Auditing

Published on February 2017 | Categories: Documents | Downloads: 38 | Comments: 0 | Views: 509
of 14
Download PDF   Embed   Report

Comments

Content

DYAH AYU ARISWATI (K7410055)

MANAJEMEN AUDIT, PEMERIKSAAN EKSTERN TENGAH TAHUN DAN AKHIR TAHUN

1. Pengertian Manajemen Audit  Menurut pendapat para ahli 1) Tunggal (2003: 10) Manajemen audit merupakan suatu penilaian dari organisasi manajerial dan efisiensi dari suatu perusahaan, departemen, atau setiap entitas dan subentitas yang dapat diaudit. Dalam aplikasi praktis yang berbeda, manajemen audit (pemeriksaan manajemen) dikenal sebagai “Operational Auditing”, “Value-for-Money Auditing”, “Comprehensive Auditing”, “Performance Auditing”, dan “Systems Auditing. Ada perbedaan manajemen audit dan financial audit, Tunggal (2003:13) mengatakan bahwa pada umumnya, pemeriksaan manajemen (manajemen audit) memerlukan tenaga tim yang mempunyai berbagai latar belakang akademis, keterampilan teknis dan pengalaman. Pemeriksaan seperti ini mencakup suatu ruang lingkup penelaahan yang lebih luas daripada pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan ketaatan (Compliance Audits). Manajemen audit memiliki tujuan yang sama dengan operational audit, akan tetapi untuk sektor swasta lebih dimaksudkan sebagai usaha untuk mengidentifikasi masalah yang ada dalam organisasi. Istilah “Performance Audit” biasanya digunakan di Amerika untuk sektor publik, sedangkan istilah “Operational Auditing” digunakan baik untuk sektor publik maupun swasta atas keseluruhan operasi keuangan dan non keuangan organisasi. Atas berbagai perbedaan istilah tersebut Parker sebagaimana dikutip oleh Burrowes dan Persson (2000) mengatakan bahwa istilah–istilah yang berbeda bisa muncul untuk digunakan atas konsep yang sama, atau jika tidak istilah yang sama mungkin saja digunakan untuk konsep yang berbeda. 2) Parker

Management auditing diartikan sebagai evaluasi atas manajemen dan fungsi serta kinerja organisasi berkenaan dengan ekonomisasi, efisiensi dan efektifitas dari area-area operasi, aktifitas dan hasil.

3) Hamilton (1986: 11) Manajemen audit didefinisikan sebagai “The management audit technique covers a broad spectrum of procedures, methods of evaluation, policies and approaches. It is designed to analyze, evaluate, review and appraise the performance of the firm in relation to either a set of predetermined standards or some generally accepted rules or guidelines of the company”. Pendapat Hamilton tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa teknik manajemen audit meliputi spektrum yang luas dari prosedur, metode evaluasi, kebijakan dan pendekatan, yang dirancang untuk menganalisa, mengevaluasi, memeriksa dan menilai kinerja perusahaan terhadap standar yang sudah ditentukan sebelumnya atau beberapa kebijakan yang diterima umum atau garis pedoman perusahaan. 4) Ramanathan (1990:298) Ramanathan mengungkapkan pendapatnya mengenai beberapa definisi manajemen audit yaitu : 1) Manajemen audit adalah suatu pemeriksaan terhadap kondisi dan diagnosa atas defisiensi dengan rekomendasi sebagai koreksi terhadap hal tersebut. Pada dasarnya merupakan konsep yang membangun dan objektif dalam pendekatannya. Tujuannya adalah untuk membantu manajemen dalam meperbaiki posisinya dalam perusahaan. Hasil akhirnya adalah diagnosa atas kondisi kesehatan perusahaan dengan perhatian yang lebih difokuskan pada „apa‟ yang membutuhkan peningkatan dan dengan rekomendasi yang jelas. 2) Manajemen audit merupakan suatu pendekatan dalam penemuan fakta yang sistematis yang memeriksa, menilai dan melaporkan pemahaman dan efektifitas dari tujuan, kebijakan, standar, struktur, prosedur dan pengendalian, untuk menyoroti pergeseran, pemborosan, birokrasi, dll., dan untuk mengidentifikasi area yang akan diperbaiki. Tujuannya adalah untuk menyoroti area-area permasalahan sehingga tindakan koreksi bisa dilakukan oleh karyawan lainnya baik didalam maupun diluar organisasi.

