Antenatal care

Published on January 2017 | Categories: Documents | Downloads: 57 | Comments: 0 | Views: 649
of 19
Download PDF   Embed   Report

Comments

Content

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Secara umum pengertian antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan, terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, untuk mengetahui kesehatan umum ibu, menegakkan secara dini penyakit yang menyertai kehamilan, menegakkan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan risiko kehamilan.4,5 Secara khusus, pengertian antenatal care dapat dibedakan menjadi antenatal care dalam arti luas dan antenatal dalam arti sempit.6 Antenatal dalam arti yang sempit meliputi:6             Pengawasan ibu hamil. Pertolongan persalinan adekuat. Mempersiapkan pemeliharaan bayi. Mempersiapkan pemberian laktasi.

Antenatal dalam arti yang luas meliputi:5,6 Mempersiapkan remaja untuk menjadi calon orang tua yang efektif. Meningkatkan pengertian bahwa keluarga sebagai masyarakat. Meningkatkan pengertian hubungan seksual yang sehat. Meningkatkan pengertian merencanakan keluarga dan keluarga berencana untuk meningkatkan kesejahteraan umum keluarga. Menghindari PID dari infertilitas. Menegakkan secara dini berbagai penyulit hamil atau penyakit yang menyertai kehamilan. Menetapkan kehamilan dengan risiko rendah, meragukan atau kehamilan dengan risiko tinggi. Menghilangkan faktor-faktor sosial dari masyarakat yang dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi.

2.2. Tujuan Antenatal Care Antenatal care berperan penting dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan perinatal. Tujuan antenatal care ini adalah untuk mengetahui data kesehatan ibu hamil dan perkembangan bayi intrauterin sehingga kesehatan yang optimal dapat dicapai dalam menghadapi persalinan, puerperium, dan laktasi, serta mempunyai pengetahuan yang cukup untuk pemeliharaan bayinya. Evaluasi keadaan dan kemajuan dalam inpartu menggunakan evaluasi menurut Friedmann dan / atau “Partogram menurut WHO” sehingga pada saat mencapai garis waspada, penderita sudah dapat direferal ke rumah sakit yang mempunyai fasilitas yang cukup untuk melakukan pertolongan sehingga Well Born Baby (WBB) dan Well Health Mother (WHM) dapat tercapai.7 Mufdlilah (2009b) menyatakan bahwa tujuan pelayanan antenatal antara lain :8 1. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi dengan memberikan pendidikan gizi, kebersihan diri dan proses kelahiran bayi. 2. Mendeteksi dan menatalaksana komplikasi medis, bedah ataupun obstetri selama kehamilan 3. Mengembangkan persiapan persalinan serta rencana kesiagaan menghadapi komplikasi 4. Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses, menjalankan puerperium normal, dan merawat anak secara fisik, psikologis dan sosial

2.3. Kesehatan Umum Kehamilan 2.3.1. Diet Saat Hamil dan Laktasi5 Tujuan penataan diet ibu hamil dan laktasi: a. Meningkatkan tumbuh-kembang janin dalam rahim. b. Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan menjelang persalinan. c. Meningkatkan kemampuan penyembuhan trauma persalinan. d. Persiapan memberi laktasi. Konsep diet empat sehat lima sempurna untuk menambah protein dan mineral. Suplemen diet yang diberikan adalah vitamin khusus. 2.3.2. Perawatan Jasmani Ibu Hamil5 a. Perawatan ibu hamil sangat diperlukan untuk meningkatkan kesehatan umum dan terhindar dari infeksi atau sumber infeksi.

