SAW

Published on January 2017 | Categories: Documents | Downloads: 106 | Comments: 0 | Views: 532
of 20
Download PDF   Embed   Report

Comments

Content

TUGAS MAKALAH
SUBMERGED ARC WELDING (SAW)
Mata Kuliah Inspeksi Las

Oleh Kelompok 6 :
Libryan Qadhi R

4212100094

Alfian

4212100701

Haris Nur Fauzi

4213100019

Nur Aulia Rosyida

4213100040

Hafizh Kus Rizkytama

4213100073

Fath Radiya Y

4213105023

Wiwin Rohmawati

4214106006

Alriga Julia Prahara

4214106013

Gufron Herlambang

4214106015

Fahmi Yunus

4210100094

JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA 2015/2016

DAFTAR ISI

1

SUBMERGED ARC WELDING (SAW)

Kel.
6

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 2
1.1.

Latar Belakang.............................................................................................. 2

1.2.

Rumusan Masalah.......................................................................................... 2

1.3.

Tujuan Penulisan............................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................... 4
2.1.

Pengertian Pengelasan..................................................................................... 4

2.2.

Jenis – jenis Pengelasan................................................................................... 4

2.3.

SAW (Submerged Arc Welding).........................................................................6

2.3.1

Pengertian.............................................................................................. 6

2.3.2

Bagian – Bagian SAW............................................................................... 7

2.3.3

Penggunaan Elektroda Pada Pengelasan SAW..................................................8

2.3.4

Macam-macam Flux Pada Pengelasan SAW....................................................9

2.3.5

Prinsip Pengoperasian SAW......................................................................12

2.3.6

Metode operasional pengelasan SAW..........................................................13

2.3.7

Metode Pengelasan SAW.........................................................................14

2.3.8

Perlindungan Proses Pengelasan.................................................................17

2.3.9

Kelebihan Dan Kekurangan SAW...............................................................17

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 19

2

SUBMERGED ARC WELDING (SAW)

Kel.
6

BAB I PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik penyambungan logam dengan

cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan
dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang kontinyu.
Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara
mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan
atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang continue. Pengelasan bukan
tujuan utama dari kontruksi, tetapi hanya merupakan sarana untuk mencapai ekonomi
pembuatan yang lebih baik. Karena itu rancangan las dan cara pengelasan harus betul-betul
memperhatikan dan memperlihatkan kesesuaian antara sifat-sifat lasdengan kegunaan
kontruksi serta kegunaan disekitarnya.
Dewasa ini terdapat beberapa jenis pengelasan yang telah ditemukan dan
diaplikasikan oleh orang – orang. Salah satunya adalah jenis las SAW (Submerged Arc
Welding). Las jenis ini merupakan las yang digunakan untuk proses penyambungan material
yang berada di bawah laut. Submerged Arc Welding memiliki sifat dan prosedur yang harus
dimengerti oleh tukang las agar hasil dari pekerjaannya dapat dikatakan baik. Prosedur las ini
juga berkaitan dengan masalah keselamatan, serta pemilihan jenis electrode yang tepat untuk
mengelas material yang berbeda di bawah air.
Dikarenakan pentingnya pemahaman mengenai dunia pengelasan, khususnya
pengelasan bawah air, maka penulis berinisiatif untuk menyusun makalah yang berisikan
informasi mengenai Submerged Arc Welding.

1.2.

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang melatar belakangi penulisan makalah ini adalah :
1
2
3
4
5

Apakah pengertian dari las?
Apakah pengertian dari las saw?
Apakah komponen penyusun las saw?
Bagaimana proses pengelsan dengan menggunakan las saw?
Apakah kekurangan dan kelebihan las saw?

3

SUBMERGED ARC WELDING (SAW)

1.3.

Kel.
6

Tujuan Penulisan

Adapun Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas mata kuliah
Inspeksi las, serta untuk menyusun bahan bacaan kepada pembaca, kususnya mahasiswa
mengenai pengelasan saw.

4

SUBMERGED ARC WELDING (SAW)

Kel.
6

BAB II PEMBAHASAN
2.1.

