Laporan KP

Published on January 2017 | Categories: Documents | Downloads: 99 | Comments: 0 | Views: 1134
of 49
Download PDF   Embed   Report

Comments

Content

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang

1.1

Teknik kimia merupakan cabang ilmu yang berkaitan dengan proses dan
perancangan pada pabrik industri, baik industri proses pembuatan barang setengah
jadi maupun barang jadi.

Cabang ilmu ini memiliki cakupan yang sangat luas

meliputi bahan baku, proses, dan produk beserta alat-alat proses, maintenance,
utilitasnya, tata letak pabrik, hingga pemasaran produk. Teknik Kimia sangat dekat
dengan pabrik, dengan segala dinamisasi penerapan teknologinya.
Seiring dengan berkembangnya dunia industri maka semakin kompleks
permasalahan yang timbul dan semakin besar perubahan - perubahan yang terjadi
didalamnya. Oleh karena itu, tidak cukup mempelajari ilmu tanpa terjun langsung ke
lapangan untuk melihat kondisi yang sebenarnya di industri. Dengan alasan inilah,
Program Studi Teknik Kimia UNPAM memberikan kesempatan kepada para
mahasiswa untuk melaksanakannya dengan menyelesaikan Kerja Praktek (KP) di
industri, dengan maksud untuk melatih keterampilan mahasiswa menyelesaikan
masalah yang dihadapi di lapangan sesuai dengan ilmu pengetahuannya. Semuanya
ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa untuk persiapan masuk ke
dunia kerja yang sesungguhnya.
Kerja praktek merupakan salah satu sarana latihan untuk mengembangkan dan
menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah. Selain itu dengan
adanya kerja praktek dapat memberikan gambaran yang jelas tentang berbagai hal
yang berkaitan dengan berbagai masalah, khususnya masalah pengaturan sistem di
tempat kerja praktek tersebut. Untuk mencapai hasil yang

optimal dalam

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibutuhkan kerjasama dan jalur
komunikasi yang baik antara perguruan tinggi, industri, instansi pemerintah dan
swasta. Kerjasama ini dapat dilaksanakan dengan saling bertukar informasi antara
masing - masing pihak tentang korelasi antara ilmu di perguruan tinggi dan
penggunaan di dunia industri.
Kegiatan kerja praktek dapat dilaksanakan pada pabrik-pabrik yang berlatar
belakang pada proses produksinya yang menggunakan bahan-bahan kimia tertentu
untuk menunjang proses produksinya, salah satu pabrik yang dapat dijadikan tempat
pelaksanaan kerja praktek (KP) adalah pabrik pembuatan batu baterai.
Adapun yang melatar belakangi dalam penyusunan laporan akhir Kerja Praktek ini
adalah:
1. Perkembangan ilmu teknologi yang sangat pesat dewasa ini membuat
bertambah luas dan kompleks pula persaingan dalam dunia kerja yang

akan membutuhkan calon-calon tenaga kerja yang terampil, berpendidikan
dan siap pakai.
2. Kegiatan pembangunan yang semakin kompleks dan meningkat, khususnya
pembangunan dibidang SDM berkualitas yang di ikuti dengan majunya
teknologi yang semakin canggih.
3. Pertumbuhan kesempatan kerja yang tidak sebanding dengan persediaan
tenaga kerja saat ini.
1.2

Tujuan Kerja Praktek

2.2.1. Tujuan Umum
1. Mendapatkan pengetahuan dan keterampilan praktis

serta pengalaman di

bidang proses produksi dalam suatu industri kimia.
2. Memperluas wawasan tentang aplikasi keteknik-kimiaan dalam bidang
industri, sehingga memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
mengembangkan interpersonal skill.
3. Turut berperan serta dalam memberikan konstribusi pada sistem pendidikan
nasional.
4. Mengenalkan budaya kerja pada masyarakat dan menumbuhkan pola pikir
konstrukstif yang berwawasan bagi mahasiswa dan dunia kerja di industri.
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui sejarah dan perkembangan perusahaan serta uraian proses
produksi pada PT. International Chemical Industry.
2. Mengetahui bahan baku, bahan penunjang yang digunakan dalam proses
produksi pada PT. International Chemical Industry.
3. Mengetahui flow diagram proses produksi pada PT. International Chemical
Industry.
4. Mengetahui spesifikasi peralatan dan unit utilitas yang digunakan di PT.
International Chemical Industry.
5. Mengetahui struktur organisasi perusahaan dan tugas-tugasnya pada PT.
International Chemichal Industry.

BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1

Sejarah PT. International Chemichal Industry
PT.International Chemical Industry (INTERCALLIN) merupakan perusahaan

penghasil batu baterai dengan merek dagang “ABC”.Bermula sebagai perusahaan
keluarga, PT. International Chemical Industry menjelma menjadi perusahaan bertaraf
internasional dengan 3 pabrik modern. Pabrik pertama berdiri di Medan dengan nama
PT. EVERBRIGHT pada tahun 1959, kemudian pada 1968 didirikan pula pabrik di
Jakarta dengan nama PT. International Chemical Industry dengan luas sebesar 4,30
hektar. Seiring meningkatnya permintaan produk, PT. International Chemical Industry
mendirikan pabrik di Surabaya pada tahun 1982 dengan nama PT. Hari Terang
Industry.
Produk pertama yang dihasilkan adalah jenis Carbon Zinc dengan teknologi
Paste Type dengan menggunakan Natural Manganese Dioxide (NMD) sebagai
bahanbaku utama pada 1959. Seiring perkembangan teknologi, PT. International
Chemical Industry menggunakan teknologi Paper Line Type dengan Electrolytic
Manganese Dioxide (EMD) sebagai bahan baku utama yang lebih baik daripada
NMD. Perusahaan ini pun tidak saja menghasilkan batu baterai, perusahaan ini juga
sudah mampu mengembangkan teknologi dalam pembuatan sebagian besar mesin
pemroduksi batu baterai sendiri.
Dengan meningkatnya kebutuhan alat elektronik yang menggunakan baterai
AA size yang mempunyai Ampere (power) yang tinggi, maka pada tahun 1980-an PT.
International Chemical Industry mengantisipasi permintaan pasar tersebut dengan
mengimpor baterai jenis Alkaline. Melihat peluang ini, pada tahun 1990 PT.
International Chemical Industry bekerja sama dengan FDK-Japan mendirikan pabrik
baterai Alkaline yang pertama dan satu-satunya di Indonesia dan memproduksi
baterai jenis Alkaline ukuran AA (LR6) dan AAA (LR03). Kebutuhan baterai jenis
Alkaline di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat sangat pesat, sehingga di
tahun 1996 PT. International Chemical Industry memutuskan untuk membuat sendiri
baterai jenis Alkaline yang mutunya lebih baik dari sebelumnya. PT. International
Chemical Industry sangat memperhatikan pada mutu produk yang dihasilkannya, tak
hanya itu PT. International Chemical Industry juga sangat memperhatikan lingkungan
kerja perusahaan.Ini diwujudkan oleh manajemen PT. International Chemical
Industry dengan penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9000 dan Sistem
Manajemen Lingkungan ISO 14001.

Pesan dari para successor ABC Battery tetap di ingat oleh para Board of
Director. Penjualan tidak hanya difokuskan pada penjualan domestic saja tetapi juga
untuk permintaan Internasional. Perusahaan ini meyakini bahwa “Good fortune does
not come all of a sudden”. Masa depan yang baik berasal dari kombinasi semangat
untuk memulai sesuatu yang baru, kesempatan membuka bisnis yang tepat, keinginan
untuk meningkatkan kualitas produk agar kebutuhan konsumen tercapai. Seiring
dengan berjalannya waktu, ketiga perusahaan ini telah memiliki perlengkapan,
laboraturium, ruang testing, dan workshop berteknologi tinggi. Sebagian produk yang
sering digunakan oleh konsumen yang mengandung unsur dan bahan kimia yang
melalui reaksi electrochemical, perusahaan sangat memperhatikan produk yang
dihasilkan, berdasarkan kualitas, harga yang bersaing dan merek yang dikenal orang.
Berdasarkan pada aspek - aspek di atas, perusahaan memiliki philosophy dan prinsip
operasional bisnis yaitu:
a. Memproduksi produk yan berkualitas tinggi.
b. Menerapkan prinsip “legal business” dengan mengimplementasikan peraturan
pemerintah dan hokum yang ada secara menyeluruh.
c. Menjaga karyawan sebagai asset perusahaan.
d. Menyediakan pelatihan kepada karyawan untuk meningkatkan kemampuan.
e. Terus menerus melakukan peningkatan untuk memenuhi kepuasan konsumen.
Berdasarkan philosophy ini, perusahaan dapat berkembang dari waktu ke waktu
dan menghadapi persaingan-persaingan yang ada. Untuk menerapkan peraturan
pemerintah akan kebersihan lingkungan, airmaupun udara di sekitar pabrik, PT.
International Chemical Industry memiliki system pengolahan limbah yang sangat
baik untuk mengolah air sisa hasil produksi agar tidak mencemari lingkungan.
Visi, Misi, Nilai dan Strategi Perusahaan

2.2

Adapun visi dan misiperusahaan adalah sebagai berikut:
 Visi
Menjadi produsen baterai kering berstandar mutu Internasional dengan proses
yang aman, sehat dan ramah lingkungan agar kepercayaan semua pihak terkait
terpelihara, sehingga mampu meningkatkan pangsa pasar ditingkat nasional dan
daya saing dipasar global.
 Misi
1. Melaksanakan sistem pengaturan berkualitas agar sesuai dengan ISO
9001:2000, bidang kesehatan dan sistem pengaturan keamanan sesuai dengan
ketetapan lembaga yang berwenang.
2. Mengikuti Undang-undang yang berlaku dan ketentuan lainnya.

3. Meningkatkan kinerja proses dengan menetapkan standar mutu dan sistem
pengaturan kualitas, lingkungan dan keamanan.
4. Mencegah kerusakan, efek samping dan polusi lingkungan dari kegiatan,
produk dan pelayanan.
5. Melampaui harapan pelanggan dan simpatisan lainnya, dalam hal kualitas,
harga, distribusi, dan pelayanan untuk mempertahankan kesetiaan pelanggan.
6. Memanfaatkan sumber daya secara efisien dalam hal perekonomian, tenaga
kerja, listrik, air dan bahan bakar.
7. Mendorong proses yang aman dan menciptakan keadaan yang aman.
 Nilai
1. Kejujuran : bekerja dengan jujur dan bertanggung jawab dengan
menyampaikan data sebenar-benarnya dan tidak menerima keuntungan materi
untuk tujuan pribadi.
2. Kerja keras : bekerja keras untuk sepenuh hati dan pikiran.
3. Keharmonisan : bekerja dengan harmonis, saling menghargai, tenggang rasa,
saling meningkatkan dan tetap memegang prinsip profesionalisme.
4. Kerjasama : sumber daya yang handal untuk bekerja sama dalam menghadapi
dan menyelesaikan setiap hambatan serta tantangan secara efektif dan efisien.
5. Kebersihan dan kerapian : bekerja dengan menerapkan prinsip – prinsip 5P
(Pemilihan, Penataan, Pembersihan, Pemantapan, Pembiasaan) dalam setiap
aktivitas di lingkungan kerja.
 Strategi
1. Melakukan evaluasi efektivitas dan efisiensi penerapan sistem manajemen
terintegrasi secara berkesinambungan.
2. Konsisten dalam menghasilkan produk yang berkualitas untuk memenuhi
kepuasan pelanggan.
3. Menciptakan sasaran mutu dan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Lingkungan untuk menunjang penghematan di segala bidang.
4. Memonitor dan menjaga stabilitas harga pasar sehingga pedagang dapat
memperoleh keuntungan yang wajar.
5. Melakukan promosi dan menciptakan iklan yang dapat mendidik pihak terkait
sehingga konsumen merasa bangga terhadap produk dalam negeri.
6. Mengadakan penelitian dan pengembangan produk untuk mencari formulasi
yang lebih baik sehingga mutu dan harga bisa bersaing.
 Kebijakan Mutu, Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

