IFRS

Published on December 2016 | Categories: Documents | Downloads: 89 | Comments: 0 | Views: 1779
of 19
Download PDF   Embed   Report

Comments

Content

i

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI MENGENAI INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS (IFRS)

RANGKUMAN SKRIPSI

Oleh :

FRIDA KARTIKA NURANI 2007310606

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2011

PENGESAHAN RANGKUMAN SKRIPSI

Nama Tempat, Tanggal Lahir N.I.M Jurusan Program Pendidikan Konsentrasi Judul

: : : : : :

Frida Kartika Nurani Surabaya, 25 Agustus 1989 2007.310.606 Akuntansi Strata 1 Akuntansi Keuangan Mahasiswa Financial Akuntansi Reporting Mengenai Standards

: Persepsi

International (IFRS)

Disetujui dan diterima baik oleh : Dosen Pembimbing, Tanggal :..................

Nanang Shonhadji, S.E.,Ak.,M.Si.

Ketua Jurusan Akuntansi Tanggal :.....................

(Supriyati, SE., M.Si., Ak)

ii

RANGKUMAN SKRIPSI

I.

Latar Belakang Masalah Globalisasi muncul karena adanya beberapa faktor, globalisasi mulai

tampak di bidang ekonomi ditandai dengan munculnya fenomena krisis nilai tukar rupiah di sebagian Negara Asia, termasuk Indonesia pada tahun 1997. Arus globalisasi pun semakin berkembang dan saat ini sudah tidak dapat dibendung. Seiring dengan meningkatnya globalisasi, maka semakin tidak ada batasan waktu, ruang dan tempat antar suatu Negara. Hal ini merupakan kesempatan bagi perusahaan-perusahaan untuk berkembang semakin besar. Keberadaan globalisasi tidak disia-siakan oleh para pengusaha untuk memperluas daerah pemasarannya dan mencari keuntungan yang lebih besar lagi. Kesempatan itu ternyata diiringi dengan munculnya suatu kendala, dalam konteks ini adalah perbedaan standar akuntansi antar Negara. Standar akuntansi yang diberlakukan pada setiap Negara dapat berbeda tergantung pada faktor-faktor lokal yang ada pada Negara tersebut. Linda Keslar dalam I Made (2007 : 43) mengatakan, ‖U.S. standards are not only too cumbersome and too costly, but downright unfair compared to those their foreign competitors have to follow. That is U.S. companies face an uneven playing field…‖. Standar akuntansi sangat penting dalam pelaporan keuangan suatu perusahaan. Berbedanya aturan akuntansi yang berlaku di banyak Negara tersebut berimbas pada keterbandingan laporan keuangan dan memunculkan kebutuhan akan sebuah standar yang dapat diterima oleh semua Negara di

dunia/internasional. IASB (International Accounting Standar Board—dahulu

1

2

IASC) sebagai badan akuntansi pembuat standar sektor swasta yang independen membuat dan menerbitkan suatu standar global dalam penyajian laporan keuangan perusahaan publik, yaitu IFRS (International Financial Reporting Standard). Saat ini, berdasarkan data dari International Accounting Standard Board (IASB), terdapat 102 negara yang telah menerapkan IFRS dalam pelaporan keuangan entitas di negaranya dengan keharusan yang berbeda-beda. Sebanyak 23 negara mengizinkan penggunaan IFRS secara sukarela, 75 negara mewajibkan untuk perusahaan domestik secara keseluruhan, dan 4 negara mewajibkan hanya untuk perusahaan domestik tertentu. Pada tanggal 23 Desember 2008 yang lalu IAI mendeklarasikan rencana Indonesia untuk convergence terhadap International Financial Reporting Standards (IFRS) dalam pengaturan standar akuntansi keuangan. Dituturkan juga bahwa pengaturan perlakuan akuntansi yang konvergen dengan IFRS akan diterapkan untuk penyusunan laporan keuangan entitas yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012. Sadar atau tidak, perubahan tata cara pelaporan keuangan dari Generally Accepted Accounting Principles (GAAP), PSAK, atau lainnya ke IFRS akan berdampak sangat luas. Para akuntan publik, penilai (appraiser), akuntan manajemen, regulator dan akuntan pendidik harus memiliki kompetensi baru (IFRS) yang sifatnya wajib. Selain berdampak pada sektor ekonomi dan bisnis, perubahan ini nantinya juga akan berpengaruh di dunia pendidikan, terutama bagi pendidikan tinggi yang memiliki sekolah atau fakultas ekonomi dan bisnis. Pembelajaran akuntansi yang ada saat ini harus disesuaikan dengan IFRS sejak

