Spinal Cord Injury

Published on May 2016 | Categories: Documents | Downloads: 63 | Comments: 0 | Views: 296
of 35
Download PDF   Embed   Report

Comments

Content

A S U H A N K EP ER A W ATA N
K LIEN D G N S P IN A L C O R D
IN JU R Y
Ns. Arina Nurfianti, M.Kep

Trauma Tulang
Belakang

ANATOMI TULANG BELAKANG

D EFIN ISI

 Spinal Cord Injury/Cedera Medulla

Spinalis/ Cedera Tulang Belakang/
Cedera Servikal
 Spinal Cord Injury adalah kerusakan

spinal cord yang menyebabkan
hilangnya fungsi sensoris dan motoris.
 Trauma terjadi pada sepanjang columna

vertebralis.

 Tabrakan kecepatan tinggi
 Pasien tidak sadar
 Multi trauma
 Luka pada wajah dan Leher
 Gangguan neurologis
 Nyeri pada tulang belakang

CURIGAI TERJADI CEDERA TULANG
BELAKANG/ SPINAL CORD INJURY

M EKAN ISM E ETIO LO G ICED ERA
SPIN AL CO RD







Hiperekstensi
Hiperfleksi
Kompresi
Rotasi
Distraksi
Stres lateral

H iperfl
eksidan H iperekstensi

Kom presi

AKIBAT M EKAN ISM E TRAUM A SPIN AL
CO RD
 1. Spinal Concussion (benturan)

Pada spinal concussion tidak didapatkan
kerusakan yg nyata pada medulla spinalis,
dgn penyembuhan yg sempurna setelah
beberapa hari atau jam.
2. Kontusio spinalis
Terdapat kerusakan jaringan medulla spinalis
yang sering sbg akibat dari:
a. Fraktur dislokasi vertebra
b. Prolaps diskus intervertebralis

 3. Kompresi spinal dan HNP (Hernia Nukleus

Pulposus)
 4. Hematomelia
perdarahan pada jaringan medulla
spinalis.

M AN IFESTASIKLIN IS
 Bersifat ringan hingga berat.
 Cedera ringan, nyeri leher dan

punggung, spasme, kelumpuhan,
lumpuh total, hingga gagal nafas dan
kematian.

KLASIFIKASIG AN G G UAN N EU RO LO G IS
 FRANKEL A

Komplit, disfungsi motoris dan sensoris dibawah level lesi
(kelumpuhan total)
FRANKEL B
Fungsi motor total paralisis dibawah lesi, hanya ada fungsi
sensoris.
FRANKEL C
“Motor useless”, kekuatan motor masih ada tetapi tidak
berfungsi dibawah lesi.
FRANKEL D
“Motor useful”, kekuatan motor masih ada dan dapat
difungsikan dgn atau tanpa alat bantu.
FRANKEL E
Tidak ada gejala neurologis, fungsi sensoris dan motoris
masih baik.

PEN ATALAKSAN AAN
 Do No Harm

ATLS principles











A irway; protect Cspine
B reathing
C irculation
D isability, Dx and Rx shock
E xpose patient
Immobilisasi (Protect Cspine)
Treat (IV, X-Ray chest/Cspine)
Secondary survey
Tindakan Operatif

IMMOBILISASI SERVIKAL DAN TL. BELAKANG

 Imobilisasi : collar brace,

manual
 Lepaskan helm pada korban
yg menggunakan Helm, utk
mencegah flexi.
 Log roll bila
memindahkan pasien
 Imobilisasi dipertahankan
sampai terbukti tidak ada cedera
 Konsultasi ahli

 Lepas collar setelah kepala di fiksasi
 Kontrol perdarahan

Setelah diimobilisasi pasien tidak dapat
melindungi jalan napasnya bila dia
muntah.
Seseorang harus mendampingi pasien.
Harus ada suction (pengisap).
Jika dibutuhkan intubasi , stabilisasi
manual.

LO G RO LL
• Cara memindahkan pasien,
dimana pasien bergerak
sebagai satu unit
• Tujuan : meminimalkan
gerakan pada tulang blkg
shg mencegah terjadinya
komplikasi yang tak diinginkan’
• Minimal dilakukan 3 orang

Complex spinal trauma
Evaluasi Radiologi Servikal sbg Diagnosis Pasti.

X-ray Guidelines (cervical)
 Adequacy, Alignment
 Bone abnormality, Base of skull
 Cartilage, Contours
 Disc space
 Soft tissue (Jaringan lunak e.p pulposus,

annulus fibrosis)

PEN G KAJIAN KEPERAW ATAN
 Respirasi







kegagalan pernafasan, penurunan reflek batuk,
penumpukan sekret, infeksi
Sirkulasi/ Cardiovaskuler
Hipotensi, bradikardi, perdarahan.
Persarafan
Nyeri, poikilotermi (gangguan pengaturan suhu tubuh)
Pola Eliminasi
Gangguan kontrol eliminasi urine dan alvi.
Integumen
Ulkus dekubitus.
Muskuloskeletal
Kontraktur, paraplegia, kuadraplegia.

D IAG N O SA KEPERAW ATAN
1. Pola nafas tidak efektif b.d kelumpuhan otot
2.
3.
4.
5.
6.

pernafasan
Bersihan jalan nafas tdk efektif b.d
menurunnya reflek batuk
Gangguan perfusi jaringan (spinal cord) b.d
adanya kompresi, kontusio, edema.
Gangguan pertukaran gas b.d kelumpuhan
otot pernafasan
Immobilitas fisik b.d kelumpuhan ekstrimitas
Gangguan/ perubahan pola eliminasi urine/
alvi b.d hilangnya kontrol sphincter.

1. Pola nafas tidak efektif b.d kelumpuhan otot

pernafasan
Intervensi:
a. Observasi pola nafas klien (irama,
kedalaman frekuensi)
b. Observasi tanda2 gawat nafas, (sesak,
nafas cuping hidung, gelisah, sianosis,
penurunan kesadaran).
c. Observasi TTV
d. Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan
e. Lakukan breathing exercise bila fungsi
servikal baik dan klien mampu.
f. Kolaborasi : intubasi dan pemasangan
respirator.

2. Immobilitas fisik b.d kelumpuhan ekstrimitas
Intervensi kep.:
a. Observasi fungsi sensoris dan motoris
b. Rog roll berkala (tiap 2jam)
c. Pertahankan posisi supine dan terfiksasi
d. Berikan papan pada kaki utk mencegah
drop foot
e. Fiksasi servikal

TERIMA KASIH

Sponsor Documents

Or use your account on DocShare.tips

Hide

Forgot your password?

Or register your new account on DocShare.tips

Hide

Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link to create a new password.

Back to log-in

Close