PT. International Chemical Industry adalah perusahaan yang memproduksi
baterai kering merek ABC dan merek-merek terkenal lainnya sesuai dengan standar
kebutuhan pelanggan, berkomitmen :
1. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu Standar ISO 9001:2001, Sistem
Manajemen Lingkungan sesuai standar ISO 14001:2004, Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja sesuai dengan peraturan Menteri Tenaga
Kerja No.05 tahun 1996 secara efektif dan efisien.
2. Mematuhi perundangan dan persyaratan lain yang relevan dengan kegiatan
perusahaan.
3. Melakukan peningkatan secara terus menerus melalui sasaran mutu dan
program lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja yang terukur di setiap
departemen.
4. Mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta pencemaran
lingkungan dari aspek kegiatan, produk atau jasa yang berhubungan dengan
perusahaan.
5. Memberikan kepuasan kepada pelanggan dan pihak terkait lainnya baik dari
segi mutu, harga, pengiriman, dan pelayanan agar pelanggan semakin setia.
6. Mengupayakan penghematan sumber daya yang meliputi keuangan, tenaga
kerja, listrik, air dan bahan bakar minyak.
7. Menciptakan kondisi dan tindakan kerja yang aman.
2.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Dalam suatu perusahaan, struktur organisasi sangat diperlukan untuk menjaga
kelancaran dan mencapai tujuan perusahaan. Struktur organisasi merupakan
gabungna dari sekelompok orang dimana terdapat hubungan kerja sama yang
harmonis antara sekelompok orang tersebut dan terdapat pembagian kerja untuk
masing-masing orang demii tercapainya tujuan bersama yang ingin di capai oleh
sekelompok orang tersebut. Di dalam organisasi ini, sekelompok orang-orang tersebut
harus mempunyai tujuan yang sama demi membentuk suatu perusahaan yang baik.
Struktur organisasi yang dimiliki oleh PT. International Chemical Industry ini
merupakan struktur organisasi fungsional dimana orang-orang yang memiliki
aktivitas yang sama dikelompokkan dalam satu divisi dan juga disusun menurut
fungsi, antara lain menyatukan semua orang yang terlibat dalam satu aktivitas atau
beberapa aktivitas fungsional berkaitan ke dalam satu kelompok, misalnya
pemasaran, produksi, keuangan. Pengawasan utama akan divisi-divisi ini akan
dilakukkan oleh Direktur Utama sedangkan pelangsanaannya akan dijalankan oleh
masing-masing Direktur dari tiap divisi. Setiap divisi ini memiliki manager atau
kepala bagian yang memiliki tanggung jawab untuk mengelola divisinya agar
seproduktif mungkin demi mencapai visi perusahaan. Setiap kepala bagian atau

manager memiliki bawahan (staff) yang akan membantu mereka dalam menjalankan
tugas dan wewenangnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran.
2.3.1. Tanggung Jawab :
Untuk menjalankan kegiatan oprasional perusahaan PT. International
Chemical Industry melakukan pembagian tanggung jawab dan wewenang dalam
beberapa jabatan atau divisi. Hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam
pengontrolan jalannya perusahaan sehingga pada masing-masing bidang pekerjaan
akan lebih jelas lagi tanggung jawabnya. Berikut ini adalah tanggung jawab dan
wewenang dari setiap jabatan yang terdapat pada PT.International Chemical Industry.
1.

Ka. Departemen Human Resource General Affair (HRGA)
Bagian Ka. Departemen Human Resource General Affair (HRGA)

mempunyai tugas – tugas sebagai berikut :

2.



Saling berhubungan dengan departemen-departemen yang lain.



Melakukan pengawasan terhadap bawahan.

Bagian Waka. Departemen Human Resource General Affair (HRGA)
Bagian Waka. Departemen Human Resource General Affair (HRGA)

mempunyai tugas - tugas sebagai berikut :

3.



Menunggu perintah langsung dari Ka. depart. HRGA.



Mengawasi bagian bawahannya.

Staff Departemen Human Resource General Affair (HRGA)
Staff Departemen Human Resource General Affair (HRGA) mempunyai

tugas- tugas sebagai berikut :


Bertanggung jawab terhadap Ka dan Waka depart HRGA



Melakukan pengawasan terhadap para bawahannya.

4. Supervis Operatic
Supervis Operatic bertugas menterjemahkan terhadap visi dan misi yang ada
dalam perusahaan untuk menjelaskan pekerjaan karyawan.

5.

General Affair (GA)

General Affair (GA) bertugas dalam hal melakukan pengecekan dan
perawatan terhadap harta bergerak perusahaan, seperti contoh mobil,mesin mesin, alat – alat kantor, dan lain sebagainya
6. Payroll
Payroll bertugas dalam hal melakukan pengecekan apakah ada karyawan yang
melakukan pinjaman pada perusahaan, dan juga sebagai tempat para karyawan
mengambil upah mereka setiap bulannya.
7.

Personalia dan Recrutmen
Personalia dan Recrutmen bertugas dalam hal melakukan perekrutan

karyawan

baru, yang nantinya akan diseleksi dan hasil seleksi tersebut akan

dimasukkan ke bagian divisi yang memang membutuhkan karyawan dengan ciri ciri yang memenuhi syarat dari divisi tersebut.
8.

Industrial Relationship
Industrial Relationship bertugas dalam hal menjaga relationship (hubungan)

antara perusahaan dengan pihak pemerintah yang terkait didalamnya (seperti
contoh dengan pemerintah, departemen SDM, departemen tenaga kerja), juga
memberikan laporan secara berkala tentang kondisi karyawan yang ada di PT.
Intercalin, untuk dicek data - data personality-nya.
9.

Receptionist
Receptionist bertugas dalam hal melakukan penerimaan tamu baik tamu dari

luar perusahaan maupun dari dalam perusahaan yang nantinya akan membantu
tamu tersebut untuk bertemu dengan orang perusahaan yang dimaksud.
10. Supervis Training & Develop
Supervis Training & Develop bertugas dalam hal melakukan pengembangan
terhadap kinerja karyawannya supaya lebih terarah dan sesuai dengan apa yang
sudah ditargetkan oleh perusahaan.
11. Organization Development
Organization Development bertugas dalam hal membantu tugas Supervis
Training & Develop dalam hal pengembangan, seperti contoh menyusun job

deskription, kompetensi perusahaan, dan peformance manajemen yang bedasarkan
konsep 5P.
12. Training Section
Training Section bertugas dalam hal meningkatkan kompentensi karyawan
dengan mengadakan pelatihan / training bagi karyawan supaya terbebtuk karyawan
yang dapat dihandalkan.
13. Managing Director
a. Membuat rencana sasaran mutu dan mengkoordinis kegiatan atau proses
untuk mencapai sasaran mutu secara efektif dan efisien
b. Merencanakan, Mengkoordinir dan Mengontrol pelaksanaan peningkatan
terus menerus agar proses yang menjadi tanggung jawabnya berjalan secara
lebig efektif dan efisien.
c. Mengkoordinir dan mengontrol kegiatan bagian.
d. Ikut merencanakan dan mendisain pelistrikan, diesel pada proyek-proyek
baru.
e. Menciptakan kerjasama yang produktif dan harmonis dengan bawahan,
atasan, sesama dan bagian-bagian lainnya.
f. Memberikan pembinaan dan pengarahan pada bawahan, menilai kondisi dan
g.
h.
i.
j.

mengusulkan promosi.
Memelihara arsip-arsip dokumen dan gambar instalasi pelistrikan.
Memikirkan pengembangan bagian.
Menguasai pelaksanaan K3.
Menerapkan system manajemen lingkungan.

14. Direktur Manufaktur
a. Menjalankan dan mengembangkan tugas-tugas yang digariskan oleh Board of
Director.
b. Bersama-sama dengan kepala Human Resources dan kepala departemen
lainnya berupaya mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya
manusia di dalam pabrik.
c. Bertindak sebagai coordinator dalam hubungan kerja departemen produksi,
Mechanical Engineering, Quality Assurance, Electrical Engineering dan
Human Resources.
d. Berusaha mengembangkan teknologi, system manajemen mutu dan system
manajemen lingkungan untuk mengantisipasi tuntutan dan kebutuhan
konsumen yang semakin peka terhadap mutu produk.
e. Bertanggung jawab terhadap kelancaran produksi, mutu produk, efektif dan
efisien kerja, biaya produksi dan kerusakan hasil produksi.
f. Menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan pekerja lainnya.
15. Kepala Pabrik

a. Menjalankan dan mengembangkan tugas-tugas yang digariskan oleh direktur
manufaktur dan Board of Director.
b. Melaksanaka tugas-tugas lain yang diberikan bagian manufaktur.
c. Berusaha mengembangkan teknologi, system manajemen mutu dari system
manajemen lingkungan untuk mengantisipasi tuntutan kebutuhan konsumen
yang semakin peka terhadap mutu produk.
d. Bertanggung jawabterhadap kelancaran produksi, mutu produk, efektif dan
efisien kerja, biaya produksi dan kerusakan hasil produksi.
e. Menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan pekerja lainnya.
16. Wakil Kepala Pabrik
a. Membuat rencana sasaran mutu dan mengkoordinir pelaksanaan produksi
untuk mencapai sasaran mutu secara efektif dan efisien.
b. Bekerja sama dengan kepala produksi dalam melaksanakan jadwal produksi
dan pengontrolan pelaksanaan produksi dalam hal kesesuaian jumlah, jenis
mutu dan waktu pengiriman.
c. Melakukan pemeriksaan stock

dan kebutuhan baterai, komponen serta

pembungkus.
d. Bekerja sama dengan depatemen QA dalam menangani complain maupun
klaim baterai export dan import.
e. Menghubungi bagian ekspor

mengenai

masalah

perubahan

rencana

pengiriman.
f. Memikirkan tindakan koreksi, preventif dan pengembangan proses produksi.
g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan bagian manufaktur atau kepala
pabrik.
17. Staff Produksi
a. Merencanakan, Mengkoordinir, mengontrol terhadap kegiatan atau proses
produksi sesuai jumlah, mutu, waktu dan tenaga kerja yang tepat.
b. Menciptakan dan memelihara kerja sama yang produktif dan harmonis.
c. Memberikan pembinaan dan pengarahan kepada bawahan serta menilai
kondisi dan mengusulkan promosi.
d. Memikirkan pengembangan proses produksi yang lebih produktif
e. Bekerjasama dengan bagian persediaan lokal dan import untuk menjamin
tersedianya barang yang dibutuhkan untuk proses produksi.
f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala produksi.
g. Memberikan laporan kepada kepala produksi bila ada masalah yang belum
selesai untuk dibahas bersama.
h. Mengawasi pelaksanaan K3.
18. Sekretaris Produksi
a. Mengatur pencatatan surat-surat masuk dan keluar dari produksi dengan
mengarsipkan manual maupun computer.

