Kepribadian Muslim

Published on November 2016 | Categories: Documents | Downloads: 78 | Comments: 0 | Views: 356
of 14
Download PDF   Embed   Report

Kepribadian Muslim

Comments

Content

MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MEMBANGUN KEPRIBADIAN MUSLIM

OLEH :
MUHAMMAD YUSUF HABIBIE (M0613025)
NUR ROHMAN EFENDI

(M0613030)

ZALFA’ DHIAULHAQ

(M0613043)

S1 FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2013

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepribadian adalah sesuatu yang pasti terdapat dalam diri setiap
manusia, baik manusia itu beragama maupun tidak. Secara umum
kepribadian terdapat dalam diri setiap individu yang normal. Sedangkan
orang yang tidak normal kepribadiannya tidak tentu dan tidak dapat
diamati secara pasti, walaupun pada dasarnya setiap kepribadian itu
dapat diamati melalui gejala-gejala yang tampak.
Islam

sebagai

agama

rahmatan

lil

‘alamin

ternyata

telah

menunjukkan bagaimana setiap muslim harus bertindak dan mempunyai
kepribadian. Sesungguhnya banyak orang yang menilai sebuah agama
dari kepribadian penganutnya dan bukan agama itu sendiri. Hal ini
menunjukkan bahwa kepribadian seorang muslim mencerminkan islam,
sehingga sudah sepantasnya seorang muslim harus menjiwai kepribadian
islam.
Dalam membangun kepribadian tersebut tentu mempunyai proses
yang panjang dan melalui banyak cara, salah satunya adalah dari dunia
perkuliahan. Dalam membangun kepribadian muslim di dunia perkuliahan,
terdapat mata kuliah pendidikan agama Islam yang wajib diikuti oleh
setiap mahasiswa semester I.
Pada mata kuliah pendidikan agama Islam ini diberikan berbagai
macam pengetahuan yang dapat membangun kepribadian. Sarana
pembelajarannya pun juga bermacam-macam, salah satunya melalui
tugas. Melalui sarana ini, penulis menyusun sebuah tulisan yang berjudul
“Membangun Kepribadian Muslim” yang penulis kumpulkan dari berbagai
referensi yang ada.

B. Rumusan Masalah

a) Bagaimana pengertian kepribadian muslim?
b) Bagaimana ciri-ciri seseorang yang mempunyai
muslim?
c) Bagaimana integrasi kepribadian muslim?
d) Bagaimanakah kepribadian yang sempurna itu?
C. Tujuan
a)
b)
c)
d)

Untuk
Untuk
Untuk
Untuk

mengetahui
mengetahui
mengetahui
mengetahui

pengerian kepribadian muslim
ciri-ciri kepribadian muslim
integrasi kepribadian muslim
kepribadian yang sempurna

kepribadian

BAB II
MEMBANGUN KEPRIBADIAN MUSLIM

A. Pengertian Kepribadian Muslim
Kepribadian muslim berasal dari dua kata yaitu kepribadian dan muslim. Dalam
pergaulan dan percakapan sehari-hari, kata kepribadian sering dikaitkan dengan sifat, watak,
tingkah laku maupun bentuk fisik seseorang. Contohnya, kepada orang yang pemalu
dikenakan atribut “kepribadian pemalu”, kemudian orang yang supel dikenakan atribut
“berkepribadian supel”. Sehingga dapat diperoleh gambaran bahwa kepribadian menurut
terminologi awam menunjukkan bagaimana tampil dan menimbulkan kesan di depan orang
(Koeswara, 1991 : 10).
Menurut tinjauan buku-buku psikologi, kepribadian berasal dari kata personare
(Yunani), yang berarti menyuarakan melalui alat. Di zaman Yunani Kuno para pemain
sandiwara bercakap-cakap atau berdialog menggunakan semacam penutup muka (topeng)
yang dinamakan persona. Dari kata tersebut, kemudian dipindahkan ke bahasa Inggris
menjadi personality (kepribadian). Dalam al-Qur’an tidak ditemukan term/istilah yang pas
mempunyai arti kepribadian. Di antara term-term yang mengacu pada kepribadian adalah
alsyakhshiyat, al-huwiyat, al nafsiyat, zat, dan khulq. Term-term tersebut mempunyai makna
spesifik yang membedakan satu sama lain. Dalam psikologi, kata kepribadian lebih
cenderung menggunakan istilah syakhsiyat. Karena di samping secara psikologis sudah
popular, term ini mencerminkan makna kepribadian lahir dan batin (Jalaluddin,2001 : 171).
Sedangkan definisi kepribadian secara terminologi menurut beberapa psikolog yaitu:
1. Menurut Sigmund Freud yang dikutip oleh Sumadi Suryabrata adalah organisasi yang
dibentuk oleh id, ego dan super ego. Id adalah pribadi yang berhubungan dengan
pemuasan dorongan biologis. Ego adalah pribadi yang timbul setelah berhubungan