b. Kesehatan gigi. Hyperemesis gravidarum menyebabkan gangguan gigi dalam bentuk gingivitis dan pembengkakan gusi (evulis). c. Kesehatan organ perkemihan. Banyak minum (1,5-2 liter per hari) dan tidak menahan berkemih. d. Persiapan dan kesehatan puting susu. Pemelihaaan puting susu sejak dini dengan menariknya keluar sehingga lebih menonjol dan melemaskan puting susu dengan minyak. e. Pakaian ibu hamil. Pakaian tidak boleh yang ketat sehingga mengganggu peredaran darah. Pakaian harus longgar dan terbuat dari katun sehingga menyerap keringat. Ibu juga harus sering mengganti pakaian, terutama pakaian dalam. f. Istirahat. Istirahat terutama dilakukan pada satu bulan sebelum dan dua bulan setelah persalinan. Saat hamil tua, lebih baik istirahat tirah baring sehingga gangguan aliran darah tidak terlalu banyak. g. Hubungan seksual. Masih dipernolehkan sampai satu bulan sebelum persalinan. Bla dijumpai riwayat obstetri yang kurang baik, hubungan seksual harus dikurangi terutama trimester pertama. Perhatikan teknik hubungan seksual untuk menyesuaikan kondisi saat hamil besar. h. Defekasi. Sebaiknya teratur sehingga tidak menimbulkan gangguan. Bila defekasi sulit, perlu diperhatikan makanan yang lebih banyak mengandung serat, seperti buah dan sayur. i. Imunisasi. Dianjurkan vaksin toksoid tetanus dua kali selama hamil. 2.3.3. Masalah Psikosomatik dan Psikoprofilaksis dalam Obstetri5 Beberapa faktor yang dapat menyebabkan hal tersebut antara lain hubungan kejiwaan, kehamilan yang diinginkan atau tidak diinginkan, atau perasaan takut menghadapi kehamilan dan persalinan. Dalam mengatasi rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, dapat dilakukan: a. Pendekatan yang manis dan harmonis dari dokter, bidan dan tenaga lain. b. Memperlihatkan tempat bersalin sehingga mulai beradaptasi. c. Melakukan latihan (senam kesegaran hamil dan latihan pernapasan untuk mengejan). d. Memperbaiki cerita yang salah tentang hamil serta bersalin, dan bila menghadapi masalah, mengemukakannya kepada dokter.

2.3.4. Pemeriksaan Fisik Kehamilan5 Pemeriksaan fisik kehamilan meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik ibu hamil. a. Anamnesis kehamilan, untuk mendapatkan gambaran khusus tentang data-data pasien sehingga dapat diperoleh kesimpulan tentang risikonya. b. Pemeriksaan fisik ibu hamil yang meliputi:   Pengukuran tinggi ibu hamil. Apabila tinggi badan <150 cm, kemungkinan panggulnya sempit. Pemeriksaan khusus kehamilan:  Inspeksi (perubahan jasmani)  Palpasi (Leopold, Buddin, Knalbe, Ahfeld)  Auskultasi denyut jantung janin (Laeneck atau Doppler) c. Pemeriksaan USG:  Trimester I:  Kehamilan muda (gestational sac, fetal plate belum tampak)  Hamil 6-8 minggu (fetal plate, denyut jantung janin)  Trimester II:  Embrio seluruhnya  Kelainan kongenital  Usia kehamilan (crown-rump length, biparietal, lingkar abdomen, panjang tulang femur)  Aktivitas janin  Air ketuban  Trimester III:  Bentuk seluruhnya  Air ketuban  Mungkin jenis kelamin janin  Well being intrauterine  Plasenta berkaitan dengan rencana persalinan

d. Pemeriksaan USG tambahan: postdate, preeclampsia-eklampsia, air ketuban (jumlah, kekeruhan), kalsifikasi plasenta, dll. 2.3.5. Jadwal Antenatal Care7 Jadwal antenatal care disesuaikan dengan trimester kehamilan. Dalam praktiknya, antenatal care dianjurkan dilakukan secara teratur pada setiap kehamilan, sesuai dengan jadwal yang lazim berlaku. Jadwal antenatal care adalah sebagai berikut:7 2.3.5.1. Trimester I dan II a. Sebulan sekali. b. Pengambilan data hasil pemeriksaan laboratorium. c. Pemeriksaan ultrasonografi. d. Nasihat diet:        Empat sehat lima sempurna Protein 0,5/kgBB, ditambah satu telur/hari

e. Observasi: Penyakit yang dapat mempengaruhi kehamilan Komplikasi kehamilan

f. Rencana: Mengobati penyakit Menghindari terjadinya komplikasi kehamilan I/II Imunisasi tetanus I

2.3.5.2. Trimester III a. Setiap dua minggu, kemudian seminggu sampai tanda kelahiran tiba. b. Evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil pengobatan. c. Diet empat sehat lima sempurna. d. Pemeriksaan ultrasonografi. e. Imunisasi tetanus II. f. Observasi:   Penyakit yang menyertai kehamilan. Komplikasi hamil trimester III.