b. Membuat laporan-laporan, mendata laporan-laporan yang masuk dari bagianbagian produksi, pengetikan surat-surat.
c. Memberi informasi dan tugas pada bagian yang sesuai instruksi dari produksi.
d. Mencatat hasil produksi seluruh bagian dan membuat laporan per bulan dan
per tahun.
e. Memelihara kebersihan, kerapian lingkungan dan peralatan kerja.
f. Menjalankan program lingkungan yang berkaitan dengan sumber daya
lingkungan serta melaksanakan pengendalian aspek dan dampak lingkungan
departemen.
19. Pembantu Administrasi Produksi
a. Membantu pencatatan surat-surat masuk dan keluar dari bagian produksi
dengan pengarsipannya.
b. Membantu pembuatan laporan-laporan, pendataan laporan-laporan yang
masuk dari bagian-bagian ke produksi, pengetikan surat-surat.
c. Membantu menyampaikan informasi dan tugas ke bagian lain sesuai instruksi
dari bagian produksi.
d. Membantu menyampaikan informasi dan administrasi ke bagian pembukuan /
accounting.
e. Memelihara kebersihan, kerapian lingkungan dan peralatan kerja.
20. Supervisor
a. Bertanggung jawab penuh pada seluruh kegiatan bagian gudang baterai.
b. Mengkoordinir dan mengontrol kegiatan personil di bagian gudang baterai.
c. Mengontrol proses penerimaan, penempatan, pengemasan dan pengiriman
baterai local maupun ekspor.
d. Meniali dan memantau semua kegiatan di lapangan pda waktu pengiriman
barang-barang ekspor maupun local.
e. Menerima laporan dari staff tentang sisa stock card setiap selesai pengiriman.
21. Staff Supervisor
a. Mengatur dan mengawasi karyawan saat menyusun baterai eksport di pallet
sesuai dengan jenis dan kemasan.
b. Mengawasi dan mengatur karyawan saat bongkar maupun muat baterai local
dan eksport, sekaligus menandatangani urat jalan sesuaidengan jenisnya.
c. Mengontrol dan mengecek laporan stock card yang dibuat oleh pembantu
administrasi mengenai keluar masuk baterai maupun jenis lainnya.
d. Menangani penerimaan baterai dari distributor sampai proses pengiriman ke
bagian QA untuk diperiksa.
e. Menghitung/mengecek baterai setiap sore untuk dicocokan dengan stock card
yang dibuat oleh pembantu administrasi agar sesuai dengan fisiknya yang ada
didalam gudang.
22. Koordinator Gudang

a. Bertanggung jawab kepada seluruh kegiatan bagian Gudang Bahan Baku dan
Gudang Baterai.
b. Mengkoodinir dan mengontrol kegiatan personil dibagian Gudang Bahan
Baku dan Gudang Baterai.
c. Mengontrol proses penerimaan, penempatan, pengiriman Baterai Zinc Carbon
dan Baterai Alkaline.
d. Bertanggung jawab terhadap proses penangan, penyimpanan, pengiriman
Baterai Zinc Carbon dan Baterai Alkaline agar mutunya tetap baik.
e. Menjalankan peraturan atasan dengan penuh rasa tanggung jawab.
f. Menciptakan dan memelihara kerja sama yang produktif dan harmonis
dengan atasan dan bawahan.
23. Kepala Bagian Iklan
a. Merencanakan kegiatan promosi dan iklan produk Baterai ABC Zinc Carbon
dan ABC Alkaline.
b. Mengkoordinasi, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan promosi dan
iklan produk Baterai ABC Zinc Carbon dan ABC Alkaline.
c. Memantau pelaksanaan promosi dan iklan produk Baterai ABC Zinc Carbon
dan ABC Alkaline.
24. Teknik listrik permesinan
a. Bertangung jawab atas kelancaran tugas dari atasan.
b. Melaksanakan perawatan mesin.
c. Bekerjasama dengan bagian – bagian yang berhubungan langsung dengan
tugas – tugasnya.
d. Perakkitan panel – panel mesin baru dan modifikasi.
e. Menjaga kesehatan, kerapihan, dan keamanan.
f. Melaksanakan K3.
g. Melaksanakan pengendalian aspek dan dampak lingkungan.
25. Operator Listrik.
a. Bertangung jawab atas kelancaran tugas dari atasan.
b. Melaksanakan perawatan mesin.
c. Bekerjasama dengan bagian – bagian yang berhubungan langsung dengan
d.
e.
f.
g.

tugas – tugasnya.
Perakitan panel – panel mesin baru dan modifikasi.
Menjaga kesehatan, kerapihan, dan keamanan.
Melaksanakan K3.
Melaksanakan pengendalian aspek dan dampak lingkungan.

26. Sekertaris Departemen Listrik
a. Bertangung jawab atas tugas dari atasan.
b. Melaksanakan tugas rutin pada administrasi listrik.
c. Bekerjasama dengan bagian – bagian yang berhubungan langsung dengan
tugas – tugasnya.
d. Menjaga kesehatan, kerapihan, dan keamanan.
e. Melaksanakan K3.

f. Melaksanakan pengendalian aspek dan dampak lingkungan.
27. Supervisor power house dan pengembangan
a. Mengontrol terhadap kegiatan/penanganan mesin generator (diesel) dan
tenaga kerjanya.
b. Mengawasi kelancaran dan mencanangkan perawatan surat pengadaan dan
pemakaian suku cadang.
c. Membuat laporan kepada Kepala Departemen Listrik mengenai kegiatan dan
masalah yang timbul dibagiannya.
d. Menciptakan dan memelihara kerjasama yang produktif dengan atasan,
bawahan, sesama dan unit – unit produksi lainnya.
e. Memberi pembinaan dan pengarahan kepada bawahan serta menilai kondisi
dan mengusulkan promosi.
f. Membantu memikirkan pengembangan di bagiannya di bidang teknik dan
personil serta system kerjanya.
g. Mengawasi pelaksanaan K3.
28. Assistant supervisor power house dan pengembangan
a. Bertanggung jawab atas kelancaraan tugas dari atasan.
b. Pengembangan dan modifikasi rangkaian elektronik.
c. Menciptakan dan memelihara kerjasama yang produktif dengan atasan,
d.
e.
f.
g.

bawahan, sesame dan unit – unit produksi lainnya.
Wewenang untuk akses ke bagian – bagian yang behubungan dengan listrik.
Mengawasi pengendalian aspek dan dampak lingkungan.
Mengawasi pelaksanaan K3.
Memikirkan pengembangan di bagiannya di bidang teknik, personil, dan

system kerjanya.
h. Mengontrol terhadap kegiatan/penanganan mesin generator (diesel) dan
tenaga kerjanya.
i. Membantu mengawasi kelancaran dan perencanaan perawatan serta
pengadaan dan pemakaian suku cadang.
j. Memberi pembinaan dan pengarahan kepada bawahan serta menilai kondisi
dan mengusulkan promosi.
k. Menerapkan system manajemen mutu dan lingkungan.
29. Teknisi power house dan pengembangan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Mempersiapkan mesin untuk beroperasi.
Pengontrolan mesin.
Perawatan mesin dan lingkungan.
Membuat laporan.
Meningkatkan pengetahuan teknik.
Menyusun dokumen bagian diesel.
Membantu administrasi bagian diesel.
Pelaksanaan K3.
Pelaksanaan pengendalian aspek dan dampak lingkungan.
Membatu pengembangan listrik permesinan.

30. Operator power house dan pengembangan

a.
b.
c.
d.
e.
f.

Mempersiapkan mesin untuk beroperasi.
Pengontrolan mesin.
Perawatan mesin dan lingkungan.
Membatu memperbaiki kerusakan.
Meningkatkan pengetahuan teknik.
Pelaksanaan K3.

31. Teknik listrik AC/kompresor
a.
b.
c.
d.

Bertanggung jawab atas kelancaraan tugas dari atasan.
Melaksanakan maintenance, modifikasi, dan pengembangan teknik.
Membuat laporan kepada atasan.
Merencanakan dan membuat jadwal service bersama atasan

serta

pengontrolan pelaksanaannya.
e. Bekerjasama dengan bagian – bagian yang berhubungan langsung dengan
tugas – tugasnya.
f. Menjaga kesehatan, kerapihan, dan keamanan.
g. Melaksanakan K3.
h. Melaksanakan pengendalian aspek dan dampak lingkungan.
32. Supervisor listrik AC/kompresor
a. Bertanggung jawab atas kelancaran kerja dibagiannya.
b. Pengaturan dan perencanaan pekerjaan.
c. Membuat laporan kepada kepala departemen listrik mengenai kegiatan dan
masalah yang timbul dibagiannya baik yang bersifat rutin maupun insidential.
d. Menciptakan dan memelihara kerjasama yang produktif dengan atasan,
bawahan, sesama dan unit – unit produksi lainnya.
e. Memberi pembinaan dan pengarahan kepada bawahan serta menilai kondisi
dan mengusulkan promosi yang berprestasi.
f. Membantu memikirkan pengembangan di bagiannya di bidang teknik dan
personil serta system kerjanya.
g. Mengawasi pelaksanaan K3.
33. Operator listrik AC/Kompresor
a. Bertangung jawab atas kelancaran tugas dari atasan.
b. Melaksanakan perawatan rutin.
c. Bekerjasama dengan bagian – bagian yang berhubungan langsung dengan
tugas – tugasnya.
d. Menjaga kesehatan, kerapihan, dan keamanan.
e. Melaksanakan K3.
f. Melaksanakan pengendalian aspek dan dampak lingkungan.
34. Kepala Departemen Mechanical Engineering
a. Membuat sasaran mutu (target mutu) dan mengkoordinir kegiatan/proses
untuk mencapai sasaran mutu secara efektif dan efisien.
b. Merencanakan, mengkoordinir, dan mengontrol pelaksanaan peningkatan
terus menerus agar proses yang menjadi tanggung jawabnya berjalan secara
efektif dan efisien.

c. Membawahi

bagian

maintenance,

mekanik,

perbengkelan,

dan

perencanaan/gambar.
d. Memonitor pelaksanaan jadwal untuk pembuatan mesin baru, perawatan,
modifikasi, pengadaan, dan pemakaian suku cadang mesin – mesin.
e. Mempelajari usulan modifikasi, modernisasi untuk penghematan biaya
pengoperasian mesin.
f. Berwenang untuk mengindentifikasi dan melaporkan ketidaksesuaian produk,
proses, dan system mutu.
g. Pelaksanaan K3.
h. Menerapkan system manajemen lingkungan.
35. Wakil Kepala Departemen Mechanical Engineering
a. Merencanakan, mengkoordinir, dan mengontrol pelaksanaan peningkatan
terus menerus agar proses yang menjadi tanggung jawabnya berjalan secara
efektif dan efisien.
b. Memikirkan pengembangan perpabrikan dalam bidang mesin – mesin
produksi, perbengkelan, personil, dan system kerja untuk menghasilkan mutu
produksi yang maksimal serta mengusulkan perubahan – perubahan pada
pemimpin.
c. Berwenang untuk mengindentifikasi dan melaporkan ketidaksesuaian produk,
proses, dan system mutu.
d. Berwenang untuk meningkatkan dan mencegah terjadinya ketidaksesuaian
system mutu.
e. Membina bawahan dalam meningkatkan keterampilan dan kedisiplinan.
f. Mempelajari kemampuan bawahan dan mengusulkan penempatannya sesuai
kemampuan.
g. Pelaksanaan K3.
h. Menerapkan system manajemen lingkungan.

36. Sekretaris Mechanical Engineering
a. Mengatur pencatatan surat – surat masuk dan keluar dari Mechanical
Engineering dengan mengarsipkan manual maupun komputer.
b. Membuat laporan – laporan, mendata laporan yang masuk dari bagian –
c.
d.
e.
f.

bagian ke Mechanical Engineering, penggantian surat – surat.
Memberi pembinaan dan pengarahan kepada bawahan.
Mengatur tugas insidentil dan bawahan.
Memelihara kebersihan, kerapihan, dan peralatan perusahaan.
Melaksanakan pengendalian aspek dan dampak lingkungan.

