PHOTOGRAPHY

Published on June 2016 | Categories: Documents | Downloads: 57 | Comments: 0 | Views: 759
of 27
Download PDF   Embed   Report

Comments

Content

FOTOGRAFI
Berasal dari bahasa Yunani PHOTOS : CAHAYA, GRAPHO : MELUKIS, MENULIS. Jadi fotografi adalah melukis atau menulis dengan cahaya dengan menggunakan teknologi kamera.

FOTOGRAFI & SENI
A. Apakah Seni itu ?
Secara umum dan spontan orang akan menjawab bahwa seni adalah keindahan. Berdasarkan hasil pengkajian, ada dua pandangan besar tentang Keindahan. Yaitu keindahan yang bersifat obyektif dan subyektif. Keindahan bersifat obyektif adalah keindahan yang muncul dan memancar dari wujud atau tampilan karya seni yang diperoleh berdasarkan kesepakatan akan simbol dan perasaan kolektif dalam bentuknya. Azas-azas keindahan obyektif itu adalah sebagai berikut : 1. Azas kesatuan yang utuh (the principles of organic unity) artinya masing-masing unsure saling berkait dan berfungsi dalam membentuk keindahan. 2. Azas tema (the principles of theme), artinya masing masing unsur mengusung dan membentuk tema tertentu. 3. Azas variasi menurut tema (the principles of thematic variation), artinya tema yang bervariasi tidak monoton. 4. Azas variasi menurut tema (the principle of evaluation), artinya unsur-unsur dapat diurut dan perkembangannya direkonstruksikan dari sederhana menjadi lebih kompleks. 5. Azas berjengjang (the principles of hierarchy), artinya terjadi suatu susunan secara berjengjang.

Persepsi nilai keindahan tersebut bersumber dari kaedah keindahan seni bangsa Yunani yang diolah dan sistematis oleh ahli seni Dewitt H. Parker dalam bukunya The Principles of Aesthetic

B. SENI PADA FOTOGRAFI
Seni pada fotografi adalah merupakan media ekspresi diri, yaitu pengungkapan ide, pengalaman, pemikiran melalui media

fotografi. Seni pada fotografi sering disebut fotografi fine art. Konsep seni foto yang dipamerkan baik di galeri atau di museum tidak bisa meninggalkan suatu pemikiran bahwa foto menampilkan kenyataan (realis) dan tidak ada unsur abstrak (dalam seni fotografi), suatu kenyataan bahwa pembuatan seni foto dengan kamera berarti membatasi subyek dengan batas format pada jendela pengamat. Hal ini menjadikan seni fotografi lebih jujur daripada karya seni lainnya. Subyek foto tidak terbatas, mulai dari pemotretan manusia, alam semesta, arsitektur sampai dengan mikro organisme. Seni fotografi sangat terkait dengan disiplin ilmu lain. Pengaruh paling besar tentunya dari media hampir serupa, yaitu seni lukis. Seorang fotografer yang dididik tahun 1930an tentunya akan sangat berbeda dengan lulusan fotografer perguruan tinggi saat ini, Fotografer tahun 1930an biasanya mempunyai gaya surealis yaitu (diatas atau diluar realitas atau kenyataan) akibat pengaruh pelukis surealis Salfador Dali dan lain-lain.

1. Foto yang baik dan menarik
Bagi seniman fotografi, foto adalah seni sehingga persyaratan untuk sebuah foto yang baik tidak lagi menjadi sederhana. Untuk mendapatkan hasil foto yang baik, selain persyaratan teknis diperlakukan juga persyaratan nonteknis.

Persyaratan Teknis : yaitu syarat yang memenuhi kaidah fotografi, Seperti: - Pengaturan diafragma - Pengaturan shutter speed - Pengaturan ketajaman - Pemilihan kepekaan film

Kepekaan film dalam menerima cahaya yang diukur dalam International Standard Organization (ISO) atau American Standard Association (ASA) film. Persyaratan ini juga disebut sebagai unsur intrinsik.

Persayaratan Nonteknis Yaitu merupakan pengetahuan yang harus dimilki fotografer ketika akan mengambil tema atau obyek tertentu, Misalnya seorang fotografer akan mengambil tema bangunan maka ia harus menguasai masalah arsitektur, Persayaratan tersebut disebut sebagai unsur ekstrinsik. Disinilah melihat perbedaan antara kalangan awam dengan peminat fotografi serius.

2. Pendapat fotografer professional tentang foto yang terbaik  Edwin Juanda

Foto yang baik adalah foto yang enak dilihat, biasanya merupakan hasil dari : - Pemotretan yang kebetulan (lucky shot) - Pemotretan yang direncanakan  Paul L. Zakaria

Membagi-bagi foto kedalam berbagai kategori : - Foto jurnalistik adalah kecepatan menjepretkan kamera ini akan membedakan foto yang bagus dengan foto yang biasabiasa saja. - Foto pemandangan alam mengutamakan kehalusan butir filmnya. - Foto dokumentasi mengutamakan ketajaman gambar di segala bidang foto.



