Dwi

Published on May 2017 | Categories: Documents | Downloads: 72 | Comments: 0 | Views: 653
of 4
Download PDF   Embed   Report

Comments

Content

Masyarakat Madura di kenal sebagai masyarakat yang memnjungjung tinggi tali kekerabatan. Simbol-simbol yang mendukung hal ini, bisa di lihat dari rumah adat yang sebagian besar masih terpelihara dengan rapi di berbagai pelosok di Madura, seperti yang terdapat di desa pamaroh

kecamatan kadur pamekasan Madura. Halaman panjang atau yang terkenal dengan sebutan Tanian Lanjang adalah bukti kekerabatan masyarakat Madura. Tanian Lanjeng terbentuk karena sejumlah rumah di tata berjejeran dengan rumah induk yang berada di tengah-tengah. Rumah induk ini biasanya, di tandai dengan jengger ayam di atapnya. Rumah induk, ditempati orang tertua pada keluarga tersebut. Orang tertua ini kemudian di sebut kepala somah. Ibarat raja kecil, kepala somahlah yang menguasai semua kebijakan keluarga, terutama menyangkut masalah perkawinan. Rumah adat Madura, hanya memiliki satu pintu di depan. Hal ini dimaksudkan, agar pemilik rumah, dapat mengontrol aktifitas keluar masuk keluarga. Pintu ini dihiasi ukiran-ukiran asli Madura, dengan warna hijau dan merah, lambang kesetiaan dan perjuangan. Sebuah lukisan bunga, juga tampak menghiasi dinding depan rumah. Lukisan ini, menggambarkan keharmonisan keluarga, sebuah impian rumah masa depan yang bahagia. Di samping kanan dan kiri rumah induk, di bangun rumah untuk anak-anaknya. Anak tertua, menempati rumah sebelah kanan. Sedangkan yantg lain, menempati rumah sebelah kiri. Biasanya, rumah induk, di tandai dengan hiasan 2 cengger ayam yang ada di atas atap, dengan posisi berhadapan, mirip batu nisan sebuah makam. Hiasan ini mengingatkan penghuni rumah pada kematian, yang pasti di jalani oleh setiap mahluk hidup. Di bagian dalam rumah, berdiri 4 buah pilar penyanggah yang tampak kokoh. Pilar-pilar ini, terhubung satu dengan lainnya, sehingga membentuk sebuah bujur sangkar. Pilar-pilar ini,

kemudian di sebut dengan pilar pasarean. Sejumlah perabotan keluarga, juga masih tampak terpelihara di bagian dalam rumah ini. Di antaranya, sebuah bayang besar, terbuat dari kayu jati dengan ujung sebelah kiri lebih tinggi, yang berfungsi mengganjal kepala, agar bisa ber-isitirhat, melepas kepenatan tubuh. Tampak pula sebuah tombak tradisional Madura yang masih terpelihara dengan baik. Tombak ini merupakan senjata tradisionil Madura, dalam mempertahankan ke utuhan keluarga. Setiap rumah data, di lengkapi dengan sebuah surau. Surau ini, disamping berfungsi sebgai tempat sholat, juga menjadi tempat bagi Kepala Somah, untuk memantau orang-orang yang keluar masuk halamannya. Orang Madura menyebut surau ini dengan langgar. Atap surau adat, menggunakan daun ilalang yang membentang memayungi penghuninya dari air hujan dan sengatan matahari.