37. Administrasi Mechanical Engineering
a. Mencatat surat – surat masuk atau keluar serta mengarsipkannya dengan
komputer/manual.
b. Pengetikan surat – surat departemen Mechanical Engineering.

c. Mengerjakan tugas insidentil maupun rutin.
d. Memperhatikan K3.
e. Pelaksanaan pengendalian aspek dan dampak lingkungan.
38. Staff Mechanical Engineering
a. Mangkoordinir dan mengontrol terhadap kegiatan perawatan mesin – mesin
produksi dibagiannya.
b. Mengawasi kelancaran dalam perawatan/perbaikan mesin produksi serta
pengadaan dan pemakaian suku cadang.
c. Memberi laporan kepada Departemen Mechanical Engineering mengenai
masalah dari bagian – bagian yang menjadi tanggung jawabnya.
d. Menciptakan dan memelihara kerjasama yang produktif dan harmonis dengan
atasan, bawahan, dan atar bagian.
e. Memberikan pembinaan dan pengarahan kepada bawahan serta menilai
kondisi dan mengusulkan promosi.
f. Membantu memikirkan pengembangan di bagiannya di bidang teknik dan
personil serta system kerjanya.
g. Mengawasi pelaksanaan K3.
h. Berwenang untuk mengindentifikasi dan melaporkan ketidaksesuaian produk,
proses, dan system mutu.
i. Berwenang untuk memulai,

merekomendasikan,

dan

memutuskan

penyelesaian masalah yang menyangkut mesin bersama dengan Kepala
Departemen Mechanical Engineering.
j. Melaksanakan sistem manajemen lingkungan.
39. Koordinator Bidang K3
Bidang I : Pengawasan penanggulangan bencana banjir dan pengendalian
konstruksi.
a. Mengadakan pembinaan dan pengarahan kepada bagian – bagian mengenai
masalah K3 dalam usaha menanamkan kesadaran dan penerapan cara kerja
yang aman dan produktif.
b. Melakukan pembinaan dan

pengkajian

standar

K3

sesuai

dengan

perkembangan internasional serta melakukan koordinasi fungsional kepada
instansi.
c. Melakukan usaha – usaha pencegahan dan penanggulangan bahaya kebanjiran
d. Melakukan usaha – usaha pencegahan dan penanggulangan bahaya kerja di
ketinggian.
Bidang II : Pegawasan permesinan, pengendalian dan utilitas

2.3.2. Jam Kerja

Dalam hal waktu kerja, PT. International Chemical Industry memiliki jam
kerja yang berbeda Antara kantor dengan bagian pabrik (bagian produksi). Berikut
adalah pembagian jam kerja untuk bagian produksi maupun bagian kantor yaitu :
1. Pada tenaga kerja bagian produksi dibagi menjadi 3 shift, yaitu sebagai
berikut :
a. Shift 1
Senin – Jum’at

: 07:00 – 15:00 ; jam istirahat 12:00 – 13:00

Sabtu

: 07:00 – 12:00

b. Shift 2
Senin – Jum’at

: 15:00 – 22:00 ; jam istirahat 18:00 – 18:30

Sabtu

: jam kerja disesuaikan

c. Shift 3
Senin – Jum’at

: 22:00 – 07:00 ; jam istirahat 00:00 – 01:00

Sabtu

: jam kerja disesuaikan

2. Jam Kerja untuk karyawan kantor jam operasi kerja adalah sebagai berikut :
Senin – Jum’at

: 07:00 – 17:00

Jam Istirahat

: 12:00 – 13:00

Sabtu

: 07:00 – 15:00

2.3.3. Sistem Pengupahan
PT. International Chemical Industry melakukan pembayaran gaji bergantung
pada hasil dan waktu kerja dari karyawan dan buruhnya. Pada dasarnya gaji yang
diterima Antara satu dan yang lainnya berbeda – beda, selain dipengaruhi oleh jam
kerja pekerja, jabatan dari para karyawan juga mempengaruhi gaji yang diterima.
Semakin tinggi jabatan karyawan, gaji yang diterima umumnya semakin bersar.
Sistem pengupahan yang dilakukan oleh PT. International Chermical Industry
didasarkan pada :
1. Waktu Pembayaran Gaji
a. Pertengahan bulan : umumnya diberikan kepada buruh produksi setiap
pertengahan bulan (tanggal 15), yang terdiri dari uang makan dan uang
transportasi per hari, berserta gaji pokok.
b. Bulanan : diberikan kepada karyawan kantor sesuai jumlah yang
diperhitungkan.
2. Sistem Penggajian
a. Sistem gaji tetap : diberikan kepada pegawai tetap.

b. Sistem bonus dan lembur : diberikan kepada karyawan lembur atau bonus
atas prestasi yang telah dicapai, yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan
pimpinan atau manager.
3. Penilaian Gaji Karyawan
Penentuan gaji karyawan berdasarkan prestasi, kehadiran, kedisiplinan dan
jenjang karier yang dicapai.
4. Pembayaran upah pada akhir bulan untuk pekerja diterima setelah
diperhitungkan dengan potongan atas:
a. Pajak Penghasilan (PPh pasal 21).
b. Iuran BPJS.
c. Iuran anggota serikat pekerja.
d. Potongan lainnya yang telah disetujui oleh pekerja atau atas permintaan dari
perusahaan.
5. Pelaksanaan pembayaran upah atau lembur dilakukan melalui bank yang
ditunjuk oleh pihak perusahaan.
Tunjangan yang terdapat pada PT. International Chemical Industry didasarkan pada:
1. Tunjangan variable didasarkan atas kebijakan dan kemampuan perusahaan
dan tunjangan variable ini diberikan setelah dilakukan penilaian terhadap prestasi
dan kinerja seorang pekerja. Tunjangan variable bersifat tidak tetap, artinya dapat
ditingkatkan atau diturunkan atau dapat pula dihapuskan dan perhitungannya
ditentukan oleh kehadiran pekerja serta tidak termasuk di dalam komponen
perhitungan lembur. Kenaikan atau penurunan tunjangan variable diajukan oleh
atasan langsung serta disetujui atau diketahui department terkait dan ditunjukan
kepada departemen Human Resources untuk mendapatkan persetujuan dan
pengesahannya. Penghapusan tunjangan variable dilakukan bila perusahaan
mengalami gangguan dalam operasi bisnis maupun menurunnya pangsa pasar
yang menyebabkan kerugian ekonomi perusahaan secara serius. Tunjangan
variable yang ada antara lain:
a. Tunjangan transportasi

PT.International Chemical Industry memberikan tunjangan transportasi
kepada karyawan – karyawannya baik untuk karyawan produksi maupun
untuk karyawan kantor.
b. Tunjangan variable khusus yang tergantumg pada kebijakan dan
kemampuan perusahaan dan perhitungannya ditentukan oleh kehadiran
pekerja serta tidak termasuk dalam komponen perhitungan lembur.
c. Tunjangan Hari Raya

PT. International Chemical Industry memberikan tunjangan hari raya
kepada karyawan – karyawannya sesuai dengan aturan pemerintah.
Umumnya tunjangan hari raya ini diberikan satu kali dalam 1 tahun,
memiliki nominal sebesar satu bulan gaji pokok dan diberikan satu
minggu sebelum hari raya yang bersangkutan, kecuali ada ketentuan lebih
lanjut.
2. Tunjangan jabatan diberikan untuk operator atau non operator.
3. BPJS yang terdiri dari :
a. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
b. Jaminan Kematian (JK).
c. Jaminan Hari Tua (JHT).
d. Khusus untuk Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) tidak ada karena
sudah ada pelayanan kesehatan pada poliklinik perusahaan. Keluarga
dapat memanfaatkan pemeriksaan kesehatan kalau sudah menjadi pekerja
tetap. Pekerja tetap ditetapkan setelah melakukan uji coba kerja selama 3
bulan.
4. Tunjangan yang diberikan untuk pekerja yang sakit :
a. 4 bulan pertama

 100% dari upah 1 bulan.

b. 4 bulan kedua

 75% dari upah 1 bulan.

c. 4 bulan ketiga

 50% dari upah 1 bulan.

d. Bulan selanjutnya sampai pemutusan hubungan kerja  25% dari upah 1
bulan.
Ketentuan masa pensiun untuk para pekerja adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1. Masa Pensiun Untuk Para Pekerja
Pensiun
Pensiun Dini

Jenis Kelamin
Pria
Wanita
Pria

Umur
55 tahun
52 tahun
50 tahun

Wanita
48 tahun
(Sumber: PT. International Chemical Industry)

Kebijakan yang diberikan oleh perusahaan mengenai waktu cuti dan izin kerja adalah
sebagi berikut :
Tabel 2.2. Kebijakan Cuti
Masa Kerja (tahun)
1 - 14
15 - 19
20 – 24
25 – 29

Lama Cuti (hari)
12
14
15
16

>30
17
(Sumber: PT. International Chemical Industry)
Penghargaan yang diberikan kepada karyawan lama adalah sebagai berikut :
a. Bekerja 15 tahun  liontin 3 gram emas.
b. Bekerja 25 tahun  liontin 15 gram emas.
Penyerahan penghargaan tersebut dilakukan pada tanggal 17 Agustus.
2.3.4

Sistem Informasi dan Manajemen
Sistem informasi dan manajemen sangat dibutuhkan di perusahaan, hal ini

dilakukan agar data – data yang dibutuhkan oleh perusahaan dapat tersimpan dengan
baik, begitu pula dengan input data yang ada pada bagian – bagian tertentu pada
setiap harinya. PT. Internationlah Chemical Industry ini telah menggunakan system
informasi yang terkomputerisasi dan menggunakan teknologi berbasis Informstion
Technology, dimana program – program yang digunakan dalam melakukan proses
informasi, maupun input dan output data dirancang oleh bagian technology
perusahaan (bagian IT), sehingga system informasi berjalan dengan baik, serta
dilakukan backup data secara rutin yang bertujuan untuk menghindari kehilangan
data. Sistem informasi dapat digunakan, misalnya untuk melakukan order pembelian,
menentukan jadwal produksi, menentukan jam kerja dan accounting.
PT. International Chemical Industry benar – benar mengelola pemesanan yang
ada dengan baik, karena mereka sangan menghargai kepuasan konsumen, dimana
semaksimal mungkin mereka tidak menginginkan keterlambatan dalam pengantaran
barang yang dipesan dengan alasan apapun juga. Sistem informasi dan manajemen ini
sangantlah membantu perusahaan untuk menentukan jadwal pemesanan dan
pengantaran yang baik.
2.4

KESELAMATAN KERJA KARYAWAN (K3)

2.4.1. Manajemen Keselamatan Kerja Karyawan
Pengelolaan keselamatan kerja karyawan (K3) di PT. International Chemical
Industry telah dilaksanakan dengan cukup baik. Perancangan dari setiap proses
produksi, tata letak pabrik dan berbagai hal lainnya telah mengacu pada pedoman
keselamatan kerja yang berlaku di Indonesia. Penerapannya dapat dilihat dari
perancangan lantai produksi yang mengatur lebar gang yang memungkinkan setiap
orang dapat melalui gang tersebut dengan aman, ditandai dengan adanya penanda
berupa garis maya pada lantai produksi maupun pada jalan yang dilalui oleh
kendaraan didalam lingkungan pabrik dan perusahaan untuk menjaga keamanan dari

seluruh orang yang ada di lingkungan perusahaan mengingat bahwa gedung produksi
perusahaan terletak pada lahan yang sama. PT. International Chemical Industry juga
memiliki divisi K3 yang dipimpin langsung oleh kepala divisi produksi untuk
menyusun pedoman keselamatan kerja karyawan (K3) di PT. International Chemical
Industry. Pedoman ini tidak hanya meliputi cara kerja yang mendukung keselamatan
kerja karyawan namun juga cara menangani kejadian – kejadian yang bersifat
kecelakaan ataupun bencana seperti kecelakaan yang berhubungan dengan mesin
produksi ataupun penanganan bencana seperti banjir dan kebakaran.
Pada lantai produksi terdapat beberapa alat yang diinstruksikan oleh pimpinan
produksi untuk digunakan guna menjaga keselamatan para pekerja seperti sarung
tangan, masker, dan topi. Sarung tangan ini berguna untuk mengurangan kontaminasi
dari bahan kimia baterai yang terkontaminasi pada bagian luar baterai. Hal ini untuk
mengurangi resiko masuknya cairan kimia tersebut ke dalam tubuh pekerja melalui
mulut (karena misalnya memegang mulut dengan tangan yang terkontaminasi cairan
kimia), hidung, dan bagian tubuh lainnya. Penggunaan masker ditujukan untuk
menghindari masuknya debu dari pengisian black mix yang mungkin terkandung di
udara di sekitar mesin black mix injection. Penggunaan topi ditujukan untuk seluruh
karyawan guna menghindari masuknya rambut yang mungkin masuk ke dalam
produk dalam proses assembly, dan juga untuk menghindari para pekerja dengan
rambut panjang dari kecelakaan yang disebabkan tersangkutnya rambut pada mesin
yang sedang berjalan.
2.4.2. Alat Pelindung Diri
Petunjuk penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) dan jalur aman (K3 dalam
bekerja) terdiri dari beberapa jenis,yaitu :


Ear Plug  melindungi pendengaran dari bahaya kebisingan.



Masker respirator  mencegah masuknya debu black mix ke dalam
saluran pernafasan.