Hani Moniaga

Visi seorang fotografer akan membuat karyanya berbeda dengan karya orang lain. Teknik fotografi yang meliputi pencahayaan, mutu cetak, dan komposisi bisa menjadi nomor dua, sementara ekspresi karya foto menjadi paling utama. • Darwis Triadi Ketua Asosiasi Fotografer professional Indonesia (APPI), foto yang baik adalah foto secara teknis bagus dan memenuhi

syarat-syarat estetika. Jadi definisi foto yang baik pada dasarnya harus memiliki dasar teknik dan mempunyai nilai estetika.  Edwin Rahardjo

Definisi foto yang bagus itu tidak ada, sebuah foto yang bagus bagi satu orang, bisa saja buruk bagi orang lain, sehingga pendapat terbanyak yang akan memenangkan suatu definisi.  Aslam Subandi

Foto yang baik adalah foto yang memenuhi kriteria berikut, - Enak dilihat - Mayoritas pendapat yang ‘mengerti’ menyatakan foto tsb memang foto yang baik. Ini berlaku umum pada lomba-lomba foto, saat juri menyatakan foto tsb baik.

TEKNIK DASAR FOTOGRAFI Fotografi merupakan seni dan proses penghasilan dengan cahaya pada film atau permukaan yang dipekakan. Jadi fotografi adalah persamaan antara fotografi dan seni lukis. Namun perbedaannya terletak pada media yang digunakan. Seni lukis menggunakan kuas dan cat, sedangkan fotografi menggunakan cahaya dan kamera untuk menghasilkan suatu karya.

A. Pengenalan Kamera Kamera adalah alat untuk merekam gambar pada permukaan film. Sebagai alat perekam optis, kamera mampu merekam apa yang terlihat oleh lensa. Teknologi fotografi terus berkembang agar diperoleh hasil foto yang berkualitas dengan teknik pengoperasian lebih mudah dan praktis.

Saat ini berbagai kamera dapat dijumpai di pasaran. Namun yang akan diulas pada fotografi yaitu jenis kamera reflek lensa tunggal (RLT) atau single lens reflect (SLR) dengan format film 35mm. Kamera jenis ini memiliki fasilitas cukup lengkap, bobotnya tidak terlalu berat sehingga mudah dibawa, serta biasa digunakan oleh fotografer amatir maupun professional.

Panel-panel pada kamera RLT/SLR
1. Tuas pengokang film / film advance lever, yaitu untuk

menyiapkan kamera pada posisi siap bidik atau memajukan film ke frame berikutnya.

2. Tuas bidikan ganda / multiple exposure lever, yaitu untuk

memasang kamera pada posisi siap bidik tanpa memajukan film ke frame berikutnya. Fungsinya untuk memberikan pemotretan lebih dari satu kali pada frame yang sama (teknik bidikan ganda / multiple exposure). Umumnya dipakai bersamaan dengan saat pengokangan film.

3. Gelang kecepata rana / shutter speed ring, yaitu gelang

penunjuk alternative pemilihan kecepatan. Jika gelang menunjukan angka 60, artinya kecepatan tirai rana untuk meloloskan cahaya adalah 1/60 detik.

4. Gelang kecepatan film / ASA/ISO film speed ring, yaitu

gelang penunjuk angka ASA/ISO film.

5. Sepatu lampu kilat / hot shoe contact, yaitu tempat untuk

memasang lampu kilat pada kamera.

6. Terminal singkronisasi lampu kilat / syncron terminal, yaitu

soket untuk pemakainan kabel tambahan yang dihubungkan dengan lampu.

7. Gelang kompensasi pencahayaan / exposure compensation ring, yaitu untuk mengatur pencahayaan lebih banyak atau lebih sedikit dari yang ditunjukkan oleh gelang kecepatan.

Tuas penggulung balik / film rewind crank, yaitu tuas untuk menggulung kembali film ke dalam selongsongnya.
8.

9. Kunci pelepas lensa / lens release button, yaitu tombol

untuk memasang atau melepas lensa.

10. Tuas pengontrol ruang tajam / depth of field preview lever,

yaitu untuk mengetahui ruang tajam yang dapat direkam oleh kamera.

11. Penangguh waktu / self timer, yaitu tuas ini biasa dipakai

jika pemotret ingin ikut berpose.

12. Tombol pelepas rana / shutter release button, yaitu tombol

untuk memotret.

13. Jendela penghitung / frame counter, yaitu jendela untuk

melihat frame film keberapa yang sedang dibidik.

14. Gelang focus / focusing ring, yaitu gelang yang berguna

untuk mengatur ketajaman.

15. Gelang diafragma / aperture ring, yaitu gelang untuk

mengatur pemilihan bukaan diafragma.

1.

Panel-panel pada kamera RLT/SLR

Walaupun panel-panel pada setiap kamera SLR memiliki bentuk yang berbeda, tetapi fungsi dan kegunaannya sama. Berikut ini keterangan dan uraian yang terdapat pada kamera SLR manual.

2.

Alat kontrol penting pada kamera

Fokus, kecepatan rana (shutter), dan Diafragma adalah tiga alat kontrol terpenting karena dari alat inilah sebuah foto ditentukan. Kecepatan rana maupun besarnya bukaan diafragma mempengaruhi pencahayaan film, seperti halnya fokus yang mempengaruhi ketajaman suatu gambar. a. Fokus

Untuk mendapatkan gambar atau foto yang jelas (tajam), anda memang harus memegang kamera dengan mantap supaya tidak goyang. Selain itu, anda juga harus mengatur fokus secara tepat pula. Artinya sedikit saja pengaturan fokus tidak tepat, maka foto yang akan dihasilkan akan tajam atau buram.

b.

