Malignant Melanoma (Harum-case 2)

Published on January 2017 | Categories: Documents | Downloads: 16 | Comments: 0 | Views: 227
of 13
Download PDF   Embed   Report

Comments

Content

I.

Malignant melanoma Keganasan dari melanosit yang terjadi di kulit, mata, telinga, gi tract,

Leptomeninges, dan mulut serta membran mukosa genital.

Melanoma has the ability to metastasize to any organ, including the brain and heart. 1. Epidemiologi 1) Melanoma menunjukan insidensi pada pria dari semua kanker sekitar 5 %, sedangkan pada wanita 4 %. 2) Jumlah penilaian kasus baru di usa pada tahun 2002  Invasive melanoma : 53.600  Melanoma in situ : 34.300 3) Sebagian besar tempat yg sering pd pria kulit putih : punggung, ekstrimitas atas 4) Sebagian besar tempat yg sering pd wanita kulit putih : punggung, tungkai bawah. 5) Sebagian besar tempat yg sering pd kulit hitam dan asia : soles, membran mukosa, palms, nail beds 6) Frekuensi melanoma berdasarkan tipe tumornya : a) Superficial spreading melanoma : 70 % b) Nodular melanoma : 15 % c) Lentigo maligna melanoma : 5 % d) Acral and unclassified melanoma : 10 % 7) Distribusi melanoma

2. Faktor resiko (fitzpatrick’s hal : 919, tabel 93-2) 1) Pigmentary charateristic a) Mata biru b) Pirang, kuning langsat, rambut merah c) Corak kulit yang terang 2) Respon terhadap sinar matahari a) Kecenderungan bintik-bintik (freckling tendency) b) Inability to tan

c) Kecenderungan untuk terbakar sinar matahari 3) Status sosioekonomi atas 4) Riwayat keluarga terhadap melanoma 5) Mutasi p16 ; braf mutasi 6) Nevi a) Melanocytic nevi b) Dysplastic nevi c) Changing mole d) Congenital nevi 7) Immunosupressan 8) Genetik Familial melanoma adalah kelainan genetik yang beragam sebabnya, dan loci untuk familial melanoma telah diidentifikasi pada chromosome lengan 1p, 9p and 12q. The multiple tumor suppressor 1 (cdkn2a/mts1) gene encodes p16ink4a - a low-molecular weight protein inhibitor of cyclin-dependent protein kinases (cdks) - which has been localised to the p21 region of human chromosome 9. Sekarang, melanoma akan di diagnosa hanya apabila sudah terlihat pada kulit. Dan penelitian terbaru juga dapat membantu dokter untuk mendiagnosa apakah lesi ini akan membesar dan berubah menjadi cancer. 3. Faktor resiko [tambahan] (habif : clinical dermatology to diagnosis and therapy, 4th ed) 1) Ultraviolet radiation exposure. a) Peningkatan paparan terhadap radiasi sinar ultraviolet (uv) merupakansalah satu faktor peningkatan insidensi dari melanoma. b)Sunburn merupakan resiko dari melanoma.

Dampak dari radiasi uvb (280 – 320 nm) c) Melanoma juga meningkat pada orang-orang yang terpapar radiasi sinar ultraviolet a (uva) d)Uv radiation menyebabkan kehancuran dari dna of cells, khususnya thymine dimerization, dimana apabila tidak diperbaiki akan mengakibatkan mutasi

dari sel gen. Apabila sel membelah, mutasi ini akan menyebabkan generasi sel yang baru. Apabila mutasi terdapat di oncogen atau tumor suppressor genes, laju dari mitosis pada mutation-bearing cells akan tidak terkontrol, dan akan mengakibatkan tumor.

2) Puva dan risiko melanoma a) Oral methoxsalen (psoralen) dan ultraviolet a radiation (puva) effective dalam therapy terhadap psoriasis and kondisi kulit lainnya.

b) It is carcinogenic. Dapat meningkatkan risiko melanoma yang dimulai diamati 15 tahun setelah terpapar oral methoxsalen (psoralen) dan ultraviolet a radiation (puva).

