Trade in Health Service

Published on May 2016 | Categories: Documents | Downloads: 28 | Comments: 0 | Views: 193
of 5
Download PDF   Embed   Report

Comments

Content

Perdangan Jasa Kesehatan
Article 4 “trade in health service”

1. Keuntungan dan kerugian dari adanya perdangangan jasa kesehatan dengan negara tetangga Australia, Singapore, Malaysia, Thailand?  Keuntungan Era globalisasi di sektor kesehatan terjadi sangat cepat ditengah pertumbuhan ekonomi. Globalisasi dalam lingkup kesehatan ditandai denan adanya “cross border delivery” yaitu dengan memanfaatkan teknologi dan meningkatnya pengatasan masalah kesehatan kolaborative baik dari intern ataupun lintas negara, semuanya di atur dalam GATS (General Arrangement on Trade Service) 1. Adanya Cross Border Delivery, meliputi pengiriman sampel, diagnostic dimana konsultasi dapat dilakukan via email. Biasanya negara yang menerapkan sistem ini menggunakan beberapa alat misalnya telepathologi, teleradiologi, dan telepsikiatri. Contohnya konsultasi via telediagnostik dilakukan oleh negara di Amerika, Mediterania dan India, menyediakan jasa telephatology untuk Bangladesh dan Nepal, sehingga ini akan menyebabkan waktu konsultasi semakin singkat dan klien dapat melakukan kegiatan sehari-hari tanpa harus mengeluarkan banyak biaya untuk pergi keluar negeri. 2. Jasa diagnosis dan treatmen untuk konsumen di negara lain terjadi untuk penduduk yang memiliki perekonomian menengah ke atas di negera berkembang yang mencari pelayanan kesehatan yang lebih bagus di negara tetangganya. Misal Indonesia dimana untuk kalangan sosialita di kelas atas memilih untuk mencari pengobatan yang lebih baik di Malaysia atau Singapura. 3. Peningkatan Investasi di sector klinik rumah sakit, diagnostic dan treatmen juga home care. Negara seperti India, Indonesia, Nepal, Sri Langka dan Thailand . Misalnya Singapore-based Parkway Group yang memiliki beberapa rumah sakit di Asia dan United Kingdom, bekerja sama dengan Malaysia, Sri Langka, India dan

Indonesia yang tergabung dalam Gleneagles International, membuat rumah sakit bertaraf internasional dan memiliki jaringan yang luas. 4. Keleluasaan untuk klien dalam pemilihan fasillitas kesehatan untuk berobat, misalnya pasien dari negara maju, Australia dan UK lebih memilih untuk melalukan operasi di India. India memilik penyediaan jasa yang cukup baik dan treatmen yang diaku dengan hrga yang murah. Biasanya jasa untuk transplatasi hati, cardiology, neurology, dan urology yang ditanggani oleh Apollo Group yang berasal dari India. Hal ini terkait dengan biaya yang relative murah dengan pelayanan yang prima di India, sehingga klien dari negara maju yang mungkin memiliki keterbatasan dana dapat juga memilih jasa pelayanan kesehatan yang seperti ini. 5. Beberapa negara berkembang juga menyediakan edukasi untuk medis dan para medis dan pengobatan alternative, misalnya Thailand yang mempunyai tempat training khusus untuk mahasiswa dari negara berkembang lain yang dilandasi dengan perjanjian bilateral, misalnya antara Kuba dan Thailand, Indonesia dan Thailand. Perkembangan ilmu kesehatan akan semakin bervariasi dengan adanya fasilitas ini, adopsi kebijakan atau peraturan rumah sakit ataupun instasi kesehatan lainnya akan semakin menjadi prioritas. 6. Adanya pengembangan antara pengobatan dan serta rekreasi. Misalnya di India dilakukan juga pengobatan yang berlandaskan Ayurveda, Unani dan homephatic yang ditandai dengan dibangunnya Holistic Health Care. Biasanya klien dari Jerman, Malaysia dan UK yang memilih jalur pengobatan seperti ini yang mungkin di Negaranya tidak ada, sehingga jasa pelayanan akan semakin beragam dan klien mempunya banyak pilihan untuk berobat. 7. Perpindahan tenaga kesehatan sangat menguntungkan untuk negara maju yang selalu ingin meningkatkan pelayanan kesehatan. Era Globalisasi menyebabkan tenaga kesehatan mempunya hak untuk bekerja di negara lain sesuai dengan regulasi yang berlaku. Penerapan visa khusus untuk tenaga kesehatan membuat migrasi tenaga kesehatan semakin efektive. 8. Globalisasi mengisyaratkan bahwa mekanisme pasar akan semakin didominasi oleh perusahaan atas organisasi bisnis yang mampu memberikan pelayanan atau menghasilkan produk unggulan yang memiliki daya saing tinggi dalam akan

memanfaatkan peluang pasar, keadaan ini berlaku bagi industri perumahsakitan di Indonesia.



