HUB-CE-NURS

Published on February 2017 | Categories: Documents | Downloads: 25 | Comments: 0 | Views: 266
of 48
Download PDF   Embed   Report

Comments

Content

HUBUNGAN PERAWAT
– DOKTER DAN
TENAGA KES DLM
ASUHAN
KEPERAWATAN

Nursalam
Nursing, Unair

KONSEP HUB DLM ASUHAN
KEPERAWATAN
Holism

Humanism
Care
(Science & art)

D N

K

Sifat hubungan : Profesional

Inter Dependence of
Health Care Providers
physicians
dietitian

others

pathologist

Focus of
Health
Care

radiologist

pharmacist

chaplains
nurses

HEALTH CARE DELIVERY
SYSTEM
Totally of services offered by all
health disciplines

Illness Care Services
(Restorative)

Health Care Services
(Preventive)

PROVIDERS
OF HEALTH CARE
• Health personnel from different disciplines
who coordinate their skills to assist a client
and / or support persons.

• The choice of personnel for a particular
client depends on the need of the client.

PROVIDERS OF HEALTH CARE….










Physicians
Nurses
Dietitians
Physiotherapists
Respiratory therapists
Occupational therapists
Paramedical technologists
Social workers, and
Chaplains

NURSE

Nurses

Nightingale, (1859)

“What nursing has to
do… is to put the
patient in the best
condition for nature
to act upon him”

ROLE OF THE PROFESSIONAL NURSE
ELEMENT

COORDINATOR

CONSELOR

CARE GIVER
COLLABORATOR

EDUCATOR

INTERPERSONAL PROCESS
CHANGE AGENT

CONSULTANT

PATIENT ADVOCATE

Aspek Etik
 Sistem Etik
 Azas Etik
Kode Etik

Aspek Hukum
 UU No. 23 Tahun 1992
 PP No. 32 Tahun 1996
 KEP MENKES No. 1239
Tahun 2001

Aspek Etik Praktik Keperawatan
a. SISTEM ETIK

1. Berorientasi kewajiban (Absolutisme)
menerima kehidupan moral yang ideal,
dengan menurut apa yang diperintahkan
oleh Tuhan serta menghindari apa yang
dilarang oleh Tuhan.
2. Berorientasi Akibat (Relativisme)
Menekankan kepada akibat atau hasil dari
tindakan kita prinsipnya adalah melakukan
apa yang terbaik untuk orang banyak dalam
suatu tindakan dan dalam keadaan tertentu.

b. Asas Etik
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Asas Keadilan
Asas Menghormati
Asas Manfaat
Asas Kejujuran
Asas Tidak Merugikan
Asas Kerahasiaan

c. Kode Etik Keperawatan
Pasal 1
Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya senantiasa
berpedoman kepada tanggung jawab yang bersumber dari adanya
kebutuhan akan keperawatan individu, keluarga, dan masyarakat.

Pasal 3
Perawat dalam melaksanakan kewajibannya bagi individu,
keluarga, dan masyarakat senantiasa dilandasi dengan rasa tulus
ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi luhur keperawatan.

Pasal 10
Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antara sesama
perawat dan tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memelihara
keserasian lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh.

Aspek Hukum Dalam Praktik
Keperawatan
I.

UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan
Pasal 32 Ayat 4
Pelaksanaan pengobatan dan atau keperawatan berdasarkan
ilmu kedokteran dan atau ilmu keperawatan hanya dapat
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai
keahlian dan kewenangan untuk itu.
Pasal 53 Ayat 1
Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum
dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
Pasal 53 Ayat 2
Tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya
berkewajiban untuk memenuhi standart profesi dan
menghormati hak pasien.

II.

Peraturan Pemerintah RI No. 32 tahun 1996
tentang Tenaga Kesehatan
Pasal 4 Ayat 1
Tenaga kesehatan hanya dapat melakukan upaya kesehatan setelah
tenaga kesehatan yang bersangkutan memiliki ijin dari menteri

III.
1.
2.
3.

Kepmenkes 1239 / 2001 terkait dengan praktik
perawat
Bab III Pasal 8
Perawat dapat melaksanakan praktik keperawatan pada sarana
pelayanan kesehatan, praktik perorangan dan atau berkelompok.
Perawat yang melaksanakan praktik keperawatan pada sarana
pelayanan kesehatan harus memiliki SIK
Perawat yang melaksanakan praktik perorangan/berkelompok harus
memiliki SIPP

a.

b.
c.
d.