dengan lingkungan dan erat hubungannya dengan psikologis. Sedangkan superego
adalah pribadi yang terbentuk oleh norma, hal ini berkaitan dengan sosiologis.
2. Allport dalam buku Agus Sujanto, mendefinisikan personality is the dynamic
organization within the individual of these psychopysical system, that determines his
unique adjusment to his environment. Artinya, kepribadian adalah organisasi dinamis
dalam diri individu yang terdiri atas sistem psikopisik yang menentukan penyesuaian
dirinya yang khas terhadap lingkungannya.
3. Menurut Usman Najati, kepribadian adalah organisasi dinamis dari peralatan fisik dan
psikis dalam diri individu yang membentuk karakternya yang unik dalam
penyesuaiannya dengan lingkungannya ( Najati,1997 : 240 ).
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kepribadian adalah
organisasi dinamis dari kemampuan fisik maupun psikis seseorang yang membentuk karakter
yang unik dalam penyesuaian dengan lingkungannya.
Sedangkan kata “muslim” dalam Ensiklopedi Muslim adalah sebutan bagi orang yang
beragama Islam. Dalam pengertian dasar dan idealnya adalah orang yang menyerahkan diri,
tunduk dan patuh pada ajaran Islam. Sedangkan menurut Toto Tasmaran, muslim adalah
orang yang konsekuen bersikap hidup sesuai dengan ajaran Qur’an dan sunnah (Tasmaran,
1995 : 157).
Jadi, muslim adalah yang menempuh jalan lurus, yaitu jalan yang dikehendaki Allah
dan diridlai-Nya. Mereka yang menempuh jalan lurus dan mengambil penerangan dari cahaya
kebenaran Tuhan, itulah orang-orang yang mencerminkan kemanusiaan yang benar dan lurus,
yang telah mewujudkan maksud dan tujuan hidupnya dan telah melaksanakan tugasnya
dalam hidup ini. Muslim wajib meneguhkan hatinya dalam menanggung segala ujian dan
penderitaan dengan tenang. Demikian juga menunggu hasil pekerjaan, bagaimana jauhnya
memikul beban hidup harus dengan hati yang yakin tidak ragu sedikitpun. Hal ini sesuai
dengan QS. Al-Baqarah ayat 112:

‫بل خى من أ خسل خم وجههۥ ل هل له وههو محسنن فخل خ خ‬
‫ف‬
‫عند خ خرب بههۦ وخخل خ‬
‫خوو ف‬
‫جهره هۥ ه‬
‫ه خ خ ه و ه ن‬
‫ه ۥۥ أ و‬
‫ه‬
‫خ ى خ و و خ خ و خ ه‬
‫ن‬
‫حخزهنو خ‬
‫م يخ و‬
‫م وخخل هه و‬
‫ع خل خي وهه و‬

Artinya : (Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah,
sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.(Soenarjo,1989: 30)

Dalam konteks ini, pengertian kepribadian muslim merupakan satu komponen.
Menurut Ahmad D. Marimba, kepribadian muslim adalah kepribadian yang seluruh aspekaspeknya yakni baik tingkah laku luarnya, kegiatan jiwanya maupun filsafat hidup dan
kepercayaannya mewujudkan kepribadian kepada Tuhan dan menyerahkan diri kepada-Nya.
Hal ini senada dengan definisi Fadhil al-Jamaly yang dikutip oleh Ramayulis bahwa
kepribadian muslim menggambarkan muslim yang berbudaya, yang hidup bersama Allah
dalam tingkah laku hidupnya dan tanpa akhir ketinggiannya. Kepribadian muslim ini
mempunyai hubungan erat dengan Allah, alam dan manusia. (Ramayulis, 1994:132)
Jadi, kepribadian muslim adalah identitas yang dimiliki seseorang sebagai ciri khas
dari keseluruhan tingkah laku sebagai muslim, baik yang ditampilkan dalam tingkah laku
secara lahiriah maupun sikap batinnya dalam rangka pengabdian dan penyerahan diri kepada
Allah.