Berbagai kelainan kehamilan trimester III.

g. Rencana pengobatan. h. Nasihat dan petunjuk tentang:   Tanda inpartu Kemana harus datang untuk melahirkan.

Di negara maju, antenatal care dilakukan sebanyak 12-13 kali selama hamil, tetapi di negara berkembang cukup dilakukan empat kali sebagai kasus tercatat.7

2.3.6. Program Pelayanan Kehamilan, Persalinan, dan Pascapartus Berdasarkan buku pedoman pelayanan antenatal di tingkat pelayanan dasar, pemeriksaan antenatal (ante = sebelum; natal = lahir), hendaknya memenuhi tiga aspek pokok, yaitu:9 2.3.6.1.Pemeriksaan Medis9 Diagnostik kehamilan Penemuan kelainan secara dini Pemberian terapi sesuai dengan diagnosis

2.3.6.2.Penyuluhan, komunikasi dan motivasi ibu hamil antara lain mengenai:9 Penjagaan kesehatan dirinya dan janinnya Pengenalan tanda-tanda bahaya dan faktor resiko yang dimilikinya Pencarian pertolongan yang memadai secara tepat waktu

2.3.6.3.Rujukan9 Ibu hamil dengan resiko tinggi harus dirujuk ke tempat pelayanan yang mempunyai fasilitas lebih lengkap. 2.3.6.1. Pemeriksaan Medis9 A. Anamnesis Anamnesis adalah pertanyaan terarah yang ditujukan kepada ibu hamil untuk mengetahui keadaan ibu dan faktor resiko yang dimilikinya. Pelaksana pelayanan antenatal perlu mengetahui makna dan tujuan dari setiap pertanyaan yang diajukan. a. Keluhan Utama Keluhan utama adalah hal yang berkaitan dengan kehamilan yang dirasakan dan dikemukakan ibu kepada pemeriksa.

b. Identitas Ibu Identitas yang perlu ditanyakan adalah: Nama ibu Nama suami Alamat lengkap

c. Hal-hal yang berkaitan dengan fungsi reproduktif Pertanyaan meliputi hal-hal yang mungkin berkaitan dengan faktor resiko, yaitu: Umur ibu Paritas Hari pertama haid terakhir (HPHT) Lama haid Siklus haid Jenis kontrasepsi yang digunakan (sebelum kehamilan ini)

d. Hal-hal yang berkaitan dengan kehamilan sekarang Pertanyaan yang berkaitan dengan kehamilan sekarang meliputi gerakan janin, hal-hal yang dirasakan akibat perkembangan kehamilan dan penyimpangan dari normal (keadaan patologis). 1) Gerakan Janin Hal- hal yang ditanyakan sehubungan dengan gerak janin adalah: Kapan janin mulai bergerak Janin masih bergerak atau tidak

2) Keluhan yang berkaitan dengan perkembangan kehamilan Pertanyaan pada kehamilan muda berbeda dengan kehamilan yang lebih lanjut. a) Pada kehamilan muda (sampai umur kehamilan 3 bulan) Sakit kepala, mual dan muntah Rasa sakit/rasa tidak enak pada perut bagian bawah Sering buang air kecil

b) Pada kehamilan 4-6 bulan Sulit tidur Agak sulit bernafas, terutama pada primigravida Pegal pada daerah panggul atau bokong

-

Rasa tegang yang timbul sewaktu-waktu di perut bawah Bengkak di kaki yang menghilang pada pagi hari setelah bangun tidur

c) Pada kehamilan 7 bulan ke atas Pegal dipanggul atau bokong masih terasa Lebih sering buang air kecil Mulas-mulas yang timbul tidak beraturan Bila hal-hal tersebut ditemukan, perlu dijelaskan bahwa itu merupakan keadaan yang biasa dan normal ditemukan pada ibu hamil. 3) Keadaan patologis Pertanyaan yang harus diajukan adalah gejala komplikasi obstetrik langsung, yaitu perdarahan melalui jalan lahir, preeklamsia/eklampsia dan keluarnya cairan ketuban sebelum waktunya. Keadaan tersebut merupakan ancaman utama untuk kematian ibu karena merupakan komplikasi tersering dan terberat. a) Perdarahan melalui jalan lahir Kapan permulaan terjadinya perdarahan dan umur kehamilan berapa Berapa kali terjadi pendarahan dan jumlah darah yang keluar (dapat dibandingkan dengan darah haid) Keluhan lain yang menyertai pendarahan