5) Batra (1997) Manajemen audit diartikan sebagai berikut : “Management audit may be described as the audit for and of management, in the sense that, as top management does not have direct control over operations, so it is interested in ensuring that business operations are conducted in an efficient manner, decisions are based on information and made at appropriate levels of authority, assets are safeguards, operational efficiency is promoted and that the business is carried out in accordance with management instructions and policies. Management audit is being termed as „audit of management‟. It signifies that management audit appraises the quality of top management.” Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa manajemen audit merupakan audit untuk dan atas manajemen, dalam hal ini, karena top manajemen tidak mempunyai kendali langsung atas keseluruhan operasi, maka ia berkepentingan untuk memastikan bahwa operasi bisnis dilakukan dengan cara yang efisien, keputusankeputusan berdasarkan informasi-informasi dan dibuat oleh otoritas level yang tepat, aset aman, efisiensi operasional meningkat dan bisnis dilakukan sesuai dengan instruksi dan kebijakan yang dibuat oleh manajemen. Dalam hal manajemen audit sebagai audit atas manajemen, maka manajemen audit digunakan untuk menilai kualitas dari top manajemen. 6) American Institute of Certified Public Accountant / AICPA “Management audit is a systematic review of an organization‟s activities or of a stipulated segment of them, in relation to specified objectives for the purpose of :    assesing performance identifying opportunities for improvement developing recommendations for improvement or further action” Definisi tersebut dalam terjemahannya adalah pemeriksaan manajemen adalah suatu penelaahan yang sistematis terhadap aktivitas suatu organisasi, atau suatu segmen tertentu dalam hubungannya dengan tujuan tertentu, dengan maksud untuk:    Menilai kegiatan Mengidentifikasikan berbagai kesempatan untuk perbaikan Mengembangkan rekomendasi bagi perbaikan atau tindakan lebih lanjut

2. Pentingnya Manajemen Audit Berikut adalah pendapat Theo Haiman dalam bukunya, Professional Management yang dikutip oleh Ramanathan (1990:292) berkaitan dengan munculnya kebutuhan akan manajemen audit: “In connection with control of overall performance, management audits are becoming increasingly significant. Just as most companies make it a point to have their accounts audited at least once a year, some of the more progresive companies have recognized the importance of management audits. These audits are substantially different from those performed by public accountants and are not concerned with the verification of financial data. They are performed either for the top management, for the stockholders, or for other owners. Management audits provide a device for surveying the management of the enterprise critically and objectively from the broadest possible point of view. They start where the balance sheet audits leave off and are concerned with the examination of the organization and the operations of the enterprise from every aspect. At times, such an audit is undertaken by the management itself and even more frequently outside help is called up on.” Burrowes dan Persson (2000) juga mengungkapkan pendapat dari Banker yang menyatakan bahwa perusahan-perusahaan saat ini menggunakan ukuran kinerja non keuangan atas kualitas produk, kepuasan konsumen, dan pangsa pasar untuk mengevaluasi dan menilai kinerja manajemen karena ukuran-ukuran keuangan atas kinerja mungkin saja tidak sempurna dan terlalu banyak signal mengenai upaya manajemen, maka ukuran non keuangan bisa memberikan nilai tambah dengan mengurangi banyaknya signal tersebut dengan membuat kesimpulan-kesimpulan mengenai upaya-upaya yang dilakukan manajemen sebagai agent. Salah satu asumsi principal dalam agency theory adalah bahwa principal dan agent mempunyai tujuan dan sasaran yang bertentangan (Solomon dan Solomon, 2004:17). Dilihat dari perspektif agency theory, fungsi audit menyajikan suatu mekanisme tata kelola perusahaan yang penting dalam membantu shareholders dalam mengawasi dan mengendalikan manajemen perusahaan. Modern Auditing saat ini penekanannya lebih pada pada pemeriksaan internal yang digunakan untuk mengevaluasi efisiensi organisasi secara keseluruhan. Hal ini dilakukan secermat mungkin agar area-area kelemahan bisa diidentifikasi, untuk kemudian ditunjukkan kepada manajemen, dan selanjutnya ditawarkan rekomendasi untuk mempercepat proses perkembangan manajemen. Management audit merupakan konsep yang digunakan untuk maksud tersebut. Management audit digunakan untuk memastikan seberapa baik manajemen, baik dalam hubungan eksternalnya dengan pihak luar maupun efisiensi internalnya. Pemeriksaan dilakukan terhadap smoothness organisasi, mulai dari level teratas sampai level terbawah. Dengan demikian, hampir setiap aspek manajemen diperiksa, dan rekomendasi yang ditawarkan diharapkan bisa meningkatkan efisiensi dan profitabilitas (Batra, 1997).

