab Abu Nawas. “Bagaimana caranya?” tanya murid Abu Nawas ingin tahu. “Dengan merayu-Nya melalui pujian dan doa,” kata Abu Nawas. “Doa itu begini: Wahai Tuhanku, aku ini tidak pantas menghuni surga, tetapi aku tak akan kuat panasnya api neraka. Oleh sebab itu, terimalah tobatku serta ampunilah dosa-dosaku. Karena sesungguhnya Engkaulah Zat yang mengampuni dosa-dosa besar.”

Kelompok 9 Nama: 1. Kurniawan Alief 2. Salsabila Firdausia 3. Anita Nurseha 4. Ricky Rafael Teks Humor: Humor adalah sebuah cerita pendek yang menceritakan suatu kejadian yang lucu dengan harapan dapat membuat pembacanya tertawa. Kelucuan sebuah humor dapat disebabkan oleh beberapa hal, misalnya kelakuan para pelaku, kejadian yang umum akan tetapi diplesetkan, kritik terhadap keadaan, kebodohan, kesalahpengertian, benturan antar budaya dan hal-hal lain.

Kamu mengaku saja Seorang guru Sejarah memberikan pertanyaan kepada murid-muridnya, “Anak-anak, siapa yang menulis Pancasila dan UUD 1945?” Murid-murid semua diam seribu bahasa. Karena hingga menjelang usai jam pelajaran belum satu murid pun menjawab, sang guru marah dan akhirnya menghukum seluruh muridnya berjemur di lapangan upacara hingga sore hari. Salah seorang murid tersebut, sebut saja Anto, tiba di rumah dengan menangis tersedu-sedu. Ayahnya yang keheranan bertanya, “To, kenapa kamu? Berkelahi?” Anto menjawab, “Bukan Pak, tapi kami dihukum jemur oleh pak Guru.” Ayahnya bertanya lagi, “Kenapa sampai dihukum?” Anto menjawab, “Kami tidak menjawab siapa yang menulis Pancasila dan UUD 1945, pak” Tiba-tiba muka sang Ayah merah padam dan menampar anaknya itu sembari menghardik, “Kenapa tidak mengaku saja kamu yang menulisnya!!!”

Teks Humor Suatu hari di salah satu ruangan di gedung MPR/DPR. Seorang anggota dewan yang baru diangkat, tampak masih canggung, lugu dan serba kikuk. Rupanya dia wakil dari daerah dan belum pernah bekerja atau punya ruangan yang megah. Beberapa saat kemudian, ada yang mengetuk pintu ruangannya. Setelah dibuka, berdiri dihadapannya 2 orang dengan kopor besar dan segulungan kabel. "Wah..., ini pasti wartawan TV yg mau mewawancarai aku...", pikirnya dalam hati. Agar tampak berwibawa dan membela rakyat, sambil melihat jam dan mengangkat telepon dia berkata: "Maaf tunggu sebentar, saat ini saya harus menghubungi ketua fraksi untuk melaporkan hasil-hasil sidang hari ini..." Kemudian selama beberapa puluh menit dia menelpon dan terlibat pembicaraan tingkat tinggi, sambil sekali-sekali menyebut-nyebut 'demi rakyat' atau 'kepentingan rakyat' keras-keras. Setelah selesai sambil meletakan gagang telepon dia berkata pada dua orang tamunya tsb. "Nah, sekarang wawancara bisa kita mulai..." Kedua orang itu tampak bingung dan berpandangan satu sama lain. Akhirnya salah satunya berkata: "Maaf pak..., kami datang kesini mau memasang saluran telepon bapak..."

Sponsor Documents

Or use your account on DocShare.tips

Hide

Forgot your password?

Or register your new account on DocShare.tips

Hide

Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link to create a new password.

Back to log-in

Close