Pengertian Pengelasan
Las

menurut

dalam

Kamu

Besar

Bahasa

Indonesia

(1994),

"adalah

penyambungan besi dengan cara membakar. Dalam referensi-referensi teknis, terdapat
beberapa definisi dari Las, diantaranya berdasarkan defenisi dari Deutsche Industrie Normen
(DIN) dalam Harsono dkk (1991:1), mendefinisikan bahwa "las adalah ikatan metalurgi pada
sambungan logam paduan yang dilakukan dalam keadaan lumer atau cair". Sedangkan
menurut maman suratman (2001:1) mengatakan tentang pengertian mengelas yaitu salah satu
cara menyambung dua bagian logam secara permanen dengan menggunakan tenaga panas.
Sedangkan Sriwidartho, Las adalah suatu cara untuk menyambung benda padat dengan
dengan jalan mencairkannya melalui pemanasan. Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa kerja las adalah menyambung dua bagian logam atau lebih dengan
menggunkan energi panas.

Gambar 1. Proses Pengelasan
Sumber : https://anjhiflash14area.files.wordpress.com

2.2.

Jenis – jenis Pengelasan
Terdapat beberapa jenis pengelasan yang telah digunakan oleh dunia industri untuk

berbagai keperluannya. Beberapa jenis pengelasan tersebut diantaranya adalah.
1

SMAW (Shield Metal Arch Welding)
SMAW (Shield Metal Arch Welding) adalah las busur nyala api listrik terlindung dengan

mempergunagakan busur nyala listrik sebagai sumber panas pencair logam. Jenis ini paling
banyak dipakai dimana–mana untuk hampir semua keperluan pekerjaan pengelasaan.

5

SUBMERGED ARC WELDING (SAW)

Kel.
6

Tegangan yang dipakai hanya 23 sampai dengan 45 Volt AC atau DC, sedangkan untuk
pencairan pengelasan dibutuhkan arus hingga 500 Ampere. Namun secara umum yang
dipakai berkisar 80 – 200 Ampere.
2

SAW (Submerged Arch Welding)
SAW (Submerged Arch Welding) adalah las busur terbenam atau pengelasan dengan

busur nyala api listrik. Untuk mecegah oksidasi cairan metal induk dan material tambahan,
dipergunakan butiran–butiran fluks / slag sehingga bususr nyala terpendam di dalam ukuran–
ukuran fluks tersebut.
3

ESW (Electro Slag Welding)
ESW (Electro Slag Welding) adalah pengelasan busur terhenti, pengelasan sejenis SAW

namun bedanya pada jenis ESW busurnya nyala mencairkan fluks, busur terhenti dan proses
pencairan fluk berjalan terus dam menjadi bahan pengantar arus listrik (konduktif). Sehingga
elektroda terhubungkan dengan benda yang dilas melalui konduktor tersebut
4

SW (Stud Welding)
ESW (Electro Slag Welding) adalah las baut pondasi, gunanya untuk menyambung

bagian satu konstruksi baja dengan bagian yang terdapat di dalam beton (baut angker) atau “
Shear Connector “
5

ERW (Electric Resistant Welding)
ERW (Electric Resistant Welding) adalah las tahanan listrik yaitu dengan tahanan yang

besar panas yang dihasilkan oleh aliran listrik menjadi semakin tinggi sehingga mencairkan
logam yang akan dilas. Contohnya adalah pada pembuatan pipa ERW, pengelasan plat–plat
dinding pesawat, atau pada pagar kawat
6

EBW (Electron Beam Welding)
EBW (Electron Beam Welding) adalah las dengan proses pemboman elektron, suatu

pengelasan uang pencairannya disebabkan oleh panas yang
7

GMAW (Gas Metal Arch Welding)
GMAW (Gas Metal Arch Welding) terdiri dari ; MIG (Metal Active Gas) dan MAG

(Metal Inert Gas) adalah pengelasan dengan gas nyala yang dihasilkan berasal dari busur
nyala listrik, yang dipakai sebagai pencair metal yang di–las dan metal penambah. Sebagai
pelindung oksidasi dipakai gas pelindung yang berupa gas kekal (inert) atau CO2
8

GTAW (Gas Tungsten Arch Welding) atau TIG (Tungsten Inert Gas)

6

SUBMERGED ARC WELDING (SAW)

Kel.
6

GTAW (Gas Tungsten Arch Welding) atau TIG (Tungsten Inert Gas) adalah pengelasn
dengan memakai busur nyala dengan tungsten/elektroda yang terbuat dari wolfram,
sedangkan bahan penambahnyyadigunakan bahan yang sama atau sejenis dengan material
induknya. Untuk mencegah oksidasi, dipakai gas kekal (inert) 99 % Argon (Ar) murni.
2.3.

