Kerusakan atau cedera
Pada bagian tubuh yang disebabkan
oleh rudapaksa dari luar
TIGA KONSEP DASAR ATLS
1. Menanggulangi gangguan yang
membahayakan nyawa
2. Ketidak-pastian diagnosa tidak boleh
menghalangi tindakan yang sudah jelas
indikasinya
3. Anamnesis yang mendetil tidak diperlukan
untuk memulai evaluasi pada cidera akut.
INITIAL ASSESMENT
PERSIAPAN
TRIASE
SURVEI PRIMER (ABCDE)
RESUSITASI
TAMBAHAN SURVEI PRIMER DAN RESUSITASI
PERTIMBANGAN KEMUNGKINAN RUJUK
SURVEI SEKUNDER (HEAD TO TOE DAN
ANAMNESIS)
INITIAL ASSESMENT
TAMBAHAN TERHADAP SURVEI
SEKUNDER
PEMANTAUAN DAN RE-EVALUASI
BERKESINAMBUNGAN
PENANGANAN DEFINITIF
PERSIAPAN
Fase pra-rumah sakit
Menghubungi rumah sakit yang akan dirujuk
Rumah sakit terdekat dan memiliki fasilitas
memadai
Mengumpulkan keterangan TKP (tempat, waktu,
sebab kejadian, riwayat penderita, luka pada
penderita)
Fase rumah sakit
Perencanaan sebelum pasien tiba
Persiapan peralatan airway, cairan, monitoring
TRIASE
Cara pemilahan pasien
berdasarkan kebutuhan
terapi dan sumber daya
yang tersedia
TRIASE
MULTIPLE CASUALTIES
Musibah masal dengan jumlah dan berat
cidera tidak melampui kemampuan Rumah
Sakit
MASS CASUALTIES
Musibah masal dengan jumlah dan berat
cidera luka melampui kemampuan Rumah
Sakit
SURVEI PRIMER
AB C D E
Airway
: Dengan kontrol servical
Breating
: Menjaga pernapasan dengan
ventilasi
Circulation
: Dengan control perdarahan
Disability
: Status neurologis
Exposure
: Buka baju pasien tetapi cegah
hipotermi
Airway and Cervical Spine
Protection
Menilai kelancaran jalan nafas jaw trust dan
chin lift
Melindungi cervical spine
Trauma pada daerah klavikula dan penurunan
kesadaran > resiko
Collar neck
DILARANG ! ekstensi, flexi, rotasi leher
Pasang airway definitif (ETT) apabila GCS<8
Breathing and Ventilation
Inspeksi Dada pasien harus dibebaskan dari
pakaian
Palpasi menilai krepitasi dan gerak dada
Perkusi menilai adanya udara atau darah pada
rongga pleura
Auskultasi memastikan udara masuk ke rongga
paru
Pulse oxymetri menilai saturasi
Circulation and hemorrhage
control
Volume darah dan cardiac output
Tingkat kesadaran
Warna kulit
Nadi a.femoralis dan a.carotis
Perdarahan
Penekanan luka pneumatic splinting device
Tourniquette trauma jaringan dan iskemia
distal
Disability and Neurological
Status
Tingkat kesadaran GCS
Ukuran dan refleks pupil
Lateralisasi bola mata
Exposure
Lepas semua pakaian pasien yang melekat
Awasi hipotermia pada pasien
Tutup dengan selimut hangat, kontrol
kehangatan ruangan, berikan cairan IV yang
sudah dihangatkan
RESUSITASI
AIRWAY
BREATING/VENTILASI/OKSIGEN
CIRCULATION (DENGAN KONTROL
PERDARAHAN)
Pasang IV 2 line
RESUSITASI
MENCEGAH HIPOTERMI
Memberikan cairan (RL) yang dihangatkan
Untuk menghangatkan dengan pemanas
cairan atau micowave suhu 39 C
Tambahan pada Survei primer
dan Resusitasi
Monitor EKG
Kateter Urin dan Lambung
Kateter Uretra
Pulse oxymetri
Tekanan darah
Rongten ( DPL dan USG abdomen (FAST) )
PERTIMBANGAN RUJUKAN
Setelah survei primer dan resusitasi
Tidak ada fasilitas yang memadai
Melakukan komunikasi petugas pengirim
dan petugas penerima
SURVEI SEKUNDER
Neurologis lengkap (skor GCS)
Anamnesis
Riwayat “AMPLE” yang harus diingat yaitu :
A : Alergi
M
: Medikasi (obat yang diminum sebelumnya)
P : Past illness (penyakit sebelumnya)/Pregnancy
(hamil)
L : Last meal (jam makan terakhir yang diingat
pasien)
E : Event/environment (lingkungan yang
berhubungan dengan kegawatan)
TAMBAHAN SURVEI
SEKUNDER
Foto tulang belakang serta ektremitas
CT scan kepala, dada, abdomen dan spine
Urografi dan angiografi
USG transesofageal, bronkhoskopi,
esofagoskopi
RE-EVALUASI
Monitor tanda vital
Produksi urin dijaga
Dewasa ½ cc/KgBB/jam
Anak-anak 1 cc/KgBB/jam
Pada kritis dipakai pulse oximetry dan
end – tidal CO2 monitoring
Penanganan rasa nyeri
TERAPI DEFINITIF
Interhospital Triage Criteria
Data fisiologis pasien
Cidera anatomi
Mekanisme perlukaan
Peyakit penyerta serta faktor-faktor yang
dapat mengubah prognosis
KESIMPULAN
1. Menanggulangi gangguan yang membahayakan
nyawa
2. Ketidak-pastian diagnosa tidak boleh menghalangi
tindakan yang sudah jelas indikasinya
3. Anamnesis yang mendetil tidak diperlukan untuk
memulai evaluasi pada cidera akut
4. CEPAT dan TEPAT menilai gangguan fungsi (10
detik)