Management audit muncul karena kebutuhan akan penilaian yang independen atas kinerja manajemen pada berbagai level, termasuk level top manajemen (Ramanathan, 1990:292). Sedikit perhatian yang diberikan kepada auditing tipe ini. Manajemen audit pertama kali dikenal di United Kingdom pada tahun 1932, ketika T.G. Rose, yang dikenal lewat bukunya yang berjudul The Management Audit, mengajukan konsep ini lewat makalah yang dia presentasikan kepada Institute of Industrial Administration. Selanjutnya, konsep ini memperoleh perhatian yang lebih besar di USA (Batra, 1997). Management audit dianggap sebagai sebuah fenomena saat ini yang berasal dari audit keuangan eksternal, audit operasional internal dan konsultasi manajemen. Kebutuhan akan audit terhadap manajemen, termasuk direktur, muncul sebagai akibat dari pemisahan antara pemilik dengan pengendalian perusahaan, yang merupakan ciri dari perusahaan modern saat ini (Burrowes dan Persson, 2000). Operasi-operasi organisasi meningkat dari segi volume dan kompleksitas. Masalahmasalah manajerial yang muncul menimbulkan tekanan-tekanan baru pada level manajemen yang lebih tinggi.

3. Jenis-jenis Manajemen Audit Arens dan Loebbecke (2000:756) mengelompokkan manajemen audit menjadi 3 jenis, yaitu functional, organizational, dan special assignment. Berikut penjelasan dari masing-masing jenis tersebut : 1) Functional Audit Functional audit berkaitan dengan satu atau lebih fungsi didalam organisasi. Keuntungan dari functional audit adalah diperbolehkannya adanya spesialisasi oleh auditor. Auditor dalam staff internal audit bisa sangat ahli dalam sebuah bidang, misalnya fungsi production engineering. Mereka bisa secara efisisen menghabiskan waktu mereka untuk mengevaluasi fungsi-fungsi yang berkaitan. Fungsi production engineering berkaitan dengan fungsi manufacturing dan fungsi-fungsi lainnya dalam organisasi. 2) Organizational Audit Organizational audit dalam sebuah organisasi berkaitan dengan seluruh unit organisasi, seperti departemen, cabang atau anak perusahaan. Penekanan dalam organizational audit adalah seberapa efektif dan efisien fungsi-fungsi tersebut berinteraksi. Perencanaan organisasi dan metode-metode untuk mengkoordinasi aktivitas-aktivitas yang ada sangat penting dalam tipe audit ini. 3) Special Assignment Dalam operational auditing, special assignment biasanya muncul karena permintaan manajemen. Jenis audit tipe ini cukup luas. Sebagai contoh, menentukan penyebab tidak

efektifnya sistem IT, investigasi terhadap kemungkinan adanya fraud dalam sebuah divisi, dan pemberian rekomendasi untuk menurunkan harga pokok produksi.