Baju batik dan kain batik yang kita meiliki memerlukan perawatan khusus agar bisa tetap terlihat cantik dan bagus disepanjang waktu. Proses pembuatan batik tulis,khususnya batik tulis madura masih dilakukan dengan cara tradisional tanpa menggunakan bantuan mesin. Semua proses dikerjakan menggunakan tangan, dan canting sebagai alat untuk melukis diatas permukaan kainnya. Jangan kaget jika mendapati batik kita pada saat pencucian pertama sampai ketiga airnya agak kecoklat-coklatan, hal tersebut terjadi karena terjadi proses pelepasan residu dari proses pewarnaan batik tersebut. tetapi perlu diketahui proses pelepasan residu itu tidak mempengaruhi kualitas warna batik kita, karena proses tadi bukan merupakan proses pelunturan warna. Berikut ini perawatan batik yang dapat kita lakukan: 1. Cuci kain batik kita menggunakan shampo rambut atau menggunakan buah lerak (tapi untuk yg satu ini semakin sulit aja kita temukan sekarang ini, tapi jangan kuatir karena di supermarket2 sekarang sudah ada lerak yang dijual dalam kemasan botol). Bila kita memakai shampo, caranya adlah larutkan cairan shampo hingga tak ada bagian yang mengental, lalu batu kita celupkan kain batik kita. 2. Jangn mencuci batik menggunakan deterjen, pemutih pakain, softener dan jangan mencuci memakai mesin cuci. Dalam mencuci batik jangan digosok, jika noda di batik kita tidak terlalu kotor maka cukup dicuci dengan air hangat saja, tetapi kalau terkena noda maka cuci batik menggunakan sabun mandi, jika noda masih membandelmaka hilangkan nodanya denegan perasan jeruk pada noda tersebut. 3. Menjemur batik hendaknya tidak terkena sinar matahari langsung karena bisa menyebabkan cepat memudarnya warna batik kita, sebaiknya cukup diangin anginkan saja dan tidak usah diperas. Biarkan kering secara alami. 4. Jangan menyetrika batik tulis secara langsung, cara menyetrika yang tepat adalah semprotkan sedikit air ke batik kita , lalu letakkan sehelai kain diatasnya baru disetrika. Untuk memberi pewangi yang harus kita lakukan adalah melapisi batik kita dengan koran diatasnya, baru kemudian kita semprotkan cairan pewangi dan pelembut kain the story of batik madura Batik, khususnya batik madura merupakan kerajinan tangan yang bernilai seni tinggi dan sudah menjadi bagian dari warisan budaya bangsa Indonesia dahulu kala. Ragam corak batik madura juga tidak lepas dari pengaruh asing, diantaranya oleh orang tiongha, warna-warna cerah seperti warna merah adalah slah satu warna yang dipengaruhi oleh orang-orang tiongha dalam hal pewarnaan. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan jaman, batik sekarang sudah semakin populer bukan hanya dikalangan orang tua tapi juga sudah digemari oleh para anak muda. Batik madura yang kaya akan corak, warna serta motif juga tidak mau ketinggalan dengan batik batik yang bersal dari daerah lain di Indonesia ini, sekarang sudah banyak kita jumpai batik madura denegan motif motif kontemporer dengan corak dan warna yang beragam selain batik dengan motif yang tradisional/lawasan. Ditengah menggeliatnya kecintaan akan khasanah budaya bangsa terutama kecintaan masyarakat indonesia terhadap batik madura, maka batik tidak hanya dikenakan pada saat acara -acara resmi saja, tetapi sekarang ini sudah banyak masyarakat indonesia yang memakai batik khususnya batik madura diacara acara non formal, seperti jalanjalan,dsb. Dan yang tak kalah membanggakannya adalah fakta bahwa orang asingpun sangat menggemari batik madura, jayalah batik nusantara jayalah batik madura

cara di toreh / dipahat di atas kayu, batu, logam, gading, dsb. Sedangkan yang dimaksud dengan kerajinan ukir kayu adalah jenis kerajinan yang menggunakan teknik ukir pada bahan kayu. Sedangkan teknik ukir adalah teknik pembuatan hiasan yang menggunakan alat berupa tatah / pahat ukir. Seni Ukir merupakan gubahan dari bentuk-bentuk visual yang dalam pengolahannya mempunyai sifat kruwikan ( Jawa ) dengan susunan yang harmonis, sehingga memikiki nilai estetis. Seni ukir diujudkan melalui bahan kayu, logam, gading , batu dan bahan-bahan lain yang memungkinkan untuk dikerjakan. Adapun bentuk-bentuk gubahan tersebut merupakan stilisasi dari bentuk alam yang meliputi tumbuh-tumbuhan, binatang, awan, air, manusia, dsb.

