Hepatitis C

Published on January 2017 | Categories: Documents | Downloads: 31 | Comments: 0 | Views: 276
of 3
Download PDF   Embed   Report

Comments

Content

Hepatitis C
Etiologi
Penyebab penyakit hepatitis C adalah virus Hepatitis C (VHC) yang termasuk
famili Flaviviridae genus Hepacivirus dan merupakan virus RNA. Setidaknya 6
genotip dan lebih dari 50 subtipe VHC yang berbeda telah ditemukan
Cara penularan
Cara penularan VHC yang paling umum adalah secara parenteral, yaitu berkaitan
dengan penggunaan bersama jarum suntik yang tidak steril terutama pada
penggunaan obat-obatan terlarang, tato , tindik, penggunaan alat pribadi seperti
pisau cukur, sikat gigi bersama penderita, transfusi darah, operasi, transplantasi
organ, dan melalui hubungan seksual. VHC adalah penyebab utama dari hepatitis
yang diderita setelah transfusi darah. Walaupun begitu, peraturan yang
memperketat pemeriksaan darah bagi donor darah telah menurunkan resiko
infeksi secara drastis. Penularan dapat terjadi dalam waktu 1 minggu atau lebih
setelah timbulnya gejala klinis yang pertama pada penderita.
Penularan vertikal dari ibu ke bayi selama proses kelahiran sangat jarang ( sekitar
5-6%) dan menyusui tidak meningkatkan resiko penularan VHC dari seorang ibu
yang terinfeksi ke bayinya. Hepatitis C tidak dapat menular melalui jabat tangan,
ciuman, dan pelukan.
Tanda dan Gejala
Sebagian besar (>90%) kasus Hepatitis C akut bersifat asimptomatik. Kejadian
hepatitis fulminan juga sangat kecil pada infeksi VHC. Walaupun begitu, sebagian
kecil penderita bisa saja mengalami gejala prodromal seperti pada infeksi virus
pada umumnya. Sebagian besar (80%) dari penderita yang mengalami hepatitis C
akut ini akan berkembang menjadi Hepatitis C kronik yang umumnya juga
bersifat asimptomatik. Sekitar 20-30% dari jumlah ini akan berkembang menjadi
sirosis hati dalam waktu 20-30 tahun. Kerusakan hati ini bersifat progresif lambat
sehingga seringkali tidak mengalami gangguan hati sama sekali seumur hidupnya.
Masa inkubasi
Masa inkubasi VHC berlangsung selama 15 hari sampai 2 bulan
Diagnosis

Baku emas diagnosis Hepatitis C adalah ditemukannya RNA VHC di serum
penderita. Namun, mengingat mahal dan tidak praktisnya pemeriksaan ini,
pemeriksaan anti-VHC bisa digunakan untuk menapis penderita-penderita yang
dicurigai menderita Hepatitis C. Namun perlu diingat bahwa sebagian kecil
penderita Hepatitis C, terutama mereka yang mengalami penurunan sistem imun,
tidak akan memiliki antibodi anti-VHC di darahnya. Pemeriksaan RNA VHC
sendiri hanya diindikasikan pada penderita yang positif anti-VHC, penderita
Hepatitis C kronik yang diterapi (untuk memantau respons terapi), dan penderita
dengan gangguan hati kronik dengan anti-VHC negatif yang tidak diketahui
penyebabnya(terutama pada penderita dengan penurunan sistem imun).
Pemeriksaan genotip VHC juga wajib dilakukan pada semua penderita yang akan
menerima terapi antivirus untuk menilai lama pengobatan yang diperlukan dan
kemungkinan respon terhadap terapi.
Pencegahan
Oleh karena sampai saat ini belum tersedia vaksin Hepatitis C, maka pencegahan
non-spesifik lebih diprioritaskan dalam membatasi penularan VHC. Darah yang
didapat dari donor darah harus diperiksa secara ketat untuk memastikan darah
tersebut bebas VHC. Selain itu, prinsip-prinsip kewaspadaan universal juga harus
diterapkan secara sempurna dan konseling untuk memeriksakan diri harus
dilaksanakan pada kelompok-kelompok resiko tinggi. Penderita-penderita yang
diketahui menderita Hepatitis C harus mendapat konseling untuk mengubah
perilaku dan untuk memutus rantai infeksi Hepatitis C.
Edukasi yang diberikan mencakup:
1. Tidak diperbolehkan bertukar sikat gigi ataupun pisau cukur.
2. Menutup luka yang terbuka agar darah tidak tersentuh orang lain.
3. Penderita yang menggunakan obat-obatan terlarang injeksi sebaiknya
diminta berhenti, dan bila tidak bisa, penderita diminta tidak menggunakan
jarum suntik dan alat-alat lain yang berhubungan dengan darah secara
bergantian dan untuk membuang jarum bekas ke tempat khusus yang
mencegah orang lain tertusuk secara tidak sengaja.
4. Tidak diperbolehkan mendonorkan darah, organ, ataupun sperma.
5. Penderita perlu diberitahu bahwa resiko penularan VHC lewat hubungan
seksual sebenarnya cukup rendah dan penggunaan barier untuk pasangan
monogamy sebetulnya tidak begitu diperlukan, namun penderita dengan

pasangan multipel sebaiknya disarankan untuk menghentikan kebiasaan
tersebut.
Penanganan penderita, Kontak dan Lingkungan sekitar
1. Pengobatan Hepatitis C dilakukan dengan memberikan Pegylated
interferon alfa dan Ribavirin. Lama pemberian terapi ditentukan
berdasarkan genotip virus, pada genotip 1 dan 4 diberikan selama 48
minggu, sementara pada genotip 2 dan 3 diberikan selama 24 minggu.
Pemantauan jumlah virus perlu dilakukan untuk melihat respons terhadap
terapi dengan interferon.
2. Disinfeksi terhadap bekas cairan tubuh dari penderita.
3. Isolasi tidak diperlukan
4. Pencegahan sekunder dan tersier bila seseorang terpajan cairan tubuh
penderita Hepatitis C dapat berupa:
a. Edukasi dan konseling untuk mendapatkan pilihan pengobatan
yang tepat
b. Imunisasi Hepatitis A dan B untuk mencegah terjadinya koinfeksi
dengan hepatitis A dan B.
c. Pemeriksaan secara berkala untuk memantau kemungkinan
perkembangan penyakitnya.
d. Apabila terbukti positif terinfeksi Hepatitis C, maka penderita
harus diterapi sesuai jenis genotip virus.
e. Pencatatan dan pelaporan sesuai peraturan yang berlaku(STP dan
SIRS)

Sponsor Documents

Or use your account on DocShare.tips

Hide

Forgot your password?

Or register your new account on DocShare.tips

Hide

Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link to create a new password.

Back to log-in

Close