3

dini, sehingga mahasiswa pada saat bergelut di dunia kerja pada tahun 2012 tidak akan mengalami kebingungan. Jika mahasiswa tidak segera meng-update pengetahuannya mengenai IFRS, maka akan semakin tertinggal dari dunia bisnis yang terus berkembang. Pada saat ini saja, sudah semakin banyak MNC yang membuka lowongan dan membutuhkan tenaga akuntansi namun selain meminta pelamar memiliki sertifikat Brevet Pajak, para pelamar kebanyakan juga dituntut untuk memiliki pemahaman dan penguasaan IFRS. Hal ini merupakan risiko yang harus ditanggung akibata adanya proses konvergensi ini. Bagi mahasiswa baik yang sudah lulus maupun akan lulus yang selama ini merasa belum pernah mendapatkan pengetahuan tentang IFRS, merupakan suatu keharusan untuk terus menambah pengetahuan dan kualifikasi tambahan tentang IFRS yang merupakan nilai plus bagi mahasiswa akuntansi yang ingin melamar pekerjaan. Penelitian tentang persepsi mahasiswa akuntansi mengenai International Financial Reporting Standards (IFRS) sebelumnya pernah dilakukan oleh James dan Blazczynski (2010) di Amerika Serikat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa akuntansi berpendapat bahwa pengetahuan tentang IFRS merupakan hal yang penting meskipun saat itu mereka merasa masih belum memahami dan memiliki pengetahuan yang cukup mengenai IFRS. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya ada kemauan dalam diri mahasiswa untuk belajar dan memiliki pengetahuan serta kompetensi mengenai IFRS. STIE Perbanas Surabaya sebagai salah satu perguruan tinggi di bidang ekonomi dan bisnis pun mengajarkan IFRS pada perkuliahannya dalam mata kuliah akuntansi internasional. Sebagai calon akuntan dimasa depan yang dituntut untuk memiliki kompetensi yang tinggi pada

4

bidang pekerjaannya, mahasiswa akuntansi tentunya tidak ingin ketinggalan dalam arus globalisasi dan selayaknya untuk terus memperdalam ilmunya. Pengetahuan dan penerimaan tentang rencana Indonesia untuk mengkonvergensi IFRS tentunya ditanggapi berbeda oleh para mahasiswa. Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini akan mengambil topik ―PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI MENGENAI INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS (IFRS)‖. II. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka permasalahan yang akan diambil dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah ada perbedaaan persepsi mengenai pengetahuan dan pentingnya IFRS serta penggunaan IFRS dan PSAK antara mahasiswa akuntansi yang belum menempuh mata kuliah akuntansi internasional dan telah menempuh mata kuliah akuntansi internasional? 2. Apakah ada perbedaaan persepsi mengenai peran IFRS dan PSAK di Indonesia antara mahasiswa akuntansi yang belum menempuh mata kuliah akuntansi internasional dan telah menempuh mata kuliah akuntansi internasional? 3. Apakah ada perbedaaan persepsi mengenai konvergensi IFRS di Indonesia antara mahasiswa akuntansi yang belum menempuh mata kuliah akuntansi internasional dan telah menempuh mata kuliah akuntansi internasional?

5

III.

Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah :

1. Mengetahui perbedaan persepsi mengenai pengetahuan dan pentingnya IFRS serta penggunaan IFRS dan PSAK antara mahasiswa akuntansi yang belum menempuh mata kuliah akuntansi internasional dan telah menempuh mata kuliah akuntansi internasional. 2. Mengetahui perbedaan persepsi mengenai peran IFRS dan PSAK di Indonesia antara mahasiswa akuntansi yang belum menempuh mata kuliah akuntansi internasional dan telah menempuh mata kuliah akuntansi internasional. 3. Mengetahui perbedaan persepsi mengenai konvergensi IFRS di Indonesia antara mahasiswa akuntansi yang belum menempuh mata kuliah akuntansi internasional dan telah menempuh mata kuliah akuntansi internasional.