Kecepatan Rana (Shutter)

Kecepatan rana adalah kecepatan tirai rana untuk membuka kemudian menutup kembali. Seberapa cepat tirai rana meloloskan cahaya dari lensa berarti seberapa banyak cahaya yang diizinkan lolos untuk mencahayai film. Semakin cepat kecepatan tirai rana, semakin sedikit cahaya yang mengenai film. Pengontrolan kecepatan tirai rana dapt diatur melalui gelang kecepatan yang menunjukan angka-angka yang dapat dibaca sebagai angka pencahayaan: 1/…detik. Misalnya

angka 60 berarti 1/60 detik. Makin besar angka kecepatan, makin cepat tirai rana bekerja dan semakin sedikit cahaya yang masuk. c. Diafragma

Lensa kamera terdiri dari beberapa lapis lensa cembung tembus pandang, dan diantaranya terdapat tirai-tirai yang disusun sehingga dapat diatur untuk membuka dan menutup. Besar kecilnya bukaan tirai disebut bukaan diafragma (Aperture). Bukaan diafragma dapat diatur dengan memutar gelang diafragma yang bertuliskan angka-angka (disebut f) contoh, f/22 lebih kecil bukaannya disbanding f/8. Untuk memudahkan ingatlah angka-angka tersebut sebagai pecahan. Bukaan diafragma dinyatakan dalam bilangan f stop, bilangan f stop adalah perbandingan antara panjang fokus dengan diameter bukaan diafragma. Jadi semakin besar bilangan f stopnya, makin kecil bukaan diafragma.

B.

Teori Pencahayaan

Pengaturan cahaya yang masuk kedalam film dapat diibaratkan dengan mengisi air kedalam ember dari keran. Jika keran dibuka sebesar-besarnyaember akan cepat penuh. Sebaliknya jika keran dibuka sedikit, waktu yang dibutuhkan untuk mengisi ember pasti lebih lama. Dalam pemotretan keran diibartkan sebagai bukaan diafragma, sedangkan rana diibaratkan lamanya waktu mengisi ember. Makin besar bukaan diafragma makin sedikit waktu yang diperlukan rana untuk membuka. Sebaliknya makin kecil bukaan diafragmamakin lama waktu yang dibutuhkan untuk membuka. 1. Diafragma dan Rana

Pengaturan cahaya dilakukan dengan mengontrol bukaan diafragma dan kecepatan rana. Kombinasi dari besarnya bukaan diafragma dan kecepatan rana merupakan jumlah cahaya yang dipantulkan dari objek kecepatan film. Berbagai kombinasi dari bukaan dan kecepatan rana yang memberikan pencahayaan yang sama, misalnya pengukur cahayakamera menunjukan kombinasi 1/125 detik, f/8. Jika mengubah bukaan diafragma atau stop lebih kecil menjadi f/11 maka kuantitas cahaya yang masuk ke kamera akan berkurang setengah kali. Agar diperoleh nilai pencahayaan yang sama harus diimbangi dengan kecepatan rana lebih lambat satu stop, yaitu 1/60 detik. Sebaliknya jika nukaan diafragma diperbesar satu stop f/5.6 maka kecepatan rana harus dipercepat jadi 1/250 detik. 2. Kecepatan Film

Kecepatan film berpengaruh dalam proses pencahayaan. Kecepatan film berarti kepekaan film terhadap cahaya. Kecepatan film dinyatakan dengan ISO (International Standard Organization) atau ASA (American Standard Association) atau DIN (Duetche Industie Normug) untuk Eropa dan JIS di Jepang. Bilangan ASA / ISO / DIN / JIS mangindikasikan seberapa besar kepekaan film terhadap

cahaya, makin kecil angka ASA makin rendah kepekaan terhadap cahaya. Sebaliknya makin tinggi angka ASA makin peka film terhadap cahaya.

PENCAHAYAAN PADA FOTOGRAFI A. CAHAYA ALAM ( NATURAL LIGHT / AVAILABLE LIGHT ) 1. Cahaya langsung ( Direct Light ) 2. Cahaya tidak langsung ( Indirect Light ) a.Reflected light b.Window light B. CAHAYA BUATAN ( ARTIFICIAL LIGHT ) 1. Dasar pengetahuan tentang lampu kilat 2. Berkreasi dengan lampu kilat a.Teknik Bounce b.Teknik Remote Flash c. Teknik Fill In