Perdarahan merupakan tanda bahaya walaupun jumlahnya hanya sedikit. Perdarahan pada kehamilan muda dapat disebabkan oleh abortus, mola hidatidosa dan kehamilan ektopik terganggu sedangkan perdarahan pada kehamilan tua bersifat lebih berbahaya karena seringkali berkaitan dengan kelainan letak plasenta. b) Preeklampsia dan eklampsia Gejala yang ditimbulkan antara lain: Mula-mula timbul bengkak pada kaki yang menetap atau tidak hilang setelah bangun tidur Pada keadaan berat, bengkak semakin bertambah disertai sakit kepala, mual, nyeri ulu hati hingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan menjadi kabur, kesadaran menurun dan kemudian kejang-kejang. c) Keluar cairan ketuban Hal- hal yang perlu ditanyakan adalah:

-

Kapan pertama kali keluar cairan ketuban dan berwarna apa Apakah disertai dengan tanda-tanda persalinan Warna cairan ketuban normal adalah jernih keputihan. Warna ketuban yang hijau berarti cairan ketuban tercampur oleh mekonium. Hal ini menandakan janin dalam keadaan asfiksia.

d) Penyakit lain Gejala-gejala penyakit lain yang perlu ditanyakan adalah: Sesak nafas dalam melakukan pekerjaan sehari-hari. Pertanyaan ini mengarah pada kemungkinan penyakit jantung dan diabetes Penyakit kuning Riwayat penyakit kronis (malaria, tbc dan lain-lain) Riwayat penyakit gula dalam keadaan sulit dikontrol dan menyebabkan penyulit pada persalinan Penyakit jantung yang berbahaya bagi kehamilan dan persalinan

4) Keadaan non obstetrik yang mempengaruhi kehamilan Pertanyaan yang diajukan adalah: Kecelakaan yang dialami selama hamil: jatuh, terbakar, dan lain-lain. Cedera berat yang pernah dialami saat hamil

e. Riwayat obstetrik Hal-hal yang perlu ditanyakan adalah: Berapa kali hamil dan uraian riwayat setiap kehamilan Berapa kali melahirkan, jarak kelahiran dan uraian riwayat setiap persalinan (penolong, tempat pelayanan dan cara persalinan normal atau tidak) Berapa kali abortus; kapan, umur kehamilan berapa dan tindakan Hasil kehamilan : kurang atau lebih bulan, BBLR, lahir mati, bayi lahir tidak langsung menangis, dan lain-lain Riwayat kelahiran kembar

Riwayat obstetrik dikatakan buruk jika: Gravida > 4 Pernah abortus

-

Pernah mengalami persalinan dengan tindakan (forseps, vakum ekstraksi dan bedah sesar)

-

Status bayi yang dilahirkan : lahir mati, bayi besar, BBLR dan prematur Riwayat kehamilan ganda Keadaan- keadaan tersebut diatas merupakan faktor resiko untuk kehamilan sekarang.

B. Pemeriksaan9 Pemeriksaan meliputi pemeriksaan fisik diagnostik, obstetrik dan diagnostic penunjang. Pemeriksaan ini merupakan kelanjutan dari anamnesis. a. Pemeriksaan Fisik Diagnostik Hal-hal yang diperiksa adalah: Barat badan, lingkar lengan atas (LLA) dan tinggi badan Tekanan darah, nadi, frekuensi pernafasan dan suhu tubuh Adanya cacat tubuh

b. Pemeriksaan Obstetrik Pemeriksaan obstetrik meliputi pemeriksaan luar dan pemeriksaan panggul dalam (pelvimetri) 1. Pemeriksaan luar Pemeriksaan luar dilakukan dengan perabaan perut (cara Leopold I sampai IV) yang bertujuan untuk memperkirakan: Umur kehamilan Taksiran berat janin terhadap umur kehamilan Letak janin Turunnya bagian terendah janin Detak jantung janin