IV.

Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat memberikan

manfaat bagi peneliti, pembaca, dan institusi pendidikan. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi peneliti a. Diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang International Financial Reporting Standards (IFRS). b. Mendukung penelitian – penelitian sebelumnya meskipun dalam skala kecil.

6

2. Bagi pembaca Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak lain selanjutnya, memberikan pengetahuan mengenai dalam penelitian mahasiswa

persepsi

mengenai International Financial Reporting Standards (IFRS). 3. Bagi institusi pendidikan Diharapkan dapat memberi nilai tambah dalam upaya untuk memberi wawasan tentang sejauh mana persepsi mahasiswa mengenai International Financial Reporting Standards (IFRS). 4. Bagi pengembangan keilmuan Menambah pembendaharaan keilmuan di bidang International Financial Reporting Standards (IFRS)

V.

Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif yang

menggunakan data primer, yang didapatkan melalui proses penyebaran kuesioner. Partisipan dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan akuntansi di STIE Perbanas Surabaya yang diambil menggunakan purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut : a. Masih aktif menjadi mahasiswa atau mahasiswi di STIE Perbanas Surabaya. b. Mahasiswa atau mahasiswi akuntansi program strata satu c. Mahasiswa atau mahasiswi yang belum menempuh mata kuliah Akuntansi Internasional dan telah menempuh mata kuliah Akuntansi Internasional

7

VI.

Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk meneliti perbedaan persepsi mengenai

International Financial Reporting Standards (IFRS) antara mahasiswa yang belum dan telah menempuh mata kuliah akuntansi internasional. Berdasarkan analisis deskriptif pada kuesioner bagian I, mayoritas mahasiswa baik yang belum menempuh maupun yang telah menempuh mata kuliah akuntansi internasional ternyata mengetahui standar akuntansi yang dipergunakan atau dipakai di Indonesia, meskipun ada beberapa yang menyatakan tidak mengetahui tentang standar akuntansi yang digunakan di Indonesia. Ketika ditanyakan lebih lanjut untuk menyebutkan apa saja standar akuntansi yang dipakai, mayoritas menjawab PSAK, IFRS, ETAP, dan SAP. Selain keempat standar tersebut, ada juga yang menyebutkan SEBI, PAPI, dan API, PBI, dan GAAP. Namun yang disayangkan, ternyata ada juga mahasiswa yang menjawab IAI, dimana IAI bukan merupakan standar akuntansi namun organisasi/badan yang menaungi akuntan di Indonesia. Ketika ditanyakan apa yang mereka ketahui tentang IFRS, mereka menjawab IFRS adalah standar akuntansi internasional yang dipergunakan sebagai pedoman untuk pembuatan laporan keuangan yang akan diterapkan di Indonesia pada tahun 2012 lewat proses konvergensi yang pengukurannya menggunakan nilai wajar. Mayoritas mahasiswa baik yang belum menempuh maupun yang telah menempuh mata kuliah akuntansi internasional juga menyatakan bahwa mereka setuju dengan adanya program konvergensi ini. Hal ini menunjukkan bahwa adanya penerimaan mahasiswa akuntansi akan program konvergensi tersebut.

8

Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa berdasarkan uji statistik validitas untuk mahasiswa yang belum menempuh mata kuliah akuntansi internasional terdapat variabel yang tidak valid yaitu variabel pengetahuan IFRS & PSAK indikator 1 dengan nilai 0,053 atau lebih dari 0,05 maka data tersebut dibuang untuk penelitian selanjutnya dan selanjutnya menggunakan alat uji reliabilitas untuk menguji apakah reliabel atau tidaknya data yang akan diuji lebih lanjut dan hasil dari pengujian menunjukkan bahwa variabel pengetahuan IFRS & PSAK dapat dinyatakan reliable dengan nilai 0,692, variabel konvergensi IFRS (hambatan) dinyatakan reliabel dengan nilai 0,833, dan variabel konvergensi IFRS (manfaat) dinyatakan reliabel dengan nilai 0,902. Hasil penelitian uji statistik validitas untuk mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah akuntansi internasional terdapat variabel yang tidak valid yaitu variabel Pengetahuan IFRS & PSAK indikator 6 dan variabel konvergensi IFRS (hambatan) indikator 7 dengan nilai 0,167 dan 0,092 atau lebih dari 0,05 maka data tersebut dibuang untuk penelitian selanjutnya dan selanjutnya menggunakan alat uji reliabilitas untuk menguji apakah reliabel atau tidaknya data yang akan diuji lebih lanjut dan hasil dari pengujian menunjukkan bahwa variabel Pengetahuan IFRS & PSAK dapat dinyatakan reliabel dengan nilai 0,746, variabel Konvergensi IFRS (hambatan) dinyatakan reliabel dengan nilai 0,790, dan variabel Konvergensi IFRS (manfaat) dinyatakan reliabel dengan nilai 0,908. Setelah menggunakan uji validitas dan reliabilitas untuk menunjukkan kualitas data, selanjutnya menggunakan uji normalitas dan hasilnya menunjukkan bahwa variabel pengetahuan dan pentingnya IFRS serta penggunaan IFRS dan