PEMAHAMAN TENTANG SENI UKIR INDONESIA Seni ukir atau ukiran merupakan gambar hiasan dengan bagian-bagian cekung(k ruwi k an) dan bagian-bagian cembung(bule dan) yang menyusun suatu gambar yang indah. Pengertian ini berkembang hingga dikenal sebagai seni ukir yang merupakan seni membentuk gambar pada kayu, batu, atau bahan-bahan lain. Bangsa Indonesia mulai mengenal ukir sejak zaman batu muda(Neol i ti k ), yakni sekitar tahun 1500 SM. Pada zaman itu nenekmoyang bangsa Indonesia telahmembuat ukiran pada kapak batu, tempaan tanah liat atau bahan lain yang ditemuinya. Motif dan pengerjaan ukiran pada zaman itu masih sangat sederhana. Umumnya bermotif geometris yang berupa garis, titik, dan lengkungan, dengan bahan tanah liat, batu, kayu, bambu, kulit, dan tanduk hewan Pada zaman yang lebih dikenal sebagai zaman perunggu, yaitu berkisar tahun 500 hingga 300 SM. Bahan untuk membuat ukiran telah mengalami perkembangan yanitu menggunakan bahan perunggu, emas, perak dan lain sebagainya. Dalam pembuatan ukirannya adalah menggunakan teknologi cor. Motif-motif yang di gunakanpada masa zaman perunggu adalah motif meander, tumpal, pilin berganda, topeng, serta binatang maupun manusia. Motif meander ditemukan pada nekara perunggu dari Gunung merapi dekat Bima. Motif tumpal ditemukan pada sebuah buyung perunggu dari kerinci Sumatera Barat, dan pada pinggiran sebuah nekara (moko dari Alor, NTT. Motif pilin berganda ditemukan pada nekara perunggu dari Jawa Barat dan pada bejana perunggu darikerinci, Sumatera. Motif topeng ditemukan pada leher kendi dari Sumba. Nusa Tenggara, dan pada kapak perunggu dari danau Sentani, Irian Jaya. Motif ini menggambarkan muka dan mata orang yang memberi kekuatan magis yang dapat menangkis kejahatan. Motif binatang dan manusia ditemukan pada nekara dari Sangean. Setelah agama Hindu, Budha, Islam masuk ke Indonesia, seni ukir mengalami perkembangan yang sangat pesat, dalam bentuk desain produksi, dan motif. Ukiran banyak ditemukan pada badan-badancandi dan prasasti-prasasti yang di buat orang pada masa itu untuk memperingati para raja-raja. Bentuk ukiran juga ditemukan pada senjata-senjata, seperti keris dan tombak, batu nisan, masjid, keraton, alat-alat musik, termasuk gamelan dan wayang. Motif ukiran, selain menggambarkan bentuk, kadang-kadang berisi tentang kisah para dewa, mitos kepahlawanan, dll. Bukti-bukti sejarah peninggalan ukiran pada periode tersebut dapat dilihat pada relief candi Penataran di Blitar, candi Prambanan dan Mendut di Jawa Tengah.

Saat sekarang ukir kayu dan logam mengalami perkembangan pesat. Dan fungsinyapun sudah bergeser dari hal-hal yang berbau magis berubah menjadi hanya sebagai alat penghias saja.pada ukiran kayu meliputi motif Pejajaran, Majapahit, Mataram, Pekalongan, Bali, Jepara, Madura, Cirebon, Surakarta, Yogyakarta, dan berbagai macam motif yang berasal dari luarJawa.Motifmotif

LEGENDA

Sponsor Documents

Or use your account on DocShare.tips

Hide

Forgot your password?

Or register your new account on DocShare.tips

Hide

Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link to create a new password.

Back to log-in

Close