C. ARAH CAHAYA ( DIRECTION LIGHT ) 1. Front Lighting 2. Back Lighting 3. Side Lighting 4. Top Lighting

4. PENCAHAYAAN
Pencahayaan merupakan unsure dasar dari fotografi. Tanpa pencahayaan yang maksimal suatu foto tidak akan menjadi sebuah karya yang baik. Pengetahuan pencahayaan mutlak harus dikuasai oleh seorang fotografer. Cara mempelajari penguasaan pencahayaan adalah melatih mata untuk lebih peka terhadap cahaya - cahaya yang muncul di sekitar kita. A. Cahaya Alam ( Natural Light / Available Light ) Cahaya alam adalah sumber cahaya utama dalam pemotretan luar ruang ( outdoor ). Sumber alam berasal dari matahari dan

benda - benda angkasa yang mampu memantulkan cahaya alam hampir tidak mungkin dikontrol. Namun anda dapat memperkirakan kapan waktu yang baik untuk melakukan pemotretan sesuai dengan konsep pemotretan yang anda inginkan. Untuk pemotretan siang hari yang mempengaruhi kualitas cahaya matahari adalah posisi matahari itu sendiri. 1. Cahaya Langsung ( Direct Light ) Cahaya langsung adalah cahaya yang datang langsung dari sumbernya tanpa hambatan dan tanpa dipantulkan. Sifatnya keras dan menghasilkan bayangan yang kuat, bersifat satu arah, dan memiliki berkas cahaya yang kuat dengan kontras yang mencolok antara bagian yang terkena sinar dan yang tidak. Pada saat itu biasanya kecerahan cahaya datar. Dengan demikian sulit sekali diharapkan muncul penampilan yang baik dari hasil pemotretan. Jadi dari jenis ini hanya diperoleh gambar dengan mutu jenis baik, tetapi sulit mendapatkan dimensi yang memadai. Jenis cahaya ini tidak ideal untuk pemotretan manusia ( portraiture ) yang menutamakan detail dan kelembutan. Dalam praktek pemotretan perlu dipertimbangkan apakah keberadaan bayanagan akan mengurangi nilai foto atau keberadaannya sebaliknya. Untuk mengurangi bayangan anda dapat menggunakan reflector ( pemantul ) cahaya yang diarahkan ke bagian - bagian yang gelap. 2. Cahaya tidak langsung ( Indirect Light ) Cahaya tidak langsung terjadi ketika cahaya matahari tertutuo awan, cuaca tersebut, atau banyaknya debu di udara sehingga cahaya menjadi terdifusi/baur. Pada situasi ini cahaya datang dari banyak arah menghasilkan cahaya yang lembut dan merata dengan nada warna (tone) yang halus (gradual). Dampak yang terjadi pada sebuah fotom bayangan menjadi lembut dan bagian yang terkena cahaya mengalami pengurangan intensitas. Cahaya tidak langsung adalah kesempatan untuk melakukan kegiatan pemotretan manusia tau benda - benda (still life) yang mengutamakan detail dan kejelasan bentuk dari volume, ukuran, dan warna. a. Reflected Light Reflected Light terjadi ketika direct light memantul kepermukaan suatu benda. Air merupakan reflector yang paling dikenal. Contohnya dapat dilihat pada pantulan cahaya dari permukaan air ke wajah perenang. Permukaan benda lain yang dapat memantulkan cahaya adalah dinding putih, jalan berbatu, atau pasir. Pemanfaatan reflected light dapat menghasilkan foto yang menarik. b. Window Light

Jika sinar matahari masuk melalui jendela maka efeknya akan sama dengan cahaya langsung (direct light) dan akan menghasilkan kontras yang kuat antara bayangan dan bagian yang terkena cahaya yang masuk melalui jendela akan mengenai sebagian objek di dalam suatu ruangan yang gelap. Subyek yang mendapat cahaya menjadi lebih menonjol dan menarik perhatian mata karena lingkungan sekitarnya mempunyai pencahayaan jauh lebih lemah atau gelap sama sekali. Natural light dalam ruang memilki kualitas pencahayaan langsung dan tidak langsung. Cahaya tidak langsung akan terjadi ketika tidak semua cahaya dapat memasuki jendela sehingga akan tercipta cahaya langsung yang sangat lembut. Dinding yang berwarna terang juga dapat memantulkan cahaya yang menghasilkan bayanagan lembut. Cahaya ini baik untuk kegiatan pemotretan still life. Intensitas cahaya dalam ruangan relative lebih lemah sehingga kecepatan yang terpilih adalah kecepatan lambat. Dan disarankan menggunakan tripod dan cable release ( kabel pelepas rana ). Disamping itu cahaya dibedakan menurut warnanya ( color of light ) yang dibagi menjadi cahaya hangat ( warm ) atau cahaya kemerah - merahan yang dapat dijumpai pada pagi atau sore hari dan cahaya dingin ( cool ) atau cahaya kebiru - biruan pada siang hari. B. CAHAYA BUATAN ( ARTIFICIAL LIGHT ) Bagi kebanyakan fotografer, terutama fotografer pemula, sebuah unit lampu kilat elektronik sederhana merupakan sumber cahaya paling mudah dan dibutuhkan dalam suatu kegiatan pemotretan. Hasil pemotretan hampir bisa dijamin akan mendapatkan cahaya dengan baik jika lampu kilatnya menyala, Foto yang diambil dengan lampu kilat yang dipasang pada kamera biasanya memilki hasil yang kaku dan tidak alami. Foto tersebut akan tampil dalam dua dimensi dan hampir mendapatkan cahaya secara besar. 1. Dasar pengetahuan tentang lampu kilat Lampu kilat mempunyai kemampuan menghimpun tenaga untuk satu kilatan. Dalam sekali kilatan tenaga cahaya akan habis dan harus menghimpun tenaga lagi untuk kilatan berikutnya ( recycling time ). Untuk pemotretan dengan rentang waktu yang sempit, kecerahan cahaya akan berkurang jika dibandingkan dengan rentan waktu yang lebih lama. Memotret dengan bantuan lampu kilat akan semakin melemah seiring dengan bertambahnya jarak antar lampu kilat dengan subyek. Hal ini juga berhubungan dengan pemilihan diafragma yang harus dipakai. Untuk mengetahui diafragma yang diapakai pada suatu pemotretan dapat digunakan rumus sederhana berikut ini. GN / Jarak Pemotretan = F ( diafragma )