B. Ciri-ciri Kepribadian Muslim
Kepribadian muslim merupakan identitas yang dimiliki seseorang sebagai ciri khas
dari keseluruhan tingkah laku sebagai muslim, baik ditampilkan secara lahiriah maupun sikap
batinnya. Hal itulah yang memunculkan keunikan pada seseorang yang biasa disebut ciri. Ciri
dapat berupa sikap, sifat maupun bentuk fisik yang melekat pada pribadi seseorang.
Citra orang yang berkepribadian muslim terdapat pada muslim sejati. Muslim yang
meleburkan secara keseluruhan kepribadian dan eksistensinya ke dalam Islam. Muslim ini
benar-benar beriman kepada Allah. Adapun menurut Usman Najati, ciri-ciri kepribadian
muslim diklasifikasikan dalam 9 bidang perilaku yang pokok, yaitu:
1. Sifat-sifat berkenaan dengan akidah
Yaitu beriman kepada Allah, para Rasul-Nya, kitab-kitab-Nya, malaikat, hari akhir,
kebangkitan dan perhitungan, surga dan neraka, hal yang gaib dan qadar.
2. Sifat-sifat berkenaan dengan ibadah
Ibadah dalam pengertian umum adalah segala yang disukai dan diridlai Allah. Hal ini
meliputi menyembah Allah, melaksanakan kewajiban-kewajiban shalat, berpuasa,
zakat, haji, berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa, bertakwa kepada Allah,
mengingat-Nya melalui dzikir, doa dan membaca al-Qur’an.

3. Sifat-sifat yang berkenaan dengan hubungan sosial
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa lepas dari orang lain, saling
membutuhkan dalam hidupnya. Sifat-sifat sosial ini meliputi bergaul dengan baik,
dermawan, bekerjasama, tidak memisahkan diri dari kelompok, suka memaafkan,
mengajak pada kebaikan dan mencegah kemungkaran.
4. Sifat-sifat yang berkenaan dengan hubungan kekeluargaan
Hal ini meliputi berbuat baik kepada orang tua dan kerabat, pergaulan yang baik
antara suami dan istri, menjaga dan membiayai keluarga.
5. Sifat-sifat moral
Keadaan yang menimpa hati manusia selalu berubah-ubah. Pada jiwa manusia ada
dorongan nafsu dan syahwat yang kadang-kadang terpengaruh Sang Khalik. Untuk itu
seorang muslim harus memiliki sifatsifat: sabar, lapang dada, adil, menepati janji,
baik terhadap Allah maupun manusia, rendah diri, istiqomah dan mampu
mengendalikan hawa nafsu.
6. Sifat-sifat emosional dan sensual
Meliputi: cinta kepada Allah, takut akan azab Allah, tidak putus asa akan rahmat
Allah, senang berbuat baik kepada orang lain, menahan dan mengendalikan
kemarahan, tidak dengki pada orang lain, dan lainlain.
7. Sifat-sifat intelektual dan kognitif
Intelektual dan kognitif berhubungan dengan akal. Akal dalam pengertian Islam
bukanlah otak. Akal ada tiga unsur yaitu: pikiran, perasaan dan kemauan. Akal
merupakan alat yang menjadikan manusia dapat melakukan pemilihan antara yang
betul dan salah. Allah selalumemerintahkan manusia untuk menggunakan akalnya
agar dapat memahami fenomena alam semesta ini. Sifat-sifat yang berhubungan
dengan ini adalah memikirkan alam semesta, menuntut ilmu , tidak bertaqlid buta,
memperhatikan dan meneliti realitas, menggunakan alasan dan logika dalam
berakidah.
8. Sifat-sifat yang berkenaan dengan kehidupan praktis dan professional
Islam sangat menekankan setiap manusia untuk memakmurkan bumi dengan cara
memanfaatkan karunia yang telah diberikan kepadanya. Di samping itu manusia
dituntut untuk beramal shaleh dan bekerja sebagai kewajiban yang harus dilakukan
setiap manusia sesuai dengan kapasitasdan kemampuan dirinya. Dalam bekerja,
manusia harus bertanggungjawab atas pekerjaannya. Sifat-sifat yang berkenaan
dengan kehidupan praktis dan professional ini meliputi tulus dalam bekerja,
bertanggung jawab, berusaha dan giat dalam upaya memperoleh rizki dari Allah.
9. Sifat-sifat fisik
Keseimbangan kebutuhan tubuh dan jiwa merupakan kepribadian yang serasi dalam
Islam. Jadi, kebutuhan tubuh atau jasmani perlu diperhatikan karena berpengaruh pada

