ITS Undergraduate 9201 3505100038 Chapter1

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Surveying is the science, art, and technology of determining
the relative positions of points above, on, or beneath the earth
surface, or of establishing such points (Wolf dan Ghilani, 2002).
Dari definisi tersebut dapat diketahui tujuan utama surveying
(pemetaan) adalah penentuan lokasi titik yang terdapat di atas,
pada, maupun di bawah permukaan bumi
Pada proses pemetaan diperlukan adanya kerangka dasar.
Kerangka dasar adalah sejumlah titik yang diketahui koordinatnya
dalam sistem tertentu yang mempunyai fungsi sebagai pengikat
dan pengontrol ukuran baru. Dalam pengukuran untuk pembuatan
peta ada dua jenis kerangka dasar yaitu kerangka dasar horisontal
((X,Y)/( )) dan kerangka dasar vertikal ((Z)/(h)). Pada
praktiknya titik-titik kerangka dasar horisontal maupun vertikal
sering dijadikan satu.
Jaring kontrol horisontal merupakan sekumpulan titik
kontrol horisontal yang satu sama lainnya dikaitkan dengan data
ukuran jarak dan/atau sudut, dan koordinatnya ditentukan dengan
metode pengukuran/pengamatan suatu sistem referensi tertentu.
Jaring kerangka kontrol horisontal memiliki tingkat ketelitian
yang berbeda-beda tergantung dari orde jaring kontrol horisontal
tersebut.
Orde jaringan adalah atribut yang mengkarakterisasi tingkat
ketelititan (akurasi) jaring, yaitu tingkat kedekatan jaring tersebut
terhadap titik kontrol yang sudah ada yang digunakan sebagai
referensi (BSN, 2002). Orde jaringan ini akan bergantung tingkat
presisi yang digunakan, serta proses transformasi yang diperlukan
suatu datum ke datum lainnya. Pada survei pemetaan skala lokal
digunakan jaring kontrol horisontal orde-4 sebagai kerangka
pengukuran (Widadi, 2008).
Jaring kontrol horisontal orde-4, bisa didapatkan melalui
dua cara, yaitu melalui pengukuran poligon dan survei GPS (BSN,

1

2
2002). Pengukuran poligon biasanya menggunakan alat Theodolit
atau Total Station dan survei GPS menggunakan alat GPS
Geodetik. Pada survei dengan GPS biasanya dilakukan melalui
pengamatan dan untuk pengukuran jaring kontrol horisontal orde4 biasanya dilakukan melalui metode rapid static.
Tentunya dalam suatu proses pengukuran jaring kontrol
horisontal orde-4 untuk titik yang sama namun dengan alat dan
metode yang berbeda, akan menghasilkan tingkat ketelitian yang
berbeda pula.
1.2 Perumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka permasalahan yang timbul
adalah “Seberapa besar tingkat ketelitian koordinat jaring
kontrol horisontal orde-4 bila diukur dengan alat dan metode
yang berbeda.”
1.3 Batasan Masalah
Batasan permasalahan dari penelitian tugas akhir ini adalah:
1 Data pembanding diperoleh melalui metode pengukuran
survei GPS menggunakan metode diferensial statik.
2 Pada pengukuran jaring kontrol horisontal orde-4 melalui
survei GPS, dilakukan melalui pengamatan GPS
menggunakan metode diferensial rapid static.
3 Pada pengukuran jaring kontrol horisontal orde-4 melalui
pengukuran terestris, dilakukan pengukuran menggunakan
alat Total Station metode poligon.
4 Membandingkan ketelitian linear dari hasil pengukuran
dengan survei GPS dan pengukuran Total Station.
5 Metode yang digunakan dalam survei GPS adalah metode
radial.
6 Metode yang digunakan pada pengolahan poligon adalah
metode bowditch.

3
1.4 Tujuan
Tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah untuk
membandingkan tingkat ketelitian koordinat jaring kontrol
horisontal orde-4 hasil pengukuran survei GPS menggunakan
metode rapid static dan pengukuran survei terestris menggunakan
alat total station metode poligon.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian tugas akhir
ini adalah :
1 Mengetahui sejauh mana perbedaan hasil pengukuran
kerangka kontrol horisontal orde-4 melalui survei GPS dan
pengukuran melalui alat Total Station.
2. Dapat memberikan rekomendasi kepada surveyor dalam
menentukan alternatif alat dan metode survei pada
pengukuran kerangka kontrol horisontal orde-4.

4

”Halaman ini sengaja dikosongkan”