Menurut Sayle (1988:21) manajemen audit dikelompokkan menjadi tiga jenis sesuai dengan keragaman departemen mereka dan ruang lingkupnya sebagai berikut : 1) Internal Audit Manajemen audit ini dapat dilakukan oleh perusahaan atau departemen, yang bersangkutan dengan sistem-sistem, prosedur-prosedur atau fasilitas-fasilitas. Auditor yang mengerjakan dapat dari perusahaan mereka sendiri (internal auditor) atau dengan menggaji auditor dari luar perusahaan (external auditor). Internal audit merupakan teknik dimana manajemen dapat merasakan masalah mereka sendiri dan menilai kinerja organisasi, kebutuhannya, titik kekuatan, dan kelemahannya. Disebutkan bahwa self audit merupakan bagian dari internal audit yang dilakukan oleh individual dalam sistem mereka sendiri, prosedur-prosedur, dan fasilitas-fasilitas agar dapat menilai kinerja, kebutuhan, kekuatan, dan kelemahannya. 2) External audit Manajemen audit ini dilakukan oleh perusahaan terhadap pemasok mereka atau sub pemasok. Auditor dapat dari auditor internal maupun auditor eksternal. Management audit dikerjakan untuk menilai status kontrak atau perjanjian yang dibuat perusahaan pemasok atau sub pemasok untuk menentukan keadaan perusahaan atas barang yang akan diterima sesuai dengan yang dibayarkannya. 3) Extrinsic Audit Manajemen audit ini dilakukan oleh pelanggan atau badan-badan yang berkaitan dengan peraturan atau suatu agen inspeksi. Audit ini meliputi pelanggan dari perusahaan-perusahaan pemasok dan sub pemasok. Berkaitan dengan keterangan diatas maka management audit yang dilakukan pada fungsi pembelian termasuk dari jenis internal audit.

4. Tujuan Manajemen Audit Menurut Hamilton (1986:1) tujuan dari manajemen audit secara keseluruhan adalah untuk mengevaluasi efisiensi dan efektifitas dari organisasi. Evaluasi ini bisa dilakukan pada perusahaan secara keseluruhan atau dibatasi pada lingkup departemen atau fungsi tertentu dalam organisasi. Evaluasi terhadap kinerja perusahaan ini dilakukan terhadap standar yang dibuat oleh manajemen atas dan pada saat yang sama digunakan untuk menilai keefektifan dari standar-standar dan kebijakan-kebijakan tersebut.

Ramanathan (1990:300) mengatakan bahwa manajemen audit berkaitan dengan audit efisiensi, dimana tujuan utama dari audit efisiensi ini adalah untuk memastikan bahwa setiap unit mata uang diinvestasikan dalam modal atau tempat lain yang memberikan pengembalian yang optimum dan bahwa perencanaan investasi antara berbagai fungsi dan aspek yang berbeda dirancang untuk memberikan hasil yang optimum. Tujuan manajemen audit menurut Agoes (1996:173) adalah sebagai berikut : 1) Untuk menilai kinerja (performance) dari manajemen dan berbagai fungsi dalam perusahaan. 2) Untuk menilai apakah berbagai sumberdaya (manusia, mesin, dana, harta lainnya) yang dimiliki perusahaan telah digunakan secara efisien dan ekonomis. 3) Untuk menilai efektifitas perusahaan dalam mencapai tujuan (objective) yang telah ditetapkan oleh top management. 4) Untuk dapat memberikan rekomendasi kepada top management dalam memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam penerapan struktur pengendalian intern, sistem pengendalian manajemen, dan prosedur operasional perusahaan, dalam rangka

meningkatkan efisiensi, keekonomisan dan efektifitas dari kegiatan operasi perusahaan.