9

PSAK dan variabel konvergensi IFRS baik bagi persepsi mahasiswa yang belum menempuh mata kuliah akuntansi internasional maupun yang telah menempuh mata kuliah akuntansi internasional dapat dikatakan tidak normal atau nilai signifikansi kurang dari 0,05 atau sebesar 0,001 dan 0,02. Karena data terdistribusi tidak normal maka uji beda dilakukan dengan uji Mann-Whitney yang bertujuan untuk melihat apakah terdapat perbedaan persepsi antara kelompok mahasiswa yang belum maupun mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah akuntansi internasional. Dari pengujian Mann-Whitney ini pada pengetahuan dan pentingnya IFRS serta penggunaan IFRS dan PSAK menunjukkan nilai 0,015 sehingga H01 ditolak dan disimpulkan bahwa terdapat perbedaan persepsi mengenai pengetahuan dan pentingnya IFRS serta penggunaan IFRS dan PSAK antara mahasiswa yang belum menempuh mata kuliah akuntansi internasional dan mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah akuntansi internasional. Hal ini dapat juga dilihat dari nilai rata-rata kelompok mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah akuntansi internasional yaitu sebesar 2,957. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok mahasiswa yang belum menempuh mata kuliah akuntansi internasional yaitu 2,836. Hasil ini sesuai dengan penelitian James dan Blaszczynski (2010). Hal ini dapat terjadi karena jika mahasiswa telah menempuh mata kuliah akuntansi internasional, mereka akan memperoleh penjelasan lebih mendalam tentang IFRS baik bagaimana cara pengukurannya maupun penilaiannya untuk pembuatan suatu laporan keuangan, walaupun tidak semua pasal dalam IFRS dibahas dalam mata kuliah akuntansi internasional. Dengan adanya pengetahuan

10

yang lebih baik daripada mahasiswa yang belum menempuh akuntansi internasional dimungkinkan terdapat perbedaan persepsi antara kedua kelompok mahasiswa tersebut. Dari pengujian statistik deskriptif pada peran IFRS dan PSAK di Indonesia, terlihat bahwa persentase jawaban pada poin ini baik pada pertanyaan pertama, kedua, maupun ketiga tidak mengalami perbedaan yang signifikan sehingga H02 diterima dan disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi mengenai peran IFRS dan PSAK dalam pemakaian standar akuntansi di Indonesia antara mahasiswa yang belum menempuh mata kuliah akuntansi internasional dan mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah akuntansi internasional. Hasil ini dimungkinkan terjadi sebab butir-butir pertanyaan ini tidak menuntut mahasiswa untuk memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai IFRS. Mayoritas mahasiswa yang belum menempuh mata kuliah akuntansi internasional sudah memperoleh sedikit gambaran dan pengetahuan mengenai IFRS dari media lain selain perkuliahan, seperti diuraikan pada jawaban bagian I, mayoritas mahasiswa sudah mendapatkannya dari seminar, baca buku, browsing internet dan lainnya. Pada poin ini mahasiswa hanya disuruh untuk memilih dari dua atau tiga pilihan yang ada berkaitan dengan pemilihan standar akuntansi maupun hal yang harus dilakukan perusahaan non-publik berkaitan dengan penggunaan IFRS pada perusahaan publik. Mayoritas mahasiswa pun juga sudah mengetahui baik buruknya penggunaan IFRS bagi perusahaan non-publik sehingga memungkinkan mereka untuk memilih opsi yang sama dan memungkinkan tidak adanya