Bab IV pasal 15
Perawat dalam melaksanakan praktik keperawatan
berwenang untuk :
Melaksanakan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian,
penerapan diagnosa keperawatan, perencanaan,
melaksanakan tindakan keperawatan dan evaluasi
keperawatan
Tindakan keperawatan sebagaimana dimaksud pada butir a
meliputi : Intervensi keperawatan, observasi keperawatan,
pendidikan dan konseling kesehatan ;
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan sebagaimana
dimaksud huruf a dan b harus sesuai dengan standart asuhan
keperawatan yang ditetapkan oleh organisasi profesi
Pelayanan tindakan medik hanya dapat dilakukan
berdasarkan permintaan tertulis dari dokter

Bab IV Pasal 17

Perawat dalam melakukan praktik keperawatan
harus sesuai dengan kewenangan yang diberikan,
berdasarkan pendidikan dan pengalaman serta
dalam memberikan pelayanan berkewajiban
mematuhi standar profesi

Bab IV Pasal 19

Perawat dalam melakukan praktik keperawatan
harus senantiasa meningkatkan mutu pelayanan
profesinya dengan mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan dan
pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya, baik
diselenggarakan oleh pemerintah maupun
organisasi profesi.

Bab IV Pasal 20

(1) Dalam keadaan darurat yang
mengancam
jiwa seseorang/pasien, perawat berwenang untuk
melakukan pelayanan kesehatan diluar
kewenangan
sebagaimana dimaksud dalam
pasal 15.
(2) Pelayanan dalam keadaan darurat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk
penyelamatan jiwa.

Kewenangan Perawat
Hak dan otonomi Perawat untuk
Melaksanakan Asuhan Keperawatan berdasarkan :
- Kemampuan
- Tingkat Pendidikan
- Posisi
Disarana Kesehatan
Tujuan :
1. Memberikan kejelasan batasan hak
2. Mencegah terjadinya Malpraktik
3. Memberikan suatu kepastian hukum dan
perlindungan hukum

Kewenangan Perawat :
1.
2.
3.
4.

Melaksanakan pengkajian keperawatan
Merumuskan diagnosis keperawatan
Menyusun rencana tindakan keperawatan
Melaksanakan tindakan keperawatan (termasuk tindakan medik yang dapat
dilakukan perawat)
5. Melaksanakan evaluasi terhadap tindakan
6. Mendokumentasikan hasil keperawatan
7. Melakukan kegiatan konseling kesehatan kepada sistem klien
8. Melaksanakan tindakan medis sebagai pendelegasian berdasarkan
kemampuannya
9. Melakukan tindakan diluar kewenangan dalam kondisi darurat yang
mengancam nyawa sesuai ketentuan yang berlaku (Standing Order) di
sarana kesehatan
10.Dalam kondisi tertentu, dimana tidak ada tenaga yang kompeten, perawat
berwenang melaksanakan tindakan kesehatan diluar kewenangannya

Permasalahan
1. Praktik Keperawatan belum dipahami secara benar dan baik oleh para
2.
3.
4.
5.
6.
7.

perawat maupun oleh pihak-pihak lain.
Penataan Standar profesi dan kompetensi bagi perawat belum
sepenuhnya dilakukan.
SK Menkes 1239 Tahun 2001 yang mengatur tentang registrasi dan
praktek perawat dapat menimbulkan multi persepsional.
Kecemburuan sosial dalam praktik oleh perawat di masyarakat dapat
memunculkan masalah baru dalam bidang hukum.
Kedekatan perawat dalam struktur sosial masyarakat lebih
menguntungkan bagi masyarakat untuk meminta bantuan kesehatan.
Keterbatasan pola pikir masyarakat dalam memilih tenaga kesehatan
yang sesuai.
Belum tertatanya hubungan kemitraan antara PPNI dengan pihak-pihak
yang berwenang memberikan perlindungan hukum bagi perawat.