jiwa seseorang. Pepatah mengatakan bahwa dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa
yang sehat. Hal-hal yang berkaitan dengan sifat-sifat fisik adalah kuat, sehat, bersih
dan suci dari najis. Dalam hadis Nabi dikatakan:
Artinya : “Sesungguhnya Allah itu baik, maka menyukai yang baik, bersih, maka
menyukai hal-hal yang bersih”. (HR. at-Turmudzi). (Najati, 1997: 240)
Ciri-ciri tersebut merupakan gambaran kepribadian yang lengkap, utuh, matang,
mantap dan sempurna. Citra kepribadian itulah yang dibentuk oleh agama Islam sehingga
menemukan kebahagiaan dunia dan akhirat yang merupakan tujuan hidup setiap manusia.

C. Hubungan Manusia dengan Tuhan
Islam memerintahkan kepada penganutnya agar benar-benar beriman dan selalu taat
kepada Allah SWT, dekat dengan-Nya, mengingat-Nya, dan bertawakkal kepada-Nya.
Beriman dan taat kepada Allah SWT merupakan bentuk kesediaan hamba untuk menjalankan
printah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dengan keimanan dan ketaatan kepada Allah SWT ,
dia selalu menjaga kesalehan sosialnya, sebagaimana Sabda Rasulullah SAW :
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka ia hendaknya berkata
yang baik atau diam, barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat maka
hendaklah memuliakan tetangganya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan
hari akhirat maka hendaklah memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari Muslim)
Setiap orang muslim yang ikhlas dalam beribadah senantiasa mengedepankan
kepatuhan dan ketaatan kepada Allah SWT dalam kondisi apapun walaupun ketaatannya
kadang-kadang bertentangan dengan nafsu atau keinginan yang ada pada dirinya. Kondisi
seperti ini menjadi ujian keimanan seorang muslim, apakah tetap istiqamah atau kemudian
lengah dari ketaatan kepada Allah SWT.
Kesabaran juga menjadi unsur yang sangat penting dalam menjalankan ketaatan
kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Allah SWT berfirman dalam surat Maryam ayat 16 :

‫وخ‬
‫صط خب هور ل هعهب ىخد خت هههۦ هخ و‬
‫هۥ‬
‫موىخ ه‬
‫لر ب‬
‫ب ٱل ل‬
‫م لخ ه‬
‫ل ت خعول خ ه‬
‫ما ب خي ون خهه خ‬
‫ض وخ خ‬
‫س خى‬
‫ما فخٱع وب هد وه ه وخٱ و‬
‫ت وخٱلور ه‬
‫م ني يا‬
‫س ه‬
‫خ‬
Artinya : “Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada
di antara keduanya, maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam
beribadah kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang
sama dengan Dia (yang patut disembah)?”
Yusuf Qordhowi (1989 : 51-52) menyebutkan bahwa orang yang taat
memerlukan kesabarannya dalam tiga tahapan, yaitu, pertama, sebelum
melaksanakan ketaatan, yaitu dalam bentuk meluruskan niat, ikhlas dan
menjauhkan perbuatan riya’- perbuatannya ingin dilihat orang lain
(pamer), dan sum’ah – perbuatan ingin didengar orang lain – dari dirinya.
Sabar ini termasuk ujian yang berat bagi orang yang mengetahui
hakikat niat, keikhlasan, dan penyakit-penyakit hati. Kedua, dalam
melaksanakan ketaatan, yaitu mengerjakan ketaatan dengan ketentuan
dan syarat yang telah ditetapkan dalam ajaran agama agar tidak
melupakan Allah SWT ketika melaksanakannya, dan tidak mengabaikan
adab dan sunah-sunah Rasul-Nya. Ketiga, setelah selesai pelaksanaan,
yaitu dengan cara menahan diri dari sikap berlebih-lebihan misalnya
sabar untuk tidak memamerkan perbuatannya dalam rangka mencari
popularitas atau ujub (membanggakan diri yang berlebih-lebihan) dalam
melihat hasilnya dan sabar dari segala sesuatu yang dapat membatalkan
amalnya.
Bentuk

ketaatan

lainnya

adalah

dengan

cara

mensyukuri

kenikmatan yang diperoleh dari Allah swt. Rasa syukur dapat diwujudkan
dengan lisan berupa pujian kepada-Nya dan dengna anggota badan
berupa ketaatan dan menggunakan segala kenikmatan tersebut untuk
semakin dekat kepad Allah. Mengingkari dan tidak mensyukuri nikmat
Allah termasuk perbuatan yang tidak etis. Allah SWT berfirman :