11

perbedaan persepsi antara kedua kelompok mahasiswa tersebut mengenai peran IFRS dan PSAK di Indonesia. Dari pengujian Mann-Whitney pada konvergensi IFRS di Indonesia menunjukkan nilai 0,096 sehingga H03 diterima dan disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi mengenai konvergensi IFRS di Indonesia antara mahasiswa yang belum menempuh mata kuliah akuntansi internasional dan mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah akuntansi internasional. Dilihat dari nilai rata-rata kelompok mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah akuntansi internasional yaitu sebesar 6,250 dan 3,164. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok mahasiswa yang belum menempuh mata kuliah akuntansi internasional yaitu 6,050 dan 3,070. Namun merujuk pada hasil uji MannWhitney perbedaan tersebut tidak signifikan untuk membedakan persepsi mahasiswa mengenai IFRS pada mahasiswa yang belum dan telah menempuh mata kuliah akuntansi internasional. Hasil ini dapat terjadi karena ternyata mayoritas mahasiswa sudah mengetahui proses konvergensi IFRS ini baik dari perkuliahan maupun hal lain semisal seminar, membaca buku jurnal, browsing internet, sehingga baik mahasiswa yang belum menempuh maupun yang telah menempuh mata kuliah akuntansi internasional sama-sama memiliki kewaspadaan akan dampak program konvergensi ini. Pengetahuan akan hambatan maupun manfaat akan program konvergensi ini pun dapat diperoleh selain di luar perkuliahan. Sehingga baik mahasiswa yang belum maupun yang telah menempuh mata kuliah akuntansi internasional dapat berpendapat serupa atau sama karena mereka sama-sama mengetahui akan program konvergensi IFRS ini.

12

Proses konvergensi IFRS atau pengadopsian IFRS ke dalam PSAK akan diterapkan untuk penyusunan laporan keuangan entitas yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012, namun hal ini hanya diterapkan pada entitasentitas yang memiliki fungsi fidusia (memegang kepentingan orang banyak) atau dapat disebut juga dengan berakuntabilitas publik. Contoh entitas yang memiliki fungsi fidusia adalah entitas perbankan, BUMN, dan entitas yang menjual saham di pasar modal. PSAK yang sudah mengadopsi IFRS ini tidak diterapkan pada entitas tanpa akuntabilitas publik karena akan menghabiskan banyak biaya yang tidak akan sebanding dengan manfaatnya. Seperti misalnya pengukuran dengan nilai wajar, atau persyaratan pengungkapan informasi yang cukup banyak. Waktu penerapan PSAK yang mengadopsi IFRS ini sudah semakin dekat, namun masih banyak mahasiswa STIE Perbanas Surabaya yang merasa bahwa mereka tidak memiliki kemampuan yang memadai untuk membuat laporan keuangan sesuai dengan PSAK yang mengacu pada IFRS, sebab selama ini mahasiswa lebih familier dengan PSAK yang mengacu pada U.S. GAAP. Meskipun mereka merasa tidak memiliki kemampuan yang memadai akan IFRS namun mereka merasa bahwa mempelajari IFRS dan memiliki kemampuan yang memadai akan IFRS sangat penting bagi mereka, hal ini sejalan dengan penelitian James dan Blaczynsky (2010). Mereka merasa mempelajari IFRS penting untuk mereka karena walaupun sekarang masih belum memasuki tahun 2012, sudah semakin banyak MNC yang membuka lowongan dan membutuhkan tenaga akuntansi namun selain meminta pelamar memiliki sertifikat Brevet Pajak, pelamar juga dituntut untuk memiliki pemahaman dan menguasai IFRS. Mata

