Preventive Maintenance

Published on December 2016 | Categories: Documents | Downloads: 49 | Comments: 0 | Views: 351
of 4
Download PDF   Embed   Report

Comments

Content

20/10/13

SISTEM PERAWATAN, PREVENTIVE MAINTENANCE « Silma's Blog

Home Sample Page

Silma's Blog
Blog mahasiswa Universitas Brawijaya stay updated via rss Search for:
Search

Recent Posts
Teknologi dan Manajemen Pengemasan STATISTIKA INDUSTRI II KORELASI ANALISA KORELASI SISTEM PERAWATAN, PREVENTIVE MAINTENANCE STATISTIKA INDUSTRI II ANALISA KORELASI

Recent Comments
Student Blog on Hello world!

Archives
June 2012 April 2012 March 2012

Categories
Uncategorized

Meta
Register Log in Entries RSS Comments RSS WordPress.org

My Calendar
April 2012 S MT WT F S 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 « Mar
search this site
blog.ub.ac.id/silma09/2012/04/11/sistem-perawatan-preventive-maintenance/ 1/4

Jun »

20/10/13

SISTEM PERAWATAN, PREVENTIVE MAINTENANCE « Silma's Blog

Popular Tags Post Archives
June 2012 April 2012 March 2012

SISTEM PERAWATAN, PREVENTIVE MAINTENANCE
Posted: 11th April 2012 by Silma Luthfika Harnanda in Uncategorized

0 PREVENTIVE MAINTENANCE

Kerusakan dapat terjadi secara tiba-tiba setiap saat pada suatu mesin atau peralatan. Maka diperlukan tindakan perbaikan terhadap mesin atau peralatan tersebut. Namun, jika itu terjadi akan mengeluarkan biaya perbaikan komponen akibat kerusakan, lebih banyak/mahal dibandingkan jika dilakukan suatu perawatan pencegahan sebelum mesin atau peralatan tersebut mengalami kerusakan (breakdown). Adanya tindakan perawatan pencegahan, diharapkan menimbulkan suatu kegiatan perbaikan tanpa adanya penundaan yang tidak perlu (Unnecessary Delays) maupun kemungkinan timbul kerusakan pada suatu mesin atau peralatan akan mengakibatkan kerusakan pada peralatan lain. Jika melakukan perawatan sebelum terjadinya kerusakan atau perawatan pencegahan, maka biaya yang dihasilkan akan lebih kecil daripada biaya perawatan perbaikan. Hal ini dikarenakan perawatan pencegahan memerlukan waktu yang lebih kecil jika dibandingkan dengan perawatan perbaikan sehingga uptime yang diharapkan dari system dapat meningkat. Selain itu, biaya-biaya operasi yang mungkin terjadi dapat dikendalikan. Perawatan adalah suatu kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas dan peralatan pabrik serta mengadakan perbaikan atau oenggantian yang diperlukan agar terdapat suatu keadaan operasi produksi yang sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Perawatan merupakan kegiatan yang berkaitan dengan tindakan-tindakan sebagai berikut (Effendi, 2008). Pemeriksaan (Inspection), yaitu tindakan pemeriksaan terhadap mesin atau system untuk mengetahui kondisi, apakah mesin atau system tersebut dalam kondisi yang memenuhi persyaratan yang telah diteteapkan atau tidak. Perawatan (Service), yaitu tindakan untuk menjaga kondisi suatu system agar tetap baik. Biasanya telah terdapat diatur pada Manual Book system tersebut. Penggantian komponen (Replacement ), yaitu ,melakukan penggantian komponen yang rusak dan tidak dapat dipergunakan lagi. Penggantian ini mungkin dilakukan secara mendadak atau dengan perencanaan terlebih dahulu. Repair dan Overhaul, yaitu kegiatan melakukan perbaikan secara cermat serta melakukan suatu set-up system. Tindakan repair merupakan kgiatan perbaikan yang dilakukan setelah system mencapai kondisi gagal beroperasi (Failed Stated), sedangkan Overhaul dilakukan sebelum Failed Stated terjadi. Menurut Effendi (2008), Secara umum kegiatan perawatan dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu perawatan pencegahan (preventive maintenance) dan perawatan perbaikan (corrective maintenance). Perawatan Pencegahan (Preventive Maintenance) Perawatan pencegahan (preventive maintenance) merupakan pencegahan sistematis, penjadwalan berkala dengan interval tetap, dan melaksanakan pembersihan, pelumasan, serta perbaikan mesin atau system dengan baik dan tepat waktu. Kegiatan ini dilakukan untuk mencgah timbulnya kerusakan dan menemukan kondisi yang dapat menyebabkan system mengalami kerusakan pada saat dipergunakan dalam proses produksi. Dalam pelaksanaanya, kegiatan perawatan pencegahan dapat dibedakan atas dua macam, yaitu: Perawatan rutin (Routine Maintenance), kegiatan perawatan yang dilakukan secara rutin, misalnya setiap hari. Perawatan berkala (Periodic Maintenance), kegiatan perawatan yang dilakukan secara berkala dan dalam jagka waktu tertentu, misalnya setiap satu minggu sekali, hingga satu tahun sekali. Perawatan ini dapat dilakukan berdasarkan lamanya jam kerja mesin. Perawatan Perbaikan (Corrective Maintenance) Perawatan perbaikan (corrective maintenance) merupakan kegiatan yang dilakukan setelah komponen benar-benar telah mengalami kerusakan sehingga tidak dapat beroperasi dan berproduksi. Kerusakan komponen ini biasanya akan ditandai dengan ditemukannya produk yang dihasilkan tidak sedikit mengalami kecacatan (Nandiroh, 2006).
blog.ub.ac.id/silma09/2012/04/11/sistem-perawatan-preventive-maintenance/ 2/4