Keterangan : kekuatan daya pancar lampu kilat ( dapat dilihat pada tipe lampu kilat atau buku petunjuk ) Kekuatan daya pancar lampu kilat dijelaskan dalam suatu pedoman yang disebut guid number (GN). Makin kuat suatu lampu kilat makin besar GN-nya. GN selalu tertulis dalam dua satuan, misalnya 36/ISO-100. Satuan tersebut menunjukkan jarak dalam meter atau feet, sedangkan belakang menunjukkan ISO. Kecepatan rana yang dipilih untuk pemakaian lampu kilat tergantung pada sinkronisasi kamera yang digunakan. Biasanya sinkronisasi pada kebanyakan kamera adalah 1/125 detik. Jika fotografer menggunakan kecepata lebih tinggi, akan terjadi ketidak sinkronan. Hasilnya separuh foto akan hitam. 2. berkreasi dengan lampu kilat a. Teknik Bounce Bounce atau bouncing adalah teknik memantulkan cahaya lampu kilat yang diarahkan ke suatu permukaan datar yang berwarna terang, seperti plafon ruangan, dinding sehingga cahaya yang dikeluarkan akan terpantul. Cahaya yang dihasilkan akan memberika efek yang lunak dan lembut dengan sebaran cahaya yang merata sehingga hasil pemotretan tidak kontras dan bayangan akan lebih alami. Agar mendapat pencahayaan yang tepat, fotografer harus memperhitungkan jarak dari kamera ke media pemantul ditambah dengan jarak media pemantul ke obyek sehingga bukaan diafragma dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Perhitungan yang digunakan untuk menentukan diafragma sebagai berikut. GN / Sudut pantul + sudut datang = F ( diafragma ) Contoh : Jika diketahui GN suatu lampu kilat 60 dengan sudut pantul 3 m dan sudut datang 4 m, maka diafragma yang harus dipakai adalah : 60 / 3 + 4 = 8,57 Jadi diafragma yang harus dipakai adalah antara 8 dengan 11. Namun demikian pantulan cahaya dari benda - benda sekitarnya perlu perhatian, mungkin saja dapat mengotori warna asli obyek yang menjadi sasaran. Hasil foto dari teknik ini akan lebih baik jika bidang pantulnya putih.

b. Teknik Remote Flash Dengan melepas lampu kilat dari kamera dan menghubungkannya dengan kawat singkron yang panjang ke kamera, fotografer lebih leluasa mengatur arahnya lampu kiilat, langsung kearah sasaran atau melalui media pemantul. Tempatkan lampu kilat yang diarahkan ke sasaran, setinggi yang dapat dicapai dan agak jauh ke samping. Posisi ini akan memberikan pencahayaan yang baik serta member kesan tiga dimensi. Bayangan yang tidak bagus akan jatuh di samping bawah dan tidak terekam kamera. Cukup sulit membuat hatuhnya bayangan secara alami jika tidak mengarahkan lampu kilat dengan hati - hati. Dengan menmpatkan reflector yang terbuat dari karton atau kain putih didekat sasaran bayangan yang tidak bagus akan hilang. Namun perlu diperhitungkan supaya cahaya yang ditampung reflector memantul ke tempat yang semestinya. c. Teknik Fill in Fill in mengkombinasikan cahaya lampu kilat dengan cahaya matahari. Cara ini dapat dilakukan jika dalam suatu pemotretan dibawah terik sinar matahari menimbulkan terjadinya kontras yang jelas antara bagian yang gelap dan teragna pada bidang sasaran. Sebuah lampu kilat dapat berfungsi sebagai cahaya pengisi ( Fill in ) bagian yang gelap tersebut sehingga kontras dapat dikurangi. Namun perlu perhitungan akurasinya, agar lampu kilat sebagai cahaya pengisi tidak merusak hasil pemotretan. Caranya dengan mengecilkan sedikit bukaan diafragma.

DASAR KOMPOSISI A. PENEMPATAN SUBYEK a. ATURAN SEPERTIGA b. DIAGRAM SUSUNANA DIAGONAL B. GARIS C. KEDALAMAN D. KESEIMBANGAN E. IRAMA DAN AKSEN F. LATAR BELAKANG G. FORMAT DASAR KOMPOSISI A. PENEMPATAN SUBYEK 1. ATURAN SEPERTIGA Dalil 1/3 bagian yang sering digunakan untuk penempatan subyek utama. Bagilah bidang gambar menjadi 1/3 bagian sama besar secara horizontal dan vertical. Tempatkanlah subyek utama pada titik perpotongan garis-garis tersebut atau di dekatnya, yaitu 1/3 jarak dari tepi kiri/kanan atas dan bawah bingkai gambar.