Kacamata las bengkel  melindungi mata dari bahaya sinar
pengelasan.



Jas Laboratorium  melindung badan ddari kontak langsung dengan
bahan kimia di bagian lab.



Sarung tangan drill  melindungi tangan dari panas saat bersentuhan
dengan benda panas.



Sarung tangan katun  melindungi tangan dari luka tergores.



Sarung tangan plastic  melindungi tangan dari kontak langsung
dengan bahan kimia di laboratorium.



Masker kain  mencegah masuknya debu/partikel halus ke dalam
saluran pernafasan.



Baju tahan api  melindungi badan dari kontaminasi panas.



Baju hardness  mencegah bahaya jatuh saat kerja diketinggian.



Helm pelindung  melindungi kepala dari benturan dengan benda
lain.



Sepatu Kerja  melindungi kaki dari benturan dengan benda kerja
maupun benda keraas lainnya.



Kaca mata khusus  melindungi mata dari percikkan bahan kimia.



Sarung tangan karet  melindungi tangan dari kontak langsung
dengan bahan kimia.



Jalur aman pejalan kaki  mencegah pejalan kaki tertabrak forklift
maupun kendaraan lain di dalam area pabrik.



Jalur pemisah antara pejalan kaki dengan kendaraan bermotor 
mencegah kecelakaan lalu lintas ketika masuk dan keluar gerbang
perusahaan.

2.5

Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT. International Chemical Industry bergerak dalam bidang produk battery

yang banyak digunakan untuk berbagai kebutuhan masyarakat. Selain itu produk lain
yang dihasilkan adalah minyak angina. Jenis – jenis battery yang dihasilkan yaitu :
2.5.1. Jenis Battery yang Dihasilkan :
 Battery alkaline adalah jenis battery yang hamper sama dipasaran, namun
memiliki kandungan energy yang paling besar dibandingkan dengan
battery biasa, dengan umur yang lebih lama.

Gambar 2.1. Battery Alkaline

 Battery super extra heavy duty adalah battery yang memiliki kandungan
energy yang paling besar dan memiliki masa pakai yang paling lama.
Kandungan dalam battery super extra heavy duty memungkinkan untuk
menghasilkan energy yang lebih besar dan lebih lama.

Gambar 2.2 Battery super extra heavy duty
 Battery heavy duty adalah battery yang memiliki kandungan energy lebih
sedikit dibandingkan dengan kandungan dari battery super extra heavy
duty.

Gambar 2.3 Battery heavy duty
 Battery economy adalah baterai yang memiliki kandungan energy terkecil
dengan masa pakai yang paling sigkat.

Gambar 2.4 Battery economy
2.5.2. Lokasi Perusahaan
PT. International Chemical Industry ini mempunyai alamat lengkap:
PT. INTERNATIONAL CHEMICAL INDUSTRY
Jln. Daan Mogot Km 11,Cengkareng
Jakarta 11710 – Indonesia
Total area yang dimiliki oleh PT. International Chemical Industry berkisar 4.30
hektar. Peta lokasi PT. International Chemical Industry dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.

Gambar 2.5 Lokasi PT. International Chemical Industry
2.6
TATA LETAK PABRIK
2.6.1. SUSUNAN MESIN DAN PERALATAN
Susunan mesin yang terdapat di PT. International Chemical Industry termasuk
ke dalam tata letak proses, karena letak mesinnya yang berkelompok dan
memproduksi lebih dari satu buah jenis produk, selain itu tata letak pabrik untuk lini
produksi memiliki alur dimana mesinnya disusun berdasarkan proses pengerjaan dari
produk itu. Susunan mesin dan peralatan serta aliran bahan dari produksi battery
dapat dilihat pada lampiran D.
2.6.2. PENENTUAN DAERAH KERJA
Penentuan daerah kerja di lantai produksi baterai terletak pada 2 gedung yang
berbeda. Gedung pertama adalah tempat untuk mesin punch yang jumlahnya banyak
sekali. Mesin punching ini diletakkan dalam sebuah gedung khusus karena mesin
punching ini mengerjakan proses punching untuk bebagai jenis ukuran battery yang
diproduksi di pabrik tersebut. Gedung berikutnya adalah gedung yang berisi mesinmesin untuk proses berikutnya yaitu dari mesin bobbin inserting hingga proses akhir.
Gedung lainnya yang berhubungan dengan produksi battery adalah gudang
bahan baku, gudang bahan jadi dimana battery disimpan selama 2 hari sebelum
ditransportasikan pada distributor, dan juga gedung divisi produksi dimana kepala
produksi beserta jajarannya bekerja sehari-hari.
2.6.3. JUMLAH MESIN DAN PERALATAN

Jumlah mesin dan peralatan yang digunakan PT. International Chemical
Industry dalam memproduksi battery dapat dilihat pada table 2.3 dan 2.4 berikut ini.
Table 2.3. Jumlah Mesin pada PT. International Chemical Industry
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Jenis Mesin
Jumlah
Mesin Pelebur Zinc Slug
2
Mesin Casting
2
MesinRolling
2
Mesin Drawing
2
Mesin Cutting
2
Mesin Punch
6
Mesin Upper Punch
24
Mesin Can Cutting
13
Mesin Pengaduk
2
Mesin Separator
4
Mesin Paper ring
2
Mesin Top Washer
3
Mesin pemotong PVC dan
13
2
PET
14
Mesin Carbon
2
15
Mesin Crimping
2
16
Mesin Separator
2
17
Mesin Curling
2
18
Mesin Tamping
2
19
Mesin Caping
2
( Sumber : PT. International Chemical Industry
Tabel 2.4 Jumlah Peralatan pada PT. International Chemical Industry
No

Jenis Peralatan

Jumlah

1

Hoist

3

2

Handpallet

3

3

Forklift

2

4

Lorry

3

5

Trolly

3

6

Conveyor

2

2.6.4. Penentuan Luas Lantai
PT. International Chemical Industry yang berlokasi di Daan Mogot memiliki
luas tanah dan bangunan yang digunakan untuk produksi sekitar 4,3 hektar.

2.6.5. Penggambaran Tata Letak Pabrik
Tata letak pabrik yang dilampirkan pada lampiran D adalah penggambaran
dari keseluruhan tata letak pabrik, mulai dari yang berhubungan langsung dengan
produksi seperti lantai produksi hingga yang berhubungan tidak langsung dengan
produksi seperti kantin dan ruang olahraga.
Lantai produksi yan dapat dilihat pada lampiran D ini juga memiliki layout
dari battery R6 dan R20. Letak dari gedung bahan baku dan gedung penyimpanan
bahan jadi juga dapat dilihat pada lampiran tersebut. Selain itu juga dapat dilihat tata
letak dari system parkir di pabrik ini, letak dari Musholla, dan juga letak dari divisidivisi PT . International Chemical Industry seperti divisi produksi, divisi HRD, dan
divisi-divisi lainnya yang menunjang kegiatan produksi secara keseluruhan.
2.7
Pemasaran
2.7.1. Daerah Pemasaran
Target pemasaran yang dilakukan oleh PT. International Chemical Industry
dipioritaskan untuk konsumen yang memesan dalam jumlah yang besar, dimana
mengalami jumlah kenaikan pencapaian target setiap bulannya. Hal sangat
menguntungakan perusahaan. Target lain yang dituju oleh PT. International Chemical
Industry selain konsumen yang memesan dalam jumlah besar, perusahaan ini
menfokuskan beberapa tempat untuk mencapai target mereka. Target – target
pemasaran PT.International Chemical Industry dibagi menjadi 2 bagaian, yaitu :
a. Independent (group)
Contoh : Carrefour, Giant, Hypermart, Toko Buku, Toko Elektronik, Toko
Olahraga, Toko Musik, dan lain – lain.
b. Non Independent (non – group)
Contoh : Toko Kelontong (tradisional) tanpa merk yang memiliki badan
hukum yang sah.
Berdasarkan target pemasaran yang telah dijelaskan sebelumnya, pangsa pasar
PT. International Chemical Industry adalah perusahaan – perusahaan manufaktur
yang bergerak dan berhubungan dengan bidang elektronik. Selain itu pangsa pasar
dari perusahaan ini juga meliputi TNI, MPR, dan DPR. Untuk perusahaan manufaktur
yang menjadi pelanggan PT. International Chemical Industry berada di dalam dan
luar negeri.
Dalam suatu bidang uasaha apapun pesaing pasti ada untuk menandingi
produk yang dihasilkan. Pesaing battery PT. International Chemical Industry adalah
Panasonic dan Energizer. Namun dipasaran, battery ABC memiliki pasar sebesar 90%
atau dapat dikatakan merupakan market leader, sehingga pihak perusahaan tidak
perlu takut dengan pesaing – pesaing yang ada di pasaran.

Daerah pemasaran PT. International Chemical Industry mencakup daerah
Nasional dan Internasional. Adapun daerah pemasaran yang ada adalah :
a. Domestic Market

Gambar 2.6 Peta Domestic Market dari
PT. International Chemical Industry
b. International Market

Gambar 2.7 Peta International Market dari
PT. International Chemical Industry
Daerah pemasaran tersebut dapat dilihat selengkapnya pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.5 Domestic Market dari PT. International Chemical Industry
Sumatera
Banda Aceh
Medan
Padang
Jambi
Pangkal
Pinang
Tanjung
Pandan
Palembang
Pekanbaru

Jawa dan Bali

Kalimantan

Sulawesi
dan Maluku

Papua dan
NTB/NTT

Serang
Bogor
Cikampek
Sukabumi

Solo
Kudus
Surabaya
Madiun

Tarakan
Balikpapan
Banjarmasin
Samarinda

Makasar
Pare - Pare
Manado
Palu

Jayapura
Sorong
Manokwari
Merauke

Cianjur

Kediri

Kotabaru

Gorontalo

Biak

Berau

Bau - Bau

Lombok

Pemangkat
Pangkalan Bun
Pontianak

Kendari
Toli - Toli
Ambon
Luwuk

Bima
Ruteng
Maumere
Waingapu
Kupang

Bandung
Garut
Tasikmalaya
Cirebon
Tegal
Pekalongan

Tulung
Agung
Tuban
Bojonegoro
Malang
Probolinggo
Jember

Purwokerto
Semarang
Magelang

Yogyakart
a
Blora

Bondowoso
Genteng
Bangkalan

Denpasar
Singaraja

Tabel 2.5 International market dari PT. International Chemical Industry
AMERICA
USA
Chile
Colombia
Panama
Dominican
Rep.
Haiti
Jamaica

ASIA & MIDDLE
EAST

AUSTRALIA /
PACIFIC
ISLAND

EUROPE
Canary
Island
Finland
France

Japan
Taiwan
Hong Kong

Australia
Cook Islands
Fiji

Georgia

Singapore

New Caledonia

Germany
Greece
Lithuania

Philippines
Malaysia
Brunei Darussalam

Netherlands
Norway
Poland
Romania
Spain
Sweden
Turkey
U.K.
Cyprus

Thailand
Vietnam
North Korea
Eqypt
Jordan
Dubai
Yemen
Sri Lanka
Pakistan

New Zealand
Samoa
PNG
Solomon
Islands
Tahiti
Tonga
Vanuatu
Timor Leste

AFRICA
Cameroon
Eritrea
Guinea Conakry
Equatorial
Guinea
Kenya
Tanzania
Mauritania
Mauritius
Sudan
Zimbabwe
Seychelles
Ethiopia
Djibouti
Uganda
Nigeria
Comoros Island

Israel

2.7.2. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran yang terdapat di PT. Intenational Chemical Industry dapat
terlihat pada penjelasan 4P (Product, Price, Promotion, dan Place) dibawah ini :
a. Product
Seperti yang kita ketauhi bahwa PT. International Chemical Industry ini
memproduksi battery yang merupakan produk yang cukup sering digunakan
untuk kebutuhan sehari – hari, sehingga perusahaan harus benar – benar
memperhitungkan jumlah produk yang akan dihasilkan per harinya karena
apabila produk yang dihasilkan tidak mencukupi sesuai dengan kebutuhan
konsumen, maka konsumen akan kecewa dan merk “ABC” battery bisa
kalah dipasar oleh merk battery lain, begitu juga sebaliknya apabila produk
yang dihasilkan terlalu berlebihan tiap harinya maka akan merugikan
perusahaan. Berdasarkan produk ABC battery yang telah dikenal oleh
masyarakat luas, perusahaan harus benar – benar menjaga kualitas produk
yang dihasilkan.
b. Price