20/10/13

SISTEM PERAWATAN, PREVENTIVE MAINTENANCE « Silma's Blog

Tujuan dari perawatan adalah untuk menjaga serta mempertahankan kelangsungan operasional dan kinerja system agar produksi dapat berjalan tanpa hambatan (Mardiananto, 2010). Jika suatu sistem mengalami kerusakan maka akan memerlukan perawatan perbaikan. Perusahaan-perusahaan di Indonesia, beberapa ada yang menerapkan corrective maintenance dan ada pula yang menerapkan preventive maintenance. Contoh perusahaan yang menerapkan Preventive maintenance adalah Pabrik Kelapa Sawit PT Citra Borneo Indah dan PT Suradi Sejahtera Raya (Asphalt Mixing Plant ) sedangkan pada PT Newmont Nusa Tenggara (mining company) menggunakan corrective maintenance. Namun, setelah diteliti pada PT Newmont Nusa Tenggara diaggap bahwa perawatan yang paling baik digunakan adalah perawatan pencegahan sebelum terjadinya kerusakan (preventive maintenance). Karena sangat penting bagi perusahaan untuk mencegah terjadinya kecacatan produk masal dan mencegah terjadinya down time produksi. Untuk membuktikan dugaan tersebut, maka diperlukan untuk menganalisis penentuan mesin kritis. Mesin kritis adalah mesin yang mengalami frekwensi kerusakan terbesar dengan total downtime terbesar. Untuk penentuan mesin kritis ini, langkah pertama yang dilakukan adalah dengan mengukur lamanya waktu downtime produksi dari tiap-tiap mesin yang ada. Analisis yang dapat dilakukan yaitu dengan Analisis Perhitungan Mean Time To Repair (MTTR), perhitungan MTTR ini adalah berdasarkan data downtime, yang sebelumnya juga dilakukan uji kecocokan distribusi dan hasilnya sesuai; dan Analisis Perhitungan Mean Time To Failure (MTTF) (Nandiroh, 2006). Ada pula perusahaan yang mengembangkan bentuk preventive maintenance yaitu dengan Model Perawatan Smith & Dekker yang bertujuan unutk mendapatkan biaya perawatan yang minimum. Smith M.A.J. dan R. Dekker (1997) mengembangkan suatu model yang menggabungkan model availabilitas dan model perawatan pencegahan dengan memperhatikan uptime dan downtime dari sistem. Model ini merupakan model 1 out of n system, yaitu sebuah model yang terdiri dari satu mesin yang beroperasi dan didukung oleh (n-1) buah mesin cadangan. Model 1 out of n system juga dapat diterapkan pada komponen-komponen yang dapat diganti. Selain itu model ini menggunakan distribusi kerusakan yang meningkat terhadap waktu. Pendekatan yang dilakukan yaitu waktu yang dibutuhkan untuk perawatan pencegahan sama dengan waktu yang dibutuhkan untuk perawatan perbaikan. Model Perawatan pencegahan yang telah ada dan dikembangkan oleh R. Dekker ditujukan dapat mempengaruhi terhadap keluarnya biaya yang dibutuhkan akan menjadi lebih sedikit. Hal tersebut dapat terjadi karena perawatan pencegahan memerlukan waktu yang lebih kecil jika dibandingkan dengan perawatan perbaikan sehingga uptime yang diharapkan dari system juga meningkat (Sodikin, 2011). Selain pada pengembangan model perawatannya, adapula penelitian yang menggabungkan model perawatan preventive maintenance dengan Desain Modularity. Tujuannya untuk mendapatkan biaya perawatan yang minimum pula. Preventive maintenance mempunyai kelebihan mengeluarkan biaya yang lebih sedikit dibandingkan dengan corrective maintenance. Namun, itu dirasa tidak cukup sehingga ada peneliti yang mencoba menggabungkannya dengan desain mesin Modularity yang kaitannya dengan waktu yang dihabiskan saat melakukan preventive maintenance. Modularity memberikan desain fleksibilitas untuk melakukan perubahan dalam proses. Keuntungan dari modularity yaitu kemudahan dalam update produk, meningkatkan variasi produk, menurunkan order lead time, memudahkan desain dalam pengujiannya, dan mengurangi biaya life cycle dengan mengurangi jumlah proses dan mengurangi proses yang berulang (Effendi, 2008). Uraian-uraian tersebut diatas adalah kelebihan yang dapat diperoleh dari preventive maintenance yang dapat menurunkan biaya perawatan dan mudah digabungkan dengan pengembangan model perawatan lainnya sehingga dapat diperoleh biaya perawatan yang semakin kecil tanpa mempengaruhi waktu operasi produksi perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA Effendi, Yunus. 2007. Perencanaan Model Preventive Maintenance dengan Desain Modularity untuk Penggantian Komponen Produksi RG4 yang Optimal di PT. X. Jurnal Teknologi & Manajemen Informatika, Volume 6 Nomor 3, Agustus 2008. Universitas Negeri Surabaya. Surabaya.