2. Pemeriksaan panggul dalam (pelvimetri) Biasanya dilakukan sekali dalam kehamilan untuk mengetahui panggul sempit, pintu atas panggul, pintu bawah panggul dan kelainan bentuk panggul. Biasanya dilakukan pada kehamilan 8 bulan atau lebih. c. Pemeriksaan Diagnostik Penunjang

Pemeriksaan Diagnostik yang penting adalah: Pemeriksaan Hb : untuk menentukan kadar hemoglobin dan derajat anemia (bila ada) Pemeriksaan urin : untuk mengetahui adanya protein dan gula dalam urine Lain-lain bila diperlukan

C. Diagnosis9 Diagnosis dibuat berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik diagnostik, obstetrik dan diagnostik penunjang seperti diuraikan diatas. Diagnosis dituliskan secara singkat. 2.3.6.2. Intervensi dalam Pelayanan Antenatal9 Intervensi dalam pelayanan antenatal adalah perlakuan yang diberikan kepada ibu hamil setelah dibuat diagnosis kehamilan. A. Intervensi Dasar9 Intervensi dasar adalah perlakuan yang diberikan kepada semua ibu hamil yang mendapat pemeriksaan kehamilan, yaitu meliputi pemberian tetanus toksoid, tablet zat besi, vitamin dan mineral, serta penyuluhan terarah. B. Intervensi Khusus9 Intervensi khusus adalah perlakuan khusus yang diberikan kepada ibu hamil sesuai dengan faktor resiko dan kelainan yang ditemukan. Perlakuan tersebut meliputi tindakan pemantauan ketat atau intensif, pemberian obat, bila perlu dirujuk ke tingkat pelayanan yang lebih lengkap.

1) Faktor resiko Faktor resiko adalah keadaan yang tidak secara langsung mengancam jiwa akan tetapi memperburuk keadaan kesehatan ibu. Faktor resiko pada ibu hamil meliputi: Umur : terlalu muda yaitu < 20 tahun dan terlalu tua yaitu > 35 tahun Paritas : paritas 0 dan paritas > 4 Interval : jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekurang-kurangnya 2 tahun Tinggi badan : < 145 cm Lingkar lengan atas: < 23,5 cm

-

Kelainan bentuk tubuh : kelainan tulang belakang dan kelainan pada panggul

2) Komplikasi Kehamilan a) Komplikasi obstetrik langsung Pendarahan Preeklampsia/eklampsia Kelainan letak janin Anak besar, hidramnion dan kehamilan kembar Ketuban pecah dini

b) Komplikasi obstetrik tidak langsung Penyakit jantung Hepatitis Tuberkulosa Anemia Malaria Diabetes Mellitus

3) Komplikasi yang tidak berhubungan dengan obstetrik Cedera akibat kecelakaan (kendaraan, keracunan, kebakaran dan lain-lain) C. Penyuluhan Bagi Ibu Hamil9 Penyuluhan bagi ibu hamil sangat diperlukan untuk memberikan pengetahuan mengenai kehamilan, perubahan yang berkaitan dengan kehamilan, pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, perawatan diri selama kehamilan serta tanda bahaya yang perlu diawasi.

Tabel 1. Pemeriksaan Antenatal10

2.4. Pemeriksaan Kebidanan pada Antenatal Care11 2.4.1. Inspeksi11 Dilakukan untuk menilai keadaan ada tidaknya Cloasma gravidarum pada muka / wajah, pucat atau tidak pada selaput mata, dan ada tidaknya edema. Pemeriksaan selanjutnya adalah pemeriksaan pada leher untuk menilai ada tidaknya pembesaran kelenjar gondok atau kelenjar limfe. Pemeriksaan dada untuk menilai bentuk buah dada dan dan pigmentasi puting susu. Pemeriksaan perut untuk menilai apakah perut membesar ke depan atau kesamping, keadaan pusat, pigmentasi linea alba, serta ada tidaknya strie gravidarum. Pemeriksaan vulva untuk menilai keadaan perineum, ada tidaknya tanda chadwick dan adanya flour. Kemudian pemeriksaan ekstremitas untuk menilai ada tidaknya varises.11 2.4.2. Palpasi11 Dilakukan untuk menentukan besarnya rahim dengan menentukan usia kehamilan serta menentukan letak anak dalam rahim. Pemeriksaan secara palpasi dilakukan dengan menggunakan metode leopold, yakni : a. Leopold I Leopold I digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan bagian apa yang ada di fundus, dengan cara pemeriksa berdiri sebelah kanan dan ,menghadap kemuka ibu, kemudian kaki ibu dibengkokkan pada lutut dan lipat paha, lengkukan jari-jari kedua tangan untuk mengelilingi bagian atas fundus, lalu tentukan apa yang ada didalam fundus/ bila kepala sifatnya keras, bundar dan melenting.