‫فخٱذ وك هرون ه خ‬
‫م وخٱ و‬
‫ن‬
‫شك ههرو اا هلى وخخل ت خك و ه‬
‫ى أذ وك هورك ه و‬
‫فهرو ه‬
‫ه‬
‫ى‬

Artinya : Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula)
kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu
mengingkari (nikmat)-Ku (QS Al Baqarah: 152)

D. Hubungan dengan Sesama Manusia
Hubungan dengan sesama manusia adalah interaksi manusia dengan sesamanya untuk
mencapai keharmonisan dan ketergantungan dalam kehidupan. Manusia yang beragama harus
membangun hubungan baik antar sesamanya dan sejalan dengan aktivitas ibadah yang benar
kepada tuhannya.
Berkaitan dengan hubungan sesama manusia ini setidaknya ada tiga kajian pokok
yang harus dipahami oleh setiap muslim. Pertama, menghargai dirinya sendiri sebagai
manusia yang memiliki kedudukan mulia di sisi Allah SWT dan memahami bagaimana cara
untuk mendapatkan kemuliaan tersebut. Kemuliaan ini dapat diraih oleh manusia dengan
senantiasa melakukan pembinaan, perbaikan, dan penyucian dirinya. Sebaliknya, kehinaan
,manusia didapat karena mengotori dan merusak diri sendiri (Q.S. Asyams (91):9-10)
Menurut Abu Bakar Jabir Al Jazari (2000:123-130), ada empat langkah melakukan
pembinaan, perbaikan, dan penyucian diri sebagai berikut.
1. Taubat, yaitu melepaskan diri dari semua dosa dan kemaksiatan, menyesali semua
dosa-dosa masa lalunya, dan bertekad tidak kembali kepada dosa di sisa-sisa
umurnrnya.
2. Muraqabah, yaitu kita senantiasa mengondisikandiri merasa diawasi Alah SWT di
setiap waktu kehidupan hingga akhir kehidupannya, bahwa Allah SWT
melihatnya,

mengetahui

rahasia-rahasianya,

memperhatikan

semua

amal

perbuatannya, mengamatinya, dan mengamati apa saja yang dikerjakan oleh
semua jiwa.
3. Muhasabah, yaitu melakukan evaluasi diri terhadap dirinya atas amal perbuatan
yang dijalani sepanjan harinya
4. Mujahadah, adalah bersungguh-sungguh melakukan amal kebajikan karena pada
dirinya ada musuh besar yang harus dilawannya, yaitu hawa nafsu yang secara
paradox selalu mengajak kita untuk berbuat keburukan, lari dari kebaikan, dan
memerintahkan untuk melanggar syariat Allah SWT, serta meniupkan kemalasan
dalam menjalankan perintah-Nya.

Kedua, menjalin hubungan baik dengan lingkungan keluarga karena keluarga
merupakan lembaga untuk menjalin persaudaran didasarkan ikatan keturunan, perkawinan,
atau pergaulan dan menjadi lingkungan terkecil dalam masyarakat.
Ketiga,hubungan dengan masyarakat di sekitarnya, yaitu dengan menjalin hubungan
baik yang tidak hanya ditunjukan pada pergaulan antarmanusia secara personal, tetapi lebih
pada tindakan kita dalam berbagai macam situasi dan kondisi untuk menciptakan suasana
harmonis dalam tatalaku bermasyarakat.