Harga ABC battery yang didistribusikan kepada konsumen, ditentukan oleh
pihak perusahaan. Pihak perusahaan harus memperhitungkan beberapa
persentase keuntungan yang akan diperoleh untuk 1 buah produknya. Harga
produk battery akan mempengaruhi pembelian konsumen terhadap produk
tersebut, karena apabila terlalu mahal, konsumen dapat menggunakan
produk battery merk lain.
c. Promotion
Dalam mempromosikan suatu produk perusahaan, banyak cara – cara yang
dapat dilakukan. PT. International Chemical Industry sendiri mempunyai
cara khusus untuk mempromosikan produknya, antara lain:
1. Melalui media cetak,seperti majalah dan surat kabar (Koran).
2. Melalui media elektronik, seperti iklan dan pemasangan billboard.
3. Melakukan promosi dengan hal – hal unik, seperti :
 Mengadakan sunatan masal.
 Memberikan beasiswa kepada anak – anak yang tidak mampu.
 Pertunjukan wayang kulit.
 Bowling marathon.
 Pesta Laut
 Lomba “Tamiya” (pada lomba ini dibuktikan bahwa mobil tamiya
yang menggunakan battery ABC lebih unggul dibandingkan battery
merk lainnya).
 Seminar Indonesia Luar Biasa.
d. Place
Lokasi yang tidak terletak dikawasan industri, tidak menyulitkan perusahaan
untuk terus mengembangkan usahanya. Sistem pengolahan limbah yang
sudah sangat canggih tidak membahayakan masyarakat, ditunjang pula
dengan jalan yang cukup lebar sebagai jalur keluar masuknya kendaraan
truk dan container. Berikut ini adalah analisa Strength, Weakness,
Opportunity, and Threat (SWOT) untuk PT. International Chemical Industry
untuk produk battery.
1. Strength: merupakan perusahaan yang pertama kali menguasai
pangsa pasar.
2. Weakness: distribusi belum berjalan dengan baik.
3. Opportunity:
 Adanya kemungkinan untuk mengembangkan usaha ini (melakukan
pembaharuan) yang dapat meningkatkan jumlah produksi.
 Market share sudah cukup besar (bargain power cukup kuat).
4. Threat: pergerakan competitor yang menguasai produk.

BAB III
PROSES PRODUKSI
3.1 BAHAN BAKU DAN BAHAN PENOLONG
3.1.1. BAHAN BAKU
Batu baterai adalah obyek kimia penyimpan arus listrik. Kombinasi dalam
batu baterai memungkinkan benda tersebut untuk menghasilkan energy yang akan
mengalir melalui kutub-kutubnya. (solarcellspanel.com)
Baterai tidak seratus persen efisien, beberapa energi hilang seperti panas dari
reaksi kimia, selama charging dan discharging. Charging adalah saat energy listrik
diberikan kepada baterai, discharging adalah pada saat energy listrik diambil dari
baterai. Satu cycle adalah charging dan discharging. Dalam system solar cell, satu
hari dapat merupakan contoh satu cycle baterai (sepanjang hari charging, malam
digunakan / discharging).
Bahan baku merupakan bahan utama yang digunakan dalam satu proses
produksi, di mana bahan baku ini akan ditunjang dengan bahan-bahan lainnya. Bahan
baku yang digunakan untuk memproduksi battery ABC di PT.International Chemical
Industry adalah :
1.
2.
3.
4.
5.

Zing slug
Separator paper
Bottom paper
Black mix
Electrolyte solution powder

9.
10.
11.
12.
13.

P.E. seal
Roll Paper
PVC Tube
Tin Plate
One piece top

6. Paper washer
7. Carbon rod
8. Sealing compound

14. Metal jacket
15. PVC Insulating

Bahan baku yang diproduksi sendiri oleh PT.International Chemical Industry adalah
sebagai berikut.
Tabel 3.1. Komponen yang Diproduksi oleh PT International Chemical Industry

No.

Komponen

Jenis

1.

Zinc Slug

R6, R14, R20

2.

Can

R6, R14, R20

3.

Top Washer

R6, R14, R20

4.

Paper ring

R6, R14, R20

5.

Top plate

6.

Bottom plate

7.

Jacket

R20 TPT, R20 OPT, R14, R6

8.

Cincin

R20, TP4, R14

9.

Mangkok hanger/blister

R20, TP1, R20 OPT, R14
R20, R14, R6, R6-S

R20, R14, R6, LR6, LR 03

(Sumber : PT International Chemical Industry)
Komponen yang digunakan dalam proses pembuatan battery ABC dan
diproses kembali adalah sebagai berikut:
1. Roll untuk bottom washer
2. Pemotong PVC Tube (R14, R20H)
3. Pemotongan PVC/PET Shirink (R6, R14, R20, LR6)
Bahan baku yang digunakan untuk membuat Electrolyte Solution dan Black
Mix adalah sebagai berikut:
1. Electrolyte Solution
a. Air bebas ion (demineralisasi)
b. Larutan seng klorida 39,5% - 40,5% (ZnCl2)
c. Amonium Klorida (NH4Cl)
d. Potongan Can
2. Black Mix:
a. Electrolyte manganese dioxide
b. Natural manganese dioxide
c. Acetylene black
d. Zinc oxide
e. Electrolyte solution
Bahan-bahan lain yang tidak diproduksi oleh PT International Chemical
Industry dipesan kepada supplier baik dalam maupun luar negeri.

Jenis-jenis baterai yang diproduksi di PT International Chemical Industry
adalah alkaline, super extra heavy duty, heavy duty/standard, dan economy. Berikut
adalah penjelasan mengenai kelima jenis batu baterai tersebut.
Baterai alkaline adalah jenis batu baterai yang hampir sama di pasaran, namun
memiliki kandungan energy yang lebih besar dibandingkan dengan baterai biasa,
dengan umur baterai yang lebih lama.
Baterai super extra heavy duty adalah baterai yang memiliki kandungan
energy yang paling besar dan memiliki masa pakai yang paling lama. Kandungan
dalam baterai super extra heavy duty memungkinkan untuk menghasilkan energy
yang lebih besar dan lebih lama.
Baterai heavy duty adalah baterai yang memiliki kandungan energy lebih
sedikit dibandingkan dengan kandungan dari super extra heavy duty dan dengan
standar energy yang berlaku secara pasaran, sednagkan baterai economy adalah
baterai yang memiliki kandungan energy terkecil dengan masa pakai yang paling
singkat. Gambar dari jenis-jenis baterai tersebut dapat dilihat pada gambar 3.1 hingga
gambar 3.5 berikut ini.

Gambar 3.1 Batu Baterai Alkaline
(Sumber : abc-battery.com)

Gambar 3.2 Batu Battery Super Extra Heavy Duty
(Sumber : abc-battery.com)

Gambar 3.3 Batu Battery Extra Heavy Duty
(Sumber : abc-battery.com)

Gambar 3.4 Batu Battery Heavy Duty
(Sumber : abc-battery.com)

Gambar 3.5 Batu Battery Economy
(Sumber : abc-battery.com)
3.1.2. BAHAN PENOLONG
Bahan penolong adalah bahan yang digunakan sebagai penunjang bahan baki,
bahan penolong bisa berupa bahan maupun komponen. Bahan penolong yang
digunakan PT. International Chemical Industry antara lain :
a.
b.
c.
d.

Karton box
Label merk/sticker
Plastik PVC
Barcode
Bahan penolong yang digunakan pada dasarnya adalah bahan-bahan yang

digunakan untuk membungkus battery untuk siap dipasarkan, seperti plastik yang

digunakan untuk membungkus battery sesuai dengan spesifikasi dan jumlah yang
telah ditentukan, yang kemudian dimasukkan ke dalam karton box, lalu diberi label
merk dan barcode yang dicetak sesuai kebijakan perusahaan.
Suatu perusahaan manufaktur yang memproduksi suatu produk, tentu saja
memiliki struktur produk dan Bill of Material (BOM) mengenai produk
dihasilkannya, begitu pula dengan PT. International Chemical Industry yang
memproduksi battery dengan uraian yang dapat dilihat di bawah ini.
1. Struktur Produk
Struktur produk adalah alat untuk memberikan informasi mengenai bahan
baku, bahan pembantu dan komponen atas produk yang akan diproduksi.
Stuktur produk dan Bill of Material (BOM) sering kali merupakan suatu
kesatuan. Pembuatan struktur produk dan Bill of Material (BOM) lebih sering
bersamaan karena informasi yang diberikan dari kedua sumber ini memang
saling melengkapi. Adapun gambar struktur produk untuk pembuatan battery
dapat di lihat pada lampiran D.
2. Bill of Material (BOM)
Bill of Material (BOM) akan memperlengkapi informasi yang diberikan oleh
struktur produk sehingga kita akan dapat mengetahui berapa banyak bahanbahan yang digunakan untuk membuat produk tersebut. Pada Bill of Material
(BOM) juga terdapat kode-kode penomoran yang mewakili masing-masing
bahan yang digunakan. Hal tersebut bertujuan untuk mempermudah dalam
melakukan pencarian bahan-bahan tersebut jika kita mencarinya dengan
menggunakan kode-kode alphabet. Bill of Material untuk pembuatan battery
dapat dilihat pada Lampiran C.
Fungsi dari komponen-komponen tersebut dapat dilihat pada table 3.2
berikut ini.
Tabel 3.2. Fungsi Komponen Penyusun Baterai
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Komponen
Zinc Slug
Can
Top Washer
Paper ring
Top plate
Bottom plate
Jacket
Carbon Rod
Black Mix
Electrolyte Solution
Cincin
Mangkok hanger/blister
Karton box
Label merk/sticker
Plastik PVC

Fungsi
Wadah dalam baterai
Wadah luar baterai
Penutup black mix bagian atas
Penutup aliran udara
Plate penutup bagian atas
Plate penutup bagian bawah
Cover luar baterai
Penghantar listrik
Bubuk sumber listrik
Cairan sumber listrik
Insulator
Wadah bagian bawah black mix
Pembungkus massal baterai
Penanda merk baterai
Pembungkus satuan battery

16

Barcode
Penanda produksi battery
(Sumber : abc-battery.com)

3.2 KAPASITAS PRODUKSI
Pimpinan departemen atau bagian produksi merencanakan produksi
komponen dan baterai semi komponen berdasarkan order-order fixed/non fixed yang
masuk yang telah dimasukkan dalam rencana produksi dengan ketentuan sebagai
berikut.
1. Jika jumlah fixed order ≤ 70% dari kapasitas terpasang, maka perencanaan
produksi baterai semi komponen dibuat untuk memenuhi target stock, yaitu :
LR6 = 1.200.000 – 1.800.000 pcs/hari
LR03 = 700.000 – 1.600.000 pcs/hari
2. Bila jumlah fixed order ≥ 70% dari kapasitas terpasang, maka perencanan
produksi baterai semi komponen dibuat untuk memenuhi target stock, yaitu :
LR6 = 1.800.000 – 2.400.000 pcs/hari
LR03 = 1.200.000 – 1.800.000 pcs/hari
3. Kapasitas Terpasang
LR6 = 13.500.000
LR03 = 8.000.000
Pimpinan departemen atau bagian produksi menhitung target produksi dan jam
produksi untuk baterai semi komponen per minggunya.
3.3 URAIAN PROSES PRODUKSI
Uraian proses produksi di PT. International Chemical Industry dapat
dijabarkan sebagai berikut :
1. Dapur Peleburan Zinc Slug
a. Proses peleburan Zinc slug
Proses peleburan zinc slug merupakan proses pertama kali yang dilakukan
untuk memproduksi battery, dimana bahan baku berupa zinc slug di lebur
bersama timbal (Tb) dengan komposisi 75 gr. Zinc slug diimport dari
Amerika dan terkadang dari kanada. 1 ikat zinc slug memiliki berat 1
tondan berisi 40 batang. Zinc slug dimasukkan per ton tiap jamnya. Zinc
slug dan timbal dimasukkan ke dalam mesin pelebur dengan
menggunakan conveyor per jamnya dengan berat 1 ton. Di dalam mesin
pelebur terdapat zinc slug cair, sehingga ketika zinc slug batangan
dimasukkan, zinc slug batangan langsung mencair. Mesin pelebur bisa
memuat zinc slug seberat 12 ton. Temperatur panas mesin bekisar ±