Gambar 1. Leopold I

b. Leopold II Leopold II digunakan untuk menentukan letak punggung anak dan letak bagian kecil pada anak. Caranya: Letakkan kedua tangan pada sisi uterus, dan tentukan dimanakan bagian terkecil bayi

Gambar 2. Leopold II

c. Leopold III Leopold III digunakan untuk menentukan bagian apa yang terdapat dibagian bawah dan apakah bagian bawah anak sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul. Caranya: Tekan dengan ibu jari dan jari tengah pada salah satu tangan secara lembut dan masuk kedalam abdomen pasien diatas simpisis pubis. Kemudian peganglah begian presentasi bayi, lalu bagian apakah yang menjadi presentasi tersebut.

Gambar 3. Leopold III

d. Leopold IV Leopold IV digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan seberapa masuknya bagian bawah tersebut kedalam rongga panggul. Caranya: Letakkan kedua tangan disis bawah uterus lalu tekan kedalam dan gerakkan jari-jari kearah rongga panggul, dimanakah tonjolan sefalik dan apakah bagian presentasi telah masuk .

Gambar 4. Leopold IV

Pemeriksaan ini dilakukan bila kepala masih tinggi, pemeriksaan leopold lengkap dapat dilakukan bila janin cukup besar, kira-kira bulan ke VI le atas. 2.4.3. Auskultasi11 Dilakukan umumnya dengan stetoskop manoaural untuk mendengarkan bunyi jantung anak, bising tali pusat, gerakan anak, bisisng rahim, bunyi aorta, serta bising usus. Bunyi jantung anak dapat didengar pada akhir bulan ke -5, walaupun dengan ultrasonografi dapat diketahui pada akhir bulan ke – 3. bunyi jantung anak dapat terdengar dikiri dan kanan dibawah tali pusat bila presentasi kepala. Bila terdengar pada pihak berlawanan dengan bagian kecil, maka anak fleksi dan bila sepihak maka defleksi. Dalam keadaan sehat, bunyi jantung antara 120-160 kali permenit. Bunyi jantung dihitung dengan mendengarkannya selama 1 menit penuh. Bila kurang dari 120 kali per menit atau lebih dari 160 kali per menit. Kemungkinan janin dalam keadaan gawat janin . selain bunyi jantung anak, dapat didengarkan bising tali pusat seperti meniup. Kemudian bising rahim seperti bising yang frekuensinya sama seperti denyut nadi dan bising usus yang sifatnya tidak teratur.

DAFTAR PUSTAKA
4. Manuaba IBG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC. 5. Manuaba IAC, dkk. 2009. Buku Ajar Patologi Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: EGC. 6. Manuaba IBG. 1995. Penuntun Diskusi Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC. 7. Manuaba IBG. 2004. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi Edisi 2. Jakarta: EGC. 8. Mufdlilah. 2009b. Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jogjakarta : Nuha Medika 9. Anonim. 2010. Tinjauan Pustaka – Pelayanan Dasar Antenatal Care. Universitas Pembangunan Nasional. Diunduh dari http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4s1kedokteran/207311021/BAB%20II.pdf, pada tanggal 11 Oktober 2012. 10. Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirihardjo. 11. Hidayat, A.Aziz Alimul. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.

Sponsor Documents

Or use your account on DocShare.tips

Hide

Forgot your password?

Or register your new account on DocShare.tips

Hide

Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link to create a new password.

Back to log-in

Close