SAW (Submerged Arc Welding)

2.3.1

Pengertian

Pengertian Las SAW merupakan salah satu jenis pengelasan busur listrik dimana proses
pengelasan ini adalah memanaskan dan mencairkan benda kerja dan logam pengisi atau
elektroda oleh busur listrik yang ada diantara logam induk dan elektroda (logam pengisi).
Pengelasan SAW ini menggunakan fluks yang bentuknya seperti pasir untuk melindungi
logam pengisi yang mencair saat proses pengelasan agar tidak terkontaminasi dari udara luar
sehingga menghasilkan las - lasan yang baik.

Gambar 2. Mesin Las SAW
Sumber : https://1.bp.blogspot.com
Proses pengelasan SAW ini tidak memerlukan tekanan. Logam pengisi (filler
metal) dan flux akan dipasok secara mekanis terus menerus ke dalam busur lsitrik yang
terbentuk diantara ujung filler elektroda dan metal induk yang ditimbun oleh flux selama
proses pengelasan berlangsung.

7

SUBMERGED ARC WELDING (SAW)

Gambar 3. Skema Pengelasan SAW
Sumber : https://3.bp.blogspot.com
2.3.2

Bagian – Bagian SAW

Gambar 4. Bagian – bagian SAW
Sumber : https://3.bp.blogspot.com
Berikut aalah peralatan penyusun las SAW
1. Power supply
2. Electrode delivery system
3. Flux distribution system
4. Travel arrangement
5. Control system
6. Flux recovery (pemulung flux) sebagai pilihan
7. Positioning equipment (Alat pengarah) sebagai pilihan

Kel.
6

8

SUBMERGED ARC WELDING (SAW)

2.3.3

Kel.
6

Penggunaan Elektroda Pada Pengelasan SAW
Pada Pengelasan SAW pakan elektrodanya mirip dengan semua proses

pengelasan lainnya. Logam pengisi disediakan pada gulungan, gulungan, atau dalam drum
massal. Sistem pakan terdiri dari variabel kecepatan penggerak motor, motor controller,
dan rol drive. Rol Drive biasanya jenis V-groove knurled, meskipun kadang-kadang halus
tipe V-groove rol yang digunakan. Logam pengisi diumpankan pada tingkat yang konstan
untuk busur.
Kekuatan las diberikan oleh arus busur kawat yang mencair pada tingkat yang
cocok dan sesuai. Elektroda mencair dan ditransfer di busur untuk pekerjaan melalui
cairan arc atau fluks.
Fluks bereaksi dengan logam baik selama busur dan dalam arc cair. Weld
pendinginan agak diperlambat oleh selimut penahan panas yang disebut slag.
Jika laju pendinginan terlalu cepat dalam lasan besar, beberapa kotoran dapat
terjebak di tengah las-lasan. Tingkat pendinginan dapat diperlambat jika pemanasan awal
dan postheat digunakan.

Gambar 5. Bagian – bagian hasil pengelasan SAW
Filler yang digunakan pada pengelasan SAW adalah filler yang tersedia di
kedua kawat standar dan beberapa bentuk khusus. Kawat tersebut dalam ukuran dari 1,6
mm sampai 6 mm.

9

SUBMERGED ARC WELDING (SAW)

Kel.
6

Kawat bengkok digunakan untuk memberikan busur beberapa gerakan
berosilasi kawat memasuki las, Ukuran filler dapat dilihat pada Tabel 6.1.
Jalur elektroda digunakan untuk aplikasi permukaan. Strip yang tersedia
sampai dengan lebar 76 mm dan di beberapa ketebalan.

