Ante Mortem Post Mortem

Published on March 2017 | Categories: Documents | Downloads: 39 | Comments: 0 | Views: 853
of 3
Download PDF   Embed   Report

Comments

Content

Ante Mortem
Pemeriksaan ante mortem adalah pemeriksaan kesehatan hewan potong
sebelum disembelih (Manual Kesmavet, 1993).
Pemeriksaan antemortem
meliputi pemeriksaan perilaku dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan perilaku
dilakukan pengamatan dan mencari informasi dari orang yang merawat hewan
kurban tersebut. Hewan yang sehat nafsu makannya baik, hewan yang sakit
nafsu makannya berkurang atau bahkan tidak mau makan. Cara bernafas hewan
sehat nafasnya teratur, bergantian antara keempat kakinya. Pincang, loyo dan
tidak bias berjalan menunjukkan hewan sedang sakit. Cara buang kotoran dan
kencingnya lancer tanpa menunjukkan gejala kesakitan. Konsistensi kotoran
(feses) padat (Hayati dan Choliq, 2009).
Pemeriksaan Fisik dilakukan pemeriksaan terhadap suhu tubuh (temperatur),
menggunakan termometer badan ( digital atau air raksa ), suhu tubuh normal
sapi berkisar antara 38,5°C – 39,2°C. Bola mata bersih, bening, dan cerah.
Kelopak mata bagian dalam (conjunctiva) berwarna kemerahan (pink) dan tidak
ada luka. Kelainan yang biasa dijumpai pada mata yaitu adanya kotoran berlebih
sehingga mata tertutup, kelopak mata bengkak, warna merah, kekuningan
( icterus) atau cenderung putih (pucat). Mulut dan bibir, bagian luar bersih,
mulus, dan agak lembab. Bibir dapat menutup dengan baik. Selaput lender
rongga mulut warnanya merata kemerahan (pink), tidak ada luka. Air liur cukup
membasahi rongga mulut. Lidah warna kemerahan merata, tidak ada luka dan
dapat bergerak bebas. Adanya keropengdi bagian bibir, air liur berlebih atau
perubahan warna selaput lendir (merah, kekuningan atau pucat) menunjukkan
hewan sakit. Hidung, Tampak luar agak lembab cenderung basah. Tidak ada
luka, kotoran, leleran atau sumbatan. Pencet bagian hidung, apabila keluar
cairan berarti terjadi peradangan pada hidung. Cairan hidung bisa bening,
keputihan, kehijauan, kemerahan, kehitaman atau kekuningan. Kulit dan bulu,
bulu teratur, bersih, rapi, dan mengkilat. Kulit mulus, tidak ada luka dan
keropeng. Bulu kusam tampak kering dan acak-acakan menunjukkan hewan
kurang sehat. Kelenjar getah bening, kelenjar getah bening yang mudah diamati
adalah yang berada di daerah bawah telinga, daerah ketiak dan selangkangan
kiri dan kanan. Apabila ada peradangan kemudian membengkak tanpa diraba
akan terlihat jelas pembesaran di daerah dimana kelenjar getah bening berada.
Daerah anus, bersih tanpa ada kotoran, darah dan luka. Apabila hewan diare,
kotoran akan menempel pada daerah sekitar anus (Hayati dan Choliq, 2009).

Manual Kesmavet (1993) mengutarakan bahwa pemeriksaan ante mortem
dilaksanakan dengan mengamati dengan seksama hewan potong yang akan
disembelih mengenai:
a.
Sikap hewan potong pada saat berdiri dan bergerak yang dilihat dari
segala arah.
b.

