Shahih Muslim

Published on November 2016 | Categories: Documents | Downloads: 32 | Comments: 0 | Views: 317
of 4
Download PDF   Embed   Report

shahih muslim

Comments

Content

Shahih Muslim
(Kitabul Iman)

oleh
Abul Husain Muslim bin Al Hajjaj bin
Muslim Al-Qusyairi An-Naisaburi

Daftar Isi
BAB 1. Keutamaan Iman Dan Pahalannya
1.
2.
3.
4.
5.

Orang Mukmin Di Dalam Lindungan Allah Subhaanahu wa Ta'ala
Pertolongan Allah Kepada Orang Mukmin
Manisnya Iman
Balasan Iman
Kurangnya Jumlah Orang Mukmin

BAB 2. Cabang-cabang Iman

BAB Keutamaan Iman Dan Pahalannya
Orang Mukmin Di Dalam Lindungan Allah Subhaanahu wa
Ta'ala
1. Hadits riwayat Abu Hurairah Radliyallahu 'anhu, ia berkata:

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Tidak ada pezina yang di saat berzina
dalam keadaan beriman. Tidak ada pencuri ketika mencuri dalam keadaan beriman.
Begitu pula tidak ada peminum arak di saat meminum dalam keadaan beriman
2. Hadits riwayat Jabir Radliyallahu 'anhu, ia berkata:

Aku ikut bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam dalam pertempuran Dzaatur
riqa. Suatu saat kami berada di dekat sebuah pohon yang cukup rindang sekali. Aku
persilakan beliau beristirahat di bawahnya. Lalu datanglah seorang laki-laki dari kaum
musyrik. Pada waktu itu pedang Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam digantungkan di
atas pohon. Laki-laki itu lalu mengambil pedang Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam dan
menghunusnya. Kemudian ia bertanya kepada Rasulullah saw: Apakah engkau takut
kepadaku? Beliau menjawab: Tidak. Laki-laki itu bertanya: Siapa yang akan menjagamu
dari aku? Beliau menjawab: Allah yang akan menjagaku darimu. Pada saat itu para
sahabat Rasulullah berhasil menggertak laki-laki tersebut, sehingga akhirnya ia
memasukkan pedang itu ke sarungnya dan menggantungnya ke tempatnya semula.
Setelah itu terdengar suara azan salat. Beliau lalu melakukan salat dua rakaat bersama
satu kelompok kemudian mereka mundur. Lalu beliau melakukan salat dua rakaat lagi
bersama kelompok lainnya. Jadi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam melakukan
salat empat rakaat, sementara para sahabat hanya dua rakaat
3. Hadits riwayat Ibnu Abbas Radliyallahu 'anhu, ia berkata:

Ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam tiba di Madinah, beliau menjumpai orangorang Yahudi melaksanakan puasa hari Asyura'. Ketika ditanyakan tentang hal itu,
mereka menjawab: Hari ini adalah hari kemenangan yang telah diberikan Allah kepada
Nabi Musa as. dan Bani Israel atas Firaun. Karena itulah pada hari ini kami berpuasa
sebagai penghormatan padanya. Mendengar jawaban itu Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wa Sallam bersabda: Kami lebih berhak atas Musa dari kalian, maka beliau menyuruh
para sahabat untuk berpuasa
4. Hadits riwayat Abdullah bin Masud Radliyallahu 'anhu, ia berkata:

Kami pernah bersama Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam di dalam sebuah gua dan
ketika telah diturunkan kepada beliau surat Al-Mursalat di mana kami langsung hafalnya
dari mulut beliau yang masih basah tiba-tiba muncullah seekor ular sehingga
bersabdalah beliau: Bunuhlah ular itu! Kami segera berlomba untuk membunuhnya
namun ular tersebut telah mendahului kami berlalu menghilang. Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa Sallam kemudian bersabda: Rupanya Allah telah melindunginya dari kejahatan
kamu sebagaimana Allah pun telah melindungi kamu dari kejahatannya
5. Hadits riwayat Abu Bakar Sidik Radliyallahu 'anhu, ia berkata:

Aku melihat kaki orang-orang musyrik di atas kepala kami tatkala kami berada dalam
gua. Aku berkata: Wahai Rasulullah kalau saja salah seorang dari mereka melihat ke
kedua kakinya sendiri, niscaya dia akan melihat kita yang berada di bawahnya. Beliau
bersabda: Wahai Abu Bakar, apa dugaanmu yang bakal terjadi pada dua orang di mana
yang ketiganya adalah Allah
6. Hadits riwayat Abu Hurairah Radliyallahu 'anhu, ia berkata:

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Orang-orang Quraisy, orang-orang
Ansar, Muzainah, Juhainah, Aslam, Ghifar dan Asyja` mereka adalah para penolongku
dan tidak ada seorang penolong pun bagi mereka selain Allah dan Rasul-Nya
7. Hadits riwayat Abu Hurairah Radliyallahu 'anhu, ia berkata:

Seorang yang bernama Juraij sedang salat di sebuah tempat peribadatan, lalu datanglah
ibunya memanggil. (Kata Humaid: Abu Rafi` pernah menerangkan kepadaku bagaimana
Abu Hurairah Radliyallahu 'anhu menirukan gaya ibu Juraij memanggil anaknya itu,
sebagaimana yang dia dapatkan dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam yaitu
dengan meletakkan tapak tangan di atas alis matanya dan mengangkat kepala ke arah
Juraij untuk menyapa.) Lalu ibunya berkata: Hai Juraij, aku ibumu, bicaralah denganku!
Kebetulan perempuan itu mendapati anaknya sedang melaksanakan salat. Saat itu
Juraij berkata kepada diri sendiri di tengah keraguan: Ya Tuhan! Ibuku ataukah salatku.
Kemudian Juraij memilih meneruskan salatnya. Maka pulanglah perempuan tersebut.
Tidak berapa lama perempuan itu kembali lagi untuk yang kedua kali. Ia memanggil: Hai
Juraij, aku ibumu, bicaralah denganku! Kembali Juraij bertanya kepada dirinya sendiri:

Ya Tuhan! Ibuku atau salatku. Lagi-lagi dia lebih memilih meneruskan salatnya. Karena
kecewa, akhirnya perempuan itu berkata: Ya Tuhan! Sesungguhnya Juraij ini adalah
anakku, aku sudah memanggilnya berulang kali, namun ternyata dia enggan
menjawabku. Ya Tuhan! Janganlah engkau mematikan dia sebelum Engkau perlihatkan
kepadanya perempuan-perempuan pelacur. Dia berkata: Seandainya wanita itu
memohon bencana fitnah atas diri Juraij niscaya ia akan mendapat fitnah. Suatu hari
seorang penggembala kambing berteduh di tempat peribadatan Juraij. Tiba-tiba
muncullah seorang perempuan dari sebuah desa kemudian berzinalah penggembala
kambing itu dengannya, sehingga hamil dan melahirkan seorang anak lelaki. Ketika
ditanya oleh orang-orang: Anak dari siapakah ini? Perempuan itu menjawab: Anak
penghuni tempat peribadatan ini. Orang-orang lalu berbondong-bondong mendatangi
Juraij. Mereka membawa kapak dan linggis. Mereka berteriak-teriak memanggil Juraij
dan kebetulan mereka menemukan Juraij di tengah salat. Tentu saja Juraij tidak
menjawab panggilan mereka. Akhirnya mulailah mereka merobohkan tempat ibadahnya.
Melihat hal itu Juraij keluar menemui mereka. Mereka bertanya kepada Juraij: Tanyakan
kepada perempuan ini! Juraij tersenyum kemudian mengusap kepala anak tersebut dan
bertanya: Siapakah bapakmu? Anak itu tiba-tiba menjawab: Bapakku adalah si
penggembala kambing. Mendengar jawaban anak bayi tersebut, mereka segera berkata:
Kami akan membangun kembali tempat ibadahmu yang telah kami robohkan ini dengan
emas dan perak. Juraij berkata: Tidak usah. Buatlah seperti semula dari tanah.
Kemudian Juraij meninggalkannya
8. Hadits riwayat Abdullah bin Umar Radliyallahu 'anhu:

Bahwa Umar bin Khathab pergi bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam dalam
suatu rombongan menuju tempat Ibnu Shayyad dan menjumpainya sedang bermain
dengan anak-anak kecil di dekat gedung Bani Maghalah, sedangkan pada waktu itu Ibnu
Shayyad sudah mendekati usia balig. Ia tidak merasa kalau ada Nabi Shallallahu 'alaihi
wa Sallam sehingga beliau menepuk punggungnya lalu Nabi berkata kepada Ibnu
Shayyad: Apakah kamu bersaksi bahwa aku ini utusan Allah? Ibnu Shayyad
memandang beliau lalu berkata: Aku bersaksi bahwa engkau adalah utusan orang-orang
yang buta huruf. Lalu Ibnu Shayyad balik bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wa Sallam: Apakah engkau bersaksi bahwa aku utusan Allah? Beliau menolaknya dan
bersabda: Aku beriman kepada Allah dan para rasul-Nya. Kemudian Rasulullah berkata
kepadanya: Apa yang kamu lihat? Ibnu Shayyad berkata: Aku didatangi orang yang jujur
dan pendusta. Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Perkara ini telah
menjadi kabur bagimu. Lalu Rasulullah melanjutkan: Aku menyembunyikan sesuatu
untukmu. Ibnu Shayyad berkata: Asap. Beliau bersabda: Pergilah kau orang yang hina!
Kamu tidak akan melewati derajatmu! Umar bin Khathab berkata: Wahai Rasulullah,
izinkan aku memenggal lehernya! Beliau bersabda: Kalau dia Dajjal, dia tidak akan
dapat dikalahkan, kalau bukan maka tidak ada baiknya kamu membunuh dia. Salim bin
Abdullah berkata: Aku mendengar Abdullah bin Umar berkata: Sesudah demikian,
Rasulullah dan Ubay bin Kaab Al-Anshari pergi menuju ke kebun korma di mana
terdapat Ibnu Shayyad. Setelah masuk ke kebun beliau segera berlindung di balik
batang pohon korma mencari kelengahan untuk mendengarkan sesuatu yang dikatakan
Ibnu Shayyad sebelum Ibnu Shayyad melihat beliau. Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wa Sallam dapat melihat ia sedang berbaring di atas tikar kasar sambil mengeluarkan
suara yang tidak dapat dipahami. Tiba-tiba ibu Ibnu Shayyad melihat Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa Sallam yang sedang bersembunyi di balik batang pohon korma lalu
menyapa Ibnu Shayyad: Hai Shaaf, (nama panggilan Ibnu Shayyad), ini ada
Muhammad! Lalu bangunlah Ibnu Shayyad. Kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: Seandainya ibunya membiarkannya, maka akan jelaslah perkara dia.
Diceritakan oleh Salim, bahwa Abdullah bin Umar berkata: Maka Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa Sallam berdiri di tengah-tengah orang banyak lalu memuji Allah dengan apa
yang layak bagi-Nya kemudian menyebut Dajjal seraya bersabda: Sungguh aku
peringatkan kamu darinya dan tiada seorang nabi pun kecuali pasti memperingatkan
kaumnya dari Dajjal tersebut. Nabi Nuh as. telah memperingatkan kaumnya, tetapi aku
terangkan kepadamu sesuatu yang belum pernah diterangkan nabi-nabi kepada
kaumnya. Ketahuilah, Dajjal itu buta sebelah matanya, sedangkan Allah Maha Suci lagi
Maha Luhur tidak buta

Sponsor Documents

Or use your account on DocShare.tips

Hide

Forgot your password?

Or register your new account on DocShare.tips

Hide

Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link to create a new password.

Back to log-in

Close