Solusi
1. Kemampuan perawat dalam meningkatkan pemahaman,
2.
3.
4.
5.
6.

pengetahuan dan pelaksanaan praktik keperawatan harus terus di
tingkatkan.
Pengaturan standar profesi dan kompetensi perawat segera
diwujudkan.
Perlu amandemen SK Menkes 1239 pada pasal-pasal tertentu agar
didapatkan kejelasan dalam mempersepsikan aturan yang ada, serta
peningkatan status KepMenKes menjadi UU.
Perawat perlu memikirkan pembelajaran kepada masyarakat
tentang bagaimana dan kemana minta bantuan kesehatan apabila
sedang mengalami gangguan kesehatan.
Peningkatan kemitraan antara Organisasi Profesi PPNI dengan
StakeHolder.
Perawat perlu meningkatkan kesadaran hukum dan bekerja sesuai
keahlian dan kewenangan serta memiliki SIP, SIK, SIPP.

LINGKUP PRAKTIK
PERAWAT – BIDAN - DOKTER
PERAWAT
• Mengacu pada
Standar Askep
(KEPMENKES1239/2001
PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN
(PROSES KEPERAWATAN)

1. Observasi
2. Pendidikan / HE
&Konseling
3. Tindakan / terapi kep.
4. Kolaborasi (Terapi
medik yg dilimpahkan /
dependen)

BIDAN

DOKTER

Asuhan
Kebidanan
(Ibu dan Anak)
(Kepmenkes)
- Pre natal
- Natal
- Post natal
- Bayi 0-28 hr

Asuhan
Medis
(UU)
- DIAGNOS
-TIK

- PENGOB
ATAN

STANDAR ASUHAN(HENDERSON)

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.



KEBUTUHAN MANUSIA

UU KES 1992

Oksigen
10. Komunikasi
Cairan & elektrolit
11. Mencegah &
Eliminasi
risiko psikis
Keamanan
12. Pengobatan
Kebersihan & nyaman 13. Penyuluhan
Istirahat & tidur
14. Rehabilitasi
Gerak & jasmani
Spiritual
Emosional

PHYSICIAN
(DOKTER)

Physicians
• IN A HOSPITAL SETTING, THE PHYSICIANS IS
RESPONSIBLE FOR MEDICAL DIAGNOSIS AND FOR
DETERMINING THE THERAPY REQUIRED BY A PERSON
WHO HAS A DISEASE OR INJURY

• INTEGRATED INTERVENTION AND HOLISTIC NEEDS
• MEDICAL CARE – DECISION MAKER PROCESS – LEADER
– COMMUNICATOR – MANAGER – CRITICAL THINKER

• ROLE: PROMOTIVE – PREVENTIVE – CURATIVE REHABILITATIVE

Physiotherapist
(Physical Therapist)

Physiotherapist
(Physical Therapist)
• The physiotherapist assist client with
musculoskeletal problem; assessing
clients’ mobility and strength,
providing therapeutic measures.

Laboratory Technologists
• Examine specimens such as; urine, feces,
blood, and discharges from wounds to
provide exact information that facilities the
medical diagnosis and the prescription of a
therapeutic regiment

Radiologist

• The radiologic technologist assists with a wide variety of x-ray film
procedures, from simple chest radiography to more complex fluroscopy

IMPLIKASI PADA
PADA
IMPLIKASI
PRAKTIK BELAJAR
KLINIK

CONTOH – KASUS DHF

Infeksi virus Dengue

Hepar

Terbentuk Ag-Ab

Hepatomegali

Dilepaskan C3a&C5a

Mual/muntah

W–O-C
Hipotalamus
Peningkatan suhu tubuh

Ekstravaskuler

Gangguan pertukaran gas

Permeabilitas meningkat

Kebocoran plasma
Trombositopenia
Perdarahan

Intoleran aktivitas
Gagn perfusi jaringan
(syock)

Perubahan nutrisi

DIAGNOSIS – DHF
(MENURUT WHO)
1.

2.

3.

4.
5.