Kerugian 1. Perpindahan tenaga kesehatan biasanya terjadi dari negara yang berkembang Thailand, India ke negara yang maju misalnya Australia mempunyai efek yang paling dirasakan adalah adanya pendapatan yang lebih untuk distribusi dan relokasi dibeberapa sector public. Kekosongan tenaga kesehatan di negara asalnya turut serta membuat mutu pelayanan kesehatan tersebut akan semakin menurun. 2. Peningkatan biaya untuk jasa kesehatan mempunyai efek yang negative untuk orang yang tidak mampu, meskipun ini akan memberikan keuntungan untuk sector lain. Hal ini memelukan kebijakan untuk menintervensi untuk mengatasi kenaikan harga yang mempengaruhi populasi pendudukan yang miskin. Untuk penjaminan mutu di butuhkan biaya yang tidak sedikit. Pelayanan yang lebih akurat dan reliable tentang nilai yang diperoleh atas biaya yang telah dikeluarkan untuk pelayanan rumah sakit. 3. Salah satu ciri menonjol adalah sifat kompetitif yang menjadi basis pengembangan untuk pelayanan rumah sakit. Tanpa basis ini, sulit bagi rumah sakit Indonesia terutama di kota-kota besar untuk bersaing dengan pelayanan oleh rumah sakit luar negeri, termasuk di tingkat Asia Tenggara sekalipun. Kenyataan telah kita alami bahwa sudah ada pasien dari Indonesia mencari pelayanan di luar negeri. Pada tahap berikutnya rumah sakit asing beroperasi di Indonesia atau paling tidak meningkatkan investasi asing dalam sektor pelayanan kesehatan di Indonesia. 4. Ada kesenjangan antara kebutuhan dan permintaan terhadap pelayanan rumah sakit. Dibandingkan negara-negara tetangga, misalnya menurut salah satu sumber di media online, jumlah tempat tidur rumah sakit di Indonesia relatif masih rendah, yaitu 60 tempat tidur RS per 100.000 penduduk, atau ke-8 paling

rendah di dunia dalam rasio tempat tidur dibandingkan jumlah penduduk. Angka ini di Indonesia hampir relatif tak berubah sejak 10 tahun terakhir.

2. Public health challenges and opportunities Dari beberapa isu yang dikembangkan karena adanya globalisasi, adapun hal yang menjadi prioritas utama dan menjadi peluang untuk tenaga kesehatan yaitu :  Harus adanya suatu organisai yang mengatur kerja sama baik yang bersifat bilateral, regional dan multilateral, biasanya dilakukan dengan membuat perjanjian bersama baik dari cross-border flow sampai negosiasi dengan proesional. Kerjasama multilateral dari GATS, Organisasi Ekonomi dan WHO untuk mengatasi masalah pajak migrasi, jaringan migrasi dan komunikasi. Kebijakan pemerintah dalam mengatasi migrasi tenaga kesehatan juga penting misalnya dengan mengadopsi dari negara lain Afrika selatan yang mengharuskan adanya pengabdian dari tenaga kesehatan di negaranya sebelum pergi keluar negeri, dan penerapan visa khusus oleh Amerika untuk tenaga kesehatan yang khusus ingin bekerja di sana.  Banyaknya adanya pembangunan faslitas bertaraf internasional dengan harga yang tinggi menyebabkan keunggulan rumah sakit swasta asing yang telah terbiasa bekerja dengan sistem manajemen profesional. Kehadiran rumah sakit swasta asing akan menguntungkan kelompok masyarakat tertentu karena mempunyai lebih banyak pilihan pelayanan kesehatan yang kian bermutu, namun rumah sakit swasta nasional akan tersaingi dan kesenjangan pelayanan kesehatan antara kelompok yang mampu dan yang kurang mampu akan menjadi lebih lebar. Jaminan kesehatan dan peningkatan mutu management di rumah sakit pemerintah perlu menjadi soortan misalnya pengandaan jamkesmas yang efektif, pembagian kartu Gakin yang merata untuk masyarakat miskin dengan mengadakan kerja sama dengan instalasi pemerintahan oleh department kesehatan.  Peningkatan mutu pelayanan kesehatan adalah langkah terpenting untuk meningkatkan daya saing usaha Indonesia di sektor kesehatan. Hal ini tidak ringan

karena peningkatan mutu tersebut bukan hanya untuk rumah sakit saja tetapi berlaku untuk semua tingkatan pelayanan kesehatan mulai dari Puskesmas Pembantu dan Puskesmas, baik di fasilitas pemerintahan maupun swasta, yaitu dengan mengubah image RS yang semula adalah "wahana penyembuhan" perlu berubah menjadi "wahana pemeliharaan kesehatan", juga harus mampu berubah bentuk dan sistem pelayanannya sesuai dengan tuntutan kliennya yang tidak lagi harus orang atau penduduk sakit namun juga sehat (promosi kesehatan)  Pelayanan prima rumah sakit diharapkan akan menghasilkan keunggulan kompetentif (competentif advantage) melalui pelayanan yang bermutu, efisien, inovatif dan menghasilkan customer responsiveness akan menurunkan angka masyarakat di negara berkembang untuk berobat di negara tetangga yang lebih maju, yaitu dengan Pemanfaatan teknologi tepat guna dan diferensiasi teknologi maju akan menghasilkan pemberdayaan professional  Departemen Kesehatan perlu bekerjasama dengan berbagai bidang terkait untuk mengoptimalisasikan pelayanan kesehatan, yaitu komponen pelayanan yang menjawab EEQS Equity, Efficiently, Quality and Sustainability), agar RS dapat bersaing di tingkat regional bahkan internasional, sehingga tercipta pelayanan yang berbasis modern dan dapat memenuhi syarat dalam era memasukin globalisasi.

Sponsor Documents

Or use your account on DocShare.tips

Hide

Forgot your password?

Or register your new account on DocShare.tips

Hide

Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link to create a new password.

Back to log-in

Close