• Titik A dan B adalah letak posisi garis horizon. • Titik D dan C adalah letak posisi subyek utama gambar foto. • Penempatan subyek tidak di tengah (off center) akan membuat penampilan gambar lebih dinamis.

2. DIGRAM DIAGONAL Titik A dan B adalah garis diagonal (atau susunan subyek-subyek secara diagonal). Titik C dan D adalah posisi untuk menempatkan subyek utama.

B. GARIS Garis merupakan elemen desain gambar tertua. Garis yang penting adalah yang membentuk tepi bingkai gambar, karena

garis ini yang mengisolasi bidang gambar yang di rekam dari seluruh adegan. Garis penting lainnya adalahgaris yang membimbing mata ke pusat perhatian gambar, seperti jalan, pagar, tepi pantai, dan lain-lain. Garis horizontal menimbulkan kesan stabil atau tenang, sedangkan garis vertical dapat menunjukan suatu gerakan. C. KEDALAMAN Untuk menambah kesan tiga dimensi dalam gambar dua dimensi, di perlukan suatu kedalam atau prespektif yang menimbulkan ilusi jarak dengan menciptakan ruang yang tidak ada dalam bidang gambar. Hal ini dapat di lambangkan dengan garis-garis yang bertambah sempit dari jalan raya/rel kereta api, obyek yang bertautan perbedaan ukuran dan warna. D. KESEIMBANGAN Dalam sebuah foto/gambar di perlukan keseimbangan visual. Keseimbangan formal di hasilkan jika obyek dengan ukuran atau berat visual sama di tempatkan di setiap sisi gambar atau obyek utama berada di pusat gambar. Namun dalam fotografi sering di gunakan keseimbangan non formal untuk mendapatkan keseimbangan visual. Misalnya di gunakan dua obyek yang lebih kecil untuk mengimbangi sebuah obyek yang besar. E. IRAMA DAN CENTER OF INTEREST Satu komposisi yang baik mempunyai kesatuan. Hal ini dapat di perkuat dengan suatu irama yang berbentuk pengulangan garis, tekstur, bentuk, dan warna dalam gambar, seperti pola jendela bangunan, teras sawah, dan gelombang lautan. Namun pola-pola ini sendiri umumnya tidak akan menghasilkan gambar yang menarik sehingga di perlukan suatu pusat perhatian. Sebagai contoh: seorang petani di sawah. Perahu di tengah lautan akan menjadi pusat perhatian. F. LATAR BELAKANG Dalam mengambil gambar perlu di perhatika apakah latar belakang mengganggu obyek utama? Latar belakang yang menggangu dapat di hindari dengan mendekati obyek utama sehingga subyek akan memenuhi bidang gambar. Cara lain yang dapat di lakukan dengan penajaman selektif atau membuat obyek utama menjadi tajam dengan latar belakang yang kabur. Langit, rumput, air, dan pasir ideal untuk di jadikan latar belakang.

G. FORMAT Setiap kamera memiliki ukuran dan bentuk format yang berbedabeda, tetapi secara garis besar hanya terdapat dua macam format, yaitu persegi (square) dan bujur sangkar (rectangle). Format persegi terdiri dari dua, yaitu pergi mendatar di kenal dengan format horizontal atau lanskap dan format persegi tegak di kenal dengan format vertical atau portrait. Masing-masing format memiliki kekuatan dan kelemahan.

KIAT-KIAT UNTUK MENCIPTAKAN KOMPOSISI DENGAN FRAMING YANG KUAT 1. Setelah menentukan posisi subyek, pilihlah latar belakang yang tidak merusak atau mengganggu komposisi. 2. Untuk menghindari latar belakang yang mengganggu terkadang hanya perlu menggeser sudut/posisi kamera sedikit. 3. Untuk lanskap, perhatikan penempatan garis horizon dan yakinkan rata/paralel dengan pinggiran horizontal pembidik kamera. Sebaiknya gunakan tripod. 4. Perhatikan seluruh bidang foto apakah ada detail yang mengganggu. 5. Sebelum menentukan komposisi final, cobalah dahulu berbagai sudut pandang yang lain untuk mendapatkan komposisi yang paling baik. 6. Jika ada unsure-unsur lain yang mampu memperkuat komposisi foto, tunggulah saat yang paling tepat untuk

menjepret. Tentu saja setelah anda melakukan langkahlangkah diatas. 7. Jika memotret lanskap sebaiknya menggunakan kabel release (kabel pelepas rana) untuk menghindari vibrasi terutama pada rana kecepatan rendah agar selalu mendapatkan foto yang super tajam.

KREATIFITAS DALAM PEMOTRETAN Yang dimaksud adalah kreatifitas dalam kegiatan pemotretan adalah segala pandangan dan tindakan yang berada diluar pertimbngan teknis. A. PEMAKAIAN FILTER Filter adalah suatu sistim optis membantu, yang biasanya dipasang didepan lensa dan dapat memodifikasi gambar aslinya disaat pemotretan. Beberapa jenis filter dapat mengubah warna warni atau bayangan, sedangkan yang lainnya dapat menciptakan efek fisik baru pada bidang gambarnya. Namun sebuah filter dapat juga berupa suatu media tembus pandang atau memantul, seperti cermin tua atau suatu pecahan kaca dari wadah abu rokok. Pemakaian filter atau saringan sinar mempunyai maksud yang berbedabeda, jenis filter berikut ini biasanya digunakan untuk memperbaiki kekurangan dari lensa atau film.