4. Tanda-tanda keganasan pada lesi pigmentasi (signs suggesting malignancy in pigmented lesions)

 A : asymmetry  B : irregularity of border  C : variasi warna dan pola pigmentasi  D : diameter > 6 mm

5. Growth pattern Radial growth pattern - intraepidermal, preinvasive - lesi membesar secara asimetris - excisi  survival rate vertical growth pattern - tumbuh ke arah dermis - tumor nodule memulai untuk berkembang - poor prognosis

6. Metatastatic melanoma 1) 15-26 % terjadi pada stadium 1 dan 2 dari melanoma. 2) Penyebaran melanoma terjadi dari : Penyebaran secara hematogen

- lymph node

- lungs (18-36%)

- subcutaneous tissue - liver (14-29%) (42-57%) - brain (12-20%) - bone (11-17%) - intestinal (1-7%) 3) Local recurrence terjadi jika eksisi tidak memadai atau surgical treatment yang kurang cukup. 4) Mungkin terjadi recurrence yang lambat (≥ 10 yr). 7. Deteksi dan pencegahan 1) Hindari paparan sinar matahari langsung yang merupakan sumber dari radiasi ultraviolet dan usahakan menggunakan baju yang melindungi tubuh dari paparan sinar matahari langsung bisa juga dengan menggunakan sunblock dengan kadar spf lebih dari 30. 2) Melanoma menunjukan batas dan warna yang tidak beraturan , dengan diameter diatas 10 mm.

8. Klasifikasi melanoma cutaneous 1) De novo melanoma Berdasarkan histopatologisnya : a) Lentigo maligna (melanoma in situ) b) Lentigo maligna melanoma c) Superficial spreading melanoma d) Nodular melanoma e) Acral lentiginous melanoma 2) Melanoma yg timbul dari lesi prekursor melanoma yang timbul pada atypical melanocytic nevi Acquired melanocytic nevi Congenital melanocytic nevi

9. Penjelasan : 1) Lentigo maligna a) Clinical charateristic  Lm merupakan tipe dari melanoma in situ dengan fase pertumbuhan radial yang memanjang.   Merupakan suatu macular, lesi seperti bintik-bintik dengan bentuk yang irregular dan adanya perbedaan corak yang menyeluruh yang terjadi akibat terpapar sinar matahari  Kebanyakan dialami oleh pasien yang lanjut usia karena sun-damaged atrophic skin.  Irregular mottling atau flecking mungkin terlihat sebagai pembesaran dari lesi.  tahun.  Setelah pertumbuhan secara radial dengan periode 5 – 20 tahun, pertumbuhan secara vertikal biasanya berkembang didalamnya.

b) Histopatologi  Adanya atrophic epidermis dengan penebalan dan kehilangan dari rete ridges, yang mengandungpeningkatan jumlah melanosit basilar atypical.  Melanosit bermacam-macam dilihat dari penampakan, ukuran, bentuk, dan nuclei dengan hyperchromatic yang bervariasi.  Sel ini mungkin meluas kebawah folikel rambut dan struktur kulit lainnya, membuat lesi sulit untuk di eradikasi oleh superficial therapy.  Dermis menunjukan perubahan elastotic pada jaringan ikat akibat kerusakan jangka panjang oleh sinar matahari.

2) Lentigo maligna melanoma a) Clinical charateristic  Lesi macular brown-tan dengan variasi pada pola pigment; mungkin amelanotic  Lokasi : hidung, pipi, pelipis.  Lmm terjadi pada umur yang lanjut usia.  Seringkali lesinya sangat besar (3-6cm atau lebih besar), meskipun pada bagian nodularnya mungkin berbeda-beda dari hanya beberapa milimeters sampai 1-2 cm pada lebarnya.  Kebanyakan menunjukan adanya transisi dari pola pertumbuhan radial ke vertikal.  Biasanya diawali dengan lentigo maligna.

3) Superficial spreading melanoma   Karateristik a) Lebih sering dijumpai pada usia 40 – 50 th. b) Perbandingan wanita sama dengan pria. c) Lesi berupa plak archiformis berukuran 0,5-3 cm dengan tepi meninggi dan irreguler.  coklat, abu-abu, biru, hitam, dan sering kemerahan.  Meluas secara radial.  Setelah lesi mencapai 1menjadi nodul biru kehitaman.  Dapat mengalami regresi secara spontan dengan meninggalkan bercak hipopigmentasi. d) Distribusi ♀ : tungkai bawah dan punggung; ♂ : badan dan leher.

 Histopatologi a) Epidermis  Melanosit berbentuk epiteloid, dapat tersusun sendiri-sendiri atau berkelompok.  Sel-selnya tidak tampak pleomorfik. b) Dermis  Sarang-sarang tumor yang padat dengan melanosit berbentuk epiteloid yang besar serta berkromatin atypical.  Didalam sel terdapat granule-granule melanin.  Melanosit berbentuk kumparan.

4) Nodular melanoma  merupakan melanoma dengan peringkat ke 2 dalam frekuensi di dunia.