1000°C - 1200°C, sedangkan temperature dari zinc slug yang telah
melebur itu sendiri adalah ± 470°C - 520°C.
b. Proses casting dan rolling
Setelah zinc slug dilebur dalam mesin pelebur, hasil peleburan tersebut
akan dicetak menjadi lempengan. Panas lempengan adalah ± 250°C.
Setelah melalui proses casting, selanjutnya lempengan akan masuk ke
mesin rolling, di mana lempengan akan pertipis sesuai dengan kebutuhan,
biasanya 4-5 mm.
c. Proses drawing dan cutting
Proses drawing dikerjakan dengan mesin drawing yang berfungsi sebagai
penarik lempengan ke mesin cutting, di mesin cutting inilah lempengan
akan dipotong sekitar 130 cm. Panas dari lempengan di mesin cutting
adalah ± 150°C. setelah lempengan dipotong, akan digulung dan akan
dibawa dengan hoist. Proses peleburan zinc slug ini dilakukan selama 24
jam tanpa berhenti, karena apabila dimatikan, memerlukan waktu yang
cukup lama untuk memanaskan kembali. Pada lempengan diberikan
berupa kode, tanggal, dan bulan.
d. Proses poil aging
Proses ini merupakan prosesn penyimpanan (aging) sebelum dilanjukan ke
proses selanjutnya. Proses aging ini dilakukan bekisar 4+-5 jam.
e. Proses punch
Proses punch dilakukan terhadap lempengan untuk membuat dies set.
Jenis dies set yang dibuat sesuai dengan ukuran battery, missal untuk R6,
tebal dies set adalah 4.75 mm dengan bentuk bulat, yang bias dilihat pada
gambar 3.6 dibawah ini.

Gambar 3.6.Dies Set Untuk R6
Hasil dari punch lempengan ini akan menimbulkan waste karena
bentuknya yang bulat, waste ini akan dilebur pada proses peleburan zinc
slug. Setelah terbentuk dies set untuk masing-masing ukuran battery, dies
dimasukkan dalam tong, dimana 1 tong memuat 700 kg.
f. Proses lubricrating
Proses ini adalah proses pelumasan dies dengan campuran grafit dan borix
acid. Satu kali proses lubricrating memuat dies sebanyak 1 ton. Setelah
dilubrikasi, dies akan dikirim ke stasiun berikutnya dengan menggunakan
handpallet atau forklift.
2. Proses pembuatan Can

Setelah dies dilubrikasi, akan dibuat can untuk masing-masing ukuran battery
yaitu R6, R14, R20. Dies tersebut dimasukkan ke dalam hopper melalui jalur
yang dipanasi ± 100°C - 150°C untuk R20 ± 90°C - 120°C untuk R6 dan R14.
Pada proses pembuatan can ini, dies yang telah dikerjakan sebelumnya akan
dipunch sehingga menjadi kaleng. Kekuatan tiap punch untuk masing masing dies berbeda, sesuai dengan spesifikasi. Hasil punch yang telah
berbentuk kaleng dipisahkan dengan menggunakan 2 conveyor, di mana
kaleng yang baik dikumpulkan di tempat yang telah disediakan dan satu
tempat lagi digunakan sebagai wadah untuk menampung potongan kaleng
yang tidak sesuai dengan spesifikasi, dan hasil potongan akan dilebur kembali
dalam dapur peleburan zinc slug. Waktu yang dibutuhkan untuk membentuk
kaleng adalah ± ½ detik.
3. Proses pembuatan Black Mix
Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan black mix adalah electrolyte
managanese dioxide, natural manganese dioxide, acetylene black, zinc oxide.
Bahan-bahan tersebut dimasukkan ke dalam kapsul (hopper), dinaikkan dan
dituang ke dalam mixer. Proses penaikkan hopper dilakukkan dengan
menggunakan hoist. Kapsul bisa memuat bahan baku seberat 2 ton. Prroses
pengadukan dibagi menjadi 2 macam, yaitu pengadukan kering dan
pengadukan basah. Pada pengadukan basah, black mix dicampur dengan
electrolyte solution. Setelah bahan baku selesai dikerjakan, black mix
dimasukkan ke dalam container dan di-aging minimal 20 jam, dan maksimal
96 jam. Standard aging untuk black mix adalah 22 jam.
4. Proses pembuatan Electrolyte solution
Pada proses pembuatan electrolyte solution, bahan baku yang dibutuhkan
adalah air bebas ion (demineralisasi), larutan seng klorida 39,5% - 40,5%
(ZnCl2), ammonium Klorida (NH4Cl), potongan can. Electrolyte solution
dibagi menjadi 2 yaitu electrolyte solution 27% dan electrolyte solution 34%.
Bahan baku berupa air bebas ion, zinc chloride dan air bebas ion dicampur
dan diaging selama 24 jam di dalam tong electrolyte solution. Pada saat proses
aging ini, dimasukkan potongan kaleng untuk menghindari adanya logamlogam lain. Logam yang tidak terpakai ini akan menempel pada potongan
kaleng zinc slug tersebut. Hasil electrolyte solution yang telah di-aging ini
akan diuji oleh laboratorium terlebih dahulu untuk mengetahui apakah boleh

digunakan atau tidak. Air bebas ion dihasilkan dengan cara demineralisasi,
dengan cara dicuci dengan karbon untuk menyerap bau, warna dan kotoran,
setelah itu air di beri resin kation dan dilakukkan pencucian dengan keramik
dan diberi resin anion. Air yang telah didemineralisasi ini ditampung di dalam
tabung. Electrolyte Solution ini kemudian disalurkan ke black mix melalui
pompa.
5. Proses pembuatan komponen
Pada proses pembuatan komponen ini, komponen yang dihasilkan adalah :
a. Blank jacket untuk R6, R14, dan R20
b. Paper ring untuk R6, R14, dan R20
c. Top Washer untuk R6, R14 dan R20
d. Toplead untuk R6, R14 dan R20
e. PVC R14
f. PET yang dipotong
g. Bottom washer untuk R6, R14 dan R20
h. Mangkok untuk R6, R14 dan R20
6. Proses pemotongan PET dan PVC
Bahan baku PET dan PVC dipesan dari supplier, dimana perusahaan hanya
memotong plastic menjadi potongan-potongan dengan ukuran yang telah ada
komponen ini.
7. Proses pembentukan top washer dan bottom washer
Top washer dan bottom washer dibuat dengan menggunakan craft liner yang
berwarna coklat. Satu potongan dapat digunakan untuk membuat kedua
komponen ini.
8. Proses pembentukan paper ring
Paper ring dibuat sebagai penutup pada bawah dan atas battery yang dipotong
sesuai ukuran yang di tentukan.
9. Proses pembentukan jacket
Jacket dibuat untuk semua ukuran jenis battery, di mana proses ini adalah
memotong lempengan jacket menjadi lembaran-lembaran jacket yang siap di
kirim ke bagian printing jacket. Pada proses pembentukan jacket ini, blank
(lembaran) jacket yang telah dibuat, diinspeksi dari visual printing, warna dan
tulisan dengan menggunakan sampel. Setelah diperiksa, blank siap untuk

dilengkungkan dengan menggunakan mesin banding dengan standar
kerenggangan 1,6 mm. Setelah dilengkungkan (crimping), kemudian diperiksa
tingginya, diameternya, kedalamanya dan visualnya yang meliputi warna,
tulisan, dll. Pada proses banding ini dilakukan 2 kali proses banding, di mana
proses pertama, banding dilakukan pada sebelah kiri, dan banding kedua
dilakukan pada sebelah kanan. Apabila terdapat jacket yang terbalik, mesin
akan mati oleh karena sensor.
10. Proses Assembling
Pada proses assembling semua komponen yang telah dikerjakan masuk ke
stasiun ini. Pada proses ini, can yang telah di produksi dimasukkan ke dalam
mesin separator, lalu akan dimasukkan paper line dan bottom washer. Setelah
itu can masuk ke mesin tamping yang berfungsi untuk memasukkan bobbin
(batangan black mix) dan electrolyte solution, ujung kaleng diblanding
kembali. Can yang telah dicrimping tersebut diberi sealing aspal dan diberi
PVC tube dan paper ring. Setelah battery telah ter-assembly, battery diberi
virgin cap dengan menggunakan mesin caping.
11. Proses Packaging
Proses ini merupakan proses terakhir dalam pembuatan battery. Battery yang
telah disassembly diaging terlebih dahulu minimal 22 jam. Battery yang telah
selesai diaging diletakkan di turn table, dan dilakukan testing secara manual
dengan menggunakan sampel untuk mengetahui kualitas battery. Battery yang
telah lulus uji akan dikemas dengan menggunakan plastik dengan system
dibakar dengan menggunakan PVC. Banyaknya battery yang dikemas dengan
menggunakan PVC, ditentukan oleh perusahaan. Pada saat baterai selesai
dikemas, dilakukan visual manual terhadap battery yang sudah dikemas, baik
dari paper ringnya, jacket dan printing dari jacket tersebut. Apabila terjadi
kerusakan dari battery, battery akan dibuang dan dicatat kerusakannya untuk
diserahkan kepada bagian produksi. Battery yang telah dikemas diberi sticker
yang menunjukkan apakah battery tersebut untuk diekspor/import dan sticker
ini juga untuk memudahkan pencarian apabila terjadi kerusakan karena
terdapat kode perusahaan yang hanya diketahui oleh karyawan. Battery yang
telah dikemas da diberi sticker, dimasukkan ke dalam kardus dengan berbagai
jenis ukuran yaitu 12 lusin, 24 lusin dan sebagainya. Battery tersebut akan

dibawa dengan menggunakan pallet untuk didistribusikan kepada konsumen
maupun agent-agent battery.

3.4 OPERATION PROCESS CHART PRODUKSI DAN FLOW PROCESS
CHART
Berikut ini merupakan peta proses operasi (Operation Process Chart) yang
dibuat berdasarkan proses produksi yang telah dilakukan ditunjang dengan bahan
baku, bahan penolong dan waktu serta jarak yang digunakan dalam proses pembuatan
battery di PT. Internasional Chemical Industry, Peta Proses Operasi atau yang dikenal
dengan sebutan OPC (Operation Process Chart) merupakan salah satu alat yang
berfungsi untuk memberikan informasi. Tetapi informasi yang diberikan OPC lebih
mendetail dibandingkan dengan BOM ataupun struktur produk. Dari OPC kita akan
dapat mengetahui berapa banyak suatu proses dilakukan serta berapa lama waktu
yang dibutuhkan untuk melakukan suatu proses. OPC (Operation Process Chart) dari
produk battery ABC dapat dilihat pada lampiran E. Peta Aliran Proses (Flow Process
Chart) dapat dilihat pada Lampiran G.