1. SKYLIGHT FILTER (1A)/CLOUDY FILTER Filter ini digunakan untuk mencapai keseimbangan dalam penyajian nada oleh film warna. Selain itu filter ini berfungsi untuk menahan sinar ultraviolet, menambah kehangatan warna pada foto, dan mengurangi warna kebiruan pada latar belakang atau daerah-daerah gelap yang memantulkan langit. Filter ini boleh terpasang pada lensa sebagai pelindung.

2. ULTRA VIOLET FILTER (UV) Filter ini berfungsi untuk menghilangkan efek sinar ultra violet dan sangat berguna dalam pemotretan di dataran tinggi dengan pemandangan yang luas. Filter pelindung ini menyerap sinar ultra violet tanpa mempengaruhi tampilan warna yang lain dan ideal untuk film hitam putih. 3. POLARISASI FILTER (PL) Filter ini terdiri dari dua keping kaca yang dapat berputar, terpisah satu sama lainnya, dan berwarna kelabu. Polarisasi filter berfungsi untuk menghilangkan refleksi sinar yang ditimbulkan oleh permukaan air atau kaca. Selin itu filter ini juga dapat digunakan untuk menghindari pantulan bukan metal (kaca,air) dan memperbaiki kekontrasan dengan mempertebal warna biru langit dengan sudut 90 derajat terhadap jalannya sinar matahari. 4. NEUTRAL DESTINY FILTER Filter ini terdiri dari bulatan kaca kelabu. Berfungsi untuk mengurangi kecerahan cahaya, jika anda harus menggunakan kecepatan rana lmban dan bukaan diafragma tidak mencapai nilai dari 16 (misalnya seharusnya 21 atau 32), untuk memperkacil ruang tajam dengan tetap mendapatkan pencahayaan yang memuaskan. 5. CROSS-SCREEN, STAR-SCREEN, VARIO CROSS, SNOW CROSS Menurut desainnya, filter ini dapat bintang dari tiap-tiap sinar yang cerah (lampu pantulan sinar pada air dan salju). Dengan vario cross, kaki-kaki bintang dapat diatur arahnya.

6. MULTI VISION, MIRAGE LENS Berbentuk sebuah kepingan kaca, yang digosok dalam fasetfaset tertentu dan dapat membentuk 3 gambar, 5 gambar, atau gambar yang berulang-ulang.

7. SOFT FOCUS LENS, SOFTON, DIFFUSER Satu kepng kaca yang mengandung goresan spiral halus atau digosok agak buram, menghasilkan gambar yang tidak kabur dan lembut. Cocok untuk muka wanita atau anak-anak, bunga, atau benda pecah belah. Seperti namanya filter, filter berfungsi untuk menyaring, menahan, dan memodifikasi beberapa unsure cahaya yang jatuh pada subyek yang akan masuk kedalam lensa. 5 Alasan filter digunakan dalam fotografi 1. Untuk mencapai warna yang sesuai dengan aslinya (natural). Jenis filter koreksi yaitu filter UV, SL, PL dan tipe 80, untuk kebutuhan seperti ini. Filter UV dan SL merupakan filter yang paling banyak digunakan karena dianggap sebagai filter pelindung lensa agar tidak tergores atau terkena debu. Disamping itu filter ini juga memiliki fungsi yang lebih penting dari sekedar penjaga kaca lensa yaitu untuk menahan cahaya ultra violet yang berlebihan, sedangkan filter SL yang berwarna merah muda sangat tipis untuk melengkapi pemakaian fotografi warna. Fungsi utamanya ialah untuk menetralkan biru langit. Namun karena dianggap kurang efektif banyakan fotografer tetap menggunakan filter UV di lensanya. Filter SL kemudian dimodifikasi menjadi SL (1B) yang dapat lebih banyak menyerap cahaya ultra violet. Sedangkan SL yang lama berkode (1A). penggunaan filter UV dan SL hanya sedikit menahan intensitas cahaya yang masuk kedalam lensa dan dianggap tidak terlalu berpengaruh karena besarnya hanya sekitar ½ stop.