5. Manfaat Manajemen Audit Siagian (2001:13) mengatakan bahwa kalangan manajemen menunjukkan sambutannya terhadap perkembangan manajemen audit, karena jika digunakan dengan tepat maka management audit bisa memberi manfaat yang besar, yaitu: 1) Memungkinkan manajemen mengidentifikasikan kegiatan operasional dalam perusahaan yang tidak memberikan kontribusi dalam perolehan keuntungan. 2) Membantu manajemen dalam peningkatan produktifitas kerja dari berbagai komponen organisasi. 3) Memungkinkan manajemen mengidentifikasikan hambatan dan kendala yang dihadapi dalam mengkoordinasikan berbagai kegiatan dan mengambil langkah strategik untuk mengatasi dan menghilangkannya. 4) Memantapkan penerapan pendekatan kesisteman dalam menjalankan roda organisasi. 5) Memungkinkan manajemen pada berbagai tingkat menentukan strategi yang tepat. 6) Membantu manajemen merumuskan pedoman teknis operasional bagi para pelaksana berbagai kegiatan dalam perusahaan yang akan membantu para tenaga kerja operasional melakukan kegiatan masing-masing dengan tingkat efisiensi dan efektifitas yang lebih tinggi.

7) Mengidentifikasikan dengan tepat berbagai masalah dan tantangan yang dihadapi dalam manajemen sumber daya manusia. 8) Membantu manajemen menilai perilaku bawahan dalam menyediakan informasi bagi pimpinan, sesuai dengan kebutuhan pimpinan pada berbagai hierarki perusahaan.

Berikut adalah beberapa manfaat manajemen audit menurut Tunggal (2003:14), yaitu: 1) Memberi informasi operasi yang relevan dan tepat waktu untuk pengambilan keputusan. 2) Membantu manajemen dalam mengevaluasi catatan, laporan-laporan dan pengendalian. 3) Memastikan ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang ditetapkan, rencana-rencana, prosedur serta persyaratan peraturan pemerintah. 4) Mengidentifikasi area masalah potensial pada tahap dini untuk menentukan tindakan preventif yang akan diambil. 5) Menilai ekonomisasi dan efisiensi penggunaan sumber daya termasuk memperkecil pemborosan. 6) Menilai efektivitas dalam mencapai tujuan dan sasaran perusahaan yang telah ditetapkan. 7) Menyediakan tempat pelatihan untuk personil dalam seluruh fase operasi perusahaan.

Apabila manajemen audit dilakukan secara berkala, maka manajemen audit bisa menunjukkan masalah ketika masalah tersebut masih berskala kecil. Dengan demikian, manajemen audit merupakan alat manajemen yang membantu manajemen dalam mencapai tujuannya karena tindakan korektif dapat dilakukan untuk pemecahan masalah apabila ditemukan inefisiensi dan inefektifitas.

6. Tahap-tahap Manajemen Audit Pendekatan manajement audit harus mengikuti langkah-langkah dasar tertentu untuk setiap pekerjaan meskipun mungkin tujuan dari pemeriksaan tersebut akan bermacam-macam. Berikut adalah langkah-langkah tersebut menurut Hamilton (1986:5) : 1) Definisi ruang lingkup pekerjaan Manajemen audit bisa dilakukan dalam lingkup yang umum dan audit akan meliputi suatu penilaian terinci atas tiap-tiap aspek operasional organisasi. Management audit juga bisa dilakukan atas suatu masalah tertentu untuk mencari bukti-bukti yang menjadi penyebabnya serta merekomendasikan tindakan koreksi tertentu. 2) Perencanaan, persiapan dan organisasi Ketika suatu lingkup pekerjaan sudah ditentukan, tim audit akan membuat suatu tindakan perencanaan atas pelaksaanaan pekerjaan. Perencanaan meliputi langkah-langkah yang