Tabel 6.1 SAW Diameter vs range ampere

2.3.4

Macam-macam Flux Pada Pengelasan SAW
Hasil komposisi las dari kontribusi dari logam dasar meleleh dan elektroda,

dimodifikasi oleh reaksi kimia dengan fluks, dan paduan ditambahkan melalui fluks.
Fluks diklasifikasikan menurut sifat mekanik logam las disimpan. Sama fluks
kimia terdiri dapat memiliki banyak klasifikasi yang berbeda, tergantung pada klasifikasi
elektroda digunakan dengan dan kondisi perlakuan panas yang diberikan lasan untuk
pengujian.
Karena fluks dan kawat filler secara independen ditiadakan dalam proses ini,
maka mungkin terjadi fleksibilitas yang besar dalam memperoleh properti weld.
Adanya kotoran, minyak atau uap air dapat mencemari fluks, mengakibatkan
retak. Beberapa fluks memerlukan wadah penyimpanan dipanaskan dan gerbong untuk
memastikan bahwa fluks kering saat digunakan. Fluks meleleh masih bisa didaur ulang.

10

SUBMERGED ARC WELDING (SAW)

Kel.
6

2.3.4.1 Jenis Fluks

Fluks dikelompokkan menjadi tiga jenis menurut metode mereka pembuatan:
menyatu, terikat, dan mekanis campuran.
Fluks menyatu adalah campuran yang telah dipanaskan sampai mereka
mencair ke dalam gelas metalik yang solid. Mereka kemudian didinginkan dan digiling
menjadi berbagai ukuran butiran yang diinginkan. Fluks menyatu tidak dapat paduan
karena mereka adalah bentuk kaca dan semua komponen dalam gelas yang pada dasarnya
oksida. Mereka tidak akan larut logam tanpa bereaksi dengan mereka, sehingga
mengurangi efektivitas mereka sebagai bahan paduan.
Fluks berikat adalah campuran dari partikel halus dari agen peremaja,
deoxidizers, elemen paduan, senyawa logam, dan bahan pengikat yang cocok yang
memegang campuran bersama-sama di kecil, butiran keras. Setiap granul terdiri dari
semua bahan dalam proporsi yang benar.
Fluks mekanis campuran adalah campuran dari menyatu dan terikat fluks.
Untuk mencegah kontaminasi dari las oleh hidrogen, fluks harus tetap kering dan bebas
dari minyak atau hidrokarbon lainnya. Jika fluks menjadi lembab, harus di oven. Tingkat
berlebihan hidrogen di beberapa baja dapat menyebabkan porositas. Dalam baja
hardenable, bahkan sejumlah kecil hidrogen dapat menyebabkan retak underbead.
Komersial pengering tersedia adalah metode terbaik fluks pengeringan.
Fluks tidak kering dengan menggunakan api langsung. Ini mungkin sekering
fluks bersama-sama; dan, pada saat yang sama, api menghasilkan air yang mungkin
mengembun di fluks.

2.3.4.2 Klasifikasi Fluks & Elektroda

klasifikasi elektroda diawali dengan huruf E, menunjuk sebuah elektroda.
Huruf berikutnya L (low), M (medium), atau H (tinggi) mengacu pada
berbagai mangan. Berikutnya satu atau dua digit menunjukkan titik karbon normal kawat.
Satu titik karbon sama dengan 0,01% karbon. Huruf terakhir adalah K dan mungkin atau
tidak dapat digunakan. Bila digunakan, artinya elektroda diambil dari baja silikon.

11

SUBMERGED ARC WELDING (SAW)

Kel.
6

Gambar 6. Bagian – bagian klasifikasi elektroda

Gambar 7. Bagian – bagian klasifikasi elektroda
Klasifikasi fluks dasar diawali dengan huruf F, yang menunjuk sebagai fluks. Ini
diikuti dengan satu angka, yang mewakili 10.000 psi (69 MPa) kekuatan minimum tarik
lasan.
Digit yang diikuti oleh huruf A atau P. A berarti lasan diuji dan diklasifikasikan
dalam "kondisi as-dilas." P berarti lasan diuji dan diklasifikasikan setelah jumlah yang
ditentukan dari perlakuan panas pasca-lasan.
Item berikutnya dalam klasifikasi adalah satu digit atau huruf K. digit yang
menunjukkan suhu terendah, di -10oF (-23oC) unit, bahwa logam las akan memenuhi atau
melampaui diperlukan 20 kaki-pound (27 J) dampak uji kekuatan.
Huruf K menunjukkan bahwa tidak ada tes kekuatan impak diperlukan.