Terjadi biasanya pada usia pertengahan yaitu rata – rata pada usia 53 tahun. Terdapat pada badan, kepala atau leher. Tumor ini mempunyai laju evolusi yang cepat, yaitu sekitar 6 – 18 bulan. c) Umumnya berwarna biru kegelapan, biru kemerahan, atau bias juga amelanotic papule / nodule. Diagnosis banding untuk melanoma adalah hemangioma, pyogenic granuloma, blue nevus, pigmented basal cell carcinoma. d) Gambaran histopatologis melanoma large epitheloid cell, spindle cell,

small cell, atau bias juga campuran dari bentuk diatas, biasanya terdapat di dermal- epidermal junction. Pertumbuhan di intraepidermal hanya jika terjadi invasidari tumor cell jaringan di bawahnya.

5) Acral lentiginous melanoma a) Perbedaan yang jelas dari acral lentiginous melanoma adalah dari kelompok ras. Acral lentiginous melanoma relative lebih infrequent pada ras kaukasia ( 2 – 8 % ), pada negro ( 60 – 72 % ) pada asia ( 29 – 46 % ). Biasanya terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, dan dibawah kuku, dengan ukuran diameter 3 cm. Umumnya terdapat pada usia diatas 65 tahun. b) Ciri – ciri lesi biasanya berwarna coklat, coklat kehitaman, rata dengan kulit di sekelilingnya, batasnya irregular, berpapule atau nodule. Prognosis untuk acral lentiginous melanoma adalah poor.

Beberapa dari melanoma diatas dapat memproduksi melanin (yang akan menjadi lebih gelap warnanya) atau tidak (amelanotic/tidak gelap) 6) Tipe lainnya:
   

Clear cell sarcoma Mucosal melanoma Uveal melanoma Desmoplastic neutotropic melanoma

10. Staging dan prognosis Tahapan melanoma:  Stage 0: melanoma in situ (clark level i), 100% survival  Stage i/ii: invasive melanoma, 85-95% survival  T1a: less than 1.00 mm primary, w/o ulceration, clark level ii-iii

 

T1b: less than 1.00 mm primary, w/ulceration or clark level iv-v T2a: 1.00-2.00 mm primary, w/o ulceration

 Stage ii: high risk melanoma, 40-85% survival      T2b: 1.00-2.00 mm primary, w/ ulceration T3a: 2.00-4.00 mm primary, w/o ulceration T3b: 2.00-4.00 mm primary, w/ ulceration T4a: 4.00 mm or greater primary w/o ulceration T4b: 4.00 mm or greater primary w/ ulceration

 Stage iii: regional metastasis, 25-60% survival    N1: single positive lymph node N2: 2-3 positive lymph nodes or regional skin/in-transit metastasis N3: 4 positive lymph nodes or lymph node and regional skin/in transit metastases  Stage iv: distant metastasis, 9-15% survival    M1a: distant skin metastasis, normal ldh M1b: lung metastasis, normal ldh M1c: other distant metastasis or any distant metastasis with elevated ldh

11. Faktor prognosis untuk melanoma stadium i and ii bergantung pada : 1. Jenis kelamin 2. Lokasi tumor 3. Umur 4. Ketebalan tumor 5. Level dari invasi 6. Fase dari pertumbuhan tumor 7. Type histogenetic 12. Treatment  treatment untuk melanoma melibatkan pendekatan dari semua disiplin ilmu. Dermatolog, medical oncologis, radiasi oncologis, bedah oncologis, bedah umum, bedah plastik, neurologis, bedah saraf, otorhinolaryngologis, radiologis, pathologis/dermatopathologis, peneliti, serta perawat untuk perawatan palliative.  Terapi untuk stadium i – iii melanoma 8. Regresi 9. Ulserasi 10. Respon dari pasien 11. Laju mitosis 12. Microscopic satellites 13. Tipe sel tumor 14. Invasi vascular

1. Surgical excision 2. Elective lymph node dissection 3. Sentinel lymph node biopsy 4. Therapy for regional metastases 5. Surgery  hyperthermic regional limb perfusion Adjuvant therapy for high-risk and ajcc stage iii Terapi untuk melanoma untuk metastasis jauh ( stage iv melanoma ) walaupun harapan hidup untuk pasien ini hanya sekitar 6 bulan. Tujuan utama dari terapi ini adalah : 1. Untuk meringankan penderitaan pasien 2. Untuk meningkatkan angka harapan hidup 3. Dan untuk mengevaluasi hasil dari terapi



Jenis terapi : 1. Tindakan bedah 2. Radiation therapy 3. Chemotherapy single-agent chemotherapy dacarbazine, lomustine, combination chemotherapy nitrosoureas and

4. Chemoimmunotherapy biologic therapy : interferon, interleukins, monoclonal antibodies, melanoma vaccines 5. Follow-up evaluation

Sponsor Documents

Or use your account on DocShare.tips

Hide

Forgot your password?

Or register your new account on DocShare.tips

Hide

Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link to create a new password.

Back to log-in

Close