harus dilakukan dan estimasi waktu yang diperlukan untuk mencapai setiap tahap pekerjaan. Tiap sumber bukti yang berkaitan dengan area yang diperiksa harus dianalisa secara mendalam dan terus diperbaharui. 3) Pengumpulan fakta dan dokumentasi informasi terbaru Pada tahap ini dilakukan pengumpulan informasi data yang berkaitan dengan area lingkup pekerjaan yang ditentukan. Data bisa diperoleh dari surat menyurat, kebijakan dan prosedur, serta semua informasi informal lainnya yang bisa diperoleh secara langsung dari karyawan lewat wawancara. 4) Riset dan analisa Tahap ini merupakan tahap yang paling penting dalam proses management audit. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan bukti dan fakta-fakta yang dianggap penting dalam mendukung laporan akhir yang akan diserahkan kepada top manajemen. 5) Laporan Tahap ini meliputi ringkasan atas pekerjaan yang dilakukan, gambaran mengenai ruang lingkup pekerjaan, rincian mengenai temuan-temuan utama dan diskusi mengenai alternatif-alternatif yang dapat digunakan top manajemen untuk mengurangi permasalahan yang ada.

Berikut adalah tahapan dalam manajemen audit menurut Leo herbert yang dikutip oleh Agoes (1996:176), yaitu: 1) Prelimenary Survey (Survei Pendahuluan) Tujuan dari survey pendahuluan adalah untuk mendapatkan informasi umum dan latar belakang, dalam waktu yang relatif singkat, mengenai semua aspek organisasi, kegiatan, program, atau sistem yang dipertimbangkan untuk diperiksa, agar dapat diperoleh pengetahuan atau gambaran yang memadai mengenai objek pemeriksaan. 2) Review and Testing of Management Control System (Penelaahan dan Pengujian atas Sistem Pengendalian Manajemen) Tahap ini dimaksudkan untuk mendapatkan bukti-bukti mengenai ketiga elemen dari tentative audit objective (tujuan pemeriksaan sementara), yaitu criteria, causes dan effects, dengan melakukan pengetesan terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang berkaitan dengan sistem pengendalian manajemen dan untuk memastikan bahwa bukti-bukti yang diperoleh dari perusahaan adalah kompeten jika audit diperluas dalam detailed examination (pengujian terinci). Criteria merupakan standar yang harus dipatuhi oleh setiap bagian dalam perusahaan, causes adalah tindakan-tindakan yang menyimpang dari standar yang berlaku, dan effects adalah akibat dari tindakan-tindakan menyimpang dari standar yang berlaku.

3) Detailed Examination (Pengujian Terinci) Pada tahap ini auditor harus mengumpulkan bukti-bukti yang cukup, kompeten, material dan relevan untuk dapat menentukan tindakan-tindakan apa saja yang dilakukan manajemen dan pegawai perusahaan yang merupakan penyimpangan-penyimpangan terhadap criteria dalam firm audit objective (tujuan pemeriksaan yang pasti), dan bagaimana effects dari penyimpangan-penyimpangan tersebut dan besar kecilnya effects tersebut yang

menimbulkan kerugian bagi perusahaan. 4) Report Development (Pengembangan Laporan) Temuan audit harus dilengkapi dengan kesimpulan dan saran dan harus direview oleh audit manager sebelum didiskusikan dengan auditee. Komentar dari auditee mengenai apa yang disajikan dalam konsep laporan harus diperoleh (sebaiknya secara tertulis).

7. Audit Objektif Dalam Management Audit Setelah melakukan preliminiray survey, auditor harus menentukan tentative audit objektivnya, kemudian melakuakan review and testing of management control system untuk memastikan apakah tentative audit objektif (tujuan pemeriksaan yang sementara ) dapat dijadikan firm audit objektive (tujuan pemeriksaan yang pasti ). Jika ternyata tentative audit objektive tidak dapat dijadikan firm audit objektif, misalnya karena tidak di dukung oleh bukti-bukti yang kompeten, maka auditor harus menentukan atau mencari tentative audit obejektif yang lain. Audit objektif dalam manajemen audit mencakup tiga elemen yaitu :  Criteria Merupakan standar yang harus di patuhi setiap bagian dalam perusahaan. Standar bisa berupa kebijakan yng telah ditetapkan managemen, kebijakan perusahaan sejenis atau kebijakan industri, dan peraturan pemerintah.  Causes Adalah tindakan-tindakan yang dilakukan manajemen atau pegawai perusahaan termasuk tindakan-tindakan yang seharusnya dilakukan untuk memenuhi kriteria tetapi tidak dilakukan menejemen atau pegawai perusahaan.  Effetcs Adalah akibat tindakan-tindakan yang menyimpang dari standar yang berlaku.