BAB IV
TEKNOLOGI
4.1 MESIN DAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN
PT. Internasional Chemical Industry memiliki fasilitas untuk membantu
berjalannya suatu produksi. Fasilitas yang ada antara lain mesin – mesin dan material
handling. Fasilitas ini memiliki jumlah dan fungsi tersendiri yang akan dijelaskan
selanjutnya. Mesin – mesin ini dalam suatu pabrik merupakan hal yang signifikan
karena mempengaruhi jalannya lini produksi yang merupakan asset penting dalam
suatu pabrik.
Mesin-mesin ini digunakan untuk menghasilkan battery secara bertahap,
adapun mesin-mesin yang digunakan di PT. Internasional Chemical Industry beserta
fungsinya dapat dilihat pada uraian di bawah ini:
1. Mesin Pelebur Zinc Slug
Mesin ini berjumlah 2 buah di mana berfungsi untuk mencairkan Zinc Slug
yang dicampurkan dengan timbal. Sekali proses pengerjaan yang dilakukan
bisa memuat 12 ton zinc slug dan timbal. Temperatur panas yang terdapat
pada mesin ini adalah ± 1000°C-1200°C, sebelum masuk ke dalam mesin
pelebur ini, zinc slug dan timbal dibawa dengan menggunakan conveyor,
Setelah proses peleburan, hasil peleburan akan keluar dan langsung masuk ke
dalam mesin casting.
2. Mesin Casting
Mesin ini berjumlah 2 buah dimana berhubungan dengan mesin pelebur zinc
slug. Mesin casting berguna untuk mencetak hasil peleburan zinc slug dan
timbal menjadi lempengan panjang. Pada saat berada dalam mesin casting,
temperature panas lempengan besi adalah ± 250°C. Selanjutnya lempengan
panajang akan masuk ke mesin rolling.
3. Mesin rolling

Mesin rolling berjumlah 2 buah, dimana berhubungan dengan mesin casting
yang berfungsi untuk mempertipis lempengan sesuai keinginan, biasanya
bekisar antara 4-5 mm. Dari mesin rolling dilanjutkan ke mesin cutting
melalui mesin drawing.

4. Mesin Drawing
Mesin drawing berhubungan dengan mesin rolling, yang berfungsi untuk
menarik lempengan dari mesin rolling ke mesin cutting.
5. Mesin Cutting
Mesin ini berjumlah 2 buah dimana berhubungan dengan mesin cutting
berfungsi untuk memotong lempengan menjadi 130 cm, panas lempengan
pada saat berada di mesin cutting adalah ± 150°C.
6. Mesin Punch
Mesin punch digunakan untuk mencetak lempengan yang telah dibuat
sebelumnya menjadi dies set (bagian dalam baterai). Kebisingan mesin ini
adalah 95-99 dB, sehingga operator yang menggunakan harus memakai ear
plug.
7. Mesin Upper Punch
Mesin ini berjumlah 13 mesin untuk battery ukuran R20 dengan 7 operator, 2
mesin untuk produksi battery ukuran R14 dengan 1 operator, 11 mesin untuk
produksi battery ukuran R6 dengan 5 operator. Mesin ini berfungsi untuk
membuat can (kaleng) dari battery tersebut. Setelah terbentuk can dari
lempengan yang telah dibentuk di mesin punch tadi akan dimasukkan ke
dalam mesin can cutting.
8. Mesin can cutting
Mesin can cutting sama jumlahnya dengan mesin upper punch, di mana
peletakkannya dekat dengan mesin upper punch. Mesin ini berfungsi untuk
memotong pinggiran can yang tidak sesuai dengan ukuran yang telah
ditentukan agar menjadi rata. Mesin untuk jenis battery R14 dan R20 berasal

dari Taiwan. Adapun ketentuan dari spesifikasi can dapat dilihat pada table di
bawah ini.
Tabel 4.1.Standar untuk Can Battery jenis R20
Minimum Maximum
Tinggi
53,5 mm
53,7 mm
Tebal dinding 0,33 mm
0,37 mm
Tebal dasar
0,3 mm
0,4 mm
Berat
14,9 gr
15,5 gr
Diameter
31,15 mm 31,25 mm
(Sumber: PT. International Chemical Industry)
Tabel 4.2.Standar untuk Can Battery Jenis R14
Minimum
Maximum
Tinggi
42,7 mm
42,9 mm
Tebal dinding
0,35 mm
0,39 mm
Tebal dasar
0,37 mm
0,412 mm
Berat
9,4 gr
9,18 gr
Diameter
23,65 mm
23,75 mm
(Sumber: PT. International Chemical Industry)
Tabel 4.3. Standar untuk Can Battery jenis R6
Minimum
Maximum
Tinggi
43,9 mm
44,1 mm
Tebal dinding 0,27 mm
0,3 mm
Tebal dasar
0,37 mm
0,42 mm 0,42 mm
Berat
3,67 gr
0,42 gr
Diameter
13,28 mm
13,25 mm
(Sumber: PT. International Chemical Industry)
9. Mesin pengaduk
Mesin pengaduk ini berbentuk seperti kapsul yang berjumlah 2 buah, di mana
berguna untuk mengaduk bahan baku untuk membuat black mix. Maksimal
bahan baku yang diaduk untuk sekali pengadukan adalah 1 ton. Setelah black
mix selesai diaduk diletakkan pada tempat yang telah disediakan. Untuk
menentukan ukuran black mix yang tepat digunakan mesin tamping.
10. Mesin separator
Mesin ini berfungsi untuk memberikan bottom washer pada bagian bawah can
(kaleng) yang telah diproduksi sebelumnya. Mesin ini berjumlah 2 buah untuk
masing-masing ukuran battery R6 dan R20. Untuk R14 jumlah mesin hanya 1
buah dan masih menggunakan system manual.
11. Mesin paper ring

Mesin ini berfungsi untuk mencetak paper ring yang digunakan pada bagian
bawah can (kaleng) yang telah diproduksi sebelumnya. Mesin ini berjumlah 2
buah.

12. Mesin Top Washer
Mesin ini berjumlah 1 buah untuk R20 dan berjumlah 2 buah masih-masing
untuk R6 dan R14. Mesin ini berfungsi untuk memberikan top washer pada
bagian atas can (kaleng) yang telah diproduksi sebelumnya.
13. Mesin potong PVC dan PET
Mesin ini berfungsi untuk memotong lembaran PVC dan PET yang telah
dibeli dari supplier menjadi potongan-potongan yang telah ditentukan
ukurannya sebelumnya.
14. Mesin Carbon
Mesin ini berfungsi untuk memasukkan black mix yang telah di-aging
minimum 22 jam. Black mix yang dimasukkan ke dalam kaleng dipadatkan
menjadi bobbin (batangan karbon)
15. Mesin Crimping
Fungsi mesin ini adalah untuk membentuk lengkunaga pada sisi kiri dan
kanan kaleng baterai dengan lengkungan yang telah diatur sebelumnya. Proses
pelengkungan ini disebut proses banding. Ukuran kelengkungan bekisar 5
mm.
16. Mesin Curling
Mesin ini berfungsi untuk memberikan lengkungan pada bibir atas battery,
dan diberikan aspal pada bibir battery.
17. Mesin Tamping
Mesin ini berfungsi untuk menekan ini baterai agar menjadi padat dan
memberikan cairan electrolyte solution pada kaleng yang telah diisi dengan
batangan karbor.

18. Mesin Caping
Mesin ini berfungsi untuk memberikan virgin cap (warna merah) pada bagian
atas battery.
Material handling yang terdapat di PT. International Chemical Industry adalah:
1. Hoist
Hoist biasa digunakan di dalam dapur peleburan zinc slug yang digunakan
untuk mengangkut lempengan besi ke stasiun kerja yang lain. Hoist biasa
memiliki alur jalan dari arah kanan dan kiri dan biasanya tertempel di langitlangit dan memiliki penjepit.
2. Handpallet
Handpallet digunakan untuk bahan baku, pembantu maupun komponan yang
akan dipindahkan dari satu departemen ke departemen lainnya. Handpallet
biasa digunakan untuk mengangkut barang dengan jumlah yang tidak terlalu
banyak dan lebih ringan.
3. Forklift
Forklift hampir sama kegunaannya dengan handpallet, perbedaannya adalah
forklift lebih sering digunakan untuk mengangkut bahan baku, penolong dan
komponen yang lebih berat dan dalam jumlah yang banyak.
4. Lorry
Lorry biasanya digunakan untuk mengangkut dari mesin ke mesin lain dengan
kuantitas pengangkutan yang tidak terlalu banyak.
5. Trolly
Trolly digunakan untuk mengangkut barang sub-assembly dari satu
departemen ke departemen lain dengan kuantitas pengankutan yang tidak
terlalu banyak.
6. Conveyor
Alat material handling ini merupakan alat yang biasanya melekat dari sati
mesin ke mesin lainnya, dapat dikatakan sebagai area berjalan produk.
Kegiatan dalam perawatan mesin dan peralatan meliputi:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Pembersihan
Pelumasan
Penggantian part
Pengukuran
Penyetelan
Penggantian Pelumasan
Pengecekan fungsi sensor

Petawatan mesin dan peralatan dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
1. Perawatan harian
a. Perawatan harian di semua bagian dilakukan setiap hari produksi saat awal
start /selama produksi/menjelang selesai produksi/selesai produksi

b. Perawatan harian dilakukkan sesuai table perawatan harian masing-masing
di sub bagian yang terlampir dalam instruksi kerja.
c. Perawatan harian dilakukkan secara kontinu setiap harinya oleh
operator/karyawan/karyawati sesuai pembagian tugas di masing-masing
bagian yang dikoordinir oleh mekanik.
d. Pembersihan harian tidak menggunakan formulir hanya menggunakan
table poin-poin yang dibersihkan di bagian masing-masing bagian sebagai
acuan.
e. Pelumasan harian dilakukkan berdasarkan table pelumasan masing-masing
bagian sebagai acuan.
f. Pengecekan fungsi sensor dilakukkan sesuai dengan formulir pengecekan
sensor.
2. Perawatan diperkiran (Predictive Maintenance)
a. Perawatan predictive dilakukan karena:
 Adanya penggantian consumable part atau dari penurunan kualitas


dari bahaya penunjangan mesin tertentu.
Mengikuti perawatan bagian yang

melakukan

perawatan

berdasarkan comsumable part tertentu tersebut.
b. Bagian dilakukanya perawatan predictive adalah:
 Consolidated can dan assembling berdasarkan umur pakai dies.
 Cathode mix berdasarkan umur pakai compactor roll.
 Washing berdasarkan umur pakai actrell dan mesin washing.
 Electrolyte solution berdasarkan nilai conductivity air pada unit
delozined water machine.
c. Sebelum menjelang pelaksanaan

perawatan,

mekanik

harus

mengkoordinasikan waktu perawatan mesin dengan supervisor/assistant
supervisor mekanik.
d. Pelaksanaan predictive dilakukan oleh operator, karyawan/karyawati
sesuai pembagian tugas yang dikoordinir oleh mekanik.
e. Pelaksanaan perwawatan predictive dilakukan sesuai dengan rencana yang
tertuang dalam formulir target CPM, rencana yang realisasi perawatan.
Pelaksanaan perawatan yang sesungguhnya ditulis dalam kolom realisasi
dalam formulir tersebut.
f. Laporan ini diserahkan paling lambat satu hari setelah pelaksanaan
perawatan kepada supervisor/assistant supervisor mekanik.
g. Untuk service berikutnya, mulai disiapkan/direncanakan 1 hari sesudah
perawatan sampai tanggal perkiraan perawatan berikutnya.
3. Perawatan periodic (Periodic Maintenance)
a. Perawatan periodic dilakukan karena umur spare part tidak bisa dipastikan
atau tidak terbatas, sehingga ditetapkan peraturan perawatan dipastikan
atau tidak terbatas, sehingga ditetapkan peraturan perawatan dalam selang
watu tertentu dalam hari produksi yang sudah ditetapkan.

b. Mekanik dengan persetujuan supervisor/assistant supervisor mekanik
mengatur pembagian tugas pelaksanaan dan lama waktu perawatan kepada
operator, karyawan/karyawati yang ditulis dalam formulir target CPM
rencana dan realisasi service.
c. Pelaksanaan perawatan periodic dilakukan sesuai dengan rencana yang
tertuang dalam formulir target CPM, rencana dan realisasi perawatan.
Pelaksanaan perawatan yang sesungguhnya ditulis dalam kolom realisasi
dalam formulir tersebut.
d. Laporan ini diserahkan paling lambat 1 hari setelah pelaksanaan
perawatan kepada supervisor/assistant supervisor mekanik.
Untuk perawatan berikutnya, mulai disiapkan atau direncanakan 1 hari sesudah
perawatan sampai dengan tanggal perkiraan produksi.

Sponsor Documents

Or use your account on DocShare.tips

Hide

Forgot your password?

Or register your new account on DocShare.tips

Hide

Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link to create a new password.

Back to log-in

Close