12

SUBMERGED ARC WELDING (SAW)

Kel.
6

Gambar 8. SAW Filler Metal Clasification System
2.3.5

Prinsip Pengoperasian SAW

Gambar 9. Prinsip Pengoperasian SAW
Sumber : https://3.bp.blogspot.com
Prinsip pengoperasiannya dengan memasukkan ujung dari solid filler metal yang
dipasok secara mekanis pada gundukan fluks pada daerah yang akan dilas. Penambahan flux
berlangsung terus menerus di depan dan di sekitar ujung pasokan filler metal. Panas yang
timbul mengembangkan sebagian fluks dan mencairkan ujung elektroda bahan pengisi dan
permukaan metal induk berdekatan, hingga menghasilkan welding pool (kawah lasan) yang
berada di bawah flux yang mencair. Dalam kawah lasan yang mencair terjadi arus kisar

13

SUBMERGED ARC WELDING (SAW)

Kel.
6

(turbulensi) dan dengan pengaruh gravity, gelembung udara yang terbentuk tergusur ke arah
permukaan dan fluks yang mencair mengapung ke atas kawah las yang mencair. Flux yang
mencair dan akan membeku secara sempurna melindungi metal las dari udara luar. Terdapat
lima faktor yang harus diperhatikan sebelum pengelasan SAW, diantaranya :
1.
2.
3.
4.
5.

Komposisi kimia dan properti mekanikal lasan yang diharapkan
Ketebalan material yang akan dilas
Cara pengelasan
Posisi pengelasan yang dibuat
Frekuensi atau volume pengelasan yang diinginkan

2.3.6

Metode operasional pengelasan SAW

Metode operasional pengelasan SAW
Terdapat dua macam metode operasional pengelasan SAW, yaitu Otomatis (Weld
Travel SAW) dan Konvensional (Handheld SAW).
 Otomatis (Weld Travel SAW)
Pada metode ini, pengelasan dilakukan dengan bantuan sebuah motor
yang menggerakkan ujung torch secara horizontal (traveling) dengan jarak dan
kecepatan tertentu. Selain itu terdapat pula aplikasi dari metode ini yang
menggunakan roller untuk menggerakkan workpiece berbentuk tabung untuk
bergerak memutar ketika proses pengelasan. Pada metode ini menggunakan
sistem computer control automation untuk menyesuaikan kebutuhan
pengelasan.

Gambar 10. Alat las SAW dengan roller
Sumber : https://www.google.co.id

14

SUBMERGED ARC WELDING (SAW)

Kel.
6

Gambar 11. Alat las SAW dengan gerakan transversal
Sumber : https://www.google.co.id


Konvensional (Hand-held SAW)
Sesuai namanya, metode ini dilakukan dengan tenaga manual dari
welder. Metode ini dilakukan untuk menjangkau posisi – posisi sulit dan
sempit yang tidak memungkinkan penggunaan mesin pengelasan SAW biasa.

Gambar 12. Pengelasan SAW konvensional
Sumber : https://www.google.co.id
2.3.7

Metode Pengelasan SAW


Metode Single Wire
Metode ini adalah metode SAW yang paling banyak digunakan. Sumber daya
yang digunakan adalah DC, dengan menggunakan elektroda yang digunakan
berdiameter 2 - 4 mm

15

SUBMERGED ARC WELDING (SAW)

Kel.
6

Gambar 13. Single Wire
Sumber : https://bramcreate.files.wordpress.com


Metode Twin Wire
o Pada metode ini menggunakan dua kawat terhubung pada power source
yang sama (DC).
o Memiliki tingkat deposisi 30% lebih tinggi.
o Dapat digunakan pada arus dan kecepatan yang lebih tinggi.
o Kecepatan pengelasan yang sangat tinggi dapat dicapai dalam filler
pengelasan.