E. Hubungan Manusia dengan Alam
Islam telah menetapkan tujuan manusia diciptakan Allah untuk:
-Beribadah kepada Allah SWT (QS. Ad-dzariyat (51) :56)
- Sebagai khalifah di muka bumi (QS. Al-baqarah (2):30)
-Memakmurkan bumi (QS. Hud (11):51)
-Menjaga kelestarian alam (QS. Al-qashash (28) :77)
Islam sebagai agama menekankan pentingya seorang muslim untuk
menjaga kelestarian alam dalam rangka memenuhi kewajibannya sebagai
mahluk ciptaan Allah SWT dan menjadi tanggung jawab seorang muslim
untuk menjaga alam demi kepentingan mereka sendiri di atas muka bumi.
Menurut Mary Tucker agama mempunya 5 tugas untuk melestarikan alam
yaitu :
1 refrerence agama memerintahkan untuk mengelola alam dengan
benar
2 respect menghargai alam
3 restrain exploitasi alam tanpa merusaknya
4 redistribution semua mahluk punya hak dan kewajiban sama
dalam pemanfaatan

alam

5 responsibility bertanggung jawab memelihara ekosistem bumi

F. Kepribadian Sempurna
Setidaknya

ada

3

hal

yang

harus

diperhatikan

dalam

membina

kepribadiann Islam :
a) Ruhiyah (ma’nawiyah) merupakan aspek yang harus mendapatkan
perhatian khusus setiap muslim sebab ruhiyah menjadi penggerak
perilaku seseorang sebagaimana dalam QS. Asy Syam ayat 7-10 .
Ayat-

ayat

tersebut

memberikan

arahan

kepada

kita

akan

pentingnya untuk menjaga ruhiyah karena sangat merugi bagi
orang yang mengotorinya. Aspek –aspek yang sangat terkait
dengan ma’nawiyah seseorang adalah, pertama, aspek akidah.
Ruhiyah yang baik akan melahirkan akidah yang lurus dan kokoh,
dan sebaliknya ruhiyah yang lemah bisa ruhiyah yang lemah bisa
menyebabkan lemahnya akidah. Kedua, aspek akhlaq, dimana
akhlak menjadi bukti nyata dari nilai yang diyakini seseorang.
Akhlak merupakan bagian penting dari keimanan. Akhlak juga salah
satu tolok ukur kesempurnaan iman seseorang. Terawatnya ruhiyah
akan membuahkan bagusnya akhlak seseorang.
b) Fikriyah atau akal. Kepribadian Islami juga ditentukan oleh sejauh
mana kokoh tidaknya aspek fikriyah. Kejernihan berpikir, kekuatan
akal seseorang akan memunculkan amalan, kreativitas, dan akan
lebih dirasa daya menfaatnya untuk orang lain. Fikrah meliputi
wawasan keislaman, pola pikir islami dan disiplin dan tetap
( tsabat).
c) Amaliah atau bekerja. Diantara sisi yang harus dibangun pada
pribadi muslim adalah sisi perbuatannya beramal soleh akan
mengubah kehidupan seorang muslim menjadi lebih baik.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai
berikut.
a) Kepribadian muslim adalah identitas yang dimiliki seseorang sebagai ciri khas dari
keseluruhan tingkah laku sebagai muslim, baik yang ditampilkan dalam tingkah laku
secara lahiriah maupun sikap batinnya dalam rangka pengabdian dan penyerahan diri
kepada Allah.
b) Ciri-ciri kepribadian muslim diklasifikasikan dalam 9 hal pokok yaitu
berkenaan dengan akidah, ibadah, hubungan sosial, hubungan
kekeluargaan, moral, emosional, intelektual, kehidupan profesi serta
sifat fisik.
c) Kepribadian muslim adalah integrasi antara hubungan manusia
dengan Tuhan, hubungan dengan sesama manusia dan hubungan
dengan alam.
d) Dalam membina kepribadian muslim, terdapat 3 hal yang harus
diperhatikan yaitu ruhiyah, fikriyah, dan amaliyah.

DAFTAR PUSTAKA
Jalaluddin.2001. Teori Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Koeswara, E. 1991.Teori-teori Kepribadian. Bandung : Eresco
Najati, Muhammad Usman. 1997. Al-Quran dan Ilmu Jiwa. Bandung :
Pustaka
Ramayulis. 1994. IlmuPendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia
Soenarjo. 1989. Al-Quran dan Terjemahnya. Semarang: Toha Putra
Tasmaran, Toto. Etos Kerja Pribadi Muslim. Yogyakarta: Dana Bakti Wakaf

Sponsor Documents

Or use your account on DocShare.tips

Hide

Forgot your password?

Or register your new account on DocShare.tips

Hide

Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link to create a new password.

Back to log-in

Close