8. Audit Program Dalam Mangement Audit Dalam melaksanakan manjemen audit, auditor banyak menggunakan audit program dalam bentuk questionnaires. Questionnaires tersebut dikelompokkan untuk masing-masing

fungsi yang terdapat dalam perusahaan. dari jawaban-jawaban questionnaires tersebut setelah dikonfirmasi dengan pengecekkan di lapangan dan pemeriksaan bukti-bukti secara sampling dan diskusi dengan bagian yang terkait, auditor bisa menyimpulkan mengenai efektifitas , efesiensi, dan keekonomisan dari kegiatan masing-masing fungsi dalam perusahaan.

9. Perbedaan Audit Manajemen dan Audit Keuangan AUDIT MANAJEMEN 1. Karakteristik Menemukan penyebab kelemahan, menganalisis akibat, menentukan perbaikan program/ aktivitas perusahaan. 2. Keluasan Audit Keseluruhan aspek manajemen baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. 3. Tujuan audit Menemukan berbagai kelemahan dalam operasional perusahaan selanjutnya dilakukan perbaikan→ penghematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. 4. Ruang Lingkup Keseluruhan fungsi manajemen dan unit terkait, mencapai seluruh aktivitas / program. Keluasan audit bergantung pda pengendalian Data akunatansi dan proses penyajian yang disajikan manajemen. Keluasan audit bergantung pada efektivitas pengendalian internal perusahaan. Mendapatkan keyakinan bahwa laporan keuangan yang disajikan telah sesuai dengan PABU (GAAP ) → lap. Darat digunakan untuk pemakai laporan keuangan. Cenderung ke aspek data keuangan ( finansial ) AUDIT KEUANGAN Audit data akuntansi, proses pencatatan dan laopran akuntansi.

manajemen perusahaan. 5. Dasar Yuridis Berdasarkan kepedulian manajemen untuk memperbaiki program. Keharusan menyampiakan laporan keuangan yang telah diaudit ( akuntan publik ) 6. Pelaksana audit Audit internal maupun eksternal. 7. Frekuensi Audit Tidak ada ketentuan → kepedulian manajemen mencapai efektivitas dan efisiensi program. 8. Orientasi hasil audit Audit → perbaikan kinerja masa datang Audit → data keuangan yang bersifat historis →penilaian kinerja masa lalu. 9. Bentuk laporan Komrehensip : kesimpulan audit, kesimpulan penting →rekomendasi → belum ada standar baku →laporan tergantung dari kemampuan auditor. 10. Pengguna laporan Pihak internal Memilki standar baku → standar Profesional Akuntan Publik ( SPAP ) → laporan bentuk pendek yang menyertai laporan keuangan hasil audit. Pihak ektern → pemegang saham, investor potensial, kreditor, pemerintah. Bersifat reguler, rutin → penerbitan laporan keuangan. Audit independen