Mardiananto, G.. 2010. Analisis Total Productive Maintenance (TPM) dengan Pendekatan Model Preventive Maintenance Smith and Dekker Pada Komponen Kritis , Skripsi, Jurusan Teknik Industri IST AKPRIND, Yogyakarta.

Nandiroh, Siti., dkk. 2006. Waktu Perawatan Untuk Pencegahan Pada Komponen Kritis Cyclone Feed Pump Berdasarkan Kriteria Minimasi Down Time. Jurnal Ilmiah Teknik Industri Vol. 5 No. 1, Agustus 2006. Jurusan Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
blog.ub.ac.id/silma09/2012/04/11/sistem-perawatan-preventive-maintenance/ 3/4

20/10/13

SISTEM PERAWATAN, PREVENTIVE MAINTENANCE « Silma's Blog

Sodikin, Imam. 2011. Penentuan Kombinasi Waktu Perawatan Preventif dan Jumlah Persediaan Komponen Guna Meningkatkan Peluang Sukses Mesin dalam Memenuhi Target Produksi. Jurnal Teknologi, Volume 4 Nomor 2, Desember 2011, 120- 127. Jurusan Teknik Industri , Fakultas Teknologi Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND. Yogyakarta. Name (required) Mail (will not be published) (required) Website

Submit Comment

CAPTCHA Code * newer posts older posts Social Connections Facebook Twitter Flickr Blog Roll Recent Comments Student Blog: Selamat datang. Ini Home | Sample Page | Posts RSS | Comments RSS © 2010 Silma's Blog. All Rights Reserved. Greyzed Theme created by The Forge Web Creations. Powered by WordPress.

blog.ub.ac.id/silma09/2012/04/11/sistem-perawatan-preventive-maintenance/

4/4

Sponsor Documents

Or use your account on DocShare.tips

Hide

Forgot your password?

Or register your new account on DocShare.tips

Hide

Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link to create a new password.

Back to log-in

Close