Demam akut (gx tdak spesifik: anoreksia,
lemah, nyeri pd tulang persendian dan
kepala).
Manifestasi perdarahan: Uji Tourniquet
positif; petekia pupura ekimosis;
epitaksis; perdarahan gusi; hematemesis
– melena)
Hepatomegali yg nyeri tekan, tanpa
ikterus
Dengan / tanpa renjatan
Kenaikan nilai hematokrit /
hemokonsentrasi (20%)

LINGKUP INTERVENSI PERAWAT
D – k-u; observasi (TTV);
intake – output; Hb, Ht
(4-6jam)
T• Tirah baring; Kompres;
makanan lunak
E–
• Pakaian tipis
• Banyak minum
R - kolaborasi

DOKTER
Asuhan Medis
- Medikamentosa
- Ab
- Rehidrasi

INTERVENSI KEP
(contoh - Hipertemi)
1. NOC
Suhu tubuh antara 36 – 370C

membran mukosa basah
nadi dalam batas normal (80-100 x/mnt)




2. NIC
Berikan

kompres
Anjurkan pasien untuk banyak minum 1500-2000 cc/hari (sesuai
toleransi )
Anjurkan keluarga agar mengenakan pakaian yang tipis dan
mudah menyerap keringat pada klien
Observasi intake dan output, tanda vital (suhu, nadi, tekanan
darah ) tiap 3 jam sekali atau lebih sering
Kolaborasi : pemberian cairan intravena dan pemberian obat
antipiretik sesuai program

DISCHARGE PLANNING
TIM KESEHATAN

KEADAAN PASIEN

Dokter; Perawat;

- Trombosit; tanda klinis; TTV, dll

Tenaga Kes. Lain

PERENCANAAN PULANG

Penyelesaian Administrasi

PROGRAM H.E.
(Perawat: PP)
-Kontrol & Per.Lanjutan
-Minum Obat
- Nutrisi
-Aktifitas & Istirahat
-Perawatan Diri

LAIN - LAIN

IMPLIKASI PADA
PADA
IMPLIKASI
PRAKTIK BELAJAR
PRAKTIK
LAPANGAN
LAPANGAN

•Pengertian:
- melaksanaka asuhan keperawatan yg benar dan
baik sesuai etik
- pendekatan proses keperawatan
- sikap tingkah laku profesional
- keterampilan profesional

 JENIS PBL

1. PROBLEM BASED LEARNING
2. EVIDENCE BASED LEARNING (PROGRAM
BASED LEARNING)

 LINGKUNGAN BELAJAR

1. MASYARAKAT (ENVIRONMENT
PHYSICS AND SOCIAL)
2. HEALTH SERVIVES SYSTEM

3. RESOURCES (SARANA PRASARANA)

 KEY POINTS
1. PENDEKATAN INDIVIDUAL
2. PENDEKATAN KELUARGA

3. PENDEKATAN MASYARAKAT (KOMUNITAS
SOCIETAS)

 ASUHAN KEPERAWATAN
1. PEMENUHAN KEBUTAHAN DASAR
MANUSIA
2. PENDEKATAN PROSES KEPERAWATAN
- PENGKAJIAN
- DIAGNOSIS KEPERAWATAN
- PERENCANAAN
- PELAKSANAAN
- EVALUASI

CONTOH – MENGATASI TBC
APA YG HARUS DILAKUKAN OLEH PESERTA DIDIK

DASAR:

KOMPETENSI - PELAKSANAAN
KETERAMPILAN ( INDIVIDU, KELUARGA,
MASYARAKAT)
1. PENYULUHAN & PROMOSI
2. KONSELING
3. MONITORING
4. REHABILITASI

APA YG HARUS DILAKUKAN OLEH
PEMBIMBING LAPANGAN ?
1. FASILITATOR

2. MEDIATOR
3. PROBLEM SOLVER
4. EVALUATOR

Simpulan
1. Agar praktik keperawatan dapat dilaksanakan sesuai dengan
kaidah profesi maka pelayanan keperawatan harus diberikan oleh
Semakin banyak perawat
perawat yang kompeten.
yang kompeten, tentunya semakin besar pula konstribusi perawat
terhadap penyelesaian masalah kesehatan masyarakat.
2. Kalau perawat dan keperawatan ingin dihargai dan diakui
keberadaannya, maka pelayanan keperawatan harus dilaksanakan
dengan BENAR dan BAIK.
3. Sudah saatnya Organisasi Profesi PPNI membuka diri
membangun kemitraan dengan StakeHolder agar Organisasi ini
betul-betul dapat mengantarkan anggotanya memasuki pintu
gerbang profesi yang sebenarnya serta mampu mewujudkan
keperawatan sebagai sebuah profesi.

Terima Kasih

Wassalam

Sponsor Documents

Recommended

No recommend documents

Or use your account on DocShare.tips

Hide

Forgot your password?

Or register your new account on DocShare.tips

Hide

Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link to create a new password.

Back to log-in

Close