Lubang kumlah, selaput lendir mulut, mata dan cermin hidung.

c.
Kulit,
kelenjar
getah
maxillaris, parotidea, prescapularis dan inguinalis.

bening sub

d.
Ada atau tidaknya adanya tanda-tanda hewan potong telah disuntik
hormon dan suhu badannya.
e.
Mengadakan pengujian laboratorik apabila terdapat kecurigaan tentang
adanya penyakit yang tidak dapat diketahui dalam pengamatan.
Post Mortem
Pemeriksaan post mortem adalah pemeriksaan daging dan bagian-bagiannya
setelah selesai penyelesaian penyembelihan (Manual Kesmavet, 1993). Setelah
hewan dipotong (disembelih) dilakukan pemeriksaan postmortem dengan teliti
pada bagian-bagian sebagai berikut: Karkas, Karkas sehat tampak kompak
dengan warna merah merata dan lembab. Bentuk-bentuk kelainan yang sering
dijumpai bercak-bercak pendarahan, lebam-lebam dan berair. Paru-paru, paruparu sehat berwarna pink, jika diremas terasa empuk dan teraba gelembung
udara, tidak lengket dengan bagian tubuh lain, tidak bengkak dengan kondisi
tepi-tepi yang tajam. Ditemukan benjolan-benjolan kecil padaparu-paru atau
terlihat adanya benjolan-benjolan keputihan (tuberkel) patut diwaspadai adanya
kuman tbc. Jantung, ujung jantung terkesan agak lancip, bagian luarnya mulus
tanpa ada bercak-bercak perdarahan. Jantung dibelah untuk mengetahui kondisi
bagian dalamnya. Hati, warna merah agak gelap secara merata dengan kantong
empedu yang relative kecil. Konsistensi kenyal dengan tepi-tepi yang cenderung
tajam. Kelainan yang sering ditemui adalah adanya cacing hati (Fasciola hepatica
atau Fasciola gigantica pada sapi). Limpa, ukuran limpa lebih kecil daripada
ukuran hati, dengan warna merah keunguan. Pada penderita anthrax keadaan
limpa membengkak hebat. Ginjal, kedua ginjal tampak luar keadaannya mulus
dengan bentuk dan ukuran relatif semetris. Adanya benjolan, bercak-bercak
pendarahan, pembengkakan atau perubahan warna merupakan kelainan pada
ginjal. Lambung dan usus bagian luar dan bagian dalam tampak mulus. Lekukanlekukan bagian dalamnya teratur rapi. Penggantung usus dan lambung bersih
Tidak ditemukan benda-benda asing yang menempel atau bentukan-bentukan
aneh pada kedua sisi lambung dan usus. Pada lambung kambing sering dijumpai
adanya cacing yang menempel kuat berwarna kemerahan (Soedarto, 2003).
Pemeriksaan post mortem dimulai dengan pemeriksaan sederhana dan apabila
diperlukan dilengkapi dengan pemeriksaan mendalam. Pemeriksaan sederhana
meliputi pemeriksaan organoleptis yaitu terhadap bau, warna konsistensis dan
pemeriksaan dengan cara melihat, meraba dan menyayat. Pemeriksaan
mendalam dilakukan terhadap semua daging dan bagian hewan potong yang
sisembelih tanpa pemeriksaan ante mortem, terhadap semua daging dan bagian
hewan yang menderita atau menunjukkan gejala penyakit coryza gangraenosa
bovum, haemorhagic
septicemiia, piroplasmosis, surra, influensaequorum,arthritis, hernia, fractura, ab
ces, ephithelimia, actinomycosis, actinobacillosis, mastitis, septichemia, cachexia
, hydrops, oedema, brucellosis dan tuberculosis dan
apabila
berdasarkan
pemeriksaan sederhana terdapat kelainan yang menyebabkan perlunya

pemeriksaan mendalam. Peredaran daging yang mengalami pemeriksaan
mendalam boleh diedarkan setelah menerima hasil pemeriksaan dan
diperbolehkan untuk diedarkan ke konsumen (Manual Kesmavet, 1993).

Sponsor Documents

Or use your account on DocShare.tips

Hide

Forgot your password?

Or register your new account on DocShare.tips

Hide

Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link to create a new password.

Back to log-in

Close