2. Untuk memberikan efek tertentu pada gambar Dengan menggunakan filter tertentu, perubahan dapat di lakukan untuk mencerahkan gambar biasanya di gunakan pada foto-foto special efek, komersial, atau pemotretan yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan yng di sebut filter kreatif, jenisnya sangat beragam , mulai dari filter warna, filter gradasi cendrung dilakukan pemotretan di luar ruangan, seperti foto pemandangan atau pemotretan lain yang menggunakan lensa sudut lebar ( wide ), misalnya lensa 24mm- 27mm. filter pelembut ( soft ) atau yang bisa di sebut diffuser merupakan salah satu filter kreatif. Permukaan filter di buat sedemikian rupa sehingga dapat mengaburkan garis-garis tegas pada subjek, tanpa menghilangkan fokusnya. Filter kreatif lainya jenis starcross. Pada permukaan filter terdapat garis geometris yang di lakukan secara bersilangan dan tersedia beberapa pilihan, mulai dari star 2 ( berekor 2 ) hingga star 8 ( berekor 8 ). Efek yang didapatkan berupa ekor-ekor cahaya, akan nampak jika filter ini di hadapkan pada sumber cahaya. Selain itu, masih banyak lagi filter efek lain yang dapat di temukan di pasaran yang memberikan efek zooming, panning, tilting, kabut, gambar berganda, galaksi, dan sebagainya. 3. Untuk mengubah ( memainkan atau menurunkan ) suhu warna. Hal ini sangat penting dalam hal fotografi warna. Filter ini bisa di sebut filter kompentasi warna. 4. Untuk menambah kontras gambar . Biasanya fotografer menggunakan filter berwarna seperti merah, hijau, kuning, dan jingga untuk penggambilan gambar dengan film monokromatik atau inframerah. Dalam fotografi, filter warna seperti kuning, jingga, merah, dan hijau, lebih banyak di gunakan untuk keperluan foto hitam putih. Fungsinya untuk mengoreksi atau menaikan kontras pada gambar. Setiap filter mampu menaikan warna tertentu. 5. Untuk pemotretan dengan cahaya yang terpolirisasi. Filter ini bisa disebut filter polarisasi. Ada tiga fungsi utama dari filter ini yaitu : a. Membirukan langit

b. Membuang atau membersihkan refleksi yang tidak di inginkan c. memekatkan warna memotret aksi ada dua cara melakukan meakukan kegiatan pemotretan aksi, yaitu : menghentikan gerakannya, atau membuatnya tampak kabur (blur ) menghentikan gerak bisa di dapat dengan kecepatan rana tinggi. Hasilnya adalah obyek yang tampak tajam. Untuk menghamburkan gerakan, pemotretan bisa menggunakan kecepatan rana rendah. Secara umum, membuat foto yang penuh aksi dapat di lakukan dengan cara membekukan gerakan /aksi tersebut dalam pengertian fotografi “beku” adalah berhentinya suatu gerakan karena kecepatan rana kamera yang tinggi.kecepatan yang biasa di gunakan adalah 1/500 detik, 1/2000 detik. Penggunaan kecepatan warna tinggi selalu di berangi film ASA tinggi. Atau fotografer bisa melakukan push dengan menggunakan diafragma besar. Menghentikan aksi dengan kecepatan lambat Menghentikan tidak hanya bisa di lakukan dengan kecepatan tinggi. Hal ini juga dapat di lakukan dengan menggunakan rana lambat, misalnya 1/30 detik atau 1/60 detik. Untuk menghasilkan foto yang baik. Pemotretan di anjurkan untuk memotret obyek dari depan atau belakang. Obyek yang bergerak menjauhi atau mendekati kamera akan melahirkan gerakan yang sedikit, selain itu, perhatikan gerakan obyek , terutama “momen puncak” yang akan terjadi. Bekukan obyek pada saat yang tepat, misalnya saat seorang pencetak gol meloncat kegirangan atau saat pelari sedang memasuki garis finis. Ada acara lain yang dapat di gunakan, yaitu dengan teknik panning. Panning Panning menghasilkan foto berkesan bergerak, latar belakang akan tempak bergaris-garis, panning di anggap sebagai salah satu teknik kreatif untuk menghasilkan foto dengan bergerak ( menyamping ). Teknik ini di sukai banyak pemotretan karena murah dan mudah di lakukan. Idealnya untuk menghasilkan foto yang baik, pemotretan harus menggunakan kecepatan bukan rana rendah misalnya 1?/15 detik hingga 1/16 detik. Namun prateknya pemotretan juga Dapat menggunakn kecepatan rana di bawah atau di atas kecepatan ideal tadi.

Semua berkaitan dengan jarak pemotreatan, jenis lensa yang di gunakan serta kecepatan gerak obyek. Jika pemotretan menggunakan kecepatan rana rebih rendah dari kecepatan idealmisalnya 1/18 detik garis-garis pada foto akan nampak semakin kabur. Artinya semakin rendah kecepatan yang di gunakan, hasil fotopun akan nampak semakin “bergerak”. Teknik ini dapat di lakukan dengan langkah-langkah : 1. menyiapkan lamera RLT berkafalitas pengaturan kecepatan bukan rana 2. menggunakan film ber ISO tidak terlalu tinggi, misalnya ISO 100 3. menyetel kecepatan rana pada kecepatan ideal, misalnya 1/30 detik. 4. Menggunakan tripod untuk menahan goyangan, bila mungkin tambahkan release 5. Memilih sudut pemotretan dengan memperhitungkan latar belakang yang baik. Latar belakang yang semakin ramai atau berantakan akan menghasilkan foto yang semakin Baik 6. Posisikan obyek pada sepertiga atau lebih bingkai foto 7. Ikuti gerak obyek tanpa henti sembari menekan tombol pelepas rana.

Sponsor Documents

Or use your account on DocShare.tips

Hide

Forgot your password?

Or register your new account on DocShare.tips

Hide

Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link to create a new password.

Back to log-in

Close