13

kuliah Akuntansi Internasional sudah membantu mahasiswa dalam mempelajari IFRS, namun hal ini masih dirasa kurang bagi mahasiswa untuk benar-benar memahami dan menguasai IFRS secara baik, mereka perlu bentuk-bentuk pembelajaran yang lain di luar kelas untuk membantu mereka memahami dan menguasai IFRS secara baik, misalnya seperti seminar, searching di internet, membaca buku maupun jurnal, dan lain-lainnya. Adanya pelatihan khusus mengenai IFRS akan membantu mahasiswa untuk memiliki pemahaman dan penguasaan yang lebih baik mengenai IFRS. Mayoritas mahasiswa STIE Perbanas Surabaya setuju dengan rencana konvergensi ini karena konvergensi ini akan membawa banyak manfaat bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia yang ingin bersaing di pasar global. Ada suara yang setuju, tentu saja ada juga yang tidak setuju hal ini disebabkan karena mereka merasa waktu penerapan konvergensi ini yang terlalu cepat dan mereka harus mempelajari semuanya dari awal lagi, yang lain mengatakan bahwa walaupun saat ini mendekati tahun 2012, tetapi dalam kurikulum pembelajaran hanya memperkenalkan saja, bahkan ada yang mengungkapkan bahwa mereka sendiri sebenarnya masih belum memahami PSAK yang sekarang, apalagi jika PSAK itu harus berubah lagi karena proses ini. Hal ini hendaknya harus diperhatikan baik oleh para mahasiswa maupun para pengajar yang menyiapkan mahasiswa untuk terjun ke dunia kerja, karena tentunya para mahasiswa tidak ingin kebingungan dengan adanya proses konvergensi ini. Mahasiswa pun juga selayaknya untuk terus mempelajari tentang IFRS selain di luar perkuliahan seperti dengan mengikuti training, mengikuti seminar, dan lain-lainnya.

14

VII.

Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk meneliti perbedaan persepsi mengenai

International Financial Reporting Standards (IFRS) antara mahasiswa yang belum dan telah menempuh mata kuliah akuntansi internasional. Setelah melakukan penelitian maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa : 1. Terdapat perbedaan persepsi mengenai pengetahuan dan pentingnya IFRS serta penggunaan IFRS dan PSAK di Indonesia antara mahasiswa yang belum menempuh mata kuliah akuntansi internasional dan mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah akuntansi internasional. 2. Tidak terdapat perbedaan persepsi mengenai peran IFRS dan PSAK dalam pemakaian standar akuntansi di Indonesia antara mahasiswa yang belum menempuh mata kuliah akuntansi internasional dan mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah akuntansi internasional 3. Tidak terdapat perbedaan persepsi mengenai konvergensi IFRS di Indonesia antara mahasiswa yang belum menempuh mata kuliah akuntansi internasional dan mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah akuntansi internasional. Dan pada akhirnya penelitian ini juga tidak mengatakan bahwa persepsi mahasiswa yang belum menempuh mata kuliah akuntansi internasional lebih buruk atau lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah akuntansi internasional, karena pada dasarnya setiap mahasiswa hendaknya mempersiapkan diri sebaik mungkin dalam menyambut proses konvergensi IFRS ini. Oleh karena itu hendaknya dunia pendidikan akuntansi sekarang lebih memperhatikan kurikulum pengajaran akan IFRS, sehingga

15

mahasiswa juga tidak akan mengalami kesulitan dalam memahami dan menguasai IFRS dengan baik sehingga hal itu akan menjadi bekal yang cukup bagi mahasiswa untuk terjun dalam dunia kerja. VIII. Saran Adapun saran yang diberikan untuk penelitian selanjutnya, antara lain : 1. Penelitian kedepan diharapkan menggunakan lebih dari satu civitas akademika atau lebih sebagai objek penelitian untuk mendapatkan generalisasi hasil yang lebih luas. 2. Penelitian kedepan diharapkan menggunakan jumlah sampel yang lebih banyak sehinggan hasilnya lebih dapat digeneralisir antara kedua kelompok mahasiswa tersebut. 3. Penelitian kedepan diharapkan selain menggunakan kuesioner sebagai pengumpulan datanya alangkah baiknya juga memperhitungkan melalui wawancara langsung kepada responden guna keakuratan data yang nantinya akan diuji. 4. Penelitian kedepan diharapkan dapat meningkatkan sampel lebih dari jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini. 5. Penelitian kedepan hendaknya menguji coba terlebih dahulu kuesioner yang digunakan untuk mendukung penelitian ini, agar dapat memperbaiki kekurangan yang ada pada instrumen kuesionernya 6. Penelitian kedepan hendaknya mempertimbangkan uji yang akan dilakukan mengingat adanya perbedaan pengukuran skala pada instrumen penelitian.