Gambar 14. Twin Wire
Sumber : https://bramcreate.files.wordpress.com


Tandem
o Dua kawat sub-busur yang sama masing - masing terhubung ke power
source tersendiri.
o Dapat menggunakan power source DC maupun AC.
o Tingkat deposisi sekitar dua kali lipat dari satu kawat las.

16

SUBMERGED ARC WELDING (SAW)

Kel.
6

Gambar 15. Tandem
Sumber : https://bramcreate.files.wordpress.com


Tandem Twin
o Proses tandem-twin melibatkan dua kawat ganda yang ditempatkan
secara bersamaan.
o Dapat menggunakan power source DC maupun AC.
o Tingkat deposisi hingga 38 kg/jam dapat dicapai.

Gambar 16. Tandem Twin


Sumber : https://bramcreate.files.wordpress.com
Multi Wire
o Sampai dengan 6 kawat dapat digunakan secara bersama - sama, dengan
power source tersendiri.
o Kawat untuk power source biasanya DC + polaritas dengan kabel pada
akhiran menjadi AC.
o Kecepatan hingga 2,5 m/min, sehingga memiliki tingkat deposisi
maksimum 90 kg /jam.

17

SUBMERGED ARC WELDING (SAW)

Kel.
6

Gambar 17. Multi Wire
Sumber : https://bramcreate.files.wordpress.com
2.3.8

Perlindungan Proses Pengelasan
o Timbunan flux yang belum dan sedang mencair
o Gas yang dihasilkan pada proses pengelasan
o Terak / slag yang dihasilkan

2.3.9

Kelebihan Dan Kekurangan SAW


Kelebihan
o Sambungan dapat dipersiapkan dengan alur V yang dangkal, sehingga
tidak terlalu banyak memerlukan logam pengisi, bahkan biasanya tidak
diperlukan alur.
o Karena proses terjadi di bawah timbunan flux, maka tidak ada percikan
logam (spatter) dan sinar busur yang keluar.
o Kecepatan pengelasan tinggi, sehingga baik untuk pengelasan pelat
datar, silinder maupun pipa, bahkan baik sekali untuk pelapisan
permukaan (surfacingng).
o Alat pelindung diri sangat minim sehingga meningkatkan kenyamanan



pekerja
Kekurangan
o Proses sedikit rumit, karena selain diperlukan flux dan penahan flux
o Flux dapat mengkontaminasi, sehingga menyebabkan terjadinya
ketidaksempurnaan pengelasan
o Untuk dapat menghasilkan lasan yang baik, logam induk harus homogen
dan bebas dari scale maupun kontaminan - kontaminan lainnya
o Untuk pengelasan berlapis banyak, yang memerlukan pembersihan terak
yang baik, sering mengalami kesulitan.

18

SUBMERGED ARC WELDING (SAW)

Kel.
6

o Bahan induk dengan ketebalan kurang dari 5 mm sulit dilas dengan
proses ini
2.3.10

Aplikasi

DAFTAR PUSTAKA
Anton, Hendra. “SUBMERGED ARC WELDING (SAW)”. 29 Februari 2016.
http://sebronet.blogspot.co.id /2010/07/submerged-arc-welding-saw.html
Faradis, Helly. “Tipe Mesin Las, dan Sistem Pengelasan”. 29 Februari 2016.
http://caramenulisbuku.com/

19

SUBMERGED ARC WELDING (SAW)

Kel.
6

Miftahudin. “PROSES PENGELASAN (WELDING)”. 29 Februari 2016.
https://miftahdejazzlab.wordpress.com/2009/07/05/casting-process/
Ridhoi, Mahfud. “Pengelasan SAW dan Fcaw”. 29 Februari 2016.
http://mahfudridoi.blogspot.co.id/2014/03/pengelasan-saw-dan-fcaw.html
Sandy, Herman. “SUBMERGED ARC WELDING”. 29 Februaru 2016.
http://hermansandywi78.blogspot.co.id/2012/12/busur-listrik-terendam-saw-submerged.html

Sponsor Documents

Or use your account on DocShare.tips

Hide

Forgot your password?

Or register your new account on DocShare.tips

Hide

Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link to create a new password.

Back to log-in

Close