10. Penentuan Kriteria Audit Operasional Salah satu kesulitan yang umumnya dihadapi dalam audit operasional adalah menentukan kriteria untuk mengevaluasi apakah efisiensi dan efektivitas telah tercapai. Di dalam audit keuangan, Standar Akuntansi Keuangan merupakan kriteria umum untuk

mengevaluasi kewajaran penyajian laporan keuangan, dalam audit operasional tidak ada kriteria standar yang dapat digunakan sebagai pedoman. Menurut Arens dan Loebbecke (1997; 797), ada beberapa sumber kriteria yang dapat digunakan, yaitu : a. Historical Performance Historical performance merupakan kriteria yang didasarkan pada hasil aktual dari periode (atau audit) sebelumnya. Hal ini dilaksanakan untuk membandingkan apakah prestasi kerja periode sekarang lebih baik atau lebih buruk dibandingkan dengan

prestasi kerja periode sebelumnya. Keuntungan penggunaan kriteria ini adalah kemudahan untuk menerapkannya. Kerugiannya adalah tidak dapat memberikan gambaran apakah perusahaan tersebut benar-benar sebaliknya. b. Benchmarking Benchmarking merupakan kriteria yang ditetapkan berdasarkan hasil yang dicapai oleh entitas yang sama dalam organisasi secara keseluruhan atau di luar organisasi. Data prestasi dari entitas yang dibandingkan merupakan sumber yang baik untuk kriteria dalam benchmarking. c. Engineered Standards Engineered standards merupakan kriteria yang ditetapkan berdasarkan standar teknik, seperti time and motion study untuk menetukan banyaknya output yang harus diproduksi. Penggunaan kriteria ini efektif untuk menyelesaikan brbagai masalah operasional yang penting, tetapi pembuatan kriteria ini memerlukan keahlian yang khusus sehingga memakan banyak waktu dan biaya yang cukup tinggi. d. Discussion and Agreement Discussion and Agreement merupakan kriteria yang ditetapkan berdasarkan hasil diskusi dan kesepakatan bersama antara pihak manajemen dari entitas yang akan di audit, auditor operasional, dan pihak yang akan menerima laporan hasil audit operasional. Kriteria ini umum digunakan karena pembuatan kriteria yang lalu sering kali sulit dan membutuhkan biaya yang tinggi. berjalan dengan baik atau

PEMERIKSAAN EKSTERNAL Walaupun terdapat kesamaan antara pemeriksaan intern (Internal Auditing) dengan pemeriksaan ekstern (Eksternal Auditing) dalam area audit finansial, namun terdapat perbedaan

yang signifikan antara kedua tipe audit tersebut. Perbedaan-perbedaan itu diringkaskan sebagai berikut: Karakteristik 1. Pelaksanaan Pemeriksaan Intern Oleh karyawan dalam organisasi Pemeriksaan Ekstern Oleh profesional yang berpraktik di luar organisasi. 2. Perhatian Utama Melayani kebutuhan organisasi Melayani kebutuhan pihak ketiga, misalnya pemegang saham. 3. Periode 4. Tujuan Penelaahan Penelaahan yang terus menerus Untuk melakukan perbaikan dan menyebabkan ketaatan terhadap kebijakan dan prosedur 5. Independensi Auditor secara organisasional independen, akan tetapi siap menanggapi kebutuhan dan keinginan manajemen 6. Pendeteksian Kecurangan Secara langsung memberi perhatian pada pencegahan dan deteksi kecurangan Secara incidental memberi perhatian pada pencegahan dan deteksi kecurangan. Independen dalam fakta (In-fact) dan penampilan (In-appearance) Penilaian berkala Untuk menentukan keandalan laporan keuangan

Disarikan dari buku: Audit Manajemen Kontemporer, Penulis: Drs. Amin Widjaja Tunggal, Ak, MBA; Halaman: 2-3. SUMBER: Admin KeuLSM. 2013. Perbandingan Pemeriksaan Intern dan Pemeriksaan Ekstern. Diakses tanggal 7 Oktober 2013 dari http://keuanganlsm.com/perbandingan-pemeriksaan-intern-danpemeriksaan-ekstern/ Arianto Samier Irhash. 2010. Pengertian Management Audit. Diakses tanggal 7 Oktober 2013 dari http://sobatbaru.blogspot.com/2010/05/pengertian-management-audit.html

Sponsor Documents

Or use your account on DocShare.tips

Hide

Forgot your password?

Or register your new account on DocShare.tips

Hide

Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link to create a new password.

Back to log-in

Close