16

DAFTAR PUSTAKA

Atika.

2010. Konvergensi IFRS di Indonesia, (http://atikatikaaziz.blogspot.com/2010/09/konvergensi-ifrs-diindonesia.html), diakses tanggal 1 November 2010)

(Online),

Choi, Frederick D.S dan Gary K. Meek. 2010. International Accounting. 6th Edition. Diterjemahkan oleh M. Yusuf Hamdan. Salemba Empat. Jakarta. Choi, Frederick D.S dan Gerhard G. Mueller. 1998. Salemba Empat. Jakarta. Akuntansi Internasional.

Gamayuni, Rindu Rika. 2009. ‖ Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia Menuju International Financial Reporting Standards‖. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 14, No.02, Hal 153-166. IAI. Sejarah SAK, (Online), (http://www.iaiglobal.or.id/prinsip_akuntansi/ index.php?id=2, diakses tanggal 15 Januari 2011)

____, 2010. SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP), (Online), (http://www.iaiglobal.or.id/prinsip_akuntansi/standar.php?cat=SAK%20Umu m&id=71, diakses tanggal 15 Januari 2010) Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Edisi Revisi 1 Juli 2009. Salemba Empat. Jakarta. Ikhsan, Arfan dan Muhammad Ishak. 2005. Akuntansi Keperilakuan. Salemba Empat. Jakarta. Imam Ghozali. 2005. Analisis Multivariate dengan program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metode Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. James, Marianne L. dan Carol Blazczynski. 2010. ‖Accounting Student’s Perceptions of International Financial Reporting Standards‖. Journal for Global Business Education. Vol. 10, Hal 37-49.

17

Ladewi, Yuhanis dan Wita Andaryani. 2005. ‖Persepsi Mahasiswa Jurusan Akuntansi terhadap Penggunaan dan Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Palembang‖. Fordema, . Vol. 5, No. 1, Hal 985-1003. Laela Mufida. 2007. ‖Persepsi Guru Mengenai Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMP Negeri I Warungasem Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang Tahun 2007/2008. Skripsi Sarjana tak diterbitkan, Universitas Negeri Semarang. Mega Anjasmoro. 2010. ―Adopsi International Financial Report Standard : Kebutuhan atau Paksaan? Studi Kasus pada PT. Garuda Airlines Indonesia. Skripsi Sarjana tak diterbitkan, Universitas Diponegoro. Narsa, I Made. 2007. ‖Struktur Meta Teori Akuntansi Keuangan (Sebuah Telaah dan Perbandingan antara FASB dan IASC)‖. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 9, No. 2, Hal 43-51 Natawidnyana. 2008. International Financial Reporting Standars: A Brief Description, (Online), (http://natawidnyana.wordpress.com/2008/10/ 28/international-financial-reporting-standards-ifrs-a-brief-description/, diakses tanggal 12 Oktober 2010) Sadjiarto, Arja. 1999. ‖Akuntansi Internasional: Harmonisasi Versus Standarisasi‖. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 1, No. 2, Hal 144-161. Tia. 2010. Dampak IFRS, (Online), (http://tiaa-lingua.blogspot.com/2010/06/ dampak-ifrs.html, diakses tanggal 1 November 2010) Winarna, Jaka dan Ninuk Retnowati. 2003. ‖Persepsi Akuntan Pendidik, Akuntan Publik, dan Mahasiswa Akuntansi terhadap Kode Etik Ikatan Akuntansi Indonesia‖. Simposium Nasional Akuntansi VI. Hal 839-847. Yulianti dan Fitriany. 2005. ‖Persepsi Mahasiswa Akuntansi terhadap Etika Penyusunan Laporan Keuangan‖. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Hal 791-807. Yohanes. 2010. Standar Akuntansi di Indonesia, (Online), (http://rogonyowosukmo.wordpress.com/2010/11/25/standar-akuntansi-diindonesia/#more-762, diakses tanggal 15 Januari 2011)

Sponsor Documents

Or use your account on DocShare.tips

Hide

Forgot your password?

Or register your new account on DocShare.tips

Hide

Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link to create a new